Tujuan dari Budaya Sikambang

hubungan di Sibolga Putra Datuk Pasar dinikahkan dengan Putri Kuria Sibolga. Kepala kuria Sibolga menganut adat Batak, sedangkan Datuk Pasar menganut adat Minangkabau. Untuk melangsungkan pernikahan sebagaimana sebelumnya adat yang digunakan adalah adat sumando. Bukan adat Batak atau adat Minngakabau. Peraturan dalam adat pernikahan yang menyatukan masyarakat pesisir yaitu adat sumando, yang memiliki arti data besan berbesan dan telah disahkan oleh Resuden Conprus Belanda pada tanggal 1 Meret 1851 24 Suatu budaya yang tercipta atau yang terlahir jelas memiliki suatu tujuan, baik itu tujuannya berupa moral, aturan, hukum dan adat. Hal itu tidak terlepas dari pengertian budaya itu sendiri yakni merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwarikan dari generasi ke generasi. Budaya adalah suatu pola hidup yang menyeluruh dan bersifat kompleks, abstrak dan luas. Tujuan orang melakukan kegiatan seni sebagai langsung maupun antara. Dikatakan sasaran . Inilah yang kemudian berkembang ke seluruh daerah tapanuli tengah termasuk sibolga yang menjadi pusat pemerintahan saat itu. Istilah kata sumando berasal dari kata batak yakni kata suman yang berarti serupa atau sama, yang kemudian dalam pemakaian bahasa batak dipasuman-suman atau nadi pasuman-suman yang berarti disama-samakan atau yang disamakan. Kemudian kata suman ini menjadi sumando yang artinya hampir serupa atau hampir sama tetapi tidak sama dengan adat minangkabau dan adat batak.

2.5. Tujuan dari Budaya Sikambang

24 Dikutip dari skripsi Elisabeth Simamora yang berjudul proses upacara perkawinan adat sumando pada masyarakat pesisir di kota sibolga jurusan pendidikan sejarah, FIS Unimet, 2010 Universitas Sumatera Utara langsung apabila penikmatan seni memang menjadi tujuan utama, sedangkan sasaran itu dikatakan sebagai sasaran antara apabila tujuan utama dari kegiatan bersini itu aalah esuatu di luar penikmatan seni itu sendiri, misalnya pencapaian tujuan-tujuan keagamaan. Budaya sikambang tercipta untuk dipergunakan acara adat istiadat, upacara perkawinan, upacara sunat rasul khitanan, turun karai turun ketanah, penyambutan, penobatan, memasuki rumah baru, peresmian dan pertunjukan kesenian pegelaran. Kesenian sikambang pada umumnya tidak pernah dipergunakan pada upacara keagamaan dan penyembahan berhala. Sangat jelaslah bahwa kesenian sikambang hanya diperuntukan pada acara serimonial, tidak pada acara keagamaan apalagi sampai pada penyembahan berhala. Secara garis besar tujuan kesenian budaya sikambang dapat digolongkan antara lain: 1. Sikambang sebagai seni Sikambang sebagai seni dapat dilihat dari Kesenian Sikambang itu sendiri, dimana Kesenian Sikambang itu bercorak petuah, berwujud tari dan diiringi musik. Sebagaimana diketahui bahwa tari merupakan salah satu cabang seni, yakni seni gerak. Adapun tari dalam Kesenian Sikambang antara lain: tari saputangan, tari payung, tari salendang, tari anak, tari adok, tari perak-perak dan tari sampayan. Musik sendiri juga bahagian dari seni yakni seni musik. Sehingga Kesenian Sikambang juga bertujuan sebagai seni pertunjukan atau seni panggung, hal ini karena Kesenian Sikambang dipertunjukan melalui gerak tari yang diiringi musik. Universitas Sumatera Utara 2. Sikambang sebagai hiburan Kesenian Sikambang juga bertujuan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat pesisir yang terdapat di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah. Kehadiran Kesenian Sikambang yang berpadu dengan berbagai alat musik menjadikan Kesenian Sikambang menjadi satu kesatuan musik, sehingga begitu indah bila didengarkan. Adapun alat-alat musik Kesenian Sikambang antara lain: gendang Sikambang, gendang batapik, singkadu, carano, biola dan sebahagian ada yang menggunakan accordion. Hal inilah yang menjadikan Kesenian Sikambang sering dipertunjukan saat upacara adat perkawinan di Pesisir Barat Tapanuli. Seiring waktu Kesenian Sikambang dijadikan sarana hiburan bagi masyarakat pesisir. Adapun pelaksanaannya dilakukan setelah akad nikah dilaksanakan. Biasanya setelah akad nikah selesai akan dilanjutkan dengan Kesenian Sikambang yang dimulai pukul 21.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB. 3. Sikambang sebagai fungsi sosial Seni budaya sikambang merupakan cerminan kehidupan masyarakat pesisir. Sehingga oleh itu, budaya sikambang merupakan karakter dan identitas budaya masyarakat pesisir yang bermukim di dataran pantai. Dengan demikian suatu budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyaaan yang bersifat duniawi. Universitas Sumatera Utara BAB III EKSISTENSI BUDAYA SIKAMBANG, 1990-2003 Suatu kajian sejarah kebudayaan dapat menyoroti keseluruhan perkembangan kebudayaan disuatu daerah atau negara. Kajian akan aspek sejarah kebudayaan meliputi beberapa komponen kebudayaan. Komponen suatu kebudayaan merupakan unsur kebudayaan seperti sitem kepercayaan, sitem pengetahuan, sistem ekonomi, sistem kesenian, sistem komunikasi dan sistem organisasi sosial.suatu paparan sejarah kebudayaan yang menyeluruh akan memberikan paparan mengenai perkembangan budaya dengan segala unsur-unsurnya. Adapun yang dapat ditonjolkan dari sejarah kebudayaan adalah aspek perkembangan internal di dalam suatu masyarakat itu sendiri, misalnya hubungan pengaruh yang terjadi dengan pihak-pihak di luar masyarakat yang diteliti. Suatu budaya di setiap daerah bahkan negara akan tetap berkembang, hal ini disebabkan karena budaya bersifat elastis. Salah satu aspek kajian perkembangan budaya adalah pendekatannya dari arah sejarah. Suatu kajian sejarah kesenian dapat pula mengambil satu diantara dua macam corak, yaitu: memusatkan perhatian pada perkembangan gaya seni secara kronologis dengan analisis rinci atas segi-segi teknik, atau mengkaji perkembangan seni atas harapan-harapan dan kewenangan-kewenangan dari golongan-golongan masyarakat tertentu. Universitas Sumatera Utara Cara manapun yang akan diambil, suatu konsep yang utama harus ditangani dengan benar dalam suatu kajian sejarah kebudayaan adalah konsep gaya seni style of art. Bagaimana pun, yang akan dilihat perkembangannya adalah gaya seni itu sendiri. Sesudah itu, aspek untuk menjelaskan mengenai perkembangan gaya seni adalah faktor pendamping yang dapat dijadikan variasi antara lain: 1. Teknik dan kaidah estetika. 2. Ideologi dari konsep keagamaan hingga paham politik . 3. Kekuatan-kekuatan sosial gotong royong Dalam masyarakat pesisir Tapanuli terdapat suatu seni budaya yakni sikambang. Kebudayaan sikambang juga tidak terlepas dari kaidah estetika, ideologi dan kekuatan- kekuatan sosial. Sikambang merupakan kesenian yang lahir dari adat Sumando dan berlaku bagi masyarakat di pesisir pantai barat Sumatera, mulai dari Meulaboh Aceh, Tapanuli, Minangkabau sampai Bengkuluhanya saja berbeda konsep. Kesenian Sikambang di pesisir barat Tapanuli khususnya Sibolga dan Tapanuli Tengah merupakan kesenian tari dan nyanyi yang berisi falsafah hidup adat Sumando jadi bukan dari akulturasi kebudayaan Batak dan juga Minangkabau. Perkembangan kebudayaan Sikambang berawal dari Sumando. Sumando merupakan kisah cinta seorang pemuda Melayu Minangkabau dan si gadis Batak yang tadinya tidak bisa bersatu menikah karena adat mereka yang berbeda, kini sudah bisa bersatu karena adanya adat Sumando.Dalam perjalanan adat Sumando lahir kesenian Sikambang sebagai budaya yang tumbuh dan berkembang di pesisir pantai barat Sumatera yang bermula dari Universitas Sumatera Utara Pincalang yakni kapal layar sebagai bagian hidup dari masyarakat pesisir yang berada di tepi pantai, dekat dan menyatu dengan Samudra Indonesia dan lautan lepas. Kapal layar pincalang sebagai pemersatu daerah pesisir Pantai Barat Sumatera 25 25 Gusti Asnan, Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera, Yogyakarta, Ombak, hlm 40 dan bagian dari kehidupan manusia seiring dengan alam yang memiliki gelombang ombak bergulung-gulung, saling sambung-menyambung dan bersahutan melahirkan nyanyian syahdu. Riak dan deburan ombak yang lemah gemulai dan terkadang keras dan besar memecah karang di tepi pantai melahirkan gerak tari yang lemah gemulai akan tetapi bisa saja tiba-tiba menyentak keras. Ketika berada di tengah lautan samudera Indonesia, masyarakat yang berada di atas Pincalang bersikambang dengan memukul papan pinggiran perahu sebagai instrument dan diikuti dengan siulan pengganti melodi serta memukul besi-besi yang ada pada Pincalang sebagai gong. Terciptalah satu kesatuan bunyi alami antara instrument dan orang yang bernyanyi di tengah samudra ketika malam yang sepi. Syahdu menyayat hati, berisi petuah untuk pelita hidup.Menurut sejarah nyanyian di tengah samudra dari masyarakat yang berada di kapal layar itu disempurnakan dengan beberapa jenis alat musik oleh para tokoh kesenian pesisir seperti Gandang gendang Batapik sebagai pengganti dari memukul dinding Pincalang, Singkadu Gong canang sebagai pengganti besi-besi yang ada di kapal layar yang dipukul ketika bersikambang. Siulan yang bersikambang diganti dengan Biola atau Harmonika dan kini juga dipakai Akordion.Kini kesenian Sikambang jadi bagian dari acara adat istiadat masyarakat pesisir. Universitas Sumatera Utara Kesenian Sikambang ditampilkan ketika upacara perkawinan adat Sumando, ketika penyambutan tamu yang dihormati, ketika memasuki rumah baru dan semua aktivitas kehidupan masyarakat pesisir ditampilkan kesenian Sikambang, terkecuali pada upacara keagamaan.Akan tetapi, seiring perubahan zaman dan perkembangan teknoligi lambat laun kesenian sikambang mulai redup. Untuk masyarakat pesisir yang ada di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah penggunaan adat sumando dan kesenian sikambang sudah mulai jarang. Hal itu terlihat jelas pada setiap acara pernikahan dan acara-acara sakral lainnya. Kesenian Sikambang mulai ditinggalkan dan digantikan dengan alat musik keyboart, inilah awal kemunduran Kesenian Sikambang di Pesisir Barat Tapanuli. Adapun penyebab kemundurannya akan dibahas di bawah ini.

3.1 Proses Kemunduran