Geogrfis, Mata Pencaharian dan Penduduk

kesenian Sikambang masih dipergunakan oleh masyarakat di Pesisir Barat Tapanuli. Kesenian Sikambang pada saat itu dipergunakan oleh masyarakat pesisir untuk acara adat istiadat, upacara perkawinan, upacara sunat rasul khitan , turun karai turun ketanah , memasuki rumah baru. Hal itu masih terus berlangsung sampai akhir tahun 1990.

2.2 Geogrfis, Mata Pencaharian dan Penduduk

Secara geografis pesisir Barat Tapanuli terletak pada 1°11’00” - 2°22’0” LU dan 98°07’ - 98°12’BT, yang memiliki luas wilayah 6.194,98 km² yang terdiri atas darat 2.194,98km² dan laut 4.000 km². Secaratopografi wilayah pesisir Barat Tapanuli merupakan wilayah pantai, akan tetapi sebahagian besar wilayahnya perbukitan dan bergelombang. Dimana ketinggian mencapai 0 – 1.266 meter di atas permukaan laut. Wilayah pesisir Barat Tapanuli Sebagianberbatasan denganlautan sehingga berpengaruh pada suhu udara yang tergolong beriklim tropis. Secara klimatologi wilayah pesisir mengalami dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan, diantara dua musim tersebut selalu diselingi oleh musim pancaroba. Musim ini juga sangat berpengaruh pada aktivitas masyarakat pesisir. Biasanya bila musim hujan tiba masyarakat pesisir barat Tapanuli, umumnya para ibu akan bertanam padi disawah. Dan bila musin kemarau datang para ibu akan merebus ikan dan menjemurnya, selaian itu juga menjemur udang baring 14 14 Penyebutan udang-udang kecil dalam bahasa pesisir di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga . Akan tetapi bila musim pancaroba terjadi maka para nelayan akan malas melaut karena cuaca dan arah angin Universitas Sumatera Utara yang tak menentu. Karena angin besar atau badai sering terjadi. Beberapa jenis nelayan di Pesisir Barat Tapanuli dan cara menangkap ikan, antara lain: A. Nelayan pamuke Nelayan pamukke adalan nelayan yang menggunakan pukat atau jaring untuk menangkap ikan dilaut yang digerakkan oleh mesin dan tenaga manusia untuk menarik jaring dan menangkap ikan tangkapannya. B. Nelayan penjaring Nelayan penjaring adalah nelayan yang pekerjaannya menangkap ikan dengan menggukan jaring yang digerakkan oleh mesin dan tenaga manusia bersama-sama baik ditengah laut maupun ditepi pantai. C. Puke tapi Puke tapi adalah nelayan yang pekerjaanya menangkap ikan dengan menggunakan pukat di tepi pantai dengan mempergunakan tenaga manusia yang ditarik dari kejahuan 1 Km dari pantai. D. Nelayan pamuge Nelayan pamuge adalah nelayang yang pekerjaanya membeli ikan dari nelayan pamukke dan nelayan penjaring lalu menjualnya di pasar. Universitas Sumatera Utara E. Nelaya paralong-along Nelayan paralong-along adalah nelayan yang membeli ikan dari nelayan pukke tapi dan nelayan pamuge lalu menjualnya secara menjajakan ikan pada masyarakat dikampung. F. Nelayan panjamu Nelayan panjamu adalah nelayan yang pekerjaanya membeli ikan dari nelayan pamuge lalu menjemur ikan sampai kering, setelah ikan kering maka akan dipasarkan kedaerah lain. Selain sebagai nelayan masyarakat di Pesisir Barat Tapanuli juga ada yang bekerja sebagai PNS, Wirausaha, Pedagang, TNI, Pegawai BUMN, dan Polisi. Penduduk merupakan bagian aspek terpenting dalam pengembanganan pelaksanaan kebudayaan. Sebelum tahun 1990 wilayah Pesisir Barat Tapanuli telah ramai dikunjungi oleh para padagang dari berbagai etik. Enik tersebut awalnya datang ingin berdagang, tetapi lama kelamaan menjadi penduduk Pesisir Barat Tapanuli. Hal itu diketahui dari catatan para pelawat islam pada abad ke-7 dan portugis pada abad ke-16, dimana teluk tapanuli merupakan salah satu pintu masuk perdagangan yang pertama di pantai barat sumatera utara yang berpusat di barus 15 15 Tengku Lucman Sinar, SH, Lintas Sejarah Sibolga dan Pantai Barat Sumatera Utara, Medan: Harian Waspada 23 Juni 1981. . Kondisi teluk tapanuli saat itu telah ramai, karena telah mengalami interaksi antara masyarakat pesisir dengan orang-orang yang tinggal di pedalaman Silindung yang membutuhkan bahan-bahan yang hanya didapat di Pesisir Universitas Sumatera Utara Barat Tapanuli. Sistem perdagangan yang digunakan dengan melakukan barter dengan hasil hutan dan pertanian orang-orang dari Silindung. Para etnik tersebut datang ke Pesisir Barat Tapanuli awalnya sebagai berdagang, akan tetapi mulai menetap. Bahkan ada yang telah melakukan perkawinan dengan penduduk yang ada di pesisir Barat Tapanuli. Inilah yang kemudian mempengaruhi budaya yang terdapat di pesisir Barat Tapanuli. Etnik – etnik yang terdapat di pesisir Barat Tapanuli antara lain: Minangkabau, Aceh, Batak, Cina, Tamil dan Melayu. Etnik minangkabau dan Batak sangat dominan di pesisir Barat Tapanuli, akan tetapi pengaruh Minangkabau lebih besar dari pengaruh Batak. Makanya tidak mengherankan bila bahasa sehari-hari yang dipergunakan di pesisir Barat Tapanuli hampir mirip dengan bahasa yang digunakan oleh etnik Minangkabau. Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Pesisir Barat Tapanuli 16 Tahun 1990 2000 Kota Sibolga 71. 895 82. 310 Tapanuli Tengah 323. 563 244. 679

2.3 Kondisi Sosial, Budaya dan Agama