Pengertian Intensitas Penggunaan Media Sosial

18 hukum dan hati nurani, seseorang menalar bahwa yang harus diikuti adalah hati nurani, meskipun keputusan itu memberikan resiko. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan moral pada anak adalah perubahan penalaran, perasaan, dan perilaku yang terjadi dalam diri anak.Anak melewati tiga tahap dalam perkambangan moral yaitu tahap moralitas heteronom, transisi, dan tahap moralitas otonom.

B. Tinjauan Tentang Intensitas Penggunaan Media Sosial

1. Pengertian Intensitas Penggunaan Media Sosial

Caplin dalam Evi Nuryani, 2014: 181 mendefinisikan intensitas sebagai suatu sifat kuantitatif dari suatu penginderaan, yang berhubungan dengan intensitas perangsangnya. Intensitas juga dapat diartikan dengan kekuatan tingkah laku atau pengalaman. Menurut Kartono dan Gulo dalam Evi Nuryani, 2014:181 intensitas berasal dari kata “intensity” yang berarti besar atau kekuatan tingkah laku, jumlah energi fisik yang digunakan untuk merangsang salah satu indera serta ukuran fisik dari energi atau data indera. Edi Susena 2015:4 berpendapat bahwa intensitas adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur lama kegiatan yang dilakukan. Horrigan dalam Iik Novianto, 2006:26 menjelaskan bahwa dalam intensitas penggunaan internet seseorang, terdapat dua hal mendasar yang perlu diamati, yakni frekuensi internet yang sering digunakan dan lama 19 menggunakan tiap kali mengakses internet yang dilakukan oleh pengguna internet. Menurut Putri Ekasari dan Arya Hadi 2012: 60 klasifikasi kelas berdasarkan intensitas penggunaan internet dibagi dalam kategori sebagai berikut. a. Heavy users yaitu pengguna internet yang menghabiskan waktu lebih dari 40 jam kerja per bulan. Jenis pengguna internet ini adalah salah satu ciri – ciri pengguna internet yang addicted. b. Medium users yaitu pengguna internet yang menghabiskan waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan. c. Light users yaitu pengguna internet yang menghabiskan waktu kurang dari 10 jam per bulan. Utari Oktavianty 2015:3 menyatakan bahwa penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media yang dikonsumsi, dan tingkat rutinitas atau keseringan individu mengkonsumsi media. Sementara itu, menurut Boyd dan Ellison dalam Tito Siswanto, 2013:83, social networking site SNS atau yang biasa disebut jejaring sosialmedia sosial merupakan suatu layanan berbasis web yang memungkinkan setiap individu untuk membangun suatu hubungan sosial melalui dunia maya seperti membangun suatu profil tentang dirinya sendiri, menunjukkan koneksi seseorang, dan memperlihatkan apa saja yang ada antara satu pemilik dengan pemilik akun lainnya dalam sistem yang disediakan, dimana masing-masing media sosial memiliki ciri khas yang berbeda-beda. 20 Sementara itu Megan Poore 2013:4 mendefinisikan media sosial sebagai apapun yang berasal dari blog, wiki, podcasts, sampai Facebook, Twitter, Youtube, dan Google bahkan alat digital dan layanan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti bekerja, belajar, dan hidup sosial dapat digambarkan sebagai media sosial. Definisi lain dari media sosial menurut Antony Mayfield 2008:7 yaitu sarana untuk berbagi ide, bekerja sama dan berkolaborasi untuk mencipatakan seni, berfikir dan berdagang, berdebat dan berwacana, menemukan orang yang mungkin menjadi teman baik, sekutu, dan kekasih. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas penggunaan media sosial adalah frekuensi dan durasi dalam pemakaian media sosial untuk menjalin hubungan dengan orang lain di dunia maya, menyampaikan pesan, mengakses blog atau situs-situs seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan sebagainya serta untuk melakukan diskusi, kerja sama dan berbagi ide di forum-forum maya dengan menggunakan teknologi berbasis web.

2. Sejarah Media Sosial