Teori Akuntansi Positif – Teori Agensi

17 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Teori Akuntansi Positif – Teori Agensi

Teori akuntansi positif menerangkan kejadian akuntansi secara apa adanya sesuai dengan kejadian, menjelaskan alasan atas perilaku akuntan, dan pengaruh suatu kejadian terhadap sumber daya ekonomi maupun manusia Riahi-Belkaoui, 2007:187. Pendekatan akuntansi positif menuntut adanya penjelasan dan perkiraan atas keputusan manajemen melalui analisis biaya dan manfaat atas pengungkapan informasi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan serta alokasi sumber ekonomi yang telah digunakan dalam kegiatan operasional. Teori positif memiliki masalah seperti cara menentukan bahwa prosedur akuntansi dapat mempengaruhi arus kas serta alternatif keputusan manajer terhadap prosedur akuntansi yang dilakukan. Resolusi dari masalah tersebut adalah teori agensi. Teori keagenan dikembangkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Dalam teori ini, perusahaan dianggap sebagai penghubung dari seluruh perjanjian atau kontrak yang dilakukan oleh para individu. Hubungan agensi dapat dikatakan telah terjadi saat suatu perjanjian telah disepakati antara individu atau seorang prinsipal dan seorang agen dimana agen memberikan jasa kepada prinsipal termasuk kewenangan dalam pengambilan keputusan. Pada penelitian ini, teori keagenan dikaitkan dengan kontrak mengikat antara KAP atau pihak auditor dan perusahaan yang mana KAP memberikan jasa berupa audit laporan keuangan perusahaan pada periode tertentu dan diberi kewenangan dalam mengambil keputusan terkait perumusan opini audit. Teori akuntansi positif dalam penelitian ini dikaitkan dengan penjelasan alasan atas perilaku auditor yang menyebabkan adanya permasalahan akuntansi berupa audit report lag. Selain itu, teori juga dikaitkan dengan pengaruh beberapa faktor perusahaan terkait pemanfaatan sumber daya untuk kegiatan operasional yang dituangkan dalam laporan keuangan.

2. Audit Report Lag