Definisi Operasional 1. Kinerja Manajerial

31 4. Objek penelitian ini hanya dilakukan di PT. Olagafood Industry Tanjung Morawa, Sumatera Utara.

3.4. Definisi Operasional

dan Pengukuran Variabel Terdapat 4 variabel dalam penelitian ini. Masing-masing variabel akan diukur dengan menggunakan indikator pertanyaan yang diukur berdasarkan skala likert. 1 Variabel Dependent :  Kinerja manajerial 2 Variabel Independent :  Sistem pengukuran kinerja  Sistem reward  Total quality management 3.4.1. Definisi Operasional 3.4.1.1. Kinerja Manajerial Kinerja Manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial, antara lain : perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervise, pengaturan staff staffing, negoisasi, dan representasi Mahoney dkk 1963 dalam Nur Indriantoro 1993. 1. Perencanaan Dalam arti kemampuan untuk menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan atau pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur dan pemograman. Universitas Sumatera Utara 32 2. Investigasi Yaitu kemampuan mengumpulkan, menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persedian, dan analisis pekerjaan. 3. Koordinasi Yaitu kemampuan tukar menukar informasi dengan orang lain dibagian organisasi lain untuk mengaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain dan hubungan dengan manajer lain. 4. Evaluasi Yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati dan dilaporkan, menilai pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, dan pemeriksaan produk. 5. Supervisi Yaitu kemapuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan. 6. Pengaturan staff Yaitu kemampuan untuk memepertahankan angkatan kerja, merekrut, mewawancarai, memilih, karyawan baru, menempatkan, mempromosikan dan memutasi karyawan. 7. Negoisasi Yaitu kemampuan untuk melalukan pembelian, penjualan melakukan tawar menawar dengan wakil penjual, tawar menawar secra kelompok. 8. Representasi Universitas Sumatera Utara 33 Yaitu kemampuan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato intuk acara kemasyarakatan, pendekatan dengan masyarakat, mempromosikan tujuan umum perusahaan.

3.4.1.2. Sistem Pengukuran Kinerja

Menurut Kim dan Larry 1998 dalam Rahman, dkk 2007 sistem pengukuran kinerja adalah frekuensi pengukuran kinerja pada manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasional perusahaan. Sistem pengukuran kinerja memiliki sasaran implementasi strategi, dalam menetapkan sistem pengukuran kinerja manajemen puncak memilih serangkaian ukuran-ukuran yang menunjukkan strategi perusahaan. Ukuran- ukuran ini dapat dilihat sebagai faktor kesuksesan kritis saat ini dan masa depan. Jika faktor-faktor ini diperbaiki, maka perusahaan telah menerapkan strateginya.

3.4.1.3. Sistem Reward

Sistem Penghargaan kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka pada organisasi Simamora dalam Narsa dan Yuniawati, 2003. Sistem reward atau penghargaan organisasional berisi jenis-jenis penghargaan yang ditawarkan dan dibagi-bagikan kepada karyawan. Byars dan Rue, 1997. Jenis-jenis pengharagaan tersebut meliputi intrinstik dan ekstrinstik yang diterima sebagai hasil menyelesaikan suatu pekerjaan. 1. Sistem Penghargaan Intrinstik Schuster 1985 berpendapat bahwa sistem penghargaan intrinstik berisi Universitas Sumatera Utara 34 yang berasal dari respon individu terhadap pekerjaan itu sendiri. Sebagai contoh, penghargaan intrinstik dapat berupa rasa tanggung jawab, rasa tertantang, rasa unggul, rasa mengontrol, rasa berpartisipasi dan sebagainya. 2. Sistem Penghargaan Ekstrinsik Baik Schuter 1985 maupun Byars dan Rue 1997, sepakat bahwa ekstrinsik adalah kompensasi yang secara langsung dikontrol dan disampaikan oleh organisasi pihak ketiga dan bersifat lebih kasat mata. Sistem penghargaan ekstrinsik mencakup baik penghargaan finansial maupun nonfinansial yang diberikan oleh organisasi sebagai usahanya untuk menanggapi baik secara kualitas maupun kuantitas kinerja karyawannya.

3.4.1.4. Total Quality Management

Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya yang mempunyai komponen yaitu : fokus pada pelanggan, obsesi pada kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan,pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan yang mempunyai kompoen yaitu Nasution 2001:28. 1. Fokus pada pelanggan Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar Universitas Sumatera Utara 35 dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa. 2. Obsesi terhadap kualitas Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan mereka. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif. Bagaimana kita dapat melakukannya dengan lebih baik? Bila suatu organisasi terobses dengan kualitas, maka berlaku prinsip „good enough is never good enough ‟. 3. Pendekatan Ilmiah Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian, data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga benchmark, memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan. 4. Komitmen Jangka Panjang TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu,dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses. Universitas Sumatera Utara 36 5. Kerjasama Tim Teamwork Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembagapemerintah, dan masyarakat sekitarnya. 6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses- proses tertentu di dalam suatu sistem lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus- menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat. 7. Pendidikan dan Pelatihan Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi seperti itu menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. 8. Kebebasan yang terkendali Universitas Sumatera Utara 37 Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan „rasa memiliki ‟ dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. 9. Kesatuan Tujuan Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja. 10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dapat meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja serta meningkatkan „rasa memiliki ‟ dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya. Secara ringkas definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut : Universitas Sumatera Utara 38 Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Penelitian Defenisi Operasional Pengukuran Variabel Skala Variabel Independen Sistem Pengukuran Kinerja X 1 Sistem pengukuran kinerja adalah frekuensi pengukuran kinerja pada manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasional perusahaan. 1.Motivasi perusahaan. 2.Penerapan sistem pengukuran kinerja apakah sudah baik. 3.Pengambilan keputusan manajemen. 4.Pemberian informasi kepada manajer. 5.Pengelolaan operasi secara efektif dan efisien. 6.Peningkatan kinerja perusahaan. Skala Interval Sistem Reward X 2 Sistem Reward adalah apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka pada organisasi. Sistem reward atau penghargaan organisasional berisi jenis- jenis penghargaan yang ditawarkan dan dibagi bagikan kepada karyawan. Menurut Byars Rue, 1997 dan Schuster 1985 yaitu sistem penghargaan intrinstik dapat berupa rasa tanggung jawab, rasa tertantang, rasa unggul, rasa mengontrol, rasa berpartisipasi dan sebagainya dan Schuter 1985 maupun ByarsRue 1997, sepakat bahwa Sistem penghargaan ekstrinsik mencakup baik penghargaan finansial maupun nonfinansial yang diberikan oleh organisasi sebagai usahanya untuk menanggapi baik secara kualitas maupun kuantitas kinerja karyawannya. 1.Penerapan gaji. 2.Pemberian bonus. 3.Penetapan uang lembur. 4. Penerapan tunjangan hari raya. 5.Penerapan tunjangan hari tua. 6.Karyawan diakui dan dihargai. 7.Pemberian kompensasi. 8.Penerimaan gaji dengan puas 9.Perusahaan mengakui keberhasilan karyawan. 10.Kepuasan karyawan atas fasilitas kesehatan. 11.Pemberian peluang naik pangkat kepada karyawan. 12.Penerapan penghargaan. Skala Interval Universitas Sumatera Utara 39 Total Quality Management X 3 Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. 1.Kemudahan pelanggan mengajukan keluhannya. 2.Menerima masukan pelanggan. 3.Penerapan rencana operasional. 4.Penerapan standar kualitas pelayanan. 5.Komitmen jangka panjang. 6.Sulitnya menerapkan kerjasama tim 7.Pertemuan untuk membahas dan memperbaiki sistem. 8.Pemberian pendidikanpelatihan kepada karyawan berprestasi. 9.Kebebasan menyampaikan pendapat. 10.Kesatuan tujuan diantara manajer dan karyawan. 11.Pengambilan keputusan melibatkan karyawan. Skala Interval Variabel Dependen Kinerja Manajerial Y Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan- kegiatan manajerial, antara lain : perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervise, pengaturan staff staffing, negoisasi, dan representasi. 1.Perencanaan menentukan tujuan. 2.Investigasi mengumpulkan informasi. 3.Pengkoordinasian menyesuaikan program. 4.Evaluasi untuk menilai. 5.Pengawasan untuk mengarahkan pemimpin. 6.Pemilihan staff untuk mengarahkan peraturan perusahaan kepada karyawan baru. 7.Negoisasi dengan pemasok untuk pemesanan barang dan jasa. 8.Penetapan karyawan berprestasi untuk mewakili perusahaan menghadiri pertemuan dengan perusahaan lain. Skala Interval

3.4.2. Pengukuran Variabel

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manjerial

0 4 71

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, SISTEM PENGHARGAAN (REWARD), DAN KOMITMEN Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan (Reward), Dan Komitmen Organisasiterhadap Kinerja Manajer Unit (Studi

0 4 15

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, SISTEM PENGHARGAAN (REWARD), DAN KOMITMEN Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan (Reward), Dan Komitmen Organisasiterhadap Kinerja Manajer Unit (Studi

0 1 15

Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM), Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) terhadap Kinerja Manajerial.

1 20 21

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT NOERTRANSPORT TAMA WISATA.

2 11 96

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA, TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

0 2 11

Analisis Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward dan Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial di PT. Olagafood Industry Tanjung Morawa, Sumatera Utara

0 0 15

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Manajerial - Analisis Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward dan Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial di PT. Olagafood Industry Tanjung Morawa, Sumatera Utara

1 1 22

Analisis Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward dan Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial di PT. Olagafood Industry Tanjung Morawa, Sumatera Utara

0 1 13

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT NOERTRANSPORT TAMA WISATA

0 1 20