1
BAB 1` PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Apapun yang dikerjakan oleh manusia baik secara individu maupun kelompok, mandiri maupun di bawah kendali orang lain, pasti bertujuan untuk
mencapai sesuatu hasil, apapun bentuk dan ukurannya. Ada ukuran imaterial atau material, fisik atau non fisik, keuangan atau nonkeuangan, dan lain sebagainya.
Tingkat pencapaian hasil ini dalam dunia bisnis disebut dengan nama kinerja. Kinerja menjadi pusat perhatian dalam sebuah organisasi. Kinerja
merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Pada akhirnya, kinerja
merupakan alat manajemen untuk menilai dan melihat perkembangan yang dicapai selama ini atau dalam jangka waktu tertentu. Kinerja manajeril merupakan
salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi Suyadi, 1999. Menurut Nasution 2005 yang dimaksud dengan kinerja manajerial adalah
kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial, antara lain: perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pengaturan
staf, negoisasi dan representasi. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi, situasi dan kondisi lingkungan
yang berubah-ubah dinamis menurut pihak manajemen untuk selalu mengikuti
Universitas Sumatera Utara
2 perubahan, apabila tidak maka keputusan yang diambil serta tindakan organisasi
tidak akan sesuai dengan tujuan orgsnisasi. Kinerja manajerial meliputi tekhnologi, ketidakpastian lingkungan, strategi, sistem akuntansi manajemen, dan
kompetensi. Pada akhirnya, kinerja merupakan alat manajemen untuk menilai dan melihat perkembangan yang dicapai selama ini atau dalam jangka waktu tertentu.
Kinerja manajerial sangat dibutuhkan dalam organisasi karena dengan kinerja manajerial yang maksimal diharapkan mampu membawa keberhasilan
bagi perusahaan yang dipimpinnya. Sebagian besar keberhasilan perusahaan diukur dengan prestasi dan kinerja manajerialnya. Manajer dituntut untuk
memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya semaksimal mungkin agar perusahaan menjadi lebih unggul dalam bersaing dibanding perusahaan-
perusahaan lainnya. Perusahaan yang berusaha melakukan perbaikan terus menerus biasanya menggunakan teknik-teknik TQM. Beberapa perusahaan yang
telah menerapkan TQM ada yang telah berhasil meningkatkan kinerjanya, tetapi ada juga yang belum mampu meningkatkan kinerja mereka. Untuk dapat membuat
produk atau jasa yang memiliki mutu dan kualitas yang baik, perusahaan sangat bergantung pada kemampuan manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan dan memecahkan masalah Intan Ratna Dewi, 2008.
Total Quality Management TQM merupakan paradigma baru dalam
menjalankan bisnis yang berupaya memaksimumkan daya saing organisasi melalui: fokus pada kepuasan konsumen, keterlibatan seluruh karyawan, dan
perbaikan secara berkesinambungan atas kualitas produk, jasa, manusia, proses
Universitas Sumatera Utara
3 dan lingkungan organisasi Tjiptono, 2002 dalam Melia 2011. TQM juga
merupakan perpaduan semua fungsi dari organisasiperusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan
pengertian serta kepuasan pelanggan. Menurut Garrison 2006 ada dua karakteristik utama TQM yaitu, fokus
pada pelayanan konsumen dan pemecahan masalah secara sistematis dengan menggunakan tim yang ada di gardu depan. Salah satu cara untuk melayani
keinginan konsumen adalah dengan menciptakan produk atau jasa yang berkualitas.
Penerapan TQM yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial, begitu juga sebaliknya. Manajer akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja, jika
pengukuran kinerja yang tinggi dalam bentuk informasi yang diperlukan yang memberikan umpan balik untuk perbaikan dan pembelajaran. Setelah TQM
diimplementasikan, kinerja manajerial harus diukur untuk mengetahui seberapa kemampuan manajer dalam mendukung strategi perusahaan. Alat ukur yang
digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan manajer tersebut adalah sistem pengukuran kinerja berdasarkan multikultural, karena sistem pengukuran
kinerja berdasarkan multikultural merupakan gabungan antara kinerja keuangan dan kinerja non keuangan. Sistem pengukuran kinerja berdasarkan multikultural
tersebut adalah Balance Scorecard BSC. BSC dipilih karena indikator BSC yang terdiri dari perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan dan sangat komprehensif. Indikator-indikator
Universitas Sumatera Utara
4 tersebut sangat aplikatif digunakan untuk mengukur kinerja manajer Intan Ratna
Dewi, 2008. Menurut Mulyadi 2001:353 pengukuran kinerja adalah penentuan secara
periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja
sangat penting bagi perusahaan. Dengan adanya penilaian kinerja perusahaan dapat merencanakan apa yang akan dilakukan perusahaan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dijadikan dasar perencanaan strategi dan operasional perusahaan untuk masa yang akan datang. Melalui penilaian kinerja,
manajer juga dapat mengetahui apakah target yang telah ditetapkan tercapai atau tidak, sehingga dapat segera dianalisis terhadap kelemahan-kelemahan yang
terjadi. Sistem pemgukuran kinerja akan membuat manajer termotivasi untuk
meningkatkan kinerja dari apa yang telah dilakukan selama ini. Menurut Kren dan Syaiful 2006 informasi kinerja yang kompherensif dari sistem pengukuran
kinerja akan memberikan informasi yang lebih spesifik dan relevan untuk proses pengambilan keputusan, sehingga dapat meningkatkan kinerja manajerial. Selain
dari sistem pengukuran kinerja sistem penghargaan juga berperan penting dalam meningkatkan kinerja manajerial.
Begitu juga dengan sistem penghargaan reward yang berbasis kinerja mendorong karyawan mengubah kecendrungan mereka dari semangat untuk
memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat memenuhi kepentingan
Universitas Sumatera Utara
5 organisasi. Reward yang berbasis kinerja memberikan dua manfaat, yaitu
memberi motivasi dan memberi informasi Mulyadi dan Jhony, 1998. Menurut Sastrohardiwiryo 2003:181 penghargaan adalah imbalan jasa
yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja karena telah memberikan sumbangan tenaga dan fikiran demi kemajuan dan kontinuitas perusahaan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Wibowo 2007:155 penghargaan yang diterima oleh
manager menengah dapat berupa penghargaan finansial dan non finansial. Penghargaan finansial merupakan penghargaan eksternal yang diberikan terhadap
kinerja yang telah diberikan terhadap perusahaan dalam bentuk gaji, upah, bonus, komisi, pensiun, asuransi kecelakaan, dan lain-lain. Sedangkan penghargaan non
finansial merupakan bagian dari pekerjaan itu sendiri seperti penyelesaian tugas, prestasi, pengembangan pribadi dan lain sebagaianya. Menurut Wibowo
2008:134 hasil atau manfaat yang diharapkan dengan adanya sistem penghargaan adalah menarik, memotivasi, mengembangkan, memuaskan dan
mempertahankan pekerjaan agar tidak meninggalkan organisasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini diberi judul “Analisis Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward dan Total Quality
Management Terhadap Kinerja Manajerial di PT. Olagafood Industry Tanjung Morawa, Sumatera Utara”.
Universitas Sumatera Utara
6
1.2. Rumusan Masalah