3.1.1. Pengukuran Waktu Kerja dengan Menggunakan Metode Jam henti
Pengukuran waktu kerja dengan menggunakan jam henti stop watch time- study diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar abad 19
yang lalu. Metode ini terutama sekali diaplikasikan diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang repetitive.
Dari hasil pengukuran maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana waktu ini dipergunakan sebagai standar
penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melakukan pekerjaan yang sama seperti itu.
3
Ada tiga metode yang umum yang digunakan untuk mengukur elemen-elemen kerja dengan menggunakan jam henti stop-watch yaitu :
a. Pengukuran waktu secara terus-menerus, dimana pengamat kerja akan menekan tombol stop-watch pada saat elemen kerja pertama dimulai dan membiarkan
jarum petunjuk stop-watch berjalan secara terus menerus samapai periode atau siklus kerja selesai berlangsung. Disini pengamat kerja terus mengamati
jalannya jarum stop-watch dan mencatat pembacaan waktu yang ditunjukkan setiap akhir dari elemen-elemen kerja pada lembar pengamatan. Waktu
sebenarnya dari masing-masing elemen diperoleh dari pengurangan pada saat pengukuran waktu selesai dilaksanakan.
b. Pengukuran waktu secara berulang-ulang repetitive timing atau disebut juga Snap-Back Method, dimana jarum penunjuk stop-watch akan selalu
dikembalikan snap-back lagi ke posisi nol setiap akhir dari elemen kerja
3
Wignjosoebroto, S 2000, hal 171
yang diukur. Dengan cara tersebut maka data waktu untuk setiap elemen kerja yang diukur akan dapat dicatat secara langsung tanpa ada pekerjaan tambahan
untuk pengurangan seperti dijumpai dalam metode pengukuran secara terus- menerus. Dengan melihat data waktu tiap elemen secara langsung maka
pengamat akan bisa segera bisa mengetahui variasi data waktu selama proses kerja berlangsung untuk setiap elemen kerja. Variasi yang terlalu besar
dari data waktu yang bisa diakibatkan oleh kesalahan membaca atau menggunakan stop-watch ataupun bisa pula karena penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja. c. Pengukuran waktu secara akumulatif, dimana dalam pengukuran waktu secara
akumulatif ini akan digunakan dua atau lebih stop-watch yang akan bekerja secara bergantian. Dua atau tiga stop-watch dalam hal ini didekatkan sekaligus
pada papan pengamatan atau dihubungkan dengan suatu tuas. Tuas ini akan diberhentikan apabila elemen kerja yang diamati telah selesai dan
kemudian menggerakkan stop-watch kedua untuk melakukan elemen kerja selanjutnya. Metode pengukuran akumulatif ini memberi keuntungan didalam
hal pembacaan karena akan lebih mudah dan lebih teliti karena jarum stop- watch tidak dalam keadaan bergerak pada saat pembacaan data waktu
dilaksanakan seperti halnya yang kita jumpai untuk penguliran kerja dengan menggunakan satu stop-watch.
4
Wignjosoebroto, 2000, p181
4
Wignjosoebroto,S, 2000, hal 197
3.1.2 Pengukuran Waktu Kerja dengan Menggunakan Metode Work Sampling