Ruang Lingkup Bidang Usaha Standar Mutu BahanProduk Daerah Pemasaran

RI No. Y. A. 528910 tanggal 3 Juni 1980 dan dicantumkan pada tambahan berita negara RI No. 24 tanggal 24 Maret 1981 dengan merkalamat: ”PT. MUTIARA MUKTI FARMA PT. MUTIFA INDUSTRI FARMASI” Jl. Brigjend. Katamso No. 200 Medan, kemudian dengan akte No. 35 yang dibuat pada tanggal 29 November 1988 diadakanlah akte perubahan pemegang saham serta manajemen perusahaan yang selanjutnya diputuskan oleh Menteri Kehakiman RI No. C2- 1134HT0104 tahun 1989 pada tanggal 31 Januari 1989, dalam akte tersebut berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris serta pemegang saham menetapkan bahwa sebagai penanggung jawab dengan jabatan Direktur Utama adalah Bapak Jacob sampai batas waktu yang belum ditentukan. PT. Mutiara Mukti Farma dalam perkembangannya membeli sebidang tanah di Jalan Besar Namorambe Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang seluas 8.622 m 2 untuk lokasi pembangunan pabrik baru dengan menggunakan Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB. Pembangunan dimulai pada tahun 1992 sedangkan pemakaiannya diresmikan oleh Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI pada tanggal 27 Juli 1994. Kemudian diadakan perubahan izin industri farmasi yang menggunakan CPOB dengan No. PO.01.2.01796 yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI tanggal 22 Juli 1994.

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup bidang usaha pada PT. Mutiara Mukti Farma dalam memproduksi jenis obat-obatan dapat dilihat dibawah ini: Universitas Sumatera Utara - Tablet, yaitu obat yang terbuat dari bubuk yang dipadatkan dan berbentuk bulat . - Kapsul, yaitu obat yang berbentuk kapsul yang berisi powder serbuk. - Kaplet, yaitu tablet yang berbentuk seperti kapsul. - Serbuk oral Powder obat yang berbentuk serbuk langsung di bungkus dalam plastik. - Salep sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. - Sirup obat yang berwujud cairan dalam botol. - Injeksi steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit, melalui kulit atau selaput lendir. Selain memproduksi obat-obat kimia, saat ini PT. Mutiara Mukti Farma juga tengah mengembangkan obat-obatan tradisional.

2.3 Struktur Organisasi dan Manajemen

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perusahaan yang terdiri dari beberapa bagian aktivitas yang berbeda-beda harus dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai target dan sasaran perusahaan dengan kondisi efisiensi yang tinggi. Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap karyawan dan pimpinan Universitas Sumatera Utara akan mengetahui batas kewajibannya, wewenangnya serta tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Suatu struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel dalam arti hidup, berkembang, bergerak sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi perusahaan. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Mutiara Mukti Farma adalah struktur organisasi fungsional, dimana wewenang dari pimpinan utama diberikan sepenuhnya kepada masing-masing pimpinan bidang fungsi. Dengan demikian pemimpin satuan dengan bidang-bidang tertentu ini dapat memerintah dan meminta pertanggung jawaban dari semua pimpinan satuan pelaksana yang ada, sepanjang menyangkut bidang kerjanya. Bentuk struktur organisasi PT. Mutiara Mukti Farma dapat dilihat pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Organisasi diperlukan personil-personil yang menduduki jabatan tertentu di dalam organisasi tersebut, dimana masing-masing personil diberi tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab pada PT. Mutiara Mukti Farma dapat dilihat di Lampiran 1.

2.3.2 Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan

Kegiatan utama fungsi penarikan tenaga kerja adalah penyusunan program penerimaan tenaga kerja, seleksi dan penempatan. Kegiatan penerimaan dan penempatan tenaga kerja pada PT. Mutiara Mukti Farma diatur sendiri oleh perusahaan dengan terlebih dahulu melihat situasi kegiatan yang ada, apakah perusahaan memerlukan karyawan atau tidak. Hal ini perlu diperhitungkan mengingat prinsip efektifitas dan efisiensi yang diterapkan perusahaan. Jumlah tenaga kerja pada PT. Mutiara Mukti Farma sampai saat ini berjumlah 137 orang, dengan rincian pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Alokasi Tenaga Kerja PT. Mutiara Mukti Farma No. Uraian Jabatan Jumlah Orang 1 Direktur 1 2 Wakil Direktur 1 3 Asisten Direktur 1 4 Manajer 8 5 Adminstrasi dan Keuangan 8 6 Perencanaan Produksi 1 7 Unit Sirup 10 8 Unit Kapsul 6 9 Unit Injeksi 13 10 Unit Tablet 24 11 Unit Puyer 6 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Alokasi Tenaga Kerja PT. Mutiara Mukti Farma Lanjutan No. Uraian Jabatan Jumlah Orang 12 Unit Cuci Botol 4 13 Gudang Kemasan 4 14 Gudang Bahan Baku 3 15 Gudang Barang Jadi 3 16 Teknisi 3 17 Laboratorium 7 18 Tenaga Blister 4 19 Tenaga Strip 7 20 Pengemasan 12 21 Tukang Kebun 1 22 Supir 1 23 Satpam 3 24 Jaga Malam 3 25 Cleaning Service 3 Total 137 Sumber: Kantor HRD PT. Mutiara Mukti Farma Jam kerja PT. Mutiara Mukti Farma terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian kantor, bagian produksi dan bagian keamanan. a. Bagian Admintrasi Kantor  Pada hari Senin sampai dengan Jum’at: Pukul 08.30 – 12.00 WIB bekerja Pukul 12.00 – 13.00 WIB istirahat Pukul 13.00 – 16.30 WIB bekerja b. Bagian Produksi  Pada hari Senin sampai dengan Jum’at: Pukul 08.00 – 12.00 WIB bekerja Pukul 12.00 – 13.00 WIB istirahat Universitas Sumatera Utara Pukul 13.00 – 17.00 WIB bekerja  Pada hari Sabtu: Pukul 08.30 – 13.00 WIB bekerja c. Bagian Keamanan Pada hari Senin sampai dengan Minggu dibagi dalam 2 shift, yaitu:  Shift I : Pukul 07.00 – 19.00 WIB  Shift II : Pukul 19.00 – 07.00 WIB

2.3.3 Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan

Penghargaan terhadap hasil kerja karyawan diwujudkan dalam memberi upah dan fasilitas-fasilitas yang dapat menjamin kesejahteraan karyawan dan juga meningkatkan produktivitas kerja. Sejalan dengan maksud di atas, PT. Mutiara Mukti Farma berusaha sedapat mungkin meningkatkan upah karyawan. Pedoman yang diikuti adalah kebijakan tentang Upah Minimum Regional UMR yang telah ditetapkan pemerintah. Sistem pengupahan yang berlaku pada perusahaan ini adalah sebagai berikut: 1. Pembayaran upah dilakukan sebulan sekali, yaitu setiap awal bulan 2. Upah lembur yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang bekerja, yaitu:  Jam pertama sebesar 1,5 kali upah setiap jam kerja normal  Jam kedua sebesar 2 kali upah jam kerja normal  Jam ketiga ke atas dibayar sebesar 3 kali upah setiap jam kerja normal 3. Upah yang diberikan meliputi gaji pokok dan tunjangan tetap. Universitas Sumatera Utara 4. Tunjangan Hari Raya THR diberikan satu bulan gaji atau tergantung besaranya keuntungan perusahaan. PT. Mutiara Mukti Farma berusaha selain upah yang diberikan, perusahaan juga memperhatikan keselamatan kerja para karyawannya dengan memberikan jaminan sosial tenaga kerja Jamsostek berupa jaminan hari tua, kecelakaan kerja, kematian dan kesehatan. Dalam pelaksanaan Jamsostek, pihak perusahaan mengadakan pengutipan iuran dari kegiatan organisasi karyawan, seperti iuran Asuransi Tenaga Kerja ASTEK yakni sebesar 2 dari gaji karyawan, selain itu perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengembalikan kesegaran dan kepentingan pribadi karyawan dengan memberikan cuti kepada karyawan yang telah bekerja minimum 1 tahun. Hak cuti yang diberikan perusahaan adalah 12 hari kerja dalam setahun, bagi karyawan yang sedang hamil atau melahirkan, berhak mendapatkan cuti selama 3 bulan, sedang cuti haid selama 2 hari kerja setiap bulannya. Fasilitas yang diberikan perusahaan PT. Mutiara Mukti Farma adalah: a. Imbalan resmi gaji dan kompensasi tambahan yang diperoleh setiap karyawan b. Catu beras diberikan 2 kali 1 bulan c. Upah lembur, yaitu upah yang diberikan apabila karyawan bekerja melebihi jam kerja perusahaan yang telah ditentukan d. Insentif produksi, yaitu bonus kepada karyawan bila memenuhi target produksi yang ditetapkan perusahaan Universitas Sumatera Utara e. Tunjangan jabatan, merupakan pelengkap gaji pokok mengingat adanya pekerjaan yang memegang tanggung jawab serta tuntutan khusus. Tunjangan ini biasanya diberikan untuk jabatan tingkat Manajer f. Uang transport, hanya diberikan kepada karyawan tetap sebagai tambahan untuk melancarkan produktivitas karyawan. Besarnya uang transport disesuaikan dengan kedudukan karyawan dalam perusahaan. Selain fasilitas diatas, perusahaan juga melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, seperti: a. Diikutsertakan dalam keanggotaan Astek b. Jaminan hari tua atau uang pensiun c. Jaminan kecelakaan kerja, jaminan ini dilakukan dengan cara pemberian sumbangan yang diberikan oleh perusahaan. Jaminan kecelakaan kerja ini diberikan apabila tenaga kerja tersebut mengalami kecelakaan dalam tugasnya d. Beasiswa bagi anak karyawan yang berprestasi e. Apabila karyawan meninggal setelah berdinas selama 10 tahun, maka diberikan tunjangan janda dan yang berdinas dibawah 10 tahun akan diberikan tunjangan sebesar 2 bulan gaji dan tunjangan kemalangan dari Astek f. Karyawan yang telah berdinas selama 25 tahun diberikan insentif sebesar 2 bulan gaji. Universitas Sumatera Utara

2.4 Proses Produksi

PT. Mutiara Mukti Farma dalam melakukan proses produksinya banyak menghasilkan jenis obat-obatan. Tetapi dalam pelaksanaan penelitian di PT. Mutiara Mukti Farma, kegiatan proses produksi yang diamati hanya menyangkut pembuatan obat jenis tablet. Dalam pembuatan obat dibutuhkan adanya bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong, mesin, peralatan, dan tenaga kerja. Dalam kegiatan operasinya, obat yang telah dihasilkan akan diuji oleh tenaga ahli dengan suatu sistem pengendalian mutu yang baik dari manajemen.

2.4.1 Bahan Baku Yang Digunakan

Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan ini memiliki persentase yang relatif besar dalam produk dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Dalam pembuatan tablet, bahan baku yang digunakan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : a. Bahan Berkhasiat zat aktif Bahan berkhasiat adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan obat yang mana bahan inilah yang berfugsi untuk menyembuhkan penyakit. Bahan berkhasiat ini berupa tepung yang disesuaikan dengan jenis obat yang akan di produksi berdasarkan formulasi yang telah ditentukan - Nama Obat : Antalgin - Bahan Berkhasiat : Antalgin Universitas Sumatera Utara b. Bahan Pengisi Bahan pengisi berguna untuk menambah berat serta ukuran obat sehingga mudah dicetak. Bahan pengisi ditambahkan pada obat yang bahan berkhasiatnya berkompisisi rendah, pada obat yang berdosis cukup tinggi bahan pengisi tidak diperlukan misalnya aspirin atau obat antibiotik. Tepung yang diperoleh dari jagung, gandum atau kentang dipergunakan sebagai bahan pengisi tablet - Nama Obat : Antalgin - Bahan Pengisi : Lactose, Corn Starch

2.4.2 Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah suatu bahan yang ditambahkan dalam proses pembuatan suatu produk dalam meningkatkan mutu produk dan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan terdiri dari : a. Bahan Pengikat Bahan pengikat digunakan untuk menyatukan bahan baku obat sehingga dapat bersatu. Bahan pengikat berupa pasta yaitu campuran air dan tepung. Pasta kanji merupakan bahan pengikat yang paling banyak dipakai, dibuat dengan cara melarutkan kanji ke dalam air kemudian dipanaskan selama beberapa waktu tertentu. - Nama Obat : Antalgin - Bahan Pengikat : Amylum Universitas Sumatera Utara b. Bahan Penghancur Bahan pengahancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika bercampur dengan cairan yang terdapat dalam saluran pencernaan. Bahan dapat berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembangkannya dan menyebabkan tablet pecah menjadi partikel-partikel. c. Bahan Pelicin dan Anti Lekat Suatu bahan anti lekat juga memiliki sifat-sifat pelicin. Perbedaan dari kedua sifat tersebut adalah : anti lekat berusaha mengurangi melekatnya bubuk atau granul pada permukaan cetakan atau pada dinding cetakan. Pelicin digunakan untuk memacu aliran serbuk atau granul untuk masuk kedalam cetakan. Bahan-bahan yang digunakan agar dalam proses pencetakan obat dapat dengan mudah dicetak. - Nama Obat : Antalgin - Bahan Pelicin : Mangnesium Stearat, Talcum d. Bahan Pengawet Bahan pengawet berguna untuk mengawetkan obat dan memperlambat proses perkembangan mikroorganisme seperti dan jamur. - Nama Obat : Antalgin - Bahan Pengawet : Nipagin, Nipasol e. Bahan Perwarna Bahan perwarna diberikan kepada obat untuk memberikan daya tarik terhadap suatu obat. Bahan perwarna yang digunakan berbentuk tepung dan sesuai dengan ketentuan Depkes, yaitu bahan perwarna untuk makanan dan obat- Universitas Sumatera Utara obatan. Manfaat dari pemberi warna antar lain : menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi hasil produksi, membuat suatu produk menjadi menarik. - Nama Obat : Antalgin - Bahan Perwarna : Eurochat Blue f. Bahan Pemberi Rasa Bahan pemberi rasa gunanya untuk menghilangkan rasa obat dan memberikan rasa baru pada obat tersebut, seperti rasa jeruk, rasa apel, dan lain-lain. Zat pemberi rasa biasanya dibatasi pada tablet kunyah atau pada tablet lain yang ditunjukan untuk larut dalam mulut. - Nama Obat : Antalgin - Bahan Pemberi Rasa : Vaniline g. Bahan Pengembang Bahan Pengembang digunakan untuk mempercepat proses penguraian obat di dalam usus ataupun lambung. Bahan pengembang yang digunakan seperti Primojel. - Nama Obat : Antalgin - Bahan Pengembang : Primojel h. Bahan Kemasan Bahan kemasan digunakan pada proses pengepakan produk jadi, seperti karton, botol, label, silcap, etiket, dan plastik. Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dalam rangka memperlancar proses produksi, yang mana bahan ini bukan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan penolong yang digunakan dalam pembuatan tablet adalah air. Air digunakan dalam pembuatan bahan pengikat, misalnya pembuatan kanji.

2.5 Standar Mutu BahanProduk

PT. Mutiara Mukti Farma PT. MUTIFA mempunyai standarisasi dalam menghasilkan produk. Setiap bahan dan produk harus melewati proses pengawasan mtu yang ketat dari mulai masuknya bahan awal, bahan dalam proses, hingga ke produk jadi sehingga memiliki standar mutu yang sesuai dengan standar CPOB. Produk yang bermutu dan pelayanan yang baik merupakan usaha perusahaan dalam menjual produknya pada konsumen. Keberhasilan perusahaan sangat bergantung dari seberapa jauh perusahaan dapat mengetahui, mengerti dan memahami permintaan konsumen.

2.6 Uraian Proses

Produksi yang dihasilkan perusahaan ini adalah obat. Proses pembuatan obat Tablet di PT. Mutiara Mukti Farma terdiri dari beberapa tahapan, antara lain: Universitas Sumatera Utara Penimbangan Pencampuran Granulasi Basah Pengeringan Granulasi Kering Lubrikasi Pencetakan Pemeriksaan Packing Gambar 2.2. Uraian Proses Produksi Obat Tablet

2.6.1 Penimbangan Bahan

Bahan baku, baik yang berupa zat berkhasiat maupun yang obat tidak berkhasiat ditimbang atas dasar surat perintah pembuatan obat yang telah ditetapkan komposisinya sesuai dengan banyaknya obat yang akan diproduksi dan formulasinya. Kegiatan penimbangan disaksikan oleh pengawas dari ruang produksi, bahan-bahan ditimbang sesuai dengan batch yang telah ditentukan dalam surat perintah pembuatan obat. Bahan-bahan sebelum tiba digudang diperiksa terlebih dahulu oleh bagian pengawasan mutu untuk mengetahui apakah Universitas Sumatera Utara bahan tersebut sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan pemasok bahan baku dan mutunya terjamin.

2.6.2 Proses Pencampuran

Compounding Setelah masing-masing bahan sudah ditimbang, kemudian dimasukkan kedalama sebuah mixer dan di aduk sampai tercampur rata. Kemudian dimasukkan pasta yang berfungsi sebagai zat pengikat sambil terus diaduk. Setelah tercampur rata bahan kemudian dibawa ke bagian Granulasi Basah.

2.6.3 Proses Granulasi Basah

Granulasi merupakan proses yang bertujuan untuk meningkatkan aliran serbuk dengan jalan membentuknya menjadi bulatan-bulatan atau butiran kecil dalam bentuk beraturan yang disebut granul. Jadi granulasi basah adalah gumpalan-gumpalan atau butiran kecil dari bahan yang telah dicampur yang masih dalam keadaan basah. Bahan yang sudah dicampur digranulasi secara basah wet granulation untuk membentuk granul-granul kecil yang ukurannya lebih seragam. Pembentukan granul-granul akan mempermudah proses pengeringan. Proses granulasi basah menggunakan ayakan dengan ukuran mesh 7.

2.6.4 Proses Pengeringan

Setelah bahan digranul secarah basah, kemudian bahan obat tersebut dikeringkan. Bahan yang dikeringkan tersebut ditimbang terlebih dahulu. Proses pengeringan dapat menggunakan oven pengeringan ataua Fluid Bed Dryer. Proses Universitas Sumatera Utara pengeringan dengan menggunakan Fluid Bed Dryer akan memberikn waktuyang lebih singkat dan massa yang lebih homogen dibandingkan dengan menggunakan oven pengering. Proses pengeringan pada Fluid Bed Dryer dilakukan pada suhu berkisar antara 60 o C samapai 100 o C, tergantung jenis obat yang akan dibuat dan memakan waktu sekitar 30 menit. Pengeringan dengan oven juga dilakukan pada suhu berkisar anatara 60 o C sampai 100 o C selama 8 jam sampai 10 jam.

2.6.5 Proses Granulasi Kering

Granulasi kering ini berfungsi untuk mendapatkan ukuran gumpalan- gumpalan yang lebih halus setelah granul basah dikeringkan. Bahan obat yang sudah dikeringkan digranulasi kembali sehingga terbentuk granul-granul yang lebih halus lagi dan memiliki ukuran yang relatif sama sehingga bobotnya seragam. Proses penggranulan menggunakan ayakan ukuran mesh yang bervariasi yaitu 12, 10, dan 8 mesh. Ukuran pengayakan tergantung kepada ukuran tablet yang akan dibuat. Ukuran mesh 12 digunakan untuk menggranul bahan tablet yang akan dicetak dengan ukuran kecil sedangkan mesh 10 dan 8 digunakan untuk tablet yang lebih besar.

2.6.6 Proses Lubrikasi

Lubrikasi adalah proses pencmpuran zat pelicin dengan bahan obat agar dalam proses pencetakan obat tidak lengket dan akan menghasilkan obat yang akan lebih baik. Setelah mengalami granulasi kering, bahan obat yang sudah halus dilubrikasi. Pada prosesnya ditambahkan zat pelicin seperti Magnesium Stearat Universitas Sumatera Utara dan Talcum. Pemberian zat pelicin akan memperbaiki daya alir bahan ketika masuk dalam pencetakan dan juga berguna dalam proses pencetakan agar obat tidak lengket sewaktu dicetak dan memberikan permukaan obat yang licin mengkilap.

2.6.7 Proses Pencetakan

Setelah tahap lubrikasi dilakukan maka dilanjutkan ke proses pencetakan. Bahan obat ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui berat bahan yang akan dicetak, karena dalam surat perintah pembuatan obat formulasinya sudah ditetapkan untuk sejumlah obat yang akan dibuat. Dalam proses pencetakan terlebih dahulu dilakukan pencetakan percobaaan agar obat yang dicetak ukurannya sesuai dengan yang ditetapkan. Obat yang tidak sesuai ukurannya akan dihancurkan dan kemudian dicetak lagi. Pada akhir pencetakan diambil beberapa sampel obat untuk mengetahui kadar dari zat yang terkandung di dalam tablet tersebut.

2.6.8 Proses Pengayakan dan Pemeriksaan

Setelah obat selesai dicetak kemudian diayak secara manual dengan ayakan 10 mesh untuk meghilangkan debu obat dan sekaligus untuk memeriksa apakah ada obat yang pecah atau kotor sewaktu pencetakan. Untuk mengetahui apakah obat tablet yang dihasilkan telah memenuhi standar mutu, maka dilakukan pemeriksaan oleh bagian pengawasan mutu. Universitas Sumatera Utara

2.6.9 Pengemasan

Pengemasan untuk jenis tablet ada tiga jenis, yaitu : a. Kemasan botol Obat dimasukkan ke dalam plastik dan ditimbang untuk setiap seribu butir tablet. Penimbangan berdasarkan berat obat dalam mg yang telah ditetapkan sewaktu pencetakan, kemudian dimasukkan pengawet kedalamnya lalu plastik dipress dengan panas. Plastik obat kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol plastik berikut dengan brosur tentang obat tersebut. Untuk menjamin kemasan obat, maka tutup botol diberi segel. b. Kemasan Strip Dalam pengemasan strip digunakan mesin sesuai dengan obat yang akan dikemas. Obat yang sudah dikemas kemudian distempel nomor batch dan batas waktu untuk obat yang mempunyai batas waktu. Setiap strip berisi 10 butir obat. Obat yang telah dikemas dengan strip dimasukkan ke dalam kotak yang berisi 10 kemasan strip dan siisolasi. Kotak-kotak kemudian dimasukkan ke dalam kardus dimana tiap kardus berisi 60 kotak. c. Kemasan Blister Proses pengemasan blister ini sama dengan proses pengemasan strip, hanya bentuk kemasannya saja yang berbeda yaitu permukaan atasnya transparan. Universitas Sumatera Utara

2.7 Daerah Pemasaran

Daerah pemasaran PT. Mutiara Mukti Farma yang paling utama adalah Kota Medan, karena Kota Medan merupakan Kota yang terdekat. Sedangkan alternatif pemasaran daerah lain adalah seluruh Kota yang ada di provinsi Sumatera Utara. Untuk sementara PT. Mutiara Mukti Farma berkonsentrasi dalam memasarkan produk-produknya didaerah provinsi Sumatera Utara. Namun ada juga beberapa produk obat-obatan yang dipasarkan sampai ke Pulau Jawa terutama Jawa Barat, Aceh dan Kalimantan. Produksi suatu komoditi yang dihasilkan oleh suatu perusahaan akan menunjukkan berapa besar produk yang ditawarkan kepada konsumen, maka perusahaan dapat melihat dari seberapa besar produk yang diminati konsumen.

2.8 Mesin dan Peralatan