Identifikasi Sampel Rendemen HASIL DAN PEMBAHASAN

29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Sampel

Identifikasi sampel telah dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor adalah umbi talas Xanthosoma sagittifolium L. Schott dari famili Araceae. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 51.

4.2 Rendemen

Sebelum pembuatan dekstrin dilakukan orientasi beberapa formula pembuatan dekstrin, dengan formula sebagai berikut : Tabel 4.1 Orientasi metode katalis asam HCl 1 N Variabel F1 F2 F3 F4 Konsentrasi pati 20 20 20 20 HCl 1 N 15 ml 15 ml 10 ml 10 ml Suhu 110 o C 110 o C 110 o C 110 o C Waktu 10 menit 10 menit 10 menit 10 menit Na 2 CO 3 1 N 28,7 ml 25,5 ml 14,5 ml 18,3 ml Etanol absolut p.a - 100 ml 100 ml 100 ml Pengeringan Oven Hot plate Oven Hot plate Hasil Dekstrin lengket Dekstrin basah Serbuk dekstrin kekuningan Serbuk dekstrin coklat Dari Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa hasil orientasi dengan metode katalis asam HCl 1 N pada formula 1 F1 diperoleh dekstrin yang lengket. Hal ini disebabkan masih terdapatnya air dalam jumlah yang cukup banyak sehingga menyebabkan dekstrin dapat terhidrolisis lebih lanjut pada saat pengeringan. 30 Sedangkan pada formula 2 F2 diperoleh dekstrin yang basah. Hal ini dapat disebabkan karena jumlah HCl yang digunakan, semakin banyak jumlah katalis asam maka semakin cepat proses hidrolisis, walaupun telah dilakukan pemisahan dengan etanol absolut p.a. Pada formula 4 F4 diperoleh serbuk dekstrin berwarna coklat dengan menggunakan HCl 1 N 10 ml dan pemisahan dengan etanol absolut p.a. Hal ini dapat disebabkan karena pengeringan dekstrin menggunakan hot plate menghasilkan panas yang tidak merata dan menghasilkan dekstrin berwarna coklat. Oleh karena itu digunakan formula 3 F3 sebagai formula terbaik dengan diperoleh serbuk dekstrin berwarna kekuningan. Tabel 4.2 Orientasi metode enzimatis enzim α-amilase Variabel F1 F2 F3 Konsentrasi Pati 30 20 15 Suhu 95 o C 95 o C 95 o C Enzim α-amilase 0,03 g 0,01 g 0,0075 g Hasil Gel mengendap dekstrin tidak terbentuk Gel keruh serbuk dekstrin putih terbentuk Gel bening Serbuk dekstrin putih terbentuk Dekstrin - 13,4208 g 5,2450 g Dari Tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa hasil orientasi metode enzimatis enzim α-amilase pada formula 1 F1 dekstrin tidak terbentuk karena diperoleh gel yang mengendap pada bagian dasar beaker pada saat gelatinisasi pada suhu 95 o C, sehingga penambahan enzim tidak memberikan pengaruh. Konsentrasi pati yang tinggi yaitu 30 30 g ad 100 ml akuades menyebabkan gelatinisasi sempurna tidak terjadi. Endapan putih lebih banyak terbentuk pada konsentrasi pati yang lebih tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena panas yang 31 diberikan tiap satuan waktu tidak cukup untuk memecah semua granula pati membentuk gelatin. Sebagian granula pati lebih dulu mengendap sebelum suhu gelatinisasi tercapai Santosa, 2010. Pada formula 2 F2 merupakan formula terbaik dengan konsentrasi pati 20 20 g ad 100 ml akuades karena dekstrin dapat terbentuk dan dekstrin yang diperoleh cukup banyak yaitu 13,4208 g. Sedangkan pada formula 3 F3 dekstrin dapat terbentuk dengan konsentrasi pati 15 15 g ad 100 ml akuades, namun dekstrin yang dihasilkan sedikit yaitu 5,2540 g. Hal ini dikarenakan semakin sedikit konsentrasi pati yang digunakan maka semakin sedikit dekstrin yang terbentuk. Konsentrasi enzim yang digunakan sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan Santosa 2010 yaitu konsentrasi enzim α-amilase yang digunakan adalah 0,025 g50 g pati. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rendemen yang berbeda pada pembuatan dekstrin dengan metode katalis asam sesuai formula 3 F3 dan metode enzimatis sesuai formula 2 F2. Dekstrin dengan metode katalis asam didapatkan rendemen yaitu 41,73 dan dengan metode enzimatis yaitu 67,10 . Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 15, halaman 57. Rendemen yang diperoleh bergantung pada konsentrasi pati yang digunakan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Triyono 2006 produk dekstrin diperoleh pada kondisi optimal konsentrasi pati 20 . 32

4.3 Karakteristik Dekstrin