26 konsentrasi pati 20 pada suhu 95
o
C, dilanjutkan pada suhu 40
o
C selama 24 jam dan dilakukan pengujian kualitatif dengan larutan lugol setiap 3 jam
Ningsih, 2010.
3.9.3 Penetapan kehalusan 80 mesh
Sebanyak 10 g serbuk dekstrin diayak dengan ayakan berukuran 80 mesh. Bagian yang tertinggal dalam ayakan ditimbang
SNI
,
1992. Kehalusan 80 mesh = 100 – a
Dimana: a= persentase dari bagian yang tidak melewati ayakan 80 mesh
3.9.4 Penetapan kadar air
Sebanyak 2 g serbuk dekstrin dimasukkan dalam sebuah krus porselen yang telah diketahui bobotnya. Dibiarkan selama 2 jam dalam lemari pengering pada
suhu 100
o
C. Setelah itu didinginkan dalam desikator, lalu ditimbang. Pekerjaan ini dilakukan berulang kali selang 1 jam sampai bobot tetap SNI, 1992.
Kadar air
=
Penyusutan bobot serbuk dekstrin g Bobot serbuk dekstrin g
X
100
3.9.5 Penetapan kadar abu
Krus porselen kosong dipijar dan didinginkan, kemudian ditimbang sampai bobot tetap, kedalam krus ini ditimbang 2 g serbuk dekstrin diarangkan perlahan-
lahan dalam tanur pada suhu 600 °C, dipijarkan sampai menjadi abu. Setelah itu krus didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai bobot tetap
SNI
,
1992. Kadar abu =
Bobot abu g Bobot serbuk dekstrin g
x 100
27
3.9.6 Penetapan kelarutan dalam air dingin
Sebanyak 0,5 g serbuk dekstrin ditimbang dalam cawan porselen yang telah diketahui bobotnya. Kemudian dilarutkan dengan air dalam labu ukur 50 ml
sampai tanda tera. Kemudian disaring dan dipipet 10 ml, diuapkan dipenangas air. Setelah itu dipanaskan dalam lemari pengering pada suhu 100
o
C selama 3 jam hingga bobot tetap
SNI
, 1992.
Kelarutan dalam air dingin =
a g Bobot serbuk dekstrin g
X
fp x 100 Dimana : a = bobot kering dari 10 ml larutan
fp= faktor pengenceran
3.9.7 Penetapan kadar dekstrosa ekuivalen DE
Nilai dekstrosa ekuivalen diawali dengan mancari nilai Fehling Factor dengan cara 2,5 gram glukosa dilarutkan dengan akuades sampai 1000 ml lalu
diambil 15 ml dan ditambahkan larutan fehling A dan B masing-masing 5 ml. campuran dididihkan kemudian dititrasi dalam keadaan mendidih dengan larutan
glukosa sampai warna coklat kemerahan. Kebutuhan titran dicatat lalu Fehling Factor
dihitung dengan cara: Faktor Fehling FF =
Kebutuhan titran ml x berat glukosa g 1000
Nilai dekstrosa ekuivalen ditentukan dengan cara : larutan dekstrin dibuat dengan konsentrasi 2,5 g50 ml, lalu dimasukkan buret. Sebanyak 50 ml akuades
ditambahkan masing-masing 5 ml larutan fehling A dan B dan 15 ml larutan glukosa. Larutan dididihkan dan dititrasi dengan larutan dekstrin sampai berwarna
coklat kemerahan. Titran yang dibutuhkan dicatat dan nilai dekstrosa ekuivalen dihitung dengan cara Ningsih, 2010 :
28 DE = FF x
100 konsentrasi larutan dekstrin gml x kebutuhan titran ml
3.9.8 Pengujian titik lebur