Kesimpulan Saran METODOLOGI PENELITIAN

42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Dekstrin dari pati umbi talas Xanthosoma sagittifolium L. Schott dengan metode katalis asam HCl 1 N memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia SNI 01-2593-1992. Rendemen yang diperoleh yaitu 41,73 , warna dekstrin kekuning-kuningan, warna dengan larutan lugol ungu kecoklat-coklatan, kehalusan 80 mesh 94,7 ± 0,06, kadar air 8,79 ± 0,15, kadar abu 0,45 ± 0,02, kelarutan dalam air dingin 57,47 ± 0,25, dekstrosa ekuivalen 13,65 ± 0,36, titik lebur 185 o C ± 0,57 dan derajat asam 2,86 ± 0,23. b. Dekstrin dari pati umbi talas Xanthosoma sagittifolium L. Schott dengan metode enzimatis enzim α-amilase memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia SNI 01-2593-1992. Rendemen yang diperoleh yaitu 67,10 , warna dekstrin putih, warna dengan larutan lugol ungu kecoklat- coklatan, kehalusan 80 mesh 93,96 ± 0,02, kadar air 7,62 ± 0,23, kadar abu 0,42 ± 0,04, kelarutan dalam air dingin 63,09 ± 0,1, dekstrosa ekuivalen 15,31 ± 0,46, titik lebur 182 o C ± 0,57, dan derajat asam 4,39 ± 0,4. c. Terdapat perbedaan dekstrin yang diperoleh dari pati umbi talas Xanthosoma sagittifolium L. Schott dengan metode katalis asam dan metode enzimatis yaitu rendemen, warna dekstrin, kehalusan 80 mesh, kadar air, kadar abu, kelarutan dalam air dingin, dekstrosa ekuivalen, titik lebur dan derajat asam. 43

5.2 Saran

a. Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar memperhatikan umur umbi yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan dekstrin. b. Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar melakukan pembuatan dekstrin yang lebih murni sehingga dapat digunakan sebagai bahan tambahan farmasi dan sesuai persyaratan Farmakope Indonesia, USP dan lain-lain. 44 DAFTAR PUSTAKA Agra, I.B., Warnijati, S., dan Pujianto, B. 1973. Hidrolisa Pati Ketela Rambat pada Suhu Lebih dari 100 o

C. Forum Teknik, 3. Di dalam Lubis, R.M.

2012. Hidrolisis Pati Sukun dengan Katalisator H 2 SO 4 untuk Pembuatan Perekat. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan. 9 2 : 63. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal. 748. Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi Keempat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal. 1212, 1157. Gunawan, D., dan Mulyani, S. 2010. Ilmu Obat Alam Farmakognosi. Jakarta : Penebar Swadaya. Hal. 38, 39. Groggins, P.H. 1997. Unit Processes in Organic Synthesis 5 th edition . New Delhi : Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited. Hal. 751-783. Herawati, H. 2012. Teknologi Proses Produksi Food Ingredient dari Tapioka Termodifikasi. Jurnal Litbang Pertanian. 31 2 : 69, 73, 74, 75. Humprey, A. E. 1979. The Hidrolysis of Cellulosis Material of Useful Product. 181: 25. Di dalam Jati, P.W. 2006. Pengaruh Waktu Hidrolisis Dan Konsentrasi HCl Terhadap Nilai Dextrose Equivalent DE Dan Karakterisasi Mutu Pati Termodifikasi Dari Pati Tapioka Dengan Metode Hidrolisis Asam. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal. 10. Jati, P.W. 2006. Pengaruh Waktu Hidrolisis Dan Konsentrasi HCl Terhadap Nilai Dextrose Equivalent DE Dan Karakterisasi Mutu Pati Termodifikasi Dari Pati Tapioka Dengan Metode Hidrolisis Asam. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal. 1, 10, 27, 49, 56. Koswara, S. 2009. Teknologi Modifikasi Pati. http:ebookpangan.com teknologi_modifikasi_pati. Diunduh 19 November 2014. McKee, T., dan McKee, J.R. 2004. Biochemistry: The Moleculer Basis of Life, 3 th Edition . New York : McGraww-Hill. Hal. 188 Meyer, L.H. 1973. Food Chemistry. New Delhi : Affiliated East-West Press PVT. Hal. 78. Niazi, S.K. 2009 a . Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations: Compressed Solid Products 2 nd Edition Volume 1 . New York : Informa Healthcare USA, Inc. Hal. 585. 45 Niazi, S.K. 2009 b . Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations: Semisolid Products 2 nd Edition Volume 4 . New York : Informa Healthcare USA, Inc. Hal. 77. Ningsih, D.R., Asnani, A., dan Fantoni, A. 2010. Pembuatan Dekstrin Dari Pati Ubi Kayu Menggunakan Enzim Amilase dari Azospirillum sp. JG3 Dan Karakterisasinya. Molekul. 5 1 : 16, 17. Nurcahya, H. 2014. Budidaya dan Cara Olah Talas Untuk Makanan dan Obat. Yogyakarta. Pustaka Baru Press. Hal. 1 - 21. Perwitasari, D.S., dan Cahyo, A. 2009. Pembuatan Dekstrin Sebagai Bahan Perekat Dari Hidrolisis Pati Umbi Talas Dengan Katalisator HCl. Chemical Engineering Seminar Soebardjo Brotohardjono . 4 : 4, 6, 7. Poedjiadi, A., dan Supriyanti, T. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press. Hal. 158 - 163. Pudiastuti, L., dan Pratiwi, T. 2013. Pembuatan Dekstrin dari Tepung Tapioka Secara Enzimatik dengan Pemanasan Microwave. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri . 2 2 : 170, 173. Rahmawati, W., Kusumastuti, Y.A., dan Aryanti, N. 2012. Karakterisasi Pati Talas Colocasia esculenta L. Schott Sebagai Sumber Pati Industri di Indonesia. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. 1 1 : 347-348. Ridal, S. 2003. Karakterisasi Sifat Fisiko-Kimia Tepung dan Pati Talas Colocasia esculenta dan Kimpul Xanthosoma sp. dan Uji Penerimaan α-amilase terhadap Patinya. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal. 1 - 33. Robyt, J.F. 1984. Enzymes In The Hydrolysis and Synthesis of Starch. Disunting oleh Whistler, R.L., Bemiller, J.N., dan Paschall, E.F. London : Academic Press. Hal. 89, 105. Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press. Hal. 220, 221, 223, 685. Santosa, H. 2010. Hidrolisis Enzimatik Pati Tapioka Dengan Kombinasi Pemanas Mikrowave-Water Bath Pada Pembuatan Dekstrin. Momentum. 6 2 : 31-33. Satiadarma, K., Mulja, M., Tjahjono, D.H., dan Kartasasmita, R.E. 2004. Asas Pengembangan Prosedur Analisis . Surabaya : Airlangga University Press. Hal. 54. 46 Setyawan, B. 2015. Budidaya Umbi-umbian Padat Nutrisi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press. Hal. 70-71. Sun, J., Li, X., Zeng, J., Liu, B., dan Li, G. 2010. Characterization Of Dextrin Prepared By Common Neutral And Thermostable α-Amilases. Journal of Food Processing and Preservation. 34 : 622. Standar Nasional Indonesia. 1992. Dekstrin Industri Pangan. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional. Turang, A.C., dan Matindas, L.A. 2011. Mengenal Tanaman TalasBete bhs : Minahasa dan Kegunaannya Bagi Manusia . http:sulut.litbang. pertanian.go.id. Diakses 27 April 2015. Triyono, A. 2006. Upaya Memanfaatkan Umbi Talas Colocasia esculenta Sebagai Sumber Bahan Pati Pada Pengembangan Teknologi Pembuatan Dekstrin. Prosiding Seminar Nasional Iptek Solusi Kemandirian Bangsa. 98, 99. Triyono, A. 2007. Peningkatan Fungsional Pati dari Ubi Jalar Ipomea batatas L. dengan enzim α-amilase Bacillus subtilis Sebagai Bahan Substitusi Pengolahan Pangan. Jurnal Sains MIPA. 13 1 : 60-61. USP 30-NF 25. 2007. United States Pharmacopeia and The National Formulary. Rockville MD: The United States Pharmacopeial Convention. Hal. 1109. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Hal. 27. 47 LAMPIRAN Lampiran 1 . Umbi talas Xanthosoma sagittifolium L. Schott Lampiran 2. Pati umbi talas Xanthosoma sagittifolium L. Schott 48 Lampiran 3 . Oven Lampiran 4 . Autoklaf 49 Lampiran 5. Tanur Lampiran 6. Orbital shaker 50 Lampiran 7. Melting point Lampiran 8. pH meter 51 Lampiran 9. Hasil identifikasi tumbuhan LIPI 52 Lampiran 10. Sertifikat analisis enzim α-amilase 53 Lampiran 11 . Skema pembuatan pati umbi talas Dikupas dan dicuci dengan air bersih Dipotong melintang dengan ukuran ± 1 cm Dimasukkan ke dalam blender dan tambahkan akuades secukupnya hingga menutupi permukaan talas 1 kg : 5 L Diblender hingga halus Disaring dengan saringan kain halus sambil diperas hingga didapatkan suspensi pati Ditambahkan sisa akuades sambil diperas Disaring dan diperas lagi hingga air sarian bening Digabungkan filtrat I dan II Dibiarkan hingga mengendap selama ± 24 jam Dibuang bagian atas yang keruh dan ditambahkan dengan 2L akuades, biarkan selama ± 24 jam Dibuang cairan bening bagian atas Dikeringkan endapan yang diperoleh pada suhu ruangan Diperoleh pati kering dan dihaluskan dengan blender dan ayak dengan ayakan 80 mesh Dilakukan pengujian kualitatif dengan larutan lugol Umbi talas 8 kg Filtrat I Ampas Filtrat II Ampas Pati umbi talas 54 Lampiran 12 . Skema pembuatan dekstrin metode katalis asam Dibuat suspensi pati 20 300 gr ad 1,5 L akuades Ditambahkan HCl 1 N 150 ml dan diaduk hingga homogen Dipanaskan dalam autoklaf selama 10 menit pada suhu 110 o C Ditambahkan Na 2 CO 3 1 N 217 ml sampai pH=7 dan didinginkan pada suhu ruangan Ditambahan etanol absolut p.a sebanyak 300 ml 1:1 dan diaduk Didinginkan dalam freezer selama ±12 jam hingga terbentuk dua lapisan dan disaring Dikeringkan dalam oven pada suhu 80 o C selama 3 jam Dihaluskan dengan blender dan ayak dengan ayakan 80 mesh Dilakukan pengujian kualitatif dengan larutan lugol Pati umbi talas Filtrat Endapan Serbuk Dekstrin 55 Lampiran 13 . Skema pembuatan dekstrin metode enzimatis Dibuat suspensi pati 20 50 g ad 250 ml akuades Dilakukan cek pH pH=6,8 Dipanaskan suspensi pati diatas hot plate stirer pada suhu 95 o C Diaduk hingga didapat gel bening Diturunkan suhu hingga 40 o C dan tambahkan enzim α-amilase 0,025 g50 g pati Dilakukan hidrolisis selama 24 jam sambil terus diaduk Dilakukan pengujian kualitatif dengan larutan lugol tiap 3 jam Dirusak enzim dengan memanaskan dekstrin hingga mendidih Dikeringkan dalam oven pada suhu 80 o C selama 7 jam Dihaluskan dengan blender dan ayak dengan ayakan 80 mesh Pati umbi talas Gelatinisasi Likuifaksi Serbuk Dekstrin 56 Lampiran 14 . Pengujian kualitatif dengan larutan lugol pati umbi talas Warna Biru 57 Lampiran 15 . Perhitungan rendemen Dimana : a = Berat pati yang digunakan g b = Berat dekstrin yang diperoleh g a. Secara metode katalis asam Berat pati : 300,0012 g Berat dekstrin : 125,1999 g Randemen = � � x 100 = 125,1999 g 300,0012 g x 100 = 41,73

b. Secara metode enzimatis