22 Na
2
CO
3
1 N dan NaOH 0,1 N.
3.5 Pembuatan Pereaksi 3.5.1 Larutan HCl 1 N
Sebanyak 8,5 ml larutan asam klorida P diencerkan dengan akuades hingga 100 ml Ditjen POM, 1995.
3.5.2 Larutan Na
2
CO
3
1 N
Sebanyak 5,3 gram natrium karbonat dilarutkan dalam akuades hingga 100 ml Ditjen POM, 1979.
3.5.3 Larutan lugol
Sebanyak 5 g iod I
2
dan 10 g KI dilarutkan dalam 10 ml akuades, setelah larut kemudian diencerkan menjadi 100 ml SNI, 1992.
3.5.4 Larutan NaOH 0,1 N
Sebanyak 0,4 gram natrium hidroksida dilarutkan dalam akuades bebas karbondioksida hingga 100 ml Ditjen POM,1979.
3.5.5 Larutan fenolftalein LP
Sebanyak 1 gram fenolftalein P dilarutkan dalam 100 ml etanol P Ditjen POM, 1995.
3.6 Penyiapan Sampel
Penyiapan sampel meliputi pengambilan sampel, identifikasi sampel dan pengolahan sampel.
23
3.6.1 Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara purporsif, artinya tanpa membandingkan sampel yang diambil dengan sampel yang sama dari daerah lain.
Sampel yang digunakan adalah umbi talas Xanthosoma sagittifolium L. Schott, yang diperoleh di Pasar Sore Jamin Ginting yang berasal dari Tanah Karo
Berastagi, Kecamatan Medan Baru, Sumatera Utara.
3.6.2 Identifikasi sampel
Identifikasi sampel umbi talas dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor.
3.6.3 Pengolahan sampel
Sebanyak 8 kg umbi talas dikupas dan dicuci menggunakan air bersih. Kemudian umbi talas dipotong melintang dengan ukuran ± 1 cm, lalu dimasukkan
ke dalam blender dan ditambah akuades dengan perbandingan 5Lkg. Blender hingga halus dan disaring dengan saringan kain halus sambil diperas, dipisahkan
ampas umbi talas dan suspensi pati. Kemudian ditambahkan akuades ke ampas sambil diperas, lalu disaring dan uji perlakuan ini diulangi hingga didapat air
sarian bening. Suspensi pati didiamkan dalam wadah hingga pati mengendap selama ± 24 jam. Setelah 24 jam bagian atas larutan yang keruh dibuang dan
tambahkan sebanyak 2Lkg akuades dibiarkan selama ± 24 jam lagi. Kemudian dibuang cairan bening bagian atas dan endapan pati dikeringkan pada suhu
ruangan. Pati kering yang diperoleh kemudian dihaluskan dengan blender dan diayak dengan ayakan 80 mesh. Kemudian dilakukan pengujian kualitatif pati
dengan larutan lugol Ningsih, 2010. Hasil pengujian warna dengan larutan lugol
24 dapat dilihat pada Lampiran 14, halaman 56.
3.7 Metode Pembuatan Dekstrin 3.7.1 Metode katalis asam