Daya Serap Air Proses Pengaktivasian arang tempurung kelapa, zeolit dan pasir kuarsa.

52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan yang dibahas pada penelitian ini adalah pembuatan modifikasi gabungan filter dari arang tempurung kelapa, zeolit dan pasir kuarsa optimum hasil dari pengujian aktivasi fisika, pengolahan air dengan proses elektrokoagulasi dengan menggunakan plat aluminium Al yang kemudian di filter dan pengolahan air dengan filter arang tempurung kelapa, zeolit dan pasir kuarsa yang dimodifikasi

4.1. Proses Pengaktivasian arang tempurung kelapa, zeolit dan pasir kuarsa.

Proses aktivasi dilakukan bertujuan untuk menghilangkan volatile dan tar yang tersisa sehingga arang tempurung kelapa, zeolit, dan pasir kuarsa benar- benar bebas dan luas permukaannya pun semakin besar. Aktivasi yang dilakukan secara fisika dengan cara dipanaskan dengan furnance yang tertutup rapat tanpa dipengaruhi udara dari luar furnance. Proses aktivasi ini dilakukan untuk melihat peningkatan daya serap, kadar air dan porositas pada material yang digunakan untuk filter dalam percobaan ini. Dilakukan pengamatan struktur mikro dengan menggunakan SEM.

4.1.1. Daya Serap Air

Daya serap ini merupakan persentase massa air yang mampu diserap karbon aktif didalam air. Pengujian daya serap ini telah dilakukan terhadap semua jenis variasi sampel yang ada. Pengujian daya serap ini mengacu pada ASTM C- 20-00-2005. Pengujian daya serap air Water absorbtion dilakukan pada masing-masing sampel pengeringan. Lama perendaman dalam air adalah selama 24 jam dalam suhu kamar. Daya serap ini dihitung berdasarkan persamaan 2.1. Universitas Sumatera Utara 53 4.1.1.1 Daya Serap Air Arang Tempurung Kelapa Daya serap air karbon aktif tempurung kelapa, sebelum aktivasi diperlihatkan pada Tabel 4.1 dan sesudah diaktivasi pada suhu tertentu diperlihatkan pada Tabel 4.2. Tabel 4.1 Data hasil pengujian daya serap air tanpa aktivasi Material Daya serap Arang tempurung kelapa 31,8 Tabel 4.2 Data hasil pengujian daya serap setelah diaktivasi N o Su hu o C Da ya Ser ap 1 2 3 4 5 60 70 80 90 10 00 42, 8 55, 6 62, 1 75, 4 --- Data hasil pengujian pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dikarakterisasi secara grafik seperti pada Gambar 4.1 Universitas Sumatera Utara 54 Gambar 4.1 Grafik Daya Serap Air Arang Tempurung Kelapa Penetapan daya serap air bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari material diatas untuk menyerap bakteri dan logam yang terkandung didalam air sungai . Dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 terlihat bahwa ada kenaikan daya serap sebelum diaktivasi nilainya 31,8 dan sesudah diaktivasi hasil pengujian daya serap arang tempurung kelapa nilai maksimalnya adalah 75,4 pada suhu 900 C sedangkan nilai daya serap minimalnya adalah 42,8 pada suhu 600 C, pada suhu 1000 C tidak bisa dihitung daya serapnya karena arang tempurung kelapa tersebut menjadi abu pada suhu tersebut. Nilai daya serap pada pengaktivasian suhu mengalami kenaikan seiring dengan semakin meningkatnya suhu. Ini dapat dilihat dari hasil daya serap pada suhu 700 C nilai daya serapnya 55,6, pada suhu 800 C juga mengalami kenaikan nilai daya serap dimana nilai daya serapnya 62,1. Peningkatan ini terjadi sebagai akibat semakin banyaknya pengotor yang terlepas dari permukaan karbon aktif. Seiring dengan peningkatan 31.8 42.8 55.6 62.1 74.8 10 20 30 40 50 60 70 80 600 700 800 900 1000 P er se n tase Daya S er ap Air Suhu Aktivasi C Universitas Sumatera Utara 55 suhu, pengotor-pengotor yang mulanya terdapat pada bagian pori dan menutupi pori, ikut terlepas atau teruapkan sehingga memperluas permukaan karbon aktif. Semakin besar luas permukaan karbon aktif maka semakin besar kemampuan absorpsi arang tempurung kelapa. 4.1.1.2 Daya Serap Zeolit Daya serap air zeolit, sebelum aktivasi diperlihatkan pada Tabel 4.3 dan sesudah diaktivasi pada suhu tertentu diperlihatkan pada Tabel 4.4. Tabel 4.3 Data hasil pengujian daya serap air tanpa aktivasi Material Daya serap Zeolit 16,8 Tabel 4.4 Data hasil pengujian daya serap setelah diaktivasi N o Su hu o C Da ya Ser ap 1 2 3 4 5 60 70 80 90 10 30, 2 45, 8 65, 8 33, 6 26, Universitas Sumatera Utara 56 00 8 Data hasil pengujian pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 dikarakterisasi secara grafik seperti pada Gambar 4.2 Gambar 4.2 Grafik Daya Serap Air Zeolit Meningkatnya daya serap air oleh zeolit seiring dengan kenaikan suhu pemanasan pada saat aktivasi fisika, pada zeolit juga terjadi nilai kenaikan daya serap sesudah diaktivasi, dari kelima suhu yang digunakan terlihat jelas bahwa pada suhu 800 C zeolit memiliki kemampuan absorbsi terbesar yaitu 65,8 dibandingkan dengan suhu lainnya yaitu suhu 600 C, 700 C, 900 C dan 1000 C. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pada suhu 800 C, semakin banyak air bebas didalam kristal zeolit yang teruapkan, sehingga membuat struktur pori zeolit menjadi sangat terbuka dan memiliki luas internal yang mampu mengadsorpsi sejumlah besar substansi seperti air. 16.8 30.2 45.8 65.8 33.6 26.4 10 20 30 40 50 60 70 600 700 800 900 1000 P er se n tase Daya S er ap Air Suhu Aktivasi C Universitas Sumatera Utara 57 Bila dilihat dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa daya serap zeolit tanpa aktivasi sangat kecil yaitu sebesar 16,8 , hal ini tersebut disebabkan karena rongga-rongga kristal di dalam zeolit sebagian sudah berisi air, yang membuat keadaan zeolit mendekati keadaan jenuh akan air sehingga kemampuan zeolit itu sendiri untuk menyerap air dari lingkungannya jelas akan sangat kecil bila dibandingkan dengan zeolit yang sebagian besar air yang berada di dalam rongga tersebut di keluarkan. Namun pada suhu aktivasi 900 C dan 1000 C kemampuan daya serap air menurun yaitu dari 65,8 pada suhu 800 C menjadi 33,6 dan menurun lagi pada suhu aktivasi 1000 C menjadi 33,6 , hal ini disebabkan pada zeolit memiliki temperatur maksimal pada saat aktivasi fisika. Untuk tipe zeolit yang paling rendah dan biasanya zeolit alam, rata-rata memiliki temperatur maksimal 600 C. Pada penelitian ini zeolit yang digunakan adalah zeolit yang dijual dipasaran yang memiliki temperatur maksimal 800 C, bila dipanaskan lebih dari temperatur maksimal maka akan merusak struktur zeolit itu sendiri. Dengan rusaknya struktur di dalam kristal zeolit akan mengakibatkan berkurangnya ruang- ruang hampa udara di dalam zeolit dan akhirnya akan mengurangi daya adsorpsi zeolit tersebut. 4.1.1.3 Daya Serap Pasir Kuarsa Daya serap air pasir kuarsa sebelum aktivasi diperlihatkan pada Tabel 4.5 dan sesudah diaktivasi pada suhu tertentu diperlihatkan pada Tabel 4.6. Tabel 4.5 Data hasil pengujian daya serap air tanpa aktivasi Material Daya serap Pasir Kuarsa 12,7 Universitas Sumatera Utara 58 Tabel 4.6 Data hasil pengujian daya serap setelah diaktivasi N o Su hu o C Da ya Ser ap 1 2 3 4 5 60 70 80 90 10 00 13, 1 18, 1 24, 27, 2 45, 5 Data hasil pengujian pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 dikarakterisasi secara grafik seperti pada Gambar 4.3 Universitas Sumatera Utara 59 Gambar 4.3 Grafik Daya Serap Air Pasir kuarsa Pada pasir kuarsa juga terjadi nilai kenaikan daya serap sebelum diaktivasi dan sesudah diaktivasi, sebelum diaktivasi nilai daya serapnya sebesar 12,7, setelah diaktivasi pada suhu 600 C sebesar 13.1 , hal ini juga disebabkan karena pada saat terjadi pemanasan rongga-rongga kristal dalam pasir kuarsa yang sebagian besar diisi oleh air yang membuat keadaan pasir kuarsa mendekati keadaan jenuh menjadi terbuka, sehingga kemampuan pasir kuarsa sendiri untuk menyerap air dari lingkungannya bertambah bila dibandingkan dengan yang sebelum diaktivasi. Gambar 4.3 diatas dilihat dari grafik bahwa nilai daya serap maksimal pasir kuarsa adalah 45.5 pada suhu 1000 C karena semakin banyak air bebas didalam pasir kuarsa yang teruapkan, sehingga membuat struktur pori pasir kuarsa menjadi sangat terbuka sehingga mampu mengadsorpsi dalam jumlah besar. Pada penelitian ini terlihat bahwa semakin naiknya suhu aktivasi maka pori-pori pada permukaan pasir kuarsa semakin besar.

4.1.2 Kadar Air Menguap

Dokumen yang terkait

EFISIENSI FILTER PASIR ZEOLIT DAN FILTER PASIR ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM RANGKAIAN UNIT PENGOLAHAN AIR UNTUK MENGURANGI KANDUNGAN MANGAN DARI DALAM AIR

0 3 10

PENGARUH PENGGUNAAN FILTER DENGAN MEDIA ARANG TEMPURUNG KELAPA, ZEOLIT DAN SILICA GEL TERHADAP GAS Pengaruh Penggunaan Filter Dengan Media Arang Tempurung Kelapa, Zeloit Dan Silica Gel Terhadap Gas Yang Dihasilkan Dari Reaktor Gasifikasi.

0 8 19

PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN FILTER PASIR DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP Pengaruh Kombinasi Ketebalan Filter Pasir Dan Arang Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan Kadar Mangan (Mn) Air Sumur.

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Kombinasi Ketebalan Filter Pasir Dan Arang Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan Kadar Mangan (Mn) Air Sumur.

0 2 5

PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN FILTER PASIR DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP Pengaruh Kombinasi Ketebalan Filter Pasir Dan Arang Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan Kadar Mangan (Mn) Air Sumur.

0 3 15

Optimalisasi Gabungan Filter Arang Tempurung Kelapa, Zeolit, Dan Pasir Kuarsa Untuk Penjernihan Air Sungai Tamiang Dengan Elektrokoagulasi

0 0 19

Optimalisasi Gabungan Filter Arang Tempurung Kelapa, Zeolit, Dan Pasir Kuarsa Untuk Penjernihan Air Sungai Tamiang Dengan Elektrokoagulasi

0 0 2

Optimalisasi Gabungan Filter Arang Tempurung Kelapa, Zeolit, Dan Pasir Kuarsa Untuk Penjernihan Air Sungai Tamiang Dengan Elektrokoagulasi

0 0 5

Optimalisasi Gabungan Filter Arang Tempurung Kelapa, Zeolit, Dan Pasir Kuarsa Untuk Penjernihan Air Sungai Tamiang Dengan Elektrokoagulasi

0 0 4

Optimalisasi Gabungan Filter Arang Tempurung Kelapa, Zeolit, Dan Pasir Kuarsa Untuk Penjernihan Air Sungai Tamiang Dengan Elektrokoagulasi

0 0 24