Porositas Proses Pengaktivasian arang tempurung kelapa, zeolit dan pasir kuarsa.

65 Gambar 4.6 Grafik Kadar Air Menguap Pasir Kuarsa Semakin besar pori-pori maka semakin mudah kadar air teruapkan . gambar 4.6 menunjukkan bahwa kadar air yang terupkan paling besar berada pada suhu aktivasi 1000 C sebesar 4,86 , artinya kadar air yang tertinggal di permukaan pasir kuarsa semakin sedikit dimana semakin sedikit kadar air dalam material tersebut maka kemampuan daya serapnya semakin besar. Aktivasi fisika dengan pemanasan untuk pasir kuarsa dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu aktivasi maka semakin besar jumlah kadar air yang teruapkan dikarenakan semakin besarnya pori-pori pada permukaan pasir kuarsa, akibat dari pemanasan.

4.1.3 Porositas

Untuk pengujian porositas, material sebelum dan sesudah diaktivasi ditimbang dengan neraca dan menghasilkan massa kering, lalu direndam dalam air selama 24 jam, kemudian ditimbang untuk mendapatkan massa dalam air dan 0.36 1.8 2.72 3.16 3.6 4.86 1 2 3 4 5 6 600 700 800 900 1000 P er se ntase K adar air Suhu Aktivasi C Universitas Sumatera Utara 66 diangkat dari dalam air untuk memperoleh massa basah. Perhitungan porositas dihitung berdasarkan persamaan 2.3. 4.1.3.1 Porositas Arang Tempurung Kelapa Porositas arang tempurung kelapa sebelum aktivasi diperlihatkan pada Tabel 4.13 dan sesudah diaktivasi pada suhu tertentu diperlihatkan pada Tabel 4.14. Tabel 4.13 Data hasil pengujian porositas tanpa aktivasi Material Porositas Arang tempurung kelapa 24,33 Tabel 4.14 Data hasil pengujian porositas No Suhu o C Porositas 1 2 3 4 5 600 700 800 900 1000 37,19 57,88 64,28 71,13 --- Data hasil pengujian pada Tabel 4.13 dan Tabel 4.14 dikarakterisasi secara grafik seperti pada Gambar 4.7 Universitas Sumatera Utara 67 Gambar 4.7 Grafik porositas Arang Tempurung Kelapa Dari Tabel 4.12 dan Tabel 4.13 hasil pengujian porositas arang tempurung kelapa terjadi perubahan nilai porositas sebelum dan sesudah diaktivasi, sebelum diaktivasi nilai porositasnya 24.33 , setelah diaktivasi pada suhu 600 C porositasnya bertambah menjadi 37,19 . Sebelum diaktivasi pori-pori arang pada permukaannya masih tertutup hidrokarbon yang menyebabkan kemampuan adsorbsi nya rendah. Pada suhu aktivasi 1000 C tidak bisa digunakan sebagai adsorben karena pada aktivasi suhu tersebut arang tempurung kelapa dalam penelitian menjadi abu. Nilai porositas pada suhu lainnya mengalami kenaikan seiring dengan semakin tingginya suhu aktivasi, ini dapat dilihat dari nilai porositas untuk suhu aktivasi 700 C sebesar 57,88, selanjutnya pada suhu 800 C sebesar 64,28 . Pada aktivasi suhu 900 C permukaan arang tempurung kelapa memiliki pori yang semakin besar yaitu 71,13 , hal ini disebabkan semakin berkurangnya senyawa hidrokarbon pada permukaan arang tempurung kelapa sehingga memperbesar 24.33 37.19 57.88 64.28 71.13 10 20 30 40 50 60 70 80 600 700 800 900 1000 P er se n tase p or ositas Suhu Aktivasi C Universitas Sumatera Utara 68 porinya. Bonelli et all 1991 menyatakan pembentukan dan pembesaran pori disebabkan oleh penguapan komponen yang terdegrasi dan lepasnya zat terbang Dengan berkurangnya senyawa hidrokarbon maka pori pada permukaan arang tempurung kelapa semakin terlihat jelas, Modi lempang 2011 Aktivasi menyebabkan semakin banyaknya bahan mudah terbang volatile terlepas dari arang sehingga menyebabkan terbukanya struktur seluler yang tersisa yang berakibat pada pembentukan pori. 4.1.3.2 Porositas Zeolit Porositas zeolit sebelum aktivasi diperlihatkan pada Tabel 4.15 dan sesudah diaktivasi pada suhu tertentu diperlihatkan pada Tabel 4.16. Tabel 4.15 Data hasil pengujian porositas tanpa aktivasi Material Porositas zeolit 14,89 Tabel 4.16 Data hasil pengujian porositas No Suhu o C Porositas 1 2 3 4 5 600 700 800 900 1000 32,51 45,71 57,53 35,22 28,49 Data hasil pengujian pada Tabel 4.15 dan Tabel 4.16 dikarakterisasi secara grafik seperti pada Gambar 4.8 Universitas Sumatera Utara 69 Gambar 4.8 Grafik Porositas Zeolit Keaktifan zeolit dalam menyerap kontaminan-kontaminan dipengaruhi oleh porositas dari zeolit. Semakin tinggi porositasnya maka semakin baik dalam menyerap kontaminan I Putu Putra, 2010 . Gambar 4.8 menunjukkan bahwa adanya kenaikan nilai porositas sebelum dan sesudah diaktivasi, sebelum diaktivasi nilai porositas sebesar 14,89 setelah diaktivasi pada suhu 600 C nilai porositasnya 32,51 hal ini disebabkan karena dengan adanya pemanasan maka membuat struktur pori zeolit menjadi sangat terbuka dan selanjutnya mengalami kenaikan pada suhu aktivasi 700 C dengan nilai porositasnya 45,71 selanjutnya pada suhu 800 C juga mengalami kenaikan nilai porositas sebesar 57,53 . Perbesaran porositas zeolit seiring dengan kenaikan suhu pemanasan namun pada suhu 900 C nilai porositasnya menurun menjadi 35,22 dan terus menurun pada suhu 1000 C nilai porositasnya 28,49 , hal ini disebabkan perubahan struktur mikro yang terjadi akibat variasi suhu aktivasi. Zeolit yang tanpa diaktivasi memiliki struktur mikro dengan porositas yang sangat kecil dan sedikit bila dibandingkan dengan zeolit pada suhu aktivasi 600 C dimana 14.89 32.51 45.71 57.53 35.22 28.49 10 20 30 40 50 60 70 600 700 800 900 1000 P er se n tase p or ositas Suhu Aktivasi C Universitas Sumatera Utara 70 porositas nya semakin membesar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa zeolit yang diteliti dalam penelitian ini memiliki keaktivasian optimum jika dipanaskan sampai suhu 800 C. 4.1.3.3 Porositas Pasir Kuarsa Porositas pasir kuarsa sebelum aktivasi diperlihatkan pada Tabel 4.17 dan sesudah diaktivasi pada suhu tertentu diperlihatkan pada Tabel 4.18. Tabel 4.17 Data hasil pengujian porositas tanpa aktivasi Material Porositas Pasir Kuarsa 18,40 Tabel 4.18 Data hasil pengujian porositas No Suhu o C Porositas 1 2 3 4 5 600 700 800 900 1000 22,07 26,96 28,25 34,36 45,46 Data hasil pengujian pada Tabel 4.17 dan Tabel 4.18 dikarakterisasi secara grafik seperti pada Gambar 4.9 Universitas Sumatera Utara 71 Gambar 4.9 Grafik Porositas Pasir Kuarsa Gambar 4.9 menunjukkan bahwa adanya kenaikan nilai porositas sebelum dan sesudah diaktivasi, sebelum diaktivasi nilai porositas sebesar 18,4 setelah diaktivasi pada suhu 600 C nilai porositasnya 22,07 dan selanjutnya mengalami kenaikan pada suhu aktivasi 700 C dengan nilai porositasnya 26,96 dan terus mengalami kenaikan nilai porositas pada aktivasi suhu 1000 C sebesar 45,46 , hal ini disebabkan karena pengaruh dari aktivasi fisika tersebut yang menyebabkan semakin banyaknya bahan mudah terbang yang terlepas dari permukaan pasir kuarsa yang menutupi pori-porinya sehingga permukaan pasir kuarsa tersebut memiliki pori yang lebih besar.

4.1.4 Analisi SEM

Dokumen yang terkait

EFISIENSI FILTER PASIR ZEOLIT DAN FILTER PASIR ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM RANGKAIAN UNIT PENGOLAHAN AIR UNTUK MENGURANGI KANDUNGAN MANGAN DARI DALAM AIR

0 3 10

PENGARUH PENGGUNAAN FILTER DENGAN MEDIA ARANG TEMPURUNG KELAPA, ZEOLIT DAN SILICA GEL TERHADAP GAS Pengaruh Penggunaan Filter Dengan Media Arang Tempurung Kelapa, Zeloit Dan Silica Gel Terhadap Gas Yang Dihasilkan Dari Reaktor Gasifikasi.

0 8 19

PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN FILTER PASIR DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP Pengaruh Kombinasi Ketebalan Filter Pasir Dan Arang Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan Kadar Mangan (Mn) Air Sumur.

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Kombinasi Ketebalan Filter Pasir Dan Arang Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan Kadar Mangan (Mn) Air Sumur.

0 2 5

PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN FILTER PASIR DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP Pengaruh Kombinasi Ketebalan Filter Pasir Dan Arang Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan Kadar Mangan (Mn) Air Sumur.

0 3 15

Optimalisasi Gabungan Filter Arang Tempurung Kelapa, Zeolit, Dan Pasir Kuarsa Untuk Penjernihan Air Sungai Tamiang Dengan Elektrokoagulasi

0 0 19

Optimalisasi Gabungan Filter Arang Tempurung Kelapa, Zeolit, Dan Pasir Kuarsa Untuk Penjernihan Air Sungai Tamiang Dengan Elektrokoagulasi

0 0 2

Optimalisasi Gabungan Filter Arang Tempurung Kelapa, Zeolit, Dan Pasir Kuarsa Untuk Penjernihan Air Sungai Tamiang Dengan Elektrokoagulasi

0 0 5

Optimalisasi Gabungan Filter Arang Tempurung Kelapa, Zeolit, Dan Pasir Kuarsa Untuk Penjernihan Air Sungai Tamiang Dengan Elektrokoagulasi

0 0 4

Optimalisasi Gabungan Filter Arang Tempurung Kelapa, Zeolit, Dan Pasir Kuarsa Untuk Penjernihan Air Sungai Tamiang Dengan Elektrokoagulasi

0 0 24