4.3 Hasil Analisis SEM
Pengujian struktur mikro karbon aktif menggunakan Scanning Electron Microscope SEM dilakukan pada sampel arang kayu bakau sebelum diaktivasi
dan karbon aktif kayu bakau suhu aktivasi 500
o
C, 700
o
C, dan 900
o
C dengan perbesaran 5.000 x. Hasil uji SEM pada sampel arang kayu bakau sebelum diaktivasi
dapat dilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6 Hasil Pengujian SEM Arang Kayu Bakau
Pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa pori-pori arang kayu bakau sebelum diaktivasi belum terbentuk dengan jelas. Proses aktivasi perlu dilakukan untuk
membentuk dan memperbesar pori-pori serta meningkatkan daya serapnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7 Hasil Pengujian SEM Suhu Aktivasi 500
o
C
Gambar 4.7 memperlihatkan struktur permukaan karbon aktif kayu bakau pada suhu aktivasi 500
o
C. Dapat dilihat pori-pori sudah terbentuk dengan baik. Pori- pori membentuk lubang-lubang besar dan luas secara merata. Permukaan pori-
porinya bersih, tidak terisi oleh pengotor-pengotor yang menutupi. Hal ini disebabkan karena kadar air, kadar zat mudah menguap, kadar abu, dan kadar karbon
yang dikandung karbon aktif kayu bakau suhu aktivasi 500
o
C telah mendekati standar
SNI Nomor 06-3730-1995.
Gambar 4.8 Hasil Pengujian SEM Suhu Aktivasi 700
o
C
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.8 memperlihatkan struktur permukaan karbon aktif kayu bakau pada suhu aktivasi 700
o
C. Dapat dilihat pori-pori sudah terbentuk tetapi belum sempurna. Pori-porinya membentuk lubang-lubang yang pipih dan memanjang tidak
terbuka secara sempurna. Selain itu terlihat pengotor-pengotor yang mengisi dan menutupi pori-porinya. Kandungan kadar abu yang tinggi menyebabkan sebagian
pori-porinya tertutup dengan abu.
Gambar 4.9 Hasil SEM Suhu Aktivasi 900
o
C
Gambar 4.9 memperlihatkan struktur permukaan karbon aktif kayu bakau pada suhu aktivasi 900
o
C. Pori-pori membentuk lubang-lubang yang pipih dan memanjang tidak terbuka secara sempurna. Bentuk dan motif pori-pori karbon aktif
kayu bakau pada suhu aktivasi 700
o
C dan 900
o
C hampir sama. Selain itu terlihat lebih banyak pengotor-pengotor yang menutupi pori-porinya. Hal ini disebabkan
karena kandungan kadar abu tinggi sedangkan kandungan kadar karbon lebih rendah menyebabkan pori-porinya tertutup dengan abu.
4.4 Proses Penjernihan Air Sungai Tamiang