3.5.2.2 Proses elektrokoagulasi dan filter karbon aktif kayu bakau
1. Pemeriksaan parameter-parameter sampel air sungai, yaitu : pH, suhu, warna
TDS, kekeruhan, bau, logam Fe dan logam Al 2.
Pengaturan alat yang akan digunakan 3.
Pengaturan jumlah dan jarak elektroda plat Aluminium yang diletakkan dalam bak elektrokoagulasi.
4. Memasukkan air sungai Tamiang ke dalam bak sampel elektrokoagulasi volume
15 liter. 5.
Sumber arus searah power supply dihidupkan dengan mengaktifkan saklar pada tegangan 12 volt. Proses elektrokoagulasi berlangsung selama 15 menit.
6. Setelah didiamkan selama 15 menit, air hasil proses elektrokoagulasi dialirkan
ke dalam tabung filtrasi, yang telah diisi dengan karbon aktif kayu bakau sebagai filter.
7. Selanjutnya air hasil proses filtrasi dialirkan ke dalam bak penampungan bak air
bersih 8.
Proses selesai, kemudian dilakukan pemeriksaan parameter-parameter air bersih hasil proses elektrokoagulasi + filter karbon aktif kayu bakau yaitu : Suhu, TDS,
kekeruhan, warna, bau, rasa, pH, kandungan logam besi Fe dan aluminium Al.
3.6 Skema Pengolahan Air Sungai Tamiang
Skema penjernihan air sungai Tamiang dengan filtrasi karbon aktif kayu bakau dapat dilihat pada gambar 3.3 dan skema penjernihan air sungai Tamiang
dengan menggunakan filter karbon aktif kayu bakau melalui proses elektrokoagulasi dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Universitas Sumatera Utara
Air
Karbon Aktif
Kayu Bakau
Air Hasil Proses Filtrasi
Proses Filtrasi Menggunakan Karbon
Aktif Air Sampel Untuk
Proses Filtrasi
Gambar 3.3 : Proses penjernihan air dengan filter karbon aktif kayu bakau
_ _ _ _ _ _ _ _
1,5 cm
1,5 cm
1,5 cm
1,5 cm
1,5 cm
1,5 cm
1,5 cm
Bak Elektrokoagulasi
Bak Pengontrol Air
PSA 12 V
Air Hasil Proses Filtrasi dan elektrokoagulasi
Proses filtrasi dengan karbon kayu bakau
Air
Gambar 3.4 : Proses penjernihan air dengan filter karbon aktif kayu bakau melalui proses elektrokoagulasi
BAB IV
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang dibahas pada penelitian ini adalah karbon aktif kayu bakau hasil terbaik optimum dari pengujian aktivasi fisika, penjernihan air dengan filter karbon
aktif kayu bakau dan penjernihan air dengan filter karbon aktif kayu bakau melalui proses elektrokoagulasi dengan menggunakan plat aluminium.
4.1 Karakterisasi Karbon Aktif Kayu Bakau dengan Aktivasi Fisika
Pada proses aktivasi fisika, arang kayu bakau dipanaskan dengan furnance tanpa dipengaruhi udara dari luar, hal ini bertujuan untuk memperbesar luas pori- pori
permukaan karbon aktif kayu bakau. Suhu pemanasan divariasikan dari 500
o
C sampai 900
o
C dengan waktu penahanan 1 jam. Hasil dari proses karbonisasi berupa arang kayu bakau yang biasanya masih
memiliki luas permukaan kecil karena masih banyak volatile dan tar yang terperangkap dalam arang sehingga menutupi luas permukaan arang dan membatasi
daya serap dari karbon. Sehingga dilakukan proses aktivasi dengan tujuan untuk menghilangkan volatile dan tar yang tersisa. Hasil aktivasi fisika seperti Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Hasil Proses Aktivasi Fisika Suhu
o
C Massa Awal gram
Massa Akhir gram
500 600
700 800
900 120
83,11 73,21
68,43 64,00
44,14 Tabel 4.1 menunjukkan massa karbon aktif setelah pemanasan massa terbesar
diperoleh pada suhu 500
o
C yaitu sebesar 83,11 gram dan massa terendah pada suhu
Universitas Sumatera Utara
900
o
C sebesar 44,14 gram. Hal ini disebabkan karena pada suhu 500
o
C belum banyak kandungan air dan zat-zat yang menguap. Semakin tinggi suhu pemanasan
maka kandungan air dan zat-zat yang mudah menguap juga akan semakin besar pula sehingga massa sampel setelah pemanasan mengalami penurunan.
4.2 Pengujian Karbon Aktif