xli
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil penetapan kadar vitamin C sari markisa secara volumetri dengan 2,6-diklorofenol indofenol diperoleh kadar vitamin C dari sari markisa segar
25,83 ± 0,06 mg100 g, pada pendiaman 1 jam, 4 jam, dan 8 jam diperoleh kadar berturut-turut 25,23 ± 0,08 mg100 g, 23,64 ± 0,04 mg100 g dan, 20,73 ± 0,08
mg100 g. Hasil kadar baku vitamin C setelah dilarutkan diperoleh 96,75 ± 0,22
mg100 g, pada pendiaman 1 jam, 4 jam, dan 8 jam diperoleh kadar berturut-turut 96,09 ± 0,21 mg100 g, 93,68 ± 0,25 mg100 g, 89,81 ± 0,36 mg100 g. Dari hasil
di atas dapat kita lihat bahwa pada penetapan kadar baku vitamin C dan sari markisa pada pendiaman 1 jam kadar vitamin C tidak mengalami penurunan yang
signifikan sedangkan pada pendiaman 4 jam dan 8 jam kadar vitamin C mengalami penurunan yang signifikan.
5.2 Saran
Disarankan kepada masyarakat sebaiknya jangan membiarkan sari markisa didiamkan lama karena akan mengalami penurunan kadar vitamin C pada sari
markisa tersebut.
28
Universitas Sumatera Utara
xlii
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
.
1999. Nilai Kandungan Gizi Markisa. Diakses tanggal 21 juli 2012. http:eemoo-esprit.blogspot.com.
Andarwulan, N., dan Koswara, S. 1989. Kimia Vitamin. Jakarta: Rajawali Press. Hal. 32-35, 44, 235.
Anonim
a
. 2003. Markisa. Diakses tanggal 21 agustus 2012. http:www.iptek. net. idindwarintekpengolahan pangan idx.php.markisa.
Anonim
b
. 2008. Tanaman Markisa. Diakses tanggal 10 juni 2012. http:www. Phytochemicals infoplantspassion-fruit.php.
Badan Litbang Pertanian. 1989, Pembuatan Sirup Buah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Jakarta. Hal. 2.
Budiyanto, A.K. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Edisi III. Malang: UMM-Press. Hal. 52.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 1133, 1216.
Gandjar, I. G., dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 19, 22.
Harmita, 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara
Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian 13: 118-119, 121-123. Horwitz, W. 2002. Official Methods of Analysis of Association of Official
Analytical Chemist International. Edisi XVII. Maryland: AOAC International Suite 500. Hal. 16-17.
Kumalaningsih, S. 2006. Antioksidan Alami. Surabaya: Trubus Angrisarana. Hal. 35.
Moffat, A. C., Osselton, M. D., dan Widdop, B. 2005. Clark’s Analysis of Drug and Poisons. Edisi III. London: Pharmaceutical Press. Hal. 112.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar–Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Hal. 393.
Sediaoetama, D. 2008. Ilmu Gizi. Jilid I. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat. Hal. 19,22.
Silalahi, J. 2006. Makanan Fungsional. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hal. 52- 53.
29
Universitas Sumatera Utara
xliii Silalahi, J. 1985. Some Aspect of Vitamin C Retention in Potato Crisps. Thesis.
School of Food Science and Technology. Wales: The University of New South Wales. Hal. 5.
Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty. Hal. 165-166.
Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 119, 132-133.
30
Universitas Sumatera Utara
xliv
Lampiran 1. Sertifikat Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku lamPembanding Pabrik
31
Universitas Sumatera Utara
xlv
Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding
32
Universitas Sumatera Utara
xlvi
Lampiran 3. Sampel yang Digunakan
Gambar 6. Gambar Buah Markisa Ungu
Gambar 7. Gambar Bagian Isi Buah Markisa Ungu
33
Universitas Sumatera Utara
xlvii
Gambar 8. Gambar sari Markisa
Gambar 9.
Gambar Supernatan sari Markisa
Gambar 10. Gambar Mikro Buret dan Larutan 2,6-diklorofenol indofenol
34
Universitas Sumatera Utara
xlviii
Lampiran 4. Flowsheet
A. Sari Markisa
Dicuci dengan air mengalir Dilap dengan kain bersih kemudian
dibelah dan keluarkan isinya Diblender kemudian saring
B. Kadar Vitamin C dari Sari Markisa
Ditimbang 30 g
Dimasukkan dalam labu tentukur 100 ml
Ditambahkan akuades sampai garis tanda.
Dihomogenkan dan disaring
Didiamkan 1 jam, 4 jam, dan 8 jam
Di pipet 10 ml dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer
Ditambahkan 5 ml asam metafosfat asetat
Di titrasi dengan larutan 2,6- diklorofenol indofenol sampai
terbentuk warna merah jambu. Buah Markisa
Larutan sampel
Sari
Titik Akhir Ttitrasi Sari
35
Universitas Sumatera Utara
xlix C.
Baku Vitamin C
Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml
Ditambahkan akuades sampai garis tanda
Dihomogenkan Didiamkan 1 jam, 4 jam
dan 8 jam.
Dipipet 1 ml dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
Ditambahkan 5 ml asam metafosfat asetat
Di titrasi dengan larutan 2,6- diklorofenol indofenol sampai
terbentuk warna merah jambu 100 mg vit.C baku
Larutan vit.C baku
Titik Akhir Ttitrasi
36
Universitas Sumatera Utara
l
Lampiran 5. Data Perhitrungan Kesetaraan Larutan 2,6-Diklorofenol Indofenol
Berat Vitamin
C mg Volume
Aliquot ml
Volume Larutan 2,6- Diklorofenol Indofenol ml
Blanko ml
Kesetaraan Larutan 2,6-
Diklorofenol Indofenol mg
V
1
V
2
V
3
V 50,3
1 2,62
2,64 2,64
2,63 0,02
0,1925 50,4
1 2,96
2,94 2,97
2,96 0,02
0,1713 50,6
1 3,12
3,12 3,11
3,12 0,02
0,1631 Kesetaraan larutan 2,6-diklorofenol indofenol dapat dihitung dengan rumus:
Kesetaraan = Vb
Vt Vc
kadar W
Va −
× ×
×
Keterangan: Va = Volume aliquot ml
W = Berat vitamin C mg Vc = Volume labu tentukur ml
Vt = Volume titrasi Vb = Volume blanko
Contoh perhitungan kesetaraan: a
Berat vitamin C = 50,3 mg Volume larutan vitamin C yang dititrasi = 1 ml
Rata rata volume titrasi = 2,63 ml 1 ml x 50,3 mg x
100 90
, 99
K
1
= = 0,1925 mg vitamin C ml
100 ml x 2,63 ml – 0,02 ml b
Berat vitamin C = 50,4 mg Volume larutan vitamin C yang dititrasi = 1 ml
Rata rata volume titrasi = 2,96 ml 1 ml x 50,4 mg x
100 90
, 99
K
2
= = 0,1713 mg vitamin C ml
100 ml x 2,96 ml – 0,02 ml
37
Universitas Sumatera Utara
li c
Berat vitamin C = 50,6 mg Volume larutan vitamin C yang dititrasi = 1 ml
Rata rata volume titrasi = 3,12 ml 1 ml x 50,6 mg x
100 90
, 99
K
3
= = 0,1631 mg vitamin C ml
100 ml x 3,12 ml – 0,02 ml Harga rata-rata dan deviasi
K
1
+ K
2
0,1925 + 0,1713 Kr
1
= =
= 0,1819 mg vitamin C ml 2
2 K
2
– Kr
1
d
1
= x 100
Kr
1
0,1713 – 0,1819 =
x 100 = 5,8 0,1819
K
1
+ K
3
0,1925 + 0,1631 Kr
2
= =
= 0,1778 mg vitamin C ml 2
2 K
1
– Kr
2
d
2
= x 100
Kr
2
0,1925 – 0,1778 =
x 100 = 8,3 0,1778
K
2
+ K
3
0,1713 + 0,1631 Kr
3
= =
= 0,1672 mg vitamin C ml 2
2
38
Universitas Sumatera Utara
lii K
2
– Kr
3
d
3
= x 100
Kr
3
0,1713 – 0,1672 =
x 100 = 2,5 0,1672
Kesetaraan vitamin C dengan harga rata rata d terkecil adalah d
3
= 2,5 , maka kesetaraan vitamin C yang didapat untuk 1 ml 2,6-diklorofenol indofenol
setara dengan 0,1672 mg vitamin C.
39
Universitas Sumatera Utara
liii
Lampiran 6. Perhitungan Kadar Vitamin C dari Sampel yang Dianalisis
Vt – Vb x Kesetaraan x Vl Kadar vitamin C mgg sampel =
Vp x Bs Keterangan:
Vt = volume titrasi ml Vb = volume blanko ml
Vl = volume labu ml Vp = volume larutan sampel yang dititrasi ml
Bs = berat sampel g Contoh Penetapan kadar vitamin C pada sari Markisa
Volume titran = 4,67 ml
Kesetaraan = 0,1672 mg vitamin C
Volume labu tentukur = 100 ml Berat sampel
= 30,0000 g Volume blanko = 0,02 ml
4,67 ml – 0,02 ml x 0,1672 mgml x 100 ml Kadar vitamin C mgg bahan =
10 ml x 30,0000 g = 0,2592 mgg
= 25,92 mg vitamin C100 g sampel
40
Universitas Sumatera Utara
liv
Lampiran 7. Data Hasil Penetapan Kadar Vitamin C pada Sari Markisa
7.1.
Sari Markisa segar NO
Berat Sampel Volume Titran
Kadar Kadar Rata-rata
g ml
mg100g mg100g
1 30
4.67 25.92
25.83 2
30 4.66
25.86 3
30 4.65
25.80 4
30 4.64
25.75 5
30 4.65
25.80 6
30 4.66
25.86
7.2. Didiamkan selama 1 jam