TANGGUNG JAWAB MANAJER INVESTASI DALAM H

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS HUKUM PENULISAN HUKUM TANGGUNG JAWAB MANAJER INVESTASI DALAM HAL TERJADINYA REDEMPTION UNIT PENYERTAAN DI REKSA DANA GADJAH MADA

Disusun Oleh :

NAMA

: Handoko Eko Prasetyo

NIM

: 00 / 140653 / HK / 15668

JURUSAN : Hukum Dagang YOGYAKARTA 2007

KATA PENGANTAR

Tiada kata lain yang dapat mengawali tulisan ini selain segala puja dan puji kepada Allah, Tuhan Semesta Alam, atas segala rahmat kasih sayang dan rasa cinta kepada Penulis yang tiada habis-habisnya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Penulisan Hukum yang berjudul “TANGGUNG JAWAB

MANAJER INVESTASI DALAM HAL TERJADINYA REDEMPTION

UNIT PENYERTAAN DI REKSA DANA GADJAH MADA”. Setelah memakan waktu hampir satu tahun, Penulis mencoba mengikuti perkembangan aksi redemption unit penyertaan besar-besaran yang dialami industri reksa dana Indonesia. Dari Februari 2005 sampai dengan September 2005, mengamati pergerakan nilai aktiva bersih reksa dana melalui media massa KOMPAS dan berita di situs internet seperti www.bisnis.com , www.bapepam.go.id , www.kompas-online.com dan www.riau-pos.com . Penulis kemudian mengumpulkan data-data, artikel dan buku-buku referensi dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perilaku manajer investasi dalam menghadapi redemption unit penyertaan, job description manajer investasi, kode etik manajer investasi, bagaimana redemption unit penyertaan bisa terjadi, bagaimana Pemerintah dalam hal ini Bapepam, BI, dan Menteri keuangan mengintervensi. Akhirnya secara setahap demi setahap Penulis menyusun Penulisan Hukum ini.

Reksa dana sebagai salah satu instrumen pasar modal yang ditawarkan di pasar modal Indonesia, merupakan instrumen yang relatif baru. Bentuk reksa dana yang baru muncul adalah reksa dana yang berbentuk kontrak investasi kolektif terbuka. Reksa dana ini memberikan alternatif investasi baru yang menarik (khususnya yang bersifat financial assets) karena selain bisa di akses dengan dana yang relatif kecil dan tingkat risiko yang didapat relatif rendah. Selain itu investor dapat menikmati investasi di pasar modal walau tidak secara langsung.

Industri reksa dana mengalami perkembangan pesat pada periode tahun 2002 hingga 2005 awal sehingga dapat meraup dana hingga Rp.110,77 Triliun pada Februari 2005. Karena reksa dana merupakan industri yang mengumpulkan dana masyarakat yang sangat besar, maka diperlukan pengawasan yang ketat baik Industri reksa dana mengalami perkembangan pesat pada periode tahun 2002 hingga 2005 awal sehingga dapat meraup dana hingga Rp.110,77 Triliun pada Februari 2005. Karena reksa dana merupakan industri yang mengumpulkan dana masyarakat yang sangat besar, maka diperlukan pengawasan yang ketat baik

Maka dengan pertimbangan diatas ini, Penulis menyusun Penulisan Hukum dengan maksud dan tujuan memberikan masukan dan informasi yang berguna dari aspek legal. Sehingga Masyarakat dapat memahami investasi pasar modal khususnya reksa dana dari aspek legal sebelum menanamkan dananya di reksa dana dan bagaimana risiko yang akan dialami jika berinvestasi di reksa dana.

Dalam menyusun Penulisan Hukum ini, Penulis ingin berterima kasih kepada para pihak yang telah membantu dan mendorong Penulis untuk menyelesaikan Penulisan Hukum ini.

1. Bapak Dr. H. Marsudi Triatmodjo, S.H., LLM., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

2. Bapak Hariyanto, S.H., M.Kn, selaku Ketua Bagian Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada

3. Bapak Hartono Hadisoeprapto, S.H. dan Ibu Sulistiowati, S.H., M.Hum. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingannya sehingga Penulisan Hukum ini bisa selesai.

4. Bapak Dr. Hadori Yunus dari kantor Akuntan Publik HLB Hadori & Rekan yang telah turut membantu Penulis dan Keluarga selama ini.

5. Bapak Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, MBA, selaku Anggota Komite Investasi dari Manajer Investasi Reksa Dana Gadjah Mada.

6. Bapak I Wayan Nuka Lantara, S.E,. Msi, selaku Dosen FE UGM yang memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan Penulisan ini.

7. Keluarga Tercinta, Ayah Penulis Sungkowo, Ibu Penulis Emmy Rochani Astuti, Adik Penulis Mahisa Dwi Prastowo dan Paramita Tri Handini. Kemudian kepada Kakak Penulis yang telah membantu dan membimbing Penulis Ir. Setyo Triyono.

8. Bapak Edy OS Hiariej yang sudah menelantarkan penulis selama 7 tahun.

9. (H.I.J.), buat Iwan Dwi Prasetyo (Iwan) dan Afrizal Fiter Jimmy (Jimmy) “Kadang Perpisahan Bukanlah Akhir Dari Segalanya, Tapi Adalah Waktu Untuk Terbang Mencapai Apa Ynag Kita Impikan” dan buat Dwi Novitasari (Novi). Terima Kasih telah hadir dalam kami bertiga.

10. Andreas M. Dewantoro’01 (Andre Mcc), Kurniadi’99 (Tak Adi), Anggun Pribadi ’02 (Aang) sebagai sahabat-sahabat Penulis yang turut berperan serta langsung dalam terselesaikannya Penulisan Hukum ini. Dan sahabat-sahabat Penulis, Suki Ratnasari, Nanang Notariza’00 (Nanang NFF), Febrianto Ari N’00 (Bebek), Yohanes Hariyanto’99 (Sendok), Yohanes Wahyu Prasojo’00 (Sojo), Bintoro Arif W’99 (Bento), Hilda Pramuda W’02 tercinta (Badai), Amal M. Wally’99 (Amal), M. Ikhwan’99 (Ivan), Deni L. Wibowo’00 (Vj), R. Aryo Bilowo’99 (Bilowo), Eko Pramono ’01(Eko) bersama banyak sahabat Penulis yang lain. Terima Kasih untuk kenangan yang sulit dikatakan satu demi satu dan segala kebersamaan dan perhatian yang tulus yang tidak akan Penulis lupakan.

11. Sanggar Seni Apakah, The Justimun Band, Teater Apakah, Divisi Rupa. Divisi Sastra dan Divisi Tari, beserta seluruh penghuninya,Chandra Bayu’03 (Kocok), Heru Wibowo’01(Heru-Ao), Dimas Putranto’03(Dimas), M.Taufan Ahmad’02 (Acil), Dwi Utari S’03 (Tari), Pradita Dody’03 (dody), Hanggoro Masasih’03 (Cawet), Wahyu Oktaviandi’Swa (Encek), Feronica Masuli’03 (Fero), dan teman-teman, adik-adik, Kakak-Kakak yang lain. Terima Kasih telah hadir dalam kehidupan Penulis.

12. Buat Alumni Angkatan 2000 SMA 6 Yogyakarta, Terutama buat teman Penulis saat kelas 1.1, Yakobus Indra Nurcahyo(Indra-Punk) yang Hilang di Papua, Penulis berharap dan berdoa semoga Indra dapat kembali kepada kami teman-temannya dan Keluarganya. Buat teman-teman yang lain Wahyu Tri K(Munyuk), Rachmat Ibnu S(Dayat), Ditya N. Aji(Bangop), Hanides El Tariq(Eric),Santoso Budi P(Didik), Ian Wira P(Gendel), Ramadani Yunandito(Dani), Shinta R. Palupi(Shinta), Ria Fajariani(Ria), Ridwan Adi W(Kacang), R. Imanastu W(Astu), Dhuha S. Hanifah(Ifah), R$achmat Adriyanto(Adri) dan teman-teman yang lain yang tidak mungkin 12. Buat Alumni Angkatan 2000 SMA 6 Yogyakarta, Terutama buat teman Penulis saat kelas 1.1, Yakobus Indra Nurcahyo(Indra-Punk) yang Hilang di Papua, Penulis berharap dan berdoa semoga Indra dapat kembali kepada kami teman-temannya dan Keluarganya. Buat teman-teman yang lain Wahyu Tri K(Munyuk), Rachmat Ibnu S(Dayat), Ditya N. Aji(Bangop), Hanides El Tariq(Eric),Santoso Budi P(Didik), Ian Wira P(Gendel), Ramadani Yunandito(Dani), Shinta R. Palupi(Shinta), Ria Fajariani(Ria), Ridwan Adi W(Kacang), R. Imanastu W(Astu), Dhuha S. Hanifah(Ifah), R$achmat Adriyanto(Adri) dan teman-teman yang lain yang tidak mungkin

13. Buat teman-teman di Fakultas Sastra dan Fakultas Ekonomi UGM, Penulis berterima kasih karena telah mengisi kehidupan Penulis.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan mulai tumbuhnya perekonomian Indonesia pasca krisis tahun 1997, dunia investasi Indonesia mulai bergairah dengan membanjirnya dana-dana masyarakat ke investasi yang berbasis pasar modal 1 . Salah satunya

adalah reksa dana. Hingga Bulan Februari 2005, reksa dana sebagai industri investasi yang berbasis pada pasar modal mengalami pertumbuhan (booming) yang luar biasa 2 . Salah satu penyebab dari pertumbuhan yang luar biasa ini

adalah, berinvestasi di reksa dana tidak perlu prosedur yang berbelit-belit dan mudah dijangkau dengan dana (uang) yang relatif kecil. Sehingga kehadiran reksa dana bagi pemodal kecil telah memberikan variasi dalam berinvestasi, yang sebelumnya didominasi oleh tabungan dan deposito.

Dasar hukum reksadana adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Di dalam undang-undang ini pengertian mengenai reksa dana terdapat dalam Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi:

1 Ini ditandai dengan naiknya nilai Index Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 8 April 2005 sebesar 1.111,23 (KOMPAS, Finansial, Index BEJ, 8 April 2005, hal. 13), dibandingkan dengan

rekor nilai IHSG sebelum krisis ekonomi, pada Juli 1997 yang sebesar 740,0 ( S. Haryo Suwahyo, Analisis Perkembangan Kinerja kegiatan usaha Reksadana, S. Haryo Suwahyo, Drs. Marzuki Usman,M.A.(Editor Kepala), Bunga Rampai Reksadana, Balai Pustaka, hlm.235)

2 Dapat dilihat dari total Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Indonesia pada Februari 2005 yang sebesar Rp. 110,77 Triliun (KOMPAS, Bisnis dan Keuangan, Sabtu, 17 September 2005, NAB

Reksadana jeblok, hal.13) dibandingkan total NAB Reksadana pada masa awal berdirinya Agustus 1996 yang sebesar Rp. 684,3 Milliar (ibid)

“ Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek 3 oleh

manajer investasi.” 4 Reksa dana merupakan salah satu produk investasi di pasar modal, jadi

dengan berinvestasi di reksa dana secara tidak langsung juga berinvestasi di pasar modal. Padahal berinvestasi di pasar modal sangat berisiko dan diperlukan pengetahuan serta pengalaman yang memadai. Tetapi, jika berinvestasi di reksa dana, risiko ini dapat ditekan seminimal mungkin, karena dana yang telah di investasikan di reksa dana dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman dan telah memperoleh izin dari Bapepam. Bapepam adalah suatu badan pengawas pasar modal yang melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan kegiatan sehari-hari pasar modal. Bapepam ini di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. 5

6 Dalam mekanisme berinvestasi di reksa dana , manajer investasi mengumpulkan masyarakat dana dikelola supaya mendapatkan hasil yang

seoptimal mungkin. Caranya dana itu diinvestasikan pada surat berharga, misalnya: obligasi, saham, dan pasar uang. Kumpulan portofolio itu dibagi-bagi

7 menjadi satuan unit penyertaan 8 yang bernilai kecil . Tujuannya supaya investor

3 Portofolio Efek adalah kumpulan efek (surat berharga) yang dimiliki oleh pihak.(Pasal 1 angka

24 UU No.8 tahun1995) 4 Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio para nasabah.

.(Pasal 1 angka 11 UU No.8 tahun1995) 5 Pasal 3 ayat (1) UU No.8 tahun 1995

6 Reksa dana yang berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Pasal 18 ayat (1) huruf b UU No.8 tahun 1995)

7 Unit penyertaan adalah satuan ukuran yang menunjukan bagian kepentingan setiap pokok dalam portofolio investasi kolektif. Bentuk dari portofolio investasi kolektif adalah portofolio efek.

(Pasal 1 angka 24 UU No.8 tahun 1995) 8 Di Reksa dana Gadjah Mada, investor dapat berinvestasi dengan dana minimum Rp. 100.000,- (Pasal 1 angka 24 UU No.8 tahun 1995) 8 Di Reksa dana Gadjah Mada, investor dapat berinvestasi dengan dana minimum Rp. 100.000,-

Berdasarkan Undang-Undang No.8 Tahun 1995, dalam industri reksa dana, pengelolaan dana harus dilakukan oleh manajer investasi 10 dan pengelolaan

tersebut harus berdasarkan kontrak 11 . Selanjutnya untuk pengamanannya, kekayaan reksa dana wajib disimpan di Bank Kustodian 12 . Oleh karena itu perlu

adanya pemisahan fungsi penyimpanan yang dilakukan oleh Bank Kustodian 13 dengan fungsi pengelolaan yang dilakukan oleh manajer investasi agar tidak

terjadi benturan kepentingan. Namun, berinvestasi di reksa dana tidak dapat dikatakan bebas dari risiko, karena tidak ada investasi yang bebas dari risiko. Dalam berinvestasi, seorang investor yang menginginkan hasil yang tinggi harus menghadapi risiko yang besar, begitu pula sebaliknya investasi dengan hasil yang rendah akan menghadapi risiko yang kecil. Dalam reksa dana resiko ini dapat berupa berkurangnya unit penyertaan, risiko likuiditas, risiko terjadinya wanprestasi dan resiko perubahan kondisi politik dan ekonomi. Jika berinvestasi di reksa dana ternyata mengandung risiko, maka investor tentunya tidak menginginkan dana

9 Kontrak Investasi Kolektif dalam reksa dana adalah kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan, dimana bank kustodian diberi

wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.( Penjelasan Pasal 18 ayat (1) huruf b UU No.8 tahun 1995)

10 Pasal 18 ayat (4) UU No.8 tahun 1995 11 Pasal 21 ayat (1) UU No.8 tahun 1995 12 Pasal 25 ayat (1) UU No.8 tahun 1995

13 Bank Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga dan hak-hak lain,

menyelesaikan transaksi efek dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. (Pasal 1 angka 8 UU No.8 tahun 1995) menyelesaikan transaksi efek dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. (Pasal 1 angka 8 UU No.8 tahun 1995)

Pada Bulan Maret 2005, terjadi aksi penjualan kembali unit penyertaan oleh para pemegang unit penyertaan kepada manajer investasi (redemption) 14

secara besar-besaran di industri reksa dana 15 . Aksi ini benar-benar menggoncang dunia industri reksa dana Indonesia, Karena begitu besarnya dana yang

dibutuhkan untuk membeli kembali unit penyertaan yang dijual kembali 16 . Menurut Andi Suruji, (KOMPAS, Finansial, 11 April 2005, “Redemption”

yang menghantui reksa dana, hal.27) Dana yang dimiliki oleh manajer investasi tidak mencukupi. Akibatnya manajer investasi harus menjual kembali surat berharga yang dipegangnya. Dalam hal ini mayoritas surat berharga adalah obligasi. Tetapi karena melimpahnya obligasi yang ditawarkan untuk dijual dipasar, maka harganya jatuh. Maksudnya adalah tidak ada pembeli yang mau membeli obligasi yang dijual sesuai dengan harga wajar, karena obligasi tersebut ada kecenderungan untuk menurun terus nilainya dan karena penawaran akan obligasi lebih besar dari permintaannya maka harga obligasi harganya jatuh dari nilai wajarnya.

Padahal dalam Pasal 20 ayat 2 UU No.8 tahun 1995 dicantumkan bahwa Manajer investasi wajib membeli kembali unit penyertaan yang dicairkan oleh

14 Pembayaran kembali suatu sekuritas/efek (unit penyertaan termasuk efek) utang /emisi saham preferen, pada/sebelum jatuh tempo, pada nilai nominal/pada harga premi. Kamus Istilah

Keuangan dan Investasi, edisi ketiga, John Downes, Jordan Elliot Goodman, 1999, PT.Elex Media Komputindo (Baron’s Educational Series,Inc). Hlm.460

15 KOMPAS, Bisnis dan Keuangan, Sabtu, 17 September 2005, NAB Reksadana jeblok, hal. 13

16 Aksi Redemption ini berlanjut terus hingga tanggal 17 September 2005 total NAB reksadana hanya tinggal Rp.24.535 Triliun (KOMPAS,Bisnis dan Keuangan, Sabtu 17 September 2005,

NAB Reksadana jeblok, hal.13) NAB Reksadana jeblok, hal.13)

Berdasarkan kejadian yang terjadi pada reksa dana diatas, timbul pertanyaan untuk dibahas lebih lanjut. Bagaimana pertanggung jawaban dari manajer investasi terhadap para pemegang unit penyertaan dalam menyingkapi redemption di reksa dana? mengingat reksa dana menyangkut dana publik yang tidak kecil dan bagaimana kekuatan berlakunya kontrak pengelolaan investasi reksa dana dalam pengaturan pemenuhan redemption unit penyertaan di reksa dana?

Dari uraian diatas ini maka dengan ini Penulis menyusun Penulisan Hukum dengan judul:

TANGGUNG JAWAB MANAJER INVESTASI DALAM HAL TERJADINYA REDEMPTION UNIT PENYERTAAN DI REKSADANA GADJAH MADA

B. Perumusan Masalah:

Dari uraian yang terdapat dalam latar belakang masalah, maka penulis mencoba merumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimana pertanggung jawaban manajer investasi terhadap pemegang unit penyertaan dalam hal terjadinya redemption unit penyertaan di reksa dana Gadjah Mada ?

2. Bagaimana kekuatan berlakunya kontrak pengelolaan investasi reksa dana dalam pengaturan pemenuhan redemption unit penyertaan di reksa dana?

C. Tujuan Penelitian:

Dalam penelitian yang dilakukan , terdapat 2 tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, yaitu:

1. Tujuan Subyektif:

a. Untuk mengetahui pertanggung jawaban manajer investasi terhadap pemegang unit penyertaan dalam hal terjadi redemption unit penyertaan di reksa dana.

b. Untuk mengetahui kekuatan berlakunya kontrak pengelolaan investasi reksa dana dalam pengaturan pemenuhan redemption unit penyertaan di reksa dana?

2. Tujuan Obyektif: Untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat dalam rangka penyusunan penulisan hukum sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

D. Manfaat Penelitian:

Dalam Penulisan Hukum ini, penulis berharap agar penelitian dapat bermanfaat:

1. Memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai investasi reksa dana.

2. Memberikan sumbangsih berupa pengetahuan dan informasi kepada Pasar Modal Indonesia.

3. Memberikan sumbangsih berupa pengetahuan dan informasi kepada dunia investasi Indonesia, dalam rangka mewujudkan dunia investasi yang bersih, jujur dan berkeadilan sosial.

E. Tinjauan Pustaka

Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu: investasi pada financial assets dan investasi pada real assets. Investasi pada financial assets dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Atau dilakukan dipasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lainnya. Sedangkan investasi pada real assets diujudkan dalam bentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,

pembukaan perkebunan lainnya. 17

Untuk investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisa efek-efek mana yang akan

dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang tetap dimiliki. 18 Bagi investor yang tidak mempunyai keterampilan untuk melakukan hal

diatas, mereka bisa menghubungi pedagang efek (dealer) atau perantara efek

17 Drs. Abdul Halim, MM, Ak., Analisis Investasi, Salemba Empat. hal. 2 18 ibid

(broker) atau perusahaan efek (Securities Company) untuk meminta nasihatnya atau pendapatnya atau melakukan investasi pada reksa dana. 19

Dengan berinvestasi di reksa dana, investor tidak perlu harus berpengalaman dan memiliki naluri bisnis untuk menganalisa efek-efek, karena ketrampilan ini sudah dimiliki oleh manajer investasi yang mengelola reksa dana. Investor cukup menentukan tujuan investasinya, kemudian menanamkan dananya untuk dikelola oleh Manajer Investasi dan selanjutnya tinggal mengamati dan mengikuti perkembangan dananya yang diumumkan oleh Manajer Investasi

secara harian untuk reksa dana yang terbuka dan mingguan untuk yang tertutup 20 Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor. KEP. 08/PM/1997

tanggal 30 April 1997, Peraturan BAPEPAM Nomor IV.C.3 tantang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa dana Terbuka, Reksa dana dibedakan jenisnya berdasarkan konsentrasi portofolionya sebagai berikut:

1. Reksa dana Pasar Uang (Money Market Funds) Reksa dana Pasar Uang melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1(satu) tahun. Tujuan Reksa dana Pasar Uang adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Reksa dana Pasar Uang mempunyai resiko yang relatif lebih rendah dibanding dengan reksa dana jenis lainnya, karena instrumen investasi yang dipilih adalah instrumen utang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Contohnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang, Sertifikat Deposito serta Surat Pengakuan Utang.

19 ibid

2. Reksa dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds) Reksa dana Pendapatan Tetap melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang. Tujuan Reksa dana jenis ini adalah pengembalian yang stabil. Reksa dana Pendapatan Tetap memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan Reksa dana Pasar Uang.

3. Reksa dana Saham (Equity Funds) Reksa dana Saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang- kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Reksa dana Saham dapat menghasilkan pengembalian yang cukup tinggi, walaupun mempunyai resiko yang lebih besar dibandingkan dengan beberapa jenis reksa dana lainnya. Hal ini disebabkan karena sifat harga saham yang lebih berfluktuasi.

4. Reksa dana Campuran (Discretionary Funds) Reksa dana Campuran melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang yang perbandingannya tidak termasuk reksa dana pendapatan tetap dan reksadana saham. Reksa dana Campuran mempunyai resiko yang moderat dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana pendapatan tetap. PT. Niaga Aset Manajemen merupakan salah satu lembaga keuangan yang

menyediakan layanan jasa keuangan, didirikan pada tahun 1997 oleh Bank Niaga. Sejalan dengan pengembangan Bank Niaga dalam jasa pelayanan keuangan

20 Drs. Marzuki Usman, MA (Editor Kepala), Iwan P. Pontjowinoto, Bunga Rampai Reksadana, 20 Drs. Marzuki Usman, MA (Editor Kepala), Iwan P. Pontjowinoto, Bunga Rampai Reksadana,

Komposisi pemegang saham PT. Niaga Aset Manajemen adalah PT. Bank Niaga sebesar 99% dan PT. Niaga Manajemen Citra sebesar 1%. Niaga Aset Manajemen mulai beroperasi sejak memperoleh izin usaha sebagai manajer investasi dari Bapepam pada tanggal 7 Mei 1997.(ibid)

Wujud kepedulian Niaga Aset Manajemen terhadap pengembangan dunia pendidikan di Indonesia tercermin dalam peluncuran Reksa dana Gadjah Mada pada tanggal 27 September 2001, reksa dana pertama di Indonesia yang merupakan kerjasama antara Manajer Investasi dengan suatu perguruan tinggi. Disusul kemudian pada tanggal 16 Oktober 2003 dengan diluncurkannya Reksa dana ITB-Niaga. Keduanya dilandasi konsep meringankan beban kedua perguruan tinggi tersebut dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dengan menyerahkan sebagian perolehan dari jasa pengelolaan investasi kepada perguruan tinggi, tanpa mengurangi pendapatan pemodal dalam pengembalian investasi.(ibid)

Hingga saat ini sudah enam reksa dana yang dikelola Niaga Aset Manajemen berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang bersifat terbuka, yaitu:

Yang Perlu Diketahui Pemodal Mengenai Reksadana. Hal. 31

1. Reksa dana Niaga Pasar Uang ; dirancang untuk mempertahankan nilai investasi pemodal, sekaligus memperoleh tingkat pengembalian yang memadai melalui instrumen pasar uang.

2. Reksa dana Niaga Pendapatan Tetap B ; digagas dengan sasaran agar nilai investasi awal tetap stabil, serta memperoleh tingkat pengembalian yang optimal dan pertumbuhan bertahap melalui investasi pada efek hutang dan pasar uang.

3. Reksa dana Niaga Kombinasi ; Sesuai bagi pemodal yang menghendaki investasi jangka panjang dengan potensi tingkat pengembalian serta resiko yang relatif tinggi, dengan portofolio investasi pada efek ekusitas, efek hutang dan pasar uang.

4. Reksa dana Niaga Saham ; bagi peningkatan nilai investasi jangka panjang dengan perolehan pengembalian optimal sesuai dengan tingkat resiko yang tinggi, melalui investasi pada ekuitas.

5. Reksa dana Gadjah Mada ; bertujuan memberikan pendapatan optimal dalam jangka menengah dan berkala melalui investasi yang sebagian besar pada efek hutang.

6. Reksa dana ITB-Niaga ; Ditujukan kepada investor yang menghendaki nilai investasi awal tetap, resiko lebih sedang, tingkat pengembalian optimal dalam jangka menengah, dengan investasi pada efek hutang.

Reksa dana Gadjah Mada dalam memberikan keuntungan yang optimal, melakukan investasi minjimum 90% dan kelolaannya ke dalam pasar obligasi yang berpendapatan tetap dan 5% kedalam pasar Saham dimana dari transaksinya Reksa dana Gadjah Mada dalam memberikan keuntungan yang optimal, melakukan investasi minjimum 90% dan kelolaannya ke dalam pasar obligasi yang berpendapatan tetap dan 5% kedalam pasar Saham dimana dari transaksinya

Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep 08/ PM / 1997 tanggal 30 April 1997, Peraturan Bapepam No. IV.C.3 tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa dana terbuka, maka Reksa dana Gadjah Mada dapat digolongkan pada Reksa dana pendapatan tetap. Karena Reksa dana pendapatan tetap maka 80% lebih dari aktivanya berbentuk efek bersifat hutang (obligasi).

Obligasi adalah Surat pengakuan hutang atas pinjaman uang oleh emiten dari masyarakat untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dengan

imbalan bunga yang jumlah serta saat pembayarannya telah ditentukan. 21 Dalam strategi investasi di Reksa dana, obligasi telah memegang peranan penting yang

tidak dapat diindahkan, dimana obligasi memberikan keuntungan sebagai berikut 22 :

1. Bunga obligasi sebagai penghasilan investasi reksa dana bukan merupakan objek pajak penghasilan, dimana investor perorangan / badan hukum selain dana pensiun dikenakan 15% pajak final ;

21 Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 695 / KMK.011 / 1985 Tentang emisi efek melalui pasar modal

22 Bunga Rampai Reksa dana, Pengembangan Obligasi dan Perannya dalam reksadana, John Budiharsana, Drs. Marzuki Usman,M.A.(Editor Kepala),Balai Pustaka, hal.50

2. Obligasi memiliki potensi kenaikan modal (Capital gain) dari harga nominalnya yang disebabkan oleh perubahan suku bunga bank,. Perubahan harga obligasi tentunya berbanding terbalik dengan suku bunga bank ;

3. Adanya kepastian arus kas dari bunga maupun pokok obligasi, sehingga memudahkan manajer investasi dalam mengambil kuputusan serta memberikan rasa aman bagi investor ;

4. Secara umum, obligasi memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari bunga deposito bank, karena emiten obligasi dapat memperoleh dana secara langsung dari investor ; dan

5. Obligasi memberikan kemungkinan bagi manajer investasi untuk memperkecil resiko investasi reksa dana dengan melakukan diversifikasi pada tingkat sector maupun emiten. Penentuan harga obligasipun beraneka ragam. Ini disebabkan oleh

perdagangan obligasi di pasar sekunder yang kebanyakan tidak dilakukan di lantai bursa dan kurang likuid, sehingga membuat penentuan nilai wajar obligasi menjadi sulit, karena tidak ada suatu badan /bursa yang dapat memberikan harga wajar obligasi setiap hari. Bagi reksa dana, sesuai dengan Peraturan Bapepam, penentuan nilai wajar obligasi ditentukan oleh manajer investasi. Oleh karena itu, harga suatu obligasi di satu reksa dana dapat berbeda dengan di reksa dana lainnya (Bunga Rampai Reksa dana, Pengembangan Obligasi dan Perannya dalam reksadana, John Budiharsana, Drs. Marzuki Usman,M.A.(Editor Kepala),Balai Pustaka, hal.55)

F. Metodologi Penelitian:

I. Penelitian Kepustakaan Penelitian dilakukan dengan meneliti berbagai sumber kepustakaan seperti Peraturan perundang-undangan, buku-buku, surat kabar, website internet dan dokumen-dokumen yang relevan dengan obyek penelitian. Bahan-bahan hukum yang digunakan dalam penelitian, adalah:

a. Bahan Hukum Primer:

1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Pasar Modal.

3) Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 1995 tentang Tata cara Pemeriksaan di bidang Pasar Modal.

4) Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 695 / KMK.011 / 1985 Tentang emisi efek melalui pasar modal

5) Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 646 / KMK.010 / 1995 Tentang Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan oleh Pemodal Asing.

6) Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal yang terkait;

b. Bahan Hukum Sekunder:

1) Buku-buku tentang Hukum Dagang

2) Buku-buku tentang Hukum Bisnis

3) Buku-buku tentang Investasi

4) Buku-buku tentang Surat Berharga Pasar Modal

5) Buku-buku tentang Pasar Modal

6) Buku-buku tentang Reksadana

7) Teori, artikel, dokumen, surat kabar dan situs-situs internet yang berhubungan dengan reksadana dan manajer investasi sebagai pengelola reksadana.

c. Bahan Hukum Tersier:

1) Kamus Besar Bahasa Indonesia

2) Kamus Hukum

3) Kamus Keuangan dan Investasi

4) Blacks Law Dictionary

II. Penelitian Lapangan Penelitian dilakukan dengan meneliti langsung ke lapangan untuk memperoleh data-data yang diperlukan.

.1. Jenis Data:

a. Data Primer Data-data yang diperoleh secara langsung dari Responden

b. Data Sekunder Data-data yang memperkuat data-data Primer, yaitu data-data dari Nara Sumber dan data-data yang sifatnya kepustakaan.

.2. Lokasi Penelitian Lapangan:

a. PT. Gama Multi Usaha Mandiri.

b. PT. Niaga Aset Manajemen .3. Responden : b. PT. Niaga Aset Manajemen .3. Responden :

b. Agen Penjualan Reksadana Gadjah Mada .4. Alat Pengumpul Data

c. Pedoman wawancara yaitu dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada responden, baik secara langsung yaitu dengan bertatap muka langsung dengan responden maupun dengan secara tidak langsung yaitu dengan melalui e-mail atau telepon.

d. Kuisioner yaitu dengan mengajukan pertanyaan secara tertulis dengan pilihan jawaban yang sudah ditentukan. Kuisioner ini ditujukan kepada Responden maupun Nara Sumber.

III. Analisis Data : Kualitatif, yaitu data-data yang telah diteliti dan dikelompokkan untuk kemudian diseleksi menurut kualitas kebenaranya dan secara relevan

dengan permasalahan sebagai sesuatu yang utuh 23 . Analisis dilakukan terhadap data yang diperoleh berdasarkan teori-teori yang ada. Diharapkan

dengan metode ini dihasilkan data yang bersifat deskriptif-analitis.

23 Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum , Cetakan Ketiga, Universitas Indonesia Press, Jakarta, hal.32.

BAB II TINJAUAN UMUM REKSA DANA

A. Reksa Dana

24 Dalam buku Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi , Perusahaan pengelola dana (reksa dana) dapat diartikan sebagai perusahaan yang bergerak

25 dibidang jasa keuangan, yang menjual sahamnya 26 atau unit penyertaannya kepada publik dan menginvestasikan dana yang diperolehnya ke dalam sebuah

portofolio, yang terdiri dari berbagai jenis sekuritas 27 Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemajuan pasar modal satu

negara adalah terletak pada tingkat variasi instrumen investasi yang tersedia. Semakin maju pasar modal, semakin bervariasi instrumen pasar yang diperdagangkan di bursa. Ragam instrumen pasar ini pada gilirannya akan menentukan apakah pasar modal tersebut akan diminati investor atau tidak. Semakin banyak instrumen yang ditawarkan akan membuat banyak pilihan bagi pelaku pasar dan kemungkinan pasar semakin diminati oleh investor, baik oleh

lokal maupun asing. 28 Mengacu pada kriteria ini, pasar modal Indonesia bisa dikategorikan

sebagai objek investasi untuk meningkatkan jenis instrumen tersebut dan

24 Dra.Sri Handaru Yuliati,MBA, Handoyo Prasetyo,SE, Fandy Tjiptono,SE, 1996, Penerbit ANDI Yogyakarta. Hal.220

25 Untuk reksa dana perseroan 26 Untuk reksa dana kontrak investasi kolektif 27 Sekuritas adalah efek, yang diambil dari Bahasa Inggris “Securities” sedangkan efek dari

Bahasa Belanda “Effecten”. Sekuritas dapat berbentuk saham (equity securties) dan Obligasi (debt secuities), lihat SERI ASPEK HUKUM PASAR MODAL, PENITIPAN KOLEKTIF, 2006, Gunawan Widjaya, PT. Raja Grafindo Persada, hlm. 5 Bahasa Belanda “Effecten”. Sekuritas dapat berbentuk saham (equity securties) dan Obligasi (debt secuities), lihat SERI ASPEK HUKUM PASAR MODAL, PENITIPAN KOLEKTIF, 2006, Gunawan Widjaya, PT. Raja Grafindo Persada, hlm. 5

peluang untuk diciptakannya instrumen baru berupa unit penyertaan 29 Kehadiran reksa dana diharapkan bisa meningkatkan minat pemodal lokal

dan turut memberikan kontribusi yang besar dalam transaksi di pasar modal. Reksa dana merupakan salah satu alat pemerataan kesempatan untuk memperoleh hasil investasi, terutama kepada pemodal kecil, karena dengan modal yang relatif kecil, pemodal sudah dapat ikut berinvestasi melalui efek-efek di pasar modal

meskipun tidak secara langsung. 30

1. Pengertian Reksa Dana

Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio efek

oleh manajer investasi. 31

2. Pengaturan Reksa Dana

Pengaturan reksa dana di Indonesia diatur di dalam:

a. Undang-undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, mengatur tentang:

1) Bentuk Hukum dan Perizinan Reksa Dana (Bab IV, Pasal 18-20)

2) Pengelolaan Reksa Dana (Bab IV, Pasal 21-29)

3) Pedoman Perilaku (Bab V, Pasal 41 dan 42)

4) Penitipan Kolektif (Bab VII, 56 ayat (3))

28 Menuju Pasar Modal Modern, I Putu Gede Ary Suta, 2000, Penerbit Yayasan SAD SATRIA BHAKTI. Hal. 255

29 ibid 30 ibid, hal.257 31 Pasal 1 angka 27 Undang-undang No.8 tentang Pasar Modal 29 ibid 30 ibid, hal.257 31 Pasal 1 angka 27 Undang-undang No.8 tentang Pasar Modal

c. Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal

d. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 646/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan oleh Pemodal Asing.

e. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal:

1) Keputusan-01/PM/1996 Peraturan Nomor II.F.4 tentang Pemeriksaan Reksa dana

2) Keputusan-17/PM/1996 Peraturan Nomor IV.A.1 tentang Tata Cara Permohonan Izin Usaha Reksa dana.

3) Keputusan-18/PM/1996 Peraturan Nomor IV.A.2 tentang Pedoman Anggaran Dasar Reksa Dana Berbentuk Perseroan.

4) Keputusan-19/PM/1996 Peraturan Nomor IV.A.3 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan

5) Keputusan-20/PM/1996 Peraturan Nomor IV.A.4 tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan

6) Keputusan-21/PM/1996 Peraturan Nomor IV.A.5 tentang Pedoman Kontrak Penyimpanan Kekayaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan

7) Keputusan-22/PM/1996 Peraturan Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang telah diubah dengan kep-07/PM/1997

8) Keputusan-23/PM/1996 Peraturan Nomor IV.B.2 tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.

9) Keputusan-96/PM/1996 Peraturan Nomor IV.C.2 tentang Nilai Pasar Wajar Dari Efek Dalam Portofolio Reksa Dana.

10) Keputusan-08/PM/1997 Peraturan Nomor IV.C.3 tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka.

11) Keputusan-24/PM/1996 Peraturan Nomor V.A.1 tentang Perizinan Perusahaan Efek.

12) Keputusan-25/PM/1996 Peraturan Nomor V.B.1 tentang Perizinan Wakil Perusahaan Efek.

13) Keputusan-110/PM/1996 Peraturan Nomor V.B.2 tentang Perizinan Perusahaan Efek.

14) Keputusan-26/PM/1996 Peraturan Nomor V.C.1 tentang Perizinan Penasihat Investasi.

15) Keputusan-27/PM/1996 Peraturan Nomor V.D.1 tentang Pengawasan terhadap Wakil dan Pegawai Perusahaan Efek.

16) Keputusan-28/PM/1996 Peraturan Nomor V.D.3 tentang Pengendalian Interen dan Penyelenggaraan Pembukaan oleh Perusahaan Efek.

17) Keputusan-31/PM/1996 Peraturan Nomor V.G.1 tentang Perilaku yang Dilarang Bagi Manajer Investasi.

18) Keputusan-32/PM/1996 Peraturan Nomor V.G.3 tentang Pedoman Pencatatan dalam rangka Pengambilan Keputusan oleh Manajer Investasi.

19) Keputusan-33/PM/1996 Peraturan Nomor V.H.1 tentang Perilaku yang Dilarang bagi Penasehat Investasi.

20) Keputusan-98/PM/1996 Peraturan Nomor VIII.G.8 tentang Pedoman Akuntansi Reksa Dana.

21) Keputusan-99/PM/1996 Peraturan Nomor VIII.G.9 tentang Informasi dalam Ikhtisar Keuangan Singkat Reksa Dana.

22) Keputusan-52/PM/1996 Peraturan Nomor IX.C.4 tentang Penyertaan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang telah diubah dengan kep- 10/PM/1997

23) Keputusan-54/PM/1996 Peraturan Nomor IX.C.6 tentang Pedoman Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penwaran Umum

24) Keputusan-100/PM/1996 Peraturan Nomor X.D.1 tentang Laporan Reksadana Yang Telah Diubah Dengan kep-14/PM/1997

25) Keputusan-70/PM/1996 Peraturan Nomor X.F.1 tentang Laporan Yang Dipersyaratkan bagi Penasehat Investasi

26) Keputusan-71/PM/1996 Peraturan Nomor X.F.2 tentang Kewajiban

Penyimpanan dan Pemeliharaan Catatan Bagi Penasehat Investasi

27) Keputusan-72/PM/1996 Peraturan Nomor X.F.3 tentang Keterbukaan Kepentungan Dalam Efek Dari Penasehat Investasi

3. Bentuk Reksadana

Bentuk Reksadana di Indonesia, yang diatur oleh Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, ada 2 macam, yaitu:

a. Reksa Dana berbentuk Perseoan 32

Reksa Dana berbentuk perseroan adalah Emiten 33 yang melakukan kegiatan usahanya menghimpun dana dengan menjual saham dan

selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di Pasar Modal dan Pasar

Uang 34

b. 35 Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif menghimpun dana

dengan menerbitkan unit penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang

diperdagangkan di Pasar Modal dan Pasar Uang 36

32 Perseroan adalah PT(Perseroan Terbatas) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 keterangan umum UU. No.1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (PT yang selanjutnya disebut

perseroan adalah Badan Hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbaginya dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU ini serta peraturan pelaksanaannya) Pasal 1 angka 20 UU No. 8 tahun 1995

33 Emiten adalah Pihak yang melakukan penawaran umum. Pasal 1 angka 6 Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

34 Penjelasan Pasal 18 ayat (1) huruf a Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal 35 Kontrak Investasi Kolektif adalah kontrak antara manajer investasi dan bank kustodian yang

mengikat pemegang unit penyertaan dimana manjer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif (penjelasan Pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

4. Pengelolaan Reksa Dana

Pengelolaan reksa dana dilakukan oleh perusahaan yang telah mendapat izin dari Bapepam sebagai manajer investasi 37 . Perusahaan pengelola reksa dana

dapat berupa 38 :

a. Perusahaan Efek, dimana umumnya membentuk divisi atau Perseroan Terbatas tersendiri yang khusus mengenai reksa dana. Misalnya Danareksa Investment Management atau Trimegah Investment Management.

b. Perusahaan yang secara khusus bergerak sebagai perusahaan investasi atau Investment Management Company.

Selain perusahaan investasi yang bergerak sebagai pengelola dana, maka pihak lain yang terlibat dalam pengelolaan suatu reksa dana adalah Bank Kustodian. Bank Kustodian mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam hal menyimpan, menjaga dan mengadministrasikan kekayaan, baik dalam pencatatan serta pembayaran atau penjualan kembali suatu reksa dana berdasarkan kontrak

yang dibuat dengan manajer investasi 39 .

Dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal disebutkan bahwa kekayaan reksa dana wajib disimpan pada bank kustodian sehingga pihak manajer investasi tidak memegang langsung kekayaan tersebut.Yang juga penting diketahui, bahwa bank kustodian dilarang terafiliasi dengan manajer investasi

36 Penjelasan Pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal 37 Pasal 18 ayat (3) UU No.8 tahun 1995 38 PASAR MODAL DI INDONESIA, Pendekatan tanya jawab, 2001, Tjiptono Darmadji, Hendy

M. Fakhruddin, Salemba Empat, hal. 154 39 Pasal 26 ayat (2) UU No.8 tahun 1995 M. Fakhruddin, Salemba Empat, hal. 154 39 Pasal 26 ayat (2) UU No.8 tahun 1995

5. Distribusi Reksa Dana

41 Penjualan unit penyertaan pada penawaran perdana maupun penjualan kembali dan pembelian kembali selanjutnya dilakukan oleh Manajer Investasi.

Pembelian unit penyertaan dapat dilaksanakan langsung kepada manajer investasi atau agen penjual. Manajer investasi dapat menunjuk agen penjual yang menerima permintaan penjualan atau pembelian kembali (Redemption) unit penyertaan yang menerima permintaan penjualan atau pembelian kembali (Redemption) unit

penyertaan 42 . Bank kustodian wajib memastikan bahwa unit penyertaan diterbitkan hanya atas permintaan dana dari calon pemegang unit penyertaan 43 .

Dengan demikian terdapat perbedaan tanggung jawab yang jelas atas pembelian kembali (Redemption) Reksa dana Kontrak investasi kolektif. Karena

reksa dana kontrak investasi kolektif tidak mempunyai badan hukum 44 dan bank kustodian tidak bertindak sebagai wali amanat, 45 maka tanggung jawab pembelian kembali (Redemption) dibebankan pada manajer investasi.

Pembelian unit penyertaan dari manajer investasi oleh pemodal dihitung berdasarkan nilai aktiva bersih (NAB) pada akhir hari bursa sebelum permohonan

40 Pasal 25 ayat (2) UU No.8 tahun 1995 41 Hari pertama penawaran 42 angka 9 Peraturan Bapepam Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa dana

berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-43/PM/1997) 43 angka 7 huruf b angka 6) Peraturan Bapepam Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan

Reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep- 43/PM/1997)

44 Doktrin de heersende leer : badan hukum memiliki tujuan untuk menjadi badan hukum, sedangkan reksa dana bertujuan untuk menjadi wadah pengumpul dana untuk di investasikan di

pasar modal. (lihat pengertian reksa dana, Pasal 1 angka 27 UU No.8 tahun 1995) pasar modal. (lihat pengertian reksa dana, Pasal 1 angka 27 UU No.8 tahun 1995)

Penjualan kembali (Redemption) unit penyertaan kepada manajer investasi oleh pemodal dihitung berdasarkan nilai aktiva bersih (NAB) pada akhir hari bursa sesudah permohonan penjualan kembali tersebut diterima. Pembayaran atas

penjualan kembali tersebut dibebankan kepada reksa dana 47 . Jangka waktu pembayaran ditentukan oleh Bapepam 48 . Jangka waktu pembayaran menentukan

gaya investasi yang diambil oleh manajer investasi.

49 Terhadap penjualan kembali dapat dibebankan back-end load dan juga dapat dibebankan Redemption fee 50 bila nilai penjualan tersebut melebihi batas tertentu. Kebijakan ini terutama ditujukan untuk menjaga stabilitas dari portofolio reksa dana.

Penjualan kembali (Redemption) suatu saham atau unit penyertaan reksa dana dapat diikuti oleh pembelian saham atau unit penyertaan reksa dana lainnya.

45 Wali Amanat adalah Pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat utang (Pasal 1 angka 30 UU No.8 tahun 1995)

46 front-end load : Pembebanan penjualan yang ditetapkan pada suatu investasi pada saat pembelian awal. Kamus Istilah Keuangan dan Investasi, edisi ketiga, John Downes, Jordan Elliot

Goodman, 1999, PT.Elex Media Komputindo (Baron’s Educational Series,Inc). Hlm. 211 47 Penjelasan Pasal 20 ayat(1) UU No.8 tahun 1995

48 angka 17 Peraturan Bapepam Nomor. IV.B.1 49 Back-end load :beban penebusan yang dibayarkan oleh investor bila menarik uang dari suatu investasi. Beban akhir yang biasa terjadi dalam dana bersama dan anuitas, dirancang untuk mengurangi minat penarikan. Juga dinamakan deferenced sales charge (beban penjualan yang ditunda), exit fee (biaya keluar), redemption charge (beban penebusan) Kamus Istilah Keuangan dan Investasi, edisi ketiga, John Downes, Jordan Elliot Goodman, 1999, PT.Elex Media Komputindo (Baron’s Educational Series,Inc). Hlm.

50 Redemption fee : biaya yang dikenakan oleh manajer investasi / agen penjual kepada nasabah sebuah reksa dana yang akan menjual kembali unit penyertaan yang dimilikinya. Biaya penjualan

kembali ini dibeda-bedakan untuk setiap manajer investasi, biasanya nasabah dikenakan biaya penjualan kembali antara 0% - 3% dari nilai transaksi tergantung pada jenjang kepenilikan unit penyertaan tersebut. Kamus singkat istilah Reksa dana, REKSA DANA, Solusi Perencanaan Investasi Di Era Modern, 2001, Eko Priyo Utomo, Ubaidillah Nugroho, PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 261

Dalam hal transaksi dilakukan melalui agen penjual yang sama atau reksa dana tersebut dikelola oleh manajer investasi yang sama, maka beban biaya kepada

pemodal dapat diganti dengan exchange fee 51 atau dapat dihilangkan sama sekali (no-load fund) 52

6. Jenis Reksa Dana

Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor. KEP. 08/PM/1997 tanggal 30 April 1997, Peraturan BAPEPAM Nomor IV.C.3 tantang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksadana Terbuka, Reksadana dibedakan jenisnya berdasarkan konsentrasi portofolionya sebagai berikut:

a. Reksa dana Pasar Uang (Money Market Funds) Reksadana Pasar Uang melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1(satu) tahun. Tujuan Reksadana Pasar Uang adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Reksadana Pasar Uang mempunyai resiko yang relatif lebih rendah dibanding dengan reksadana jenis lainnya, karena instrumen investasi yang dipilih adalah instrumen utang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Contohnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI),

51 Exchange fee : biaya yang dibebankan oleh manajer investasi / agen penjual terhadap nasabah yang memindahkan / mentransfer dananya dari satu reksa dana ke reksa dana lain yang masih

dalam satu kelompok reksa dana 52 No-load fund : dana bersama yang ditawarkan oleh perusahaan investasi terbuka yang tidak

mengenakan beban penjualan kepada para pemegang sahamnya. Investor membeli saham dalam dana tanpa pembebanan langsung dari perusahaan dananya, dan tidak melalui pialang seperti dilakukan dalam dana dengan pembebanan. Banyak keluarga dana tanpa pembebanan (lihat family funds) memperkenan pemindahan aktiva antara dana saham dan obligasi, dan dana pasar uang. Daftar harga suatu dana tanpa pembebanan dalam surat kabar disertai dengan huruf NL. Nilai Aktiva Bersih, harga pasar, dan harga penawaran jenis dana ini adalah sama, karena tidak ada beban penjualan.

Surat Berharga Pasar Uang, Sertifikat Deposito serta Surat Pengakuan Utang.

b. Reksa dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds) Reksadana Pendapatan Tetap melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang. Tujuan Reksadana jenis ini adalah pengembalian yang stabil. Reksadana Pendapatan Tetap memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan Reksadana Pasar Uang.

c. Reksa dana Saham (Equity Funds) Reksadana Saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Reksadana Saham dapat menghasilkan pengembalian yang cukup tinggi, walaupun mempunyai resiko yang lebih besar dibandingkan dengan beberapa jenis reksadana lainnya. Hal ini disebabkan karena sifat harga saham yang lebih berfluktuasi.

d. Reksa dana Campuran (Discretionary Funds) Reksadana Campuran melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang yang perbandingannya tidak termasuk reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham. Reksadana Campuran mempunyai resiko yang moderat dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan reksadana pendapatan tetap.

7. Manfaat Reksa Dana

Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam reksa dana, antara lain:

a. Diversifikasi Risiko Pemodal walaupun tidak memiliki dana cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam efek, sehingga dapat memperkecil risiko dan dapat meningkatkan hasil pengembalian.

b. Likuiditas Setiap pemegang unit penyertaan reksa dana sesuai dengan Undang- Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal 53 dapat menjual

kembali investasinya setiap saat pada harga pasar wajar yang umumnya jauh lebih mudah daripada menjual efek lain di bursa efek. Pencairan kembali (sebagian) investasi mungkin diperlukan untuk menikmati hasil investasi yang merupakan peningkatan nilai (capital gain) atau untuk mengalihkan investasi atau bila pemodal memerlukan likuiditas bagi keperluan lain atau bila ingin menghenyikan investasi di reksa dana tersebut (divestasi)

c. Dikelola secara profesional Reksa dana dikelola dan dipantau setiap hari secara disiplin, rinci dan terus-menerus oleh manajer investasi yang berpengalaman dibidang investasi. Hal ini sekaligus membebaskan investor dari pekerjaan

53 Pasal 20 ayat (2) UU No.8 tahun 1995 53 Pasal 20 ayat (2) UU No.8 tahun 1995

d. Fleksibilitas Investasi Reksa dana yang baik juga memberika keleluasaan bagi pemodal dalam investasi karena pemodal dapat masuk kedalam portofolio dan kemudian keluar dari portofolio itu untuk kedalam portofolio lain yang dirasakan sesuai. Dalam pasar modal , hal ini sulit dilakukan pemodal kecil karena nilai jual portofolio mungkin akan menurun bila ingin dilikuidasi dengan cepat mengingat adanya tekanan jual.

e. Transparansi Dalam reksa dana pemodal dapat mengetahui dengan tepat dimana dan berapa besar dananya ditempatkan oleh manajer investasi serta berapa dan untuk apa biaya yang dibebankan kepadanya, karena reksa dana diwajibkan untuk memberikan informasi mengenai nilai aktiva bersih, portofolio dan biaya-biaya secara rinci, transparan dan teratur. Tanggung jawab pembukuan dibebankan pada bank kustodian sehingga lebih independen dan wajib diperiksa oleh akuntan publik.

8. Risiko Reksa Dana

Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan berbagai peluang keuntungan, reksa dana mengandung berbagai risiko, antara lain:

a. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan

Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham, obligasi dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portofolio reksa dana tersebut.

b. Risiko Likuiditas Penjualan kembali unit penyertaan tertentu kepada likuiditas dari portofolio atau kemampuan dari manajer investasi untuk membeli kembali (melunasi) dengan menyediakan uang tunai.

c. Risiko terjadinya wanprestasi Risiko ini merupakan risiko terburuk , dimana risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan reksa dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan nilai aktiva bersih reksa dana.