30
C. Pembahasan
1. Evaluasi Konteks Manajemen Kesiswaan
Dalam Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Evaluasi konteks mempertimbangkan pada aspek
Kebijakan Mutu, Pedoman Operasional Standar POS, Instruksi Kerja IK dan Format-format Bidang Kesiswaan,
Yayasan Premas dan Kepala Sekolah, Tokoh Masyarakat, Institusi Pasangan Dunia UsahaDunia Industri DUDI,
Orangtua Siswa, Komite Sekolah,
a. Kebijakan Mutu, Pedoman Operasional Standar POS, Instruksi Kerja IK dan Format-format
Bidang Kesiswaan
Dalam rangka menjamin standar mutu pendidikan, SMK Saraswati Salatiga sejak tanggal 10 Nopember 2010
memberlakukan alat penjamin mutu pendidikan yaitu Sistem Manajemen Mutu SMM ISO 9001:2008 agar
komitmen sekolah untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan kepada siswa dapat terkendali dan melakukan
perbaikan berkesinambungan dengan memberdayakan orang-orang di sekolah. Hal ini juga sesuai dengan
konsep Frederick W. Taylor 1911 yang dikutip Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2012
dijelaskan bahwa organisasi harus memberikan sebuah kerangka untuk
mendayagunakan orang secara efektif dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk menyediakan jaminan
31
bahwa tidak ada kegagalan produk baik pada pabrik atau workshop.
Setiap orang pada masing-masing unit kerja di SMK Saraswati Salatiga telah bekerja sama dan konsisten
dalam mempertahankan sistem manajemen mutu bidang kesiswaan sesuai dengan Pedoman Operasional Standar
POS, Instruksi Kerja IK dan memakai format-format yang berlaku di sekolah
agar dapat memuaskan pelanggan. Hal ini sesuai pernyataan Deming yang
dikutip Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI 2012 bahwa beberapa prinsip jika menghendaki dicapainya
mutu adalah menciptakan konsistensi dan setiap orang dalam perusahaan bekerja
sama dalam mendukung proses transpormasi.
b. Yayasan Premas dan Kepala Sekolah
Yayasan Premas dalam kapasitas penyelenggaraan pendidikan di SMK Saraswati Salatiga menyerahkan
sepenuhnya kepada Kepala Sekolah. Untuk itu Kepala SMK Saraswati Salatiga telah menjalankan peran dan
tangungjawabnya sebagai manajer, pemimpin, supervisor dan administrator pendidikan. Mengutip Pidarta 1997,
M. Mursyid 2009, Asmani 2012 menyatakan bahwa kepala sekolah memiliki peran dan tanggungjawab
sebagai manajer, pemimpin, supervisor dan administrator pendidikan.
Peran Kepala Sekolah sebagai manajer adalah mengadakan prediksi masa depan sekolah, melakukan
inovasi, menciptakan strategi atau kebijakan untuk kemajuan sekolah, menyusun perencanaan, menemukan
32
sumber-sumber pendidikan, melakukan pengendalian atau kontrol terhadap pelaksanaan pendidikan.
Kepala Sekolah sebagai pemimpin seharusnya mempunyai kepribadian yang kuat, memahami tujuan
pendidikan dengan baik, pengetahuan luas, keterampilan professional yang terkait dengan tugasnya sebagai kepala
sekolah. Peran kepala sekolah sebagai supervisor adalah
suatu tindakan kepala sekolah untuk melakukan pembinaan
yang diharapkan
dapat meningkatkan
kemampuan sekolah maupun guru. Karena itu program supervisi harus dijalankan oleh kepala sekolah.
Peran kepala sekolah sebagai administrator harus menguasai pengelolaan pengajaran, kepegawaian, sarana
dan prasarana, keuangan, hubungan sekolah dan masyarakat.
c. Tokoh Masyarakat