7
2. Tujuan Bimbingan Belajar
Belajar merupakan
suatu kegiatan
pengajaran di sekolah, maka murid-murid dibimbing agar mencapai tujuan belajar. Tujuan bimbingan
belajar secara umum adalah membantu murid agar mendapat penyesuaian yang baik di dalam
situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar
dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal.
Tujuan bimbingan belajar secara terperinci menurut Sukardi 1983 : 79 adalah sebagai berikut :
a. mencarikan cara-cara yang efisien dan efektif bagi anak didik; b. menunjukkan cara-cara mempelajari sesuatu dan menggunakan buku
pelajaran; c. menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi.
Dengan bimbingan belajar diharapkan murid-murid bisa melakukan penyesuaian yang baik dalam situasi belajar seoptimal mungkin sesuai
potensi-potensi, bakat, minat, motivasi serta kemampuan yang ada.
3. Bimbingan Guru di Kelas
Bimbingan dari seorang guru dirasa sangat besar manfaatnya bagi siswa. Siswa sebagai subyek didik
tentunya dalam proses belajar banyak mengalami masalah atau kesulitan, terutama dari diri siswa. Dengan
munculnya berbagai masalah dalam diri siswa tersebut, maka perlu adanya
8
bimbingan dari guru, sebab selama berada di sekolah, gurulah yang bertanggung jawab terhadap siswa.
Pendidikan termasuk di dalam pengajaran ialah suatu proses yang diorganisasi dengan tujuan mencapai suatu hasil yang tampak sebagai
perubahan dalam tingkah laku anak didik. Aktivitas “mendidik” adalah aktivitas yang melakukan pengawasan atas terjadinya perubahan tingkah laku
di pihak anak didik. Interaksi murid-murid dapat dipakai sebagai salah satu jalan mengarah ke tujuan, apapun bentuknya tujuan itu. Guru membentuk satu
pola resesi guru-murid supaya tujuan pendidikannya tercapai. Menurut Dep. P dan K 1973 : 155, bentuk pola itu berbeda-beda, prosedur pembimbingannya
pun berbeda-beda pula. Dengan adanya bantuan ini diharapkan siswa dapat mengatasi sendiri
masalah yang dihadapinya saat ini dan untuk selanjutnya lebih mampu untuk mengatasi masalah yang akan dihadapi kelak di kemudian hari. Dalam hal ini
ada unsur “kepercayaan” antara guru dan siswa, guru sebagai pihak yang memberikan bantuan percaya bahwa siswa akan mampu menuntun dirinya
sendiri, meskipun kemampuan itu mungkin harus digali dan dikembangkan melalui bimbingan, baik di dalam pelajaran maupun di luar pelajaran
Rooijakkers, 1991 : 27. Guru memberikan kepercayaan kepada siswa dalam proses belajar maupun bimbingan di kelas misalnya guru mengajukan
pertanyaan kepada siswa secara teratur dan tanpa nada mengancam sehingga siswa tidak malu dalam menyatakan pendapat. Guru juga perlu meyakinkan
9
siswa bahwa “bertanya dan menjawab” bukanlah hal yang memalukan untuk dilakukan karena hal tersebut cukup bermanfaat bagi guru itu sendiri
Rooijakkers, 1991 : 54. Pandangan seorang murid terhadap gurunya dan sebaliknya pandangan
guru terhadap muridnya mempengaruhi sifat bimbingan belajar yang diberikan guru, dengan demikian tentu akan mempengaruhi prestasi belajar
yaitu perubahan tingkah laku yang diharapkan. Guru memberikan “perhatian” dalam bimbingannya dengan memberi bantuan tambahan selama siswa
menerima penjelasan yang diberikan guru misalnya mengajak siswa untuk membaca kembali catatannya dan memberikan kesempatan untuk berfikir
Rooijakkers, 1991 : 29 sehingga kesulitan yang mungkin dihadapi siswa akan cepat terdeteksi. Selain itu, cara penyampaian bantuan dan bimbingan
dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa karena jika tidak, siswa menjadi tidak mengerti apa-apa mengenai hal yang diajarkan.
Unsur lain
dalam bimbingan
yang dilakukan
guru adalah
“penghargaan”. Komentar ataupun reaksi terhadap kesulitan dan pertanyaan yang berasal dari guru maupun siswa bernilai sama pentingnya dengan
pertanyaan itu sendiri Rooijakkers, 1991 : 30. Pengajar harus bersikap positif terhadap reaksi siswa baik berupa pertanyaan maupun jawaban
karena kegiatan belajar mengajar akan menjadi sesuatu yang menarik dan membangun jika guru mampu menangani reaksi dan kegiatan murid secara
cermat. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan adanya
10
unsur-unsur bimbingan belajar yaitu adanya kepercayaan, perhatian dan penghargaan.
Guru sebagai pengelola pelajaran dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola seluruh proses belajar-mengajar dengan menciptakan kondisi-
kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap murid dapat belajar dengan baik. Guru dengan fungsinya sebagai evaluator, dituntut untuk secara terus-
menerus mengikuti prestasi belajar yang telah dicapai muridnya. Guru sebagai pembimbing dituntut untuk memberikan pendekatan kepada siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar dalam setiap proses belajar-mengajar berlangsung.
Bimbingan yang dimaksud di sini adalah bimbingan yang diberikan oleh seorang guru yang menjadi seorang pendidik sekaligus menjadi
pembimbing. Bimbingan dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam belajar serta membantu anak didik dalam
mengatasi masalah, sebagai contoh bimbingan dalam menemukan cara yang tepat. Bimbingan dalam penelitian ini adalah bimbingan yang dilakukan guru
dalam membantu murid untuk lebih mendalami suatu materi khususnya akuntansi. Bimbingan itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa bagi yang kurang mampu dalam menguasai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
11
B. Minat Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS 1. Minat