Hubungan antara minat dan motivasi terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar tahun ajaran 2015/2016.

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IVA DI SALAH SATU SEKOLAH

DASAR TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh:

Indah Sulistyaningsih NIM: 111134270 Universitas Sanata Dharma

Jenis penelitian ini adalah penelitian inferensial-korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar terhadap prestasi belajar IPA, dan hubungan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV A SD Negeri Danurejo 1, dengan subjek penelitian yang berjumlah 30 siswa. Terdapat dua variabel bebas (independent) dalam penelitian ini yaitu minat dan motivasi belajar, dan satu variabel terikat (dependent) yaitu prestasi belajar IPA. Alat pengumpul data yang digunakan berupa skala (minat dan motivasi) dan dokumentasi nilai Ulangan Akhir Semester Genap siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik korelasi Product Moment.

Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) Terdapat hubungan positif antara minat belajar terhadap prestasi belajar IPA dengan nilai r = 0.371 dan termasuk dalam tingkat korelasi rendah, sedangkan pengujian nilai koefisien menunjukkan nilai signifikan sebesar

0.043 (kurang dari α sebesar 0.05). 2) Tidak terdapat hubungan positif antara motivasi belajar

terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas IV dengan nilai r = 0.338 dan termasuk dalam tingkat korelasi rendah, sedangkan hasil pengujian nilai koefisien menunjukkan nilai

signifikan sebesar 0.068 (lebih dari nilai α sebesar 0.05).


(2)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN LEARNING INTEREST AND MOTIVATION TOWARD THE SCIENCE LEARNING ACHIEVEMENT STUDENT GRADE IV IN

ELEMENTARY SCHOOL YEAR 2015/2016

By:

Indah Sulistyaningsih Number Student: 111134270

Universitas Sanata Dharma

The type of this research is inferential-correlation research. This study aims to understand whether: 1) there are positive correlations between students learning interest with science learning achievements. 2) there are positive correlations between the amount of time to study with the science learning achievement.This Research carried out in grade IV SD Negeri Danurejo 1, with 30 students as the participants. There are three variables in this study, independent variables that consisting of a learning interest and motivation, and dependent variables that is the student science learning achievement. The data collection instrument is scale, interview, and documentation of the second UAS values. The data analysis techniques used is a statistical analysis technique correlation Product Moment test.

The result of the study are: 1) there is positive and significant correlation between a learning interest with science learning achievement with r value = 0.371 and included low correlation level, while the calculating coefficient value of 0.043 (less than the α value of 0.05). 2) there is no positive correlation and significant between amount of learning motivation with science learning achievement with r value = 0.338 and included low correlation level, while the calculating coefficient value of 0.068 (more than the α value of 0.05).


(3)

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH DASAR

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Indah Sulistyaningsih NIM: 111134270

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DI SALAH SATU SEKOLAH DASAR

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Indah Sulistyaningsih NIM: 111134270

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh:

Indah Sulistyaningsih NIM : 111134270

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Ir. Sri Agustini Sulandari, M. Si Tanggal: 23 Februari 2016

Pembimbing II


(6)

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Indah Sulistyaningsih NIM: 111134270

Telah dipertahankan di depan Panitia Pengguji pada tanggal 23 Februari 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ... Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ... Anggota : Ir. Sri Agustini Sulandari, M. Si. ... Anggota : Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D. ... Anggota :Wahyu Wido Sari, M.Biotech. ...

Yogyakarta, 23 Februari 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma


(7)

PERSEMBAHAN

Dengan tulus karya ini saya persembahkan kepada:

Orang tua tercinta untuk kesabaran, peluh, pengharapan, doa, dan cintanya yang tak pernah putus, serta atas segala sesuatu yang pernah kuperoleh hingga saat ini

Orang-orang terdekat saya yang selalu memberikan perhatian, semangat, dan dukungan kepada peneliti.

Program studi PGSD Universitas Sanata Dharma dan segala anggota yang telah memberikan bekal pengetahuan dan juga pengalaman.


(8)

MOTTO

“... Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan

kelapangan sesudah kesempitan.” (Q.S. Ath-Thalaaq: 7)

“Allah memiliki banyak cara untuk memberikan hambanya menjadi kuat, setiap yangg Allah berikan pasti memiliki maksud baik, bintang pun tak kan bersinar

indah tanpa gelapnya malam.” (Unknown)

“Saya adalah orangg yang lamban, tetapi saya tidak pernah mundur ke belakang” (Abraham Lincoln)


(9)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Februari 2016 Peneliti


(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Indah Sulistyaningsih

Nomor Mahasiswa : 111134270

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR

TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR TAHUN AJARAN 2015/2016”.

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharmahak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media untuk keperluan akademis tanpa perlu minta ijin maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 23 Februari 2016 Yang menyatakan,


(11)

ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IVA DI SALAH SATU

SEKOLAH DASAR TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh:

Indah Sulistyaningsih NIM: 111134270 Universitas Sanata Dharma

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar terhadap prestasi belajar IPA, dan hubungan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV A SD Negeri Danurejo 1, dengan subjek penelitian yang berjumlah 30 siswa. Terdapat dua variabel bebas (independent) dalam penelitian ini yaitu minat dan motivasi belajar, dan satu variabel terikat (dependent) yaitu prestasi belajar IPA. Alat pengumpul data yang digunakan berupa skala (minat dan motivasi) dan dokumentasi nilai Ulangan Akhir Semester Genap siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik korelasi Product Moment.

Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) Terdapat hubungan positif antara minat belajar terhadap prestasi belajar IPA dengan nilai r = 0.371 dan termasuk dalam tingkat korelasi rendah, sedangkan pengujian nilai koefisien menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.043 (kurang dari α sebesar 0.05). 2) Tidak terdapat hubungan positif antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas IV dengan nilai r = 0.338 dan termasuk dalam tingkat korelasi rendah, sedangkan hasil pengujian nilai koefisien menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.068 (lebih dari nilai α sebesar 0.05).


(12)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN LEARNING INTEREST AND MOTIVATION TOWARD THE SCIENCE LEARNING ACHIEVEMENT

STUDENT GRADE IV IN ELEMENTARY SCHOOL YEAR 2015/2016

By:

Indah Sulistyaningsih Number Student: 111134270

Universitas Sanata Dharma

The type of this research is inferential-correlation research. This study aims to understand whether: 1) there are positive correlations between students learning interest with science learning achievements. 2) there are positive correlations between the amount of time to study with the science learning achievement.This Research carried out in grade IV SD Negeri Danurejo 1, with 30 students as the participants. There are three variables in this study, independent variables that consisting of a learning interest and motivation, and dependent variables that is the student science learning achievement. The data collection instrument is scale, interview, and documentation of the second UAS values. The data analysis techniques used is a statistical analysis technique correlation Product Moment test.

The result of the study are: 1) there is positive and significant correlation between a learning interest with science learning achievement with r value = 0.371 and included low correlation level, while the calculating coefficient value of

0.043 (less than the α value of 0.05). 2) there is no positive correlation and

significant between amount of learning motivation with science learning achievement with r value = 0.338 and included low correlation level, while the calculating coefficient value of 0.068 (more than the α value of 0.05).

Key words: Learning Interest, Learning Motivation, Science Learning Achievement


(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan atas segala berkat dan karunia-Nya yang begitu melimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR TAHUN AJARAN 2015/2015”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi PGSD Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. selaku dosen pembimbingg I yang telahj memberikan arahan, semangat, dan sumbangan pikiran yang peneliti butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.


(14)

5. Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan ide, saran, dan bimbingan yang sangat berguna selama proses penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu kepada peneliti.

7. Isnadiyah, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Danurejo 1 yang telah memberikan ijin kepada peneliti dalam melaksanakan penelitian.

8. Ibu Iswanti selaku guru kelas IV A yang telah memberikan bimbingan, waktu, dan bantuannya kepada peneliti sehingga dapat melaksanakan penelitian.

9. Bapak dan Ibu Guru SD N Danurejo 1 yang telah menerima kehadiran peneliti dengan ramah dan terbuka.

10. Siswa-siswi kelas IV A SD Negeri Danurejo 1 Tahun Ajaran 2015/2016 yang telah bersedia mengisi instrumen penelitian.

11. Orang tuaku tercinta Bapak Sudarno dan Alm. Ibu Marwiti yang telah mencurahkan cinta kasihnya, doa, semangat dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Kakakku tersayang Jeani yang telah memberikan dukungan dan semangatnya.

13. Sahabat hatiku yang selalu mendengarkan keluh kesah dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman PGSD angkatan 2011, yang selalu menemani, memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.


(15)

15. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun akan peneliti terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(16)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Batasan Masalah Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Minat Belajar ... 8

1. Pengertian Minat Belajar ... 2. Faktor yang Mempengaruhi Minat ... 3. Cara Membangkitkan Minat Siswa ... 4. Indikator Minat Belajar ... 8 8 9 10 B. Motivasi Belajar ... 12


(17)

1. Pengertian Motivasi ... 2. Fungsi Motivasi ... 3. Jenis-jenis Motivasi Belajar ... 4. Cara Membangkitkan Motivasi Belajar ... 5. Indikator Motivasi Belajar ...

12 13 14 15 17

C. Prestasi Belajar ... 18

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi ... 18 19 D. Karakteristik Pembelajaran IPA yang Efektif ... 21

E. Karakteristik Siswa Kelas IV SD ... 24

F. Penelitian yang Relevan ... 26

G. Kerangka Berpikir ... 27

H. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

1. Tempat ... 2. Waktu ... 30 31 C. Subjek Penelitian ... 31

D. Variabel Penelitian ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 43

G. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 56

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 2. Deskripsi Data Penelitian ... 56 57 B. Pembahasan ... 75

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 78


(18)

B. Keterbatasan Penelitian ... 79

C. Saran ... 80

DAFTAR REFERENSI ... 82

LAMPIRAN ... 84


(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Skala Minat Belajar Siswa ... 36

Tabel 3.2 Penyebaran Item Skala Minat Belajar Siswa ... 39

Tabel 3.3 Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar ... 40

Tabel 3.4 Penyebaran Item Skala Motivasi Belajar ... 42

Tabel 3.5 Pengukuran dan Penskoran Skala Likert Minat dan Motivasi Belajar ... 43

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Minat Belajar ... 46

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Motivasi Belajar ... 47

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Minat Belajar ... 49

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar ... 49

Tabel 3.10 Koefisien Reliabilitas ... 50

Tabel 3.11 Kategori Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi ... 52

Tabel 3.12 Acuan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 54

Tabel 4.1 Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi ... 58

Tabel 4.2 Distribusi Kecenderungan Frekuensi pada Variabel Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar IPA ... 59

Tabel 4.3 Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi ... 61

Tabel 4.4 Distribusi Kecenderungan Frekuensi pada Variabel Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar IPA ... 62

Tabel 4.5 Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi ... 64

Tabel 4.6 Distribusi Kecenderungan Frekuensi pada Variabel Prestasi Belajar IPA untuk Nilai Ulangan Akhir Semester Genap ... 66

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ... 68

Tabel 4.8 Hasil Uji Linearitas Variabel Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar IPA ... 70

Tabel 4.9 Hasil Uji Linearitas Variabel Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar IPA ... 71


(20)

Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi Minat Belajar dengan Prestasi Belajar IPA ... 73 Tabel 4.11 Hasil Uji Korelasi Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar IPA


(21)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Pie ChartDistribusi Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi

Belajar IPA ... 60 Gambar 4.2 Pie Chart Distribusi Kecenderungan Variabel Motivasi Belajar

terhadap Prestasi Belajar IPA ... 63 Gambar 4.3 Pie Chart Distribusi Kecenderungan Variabel Prestasi Belajar


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1a Surat Ijin Penelitian dari Kampus ... 84 Lampiran 1b Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD

Negeri Danurejo 1 ...

85 Lampiran 2 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 86 Lampiran 3 Daftar Nama Siswa Kelas IV A SD Negeri Danurejo 1 .... 87 Lampiran 4a Lembar Penilaian terhadap Instrumen Skala Minat Belajar

Siswa ... 88 Lampiran 4b Lembar Penilaian terhadap Instrumen Skala Motivasi

Belajar Siswa ...

91 Lampiran 5a Instrumen Uji Coba Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi

Belajar IPA ... 94 Lampiran 5b Instrumen Uji Coba Motivasi Belajar Siswa terhadap

Prestasi Belajar IPA ... 97 Lampiran 6a Tabulasi Data Instrumen Uji Coba Skala Motivasi Belajar

Siswa ... 100 Lampiran 6b Tabulasi Data Instrumen Uji Coba Skala Minat Belajar

Siswa ... 102 Lampiran 7a Hasil Uji Coba Validitas Minat Belajar ... 104 Lampiran 7b Hasil Uji Reliabillitas Minat Belajar... 107 Lampiran 7c Hasil Uji Coba Validitas Minat Belajar Siswa ... 108 Lampiran 7d Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar ... 111 Lampiran 8a Instrumen Penelitian Skala Minat Belajar terhadap Prestasi

Belajar IPA ... 112 Lampiran 8b Instrumen Penelitian Skala Motivasi Belajar terhadap

Prestasi Belajar IPA ... 114 Lampiran 9a Tabulasi Data Instrumen Penelitian Skala Minat Belajar

Siswa ... 116 Lampiran 9b Tabulasi Data Instrumen Penelitian Skala Motivasi Belajar


(23)

Siswa ... 118 Lampiran 9c Lampiran Nilai Ulangan Akhir Semester genap tahun

Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPA ... 120 Lampiran 10 Hasil Uji Statistik Deskriptif Instrumen Minat, Motivasi,

dan Prestasi Belajar IPA ... 121 Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas ... 122 Lampiran 12a Hasil Uji Linearitas Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi

Belajar IPA ... 123 Lampiran 12b Hasil Uji Linearitas Motivasi Belajar Siswa terhadap

Prestasi Belajar IPA ... 124 Lampiran 13a Hasil Uji Hipotesis Korelasi Minat Belajar terhadap

Prestasi Belajar IPA ... 125 Lampiran 13b Hasil Uji Hipotesis Korelasi Motivasi Belajar terhadap

Prestasi Belajar IPA ... 126 Lampiran 14a Contoh Jawaban Instrumen Uji Coba Minat Belajar

Siswa ... 127 Lampiran 14b Contoh Jawaban Instrumen Uji Coba Motivasi Belajar

Siswa ... 130 Lampiran 15a Contoh Jawaban Instrumen Penelitian Minat Belajar

Siswa...

133 Lampiran 15b Contoh Jawaban Instrumen Penelitian Motivasi Belajar

Siswa ...

135 Lampiran 16 Foto Kegiatan Penelitian ... 137


(24)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Keberhasilan siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Djali (2006: 99) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri meliputi aspek fisiologis dan psikologis antara lain intelegensi (kemampuan intelektual) dan sikap, bakat, minat, motivasi dan konsentrasi (perhatian). Sedangkan faktor eksternal yang datang dari luar diri anak seperti lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat.

Minat merupakan salah satu faktor yang timbul dari dalam diri siswa dan memiliki peran penting untuk mencapai prestasi yang baik. Tanpa adanya minat kegiatan yang dilakukan kurang efektif dan efisien. Minat diartikan sebagai kesadaran bahwa suatu objek, seseorang, suatu masalah ataupun suatu situasi yang dilakukannya dengan sadar dan disertai dengan perasaan senang. Hal tersebut sesuai dengan peendapat Surya (2004: 67) yang menyatakan bahwa minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam mengahadapi suatu objek. Pendapat ini didukung oleh Setiadi (1987) yang menyebutkan bahwa minat merupakan aktifitas psikis manusia yang menyebabkan individu memberikan perhatian kepada suatu objek yang selanjutnya akan diikuti oleh kecenderungan untuk mendekati objek tersebut dengan perasaan senang. Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peran yang


(25)

yang dipelajari, maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan mendapat hasil yang baik dalam belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat yang besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh lebih baik. Hal senada juga diungkapkan oleh Efendi dan Praja (1993: 122) bahwa belajar dengan minat akan lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat siswa terhadap pembelajaran merupakan kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar.

Hamalik (2008: 164) mengatakan bahwa guru perlu mengenal minat-minat siswanya, karena penting bagi guru untuk memilih bahan pelajaran, memilih pengalaman-pengalaman belajar, menuntun mereka ke arah pengetahuan, dan untuk mendorong motivasi belajar mereka. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa motivasi seseorang akan meningkat apabila siswa memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya. Yamin (2003: 80) mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Siswa yang sudah mempunyai motivasi untuk belajar akan berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam belajarnya. Hamalik (2008:164) juga berpendapat bahwa motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain. Guru yang berminat tinggi dan antusias akan menghasilkan murid-murid yang juga berminat tinggi dan antusias pula, murid yang antusias akan mendorong motivasi murid-murid lainnya.

Minat dan motivasi merupakan faktor internal yang timbul dari dalam diri siswa dan mempunyai peranan yang menunjang prestasi belajar siswa, siswa yang tidak berminat terhadap pelajaran akan menunjukkan sikap yang


(26)

kurang simpatik, malas, dan tidak bergairah mengikuti proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat mengakibatkan menurunnya motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran. Untuk merangsang perhatian siswa, guru dituntut untuk menciptakan suasana proses belajar mengajar yang mampu menarik perhatian siswa terhadap materi yang diberikan. Suatu keadaan yang menarik perhatian siswa diharapkan dapat menimbulkan minat dan motivasi belajar siswa. Peningkatan minat dan motivasi belajar siswa tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 895) merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan menurut Syah (2008: 141) prestasi belajar merupakan hasil dari sebagian faktor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan belajar yang dapat diukur dengan alat atau tes tertentu.

Terdapat beberapa faktor yang tak terduga dan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Menurut Sriyanti (2009: 7) yang mengatakan bahwa keberhasilan belajar anak tidak hanya ditentukan oleh faktor yang ada dalam dirinya, kekuatan-kekuatannya, bakat-bakatnya, namun juga dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia berada. Kondisi fisik dan psikis siswa saat mengikuti pelajaran IPA sangat berpengaruh terhadap minat dan motivasi belajarnya. Faktor kesehatan badan seperti keadaan pada saat sakit atau sehat, akan sangat membantu dalam memusatkan perhatian dan meningkatkan minat


(27)

siswa terhadap pelajaran. Selanjutnya metode dan gaya mengajar guru juga memberi pengaruh terhadap minat siswa dalam belajar IPA. Oleh karena itu hendaknya guru dapat menggunakan metode dan gaya mengajar yang sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih dalam tahap operasional konkret sehingga dapat menumbuhkan minat dan motivasinya.

Berdasarkan wawancara dengan guru dan observasi di SD Negeri Danurejo 1, diperoleh hasil sebagian siswa masih kurang berminat dalam mengikuti pelajaran termasuk pelajaran IPA. Mereka berpendapat bahwa pelajaran IPA itu membosankan karena banyaknya materi yang harus dipelajari. Dari pendapat siswa tersebut guru mengatakan hanya sebagian siswa saja yang termotivasi untuk mendapatkan nilai yang bagus. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, pada saat pembelajaran banyak siswa yang masih mengobrol dengan temannya. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran hanya terlihat oleh siswa yang duduk di bangku depan. Sementara siswa yang duduk di bangku belakang hanya diam saja dan tidak memperhatikan. Dari uraian mengenai hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa minat belajar pada pelajaran IPA siswa di SD Negeri Danurejo 1 kelas IV tahun ajaran 2015/2016 masih kurang sehingga mereka belum termotivasi untuk berprestasi dalam belajar.

Berdasarkan latar belakang di atas yang menyatakan bahwa kurangnya minat dan motivasi belajar IPA siswa dan berpengaruh pada prestasi siswa mata pelajaran IPA, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan antara Minat dan Motivasi terhadap Prestasi Belajar IPA di Kelas IV Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2015/2016”.


(28)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagi berikut:

1. Apakah ada hubungan positif antara minat belajar dengan prestasi belajar IPA siswa kelas IV di Sekolah Dasar?

2. Apakah ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar IPA siswa kelas IV di Sekolah Dasar?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan permasalahan di atas dapat ditentukan tujuan penelitian untuk mengetahui informasi tentang:

1. Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas IV di Sekolah Dasar.

2. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas IV di Sekolah Dasar.

D.Batasan Masalah Penelitian

Penelitian ini hanya terbatas pada korelasi antara minat dengan prestasi belajar dan korelasi antara motivasi dengan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Danurejo 1, sehingga pada penelitian ini tidak menyinggung hubungan antara minat dengan motivasi belajar.


(29)

E.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru untuk mengembangkan minat dan motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut bisa dengan cara memilih metode yang tepat dan bervariasi.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pihak sekolah untuk menambah bahan bacaan di perpustakaann sekolah.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti untuk mengembangkan ilmu dan menambah kreatifitas dalam memberikan materi pembelajaran pada masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa terhadap pelajaran.

F. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu disepakati bersama agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Beberapa istilah tersebut adalah sebagai berikut.

a. Minat belajar adalah faktor internal dalam diri individu yang dapat menunjang tercapainya keberhasilan dalam proses belajar mengajar, yang


(30)

pada akhirnya akan berpengaruh pada meningkatnya motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.

b. Motivasi belajar merupakan faktor pendorong yang timbul dari dalam diri individu yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam meraih hasil yang baik dalam belajar.

c. Prestasi belajar IPA adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh peserta didik.


(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Minat Belajar 1. Pengertian Minat

Menurut Belly (2006:4), minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Selanjutnya menurut Bob dan Anwar (1983:210) yang berpendapat bahwa minat adalah keadaan emosi yang ditujukan kepada sesuatu. Dari kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan minat ialah keinginan seseorang setelah melihat dan mengamati sesuatu.

Sukardi (1987: 25) berpendapat bahwa minat belajar adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas dan kecenderungan-kecenderungan lain yang biasa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Minat sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar mengajar karena dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Sardiman (1986: 93) yang menyatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan lancar kalau disertai dengan minat.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Minat belajar seseorang tidaklah selalu stabil, melainkan selalu berubah sehingga perlu diarahkan dan dikembangkan kepada sesuatu pilihan yang telah ditentukan melalui faktor-faktor yang mempengaruhi minat itu.


(32)

a. Faktor intern adalah sama yang ada pada diri seseorang baik jasmani maupun rohani, fisik maupun psikhis.

b. Faktor ekstern adalah semua faktor yang ada diluar individu: keluarga, masyarakat dan sekolah.

3. Cara Membangkitkan Minat Siswa

Menurut Campbell (dalam Sofyan,2004:9) usaha yang dapat dilakukan untuk membina minat anak agar menjadi lebih produktif dan efektif antara lain sebagai berikut:

a. Memperkaya ide atau gagasan.

b. Memberikan hadiah yang merangsang. c. Berkenalan dengan orang-orang yang kreatif.

d. Petualangan dalam arti berpetualangan ke alam sekeliling secara sehat.

e. Mengembangkan fantasi. f. Melatih sikap positif.

Pendapat lain dikemukakan oleh Olson (dalam Samosir, 1992:112) yang mengatakan bahwa untuk memupuk dan meningkatkan minat belajar anak dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Perubahan dalam lingkungan, kontak, bacaan, hobi dan olahraga, pergi berlibur ke lokasi yang berbeda-beda. Mengikuti pertemuan yang dihadiri oleh orang-orang yang harus dikenal, membaca artikel yang belum pernah dibaca dan membawa hobi dan olahraga yang beraneka ragam, hal ini akan membuat lebih berminat.


(33)

b. Latihan dan praktek sederhana dengan cara memikirkan pemecahan-pemecahan masalah khusus agar menjadi lebih berminat dalam memecahkan persoalan-persoalan.

c. Membuat orang lain supaya lebih mengembangkan diri sendiri. 4. Indikator Minat Belajar

Minat seseorang terhadap sesuatu diekspresikan melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Seperti halnya pendapat yang diungkapkan Witherington (dalam Buchori, 1991: 135) bahwa minat merupakan kesadaran seseorang terhadap suatu objek, seseorang, atau suatu situasi yang bersangkutan dengan dirinya. Minat harus dipandang sebagai suatu reaksi yang sadar dan kesadaran itu disusul dengan meningkatnya perhatian terhadap suatu objek. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa minat dicirikan dengan rasa lebih suka, rasa tertarik atau rasa senang, adanya perhatian, adanya aktivitas yang merupakan akibat dari rasa senang dan perhatian.

Selain itu Djamarah (2008: 132) mengungkapkan bahwa minat dapat diekspresikan anak didik melalui:

a. Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain. b. Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan yang diminati

c. Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap suatu yang diminatinya, tanpa menghiraukan yang lain.

Sementara Rasyid (2010: 31) merumuskan indikator tentang minat belajar sebagai berikut:


(34)

a. Bergairah untuk belajar. Kegairahan dan inisiatif lebih dapat diwujudkan dengan berbagai usaha yang dilakukan untuk menguasai materi dan tidak merasa lelah dan putus asa dalam mengembangkan pengetahuan, selalu bersemangat, atau bergembira dalam mengerjakan tugas ataupun soal yang berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di sekolah.

b. Tertarik pada pelajaran. Ketertarikan terhadap pelajaran dapat ditandai dengan adanya respon dan tanggapan siswa, rasa ingin tahu, membuat catatan yang lengkap, selalu membaca bahan pelajaran, dan lain-lain.

c. Tertarik pada guru. Ketertarikan pada guru dapat dicontohkan melalui tidak terlambat mengikuti pelajaran, sedih bila guru tidak masuk atau terlambat, dan memperhatikan guru.

d. Mempunyai inisiatif untuk belajar, sebagai contoh serius mengikuti pelajaran, memikirkan materi saat proses belajar, berusaha belajar sendiri, selalu membaca bahan pelajaran, mengerjakan latihan maupun soal yang berkaitan dengan materi.

e. Kesegaran dalam belajar. f. Konsentrasi dalam belajar. g. Teliti dalam belajar.

h. Punya kemauan dalam belajar, dan i. Ulet dalam belajar.

Selain Rasyid, Slameto (2010: 57) juga berpendapat bahwa siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


(35)

a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus. b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterkaitan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.

d. Lebih menyukai suatu hal yang meliputi minatnya daripada yang lainnya.

e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas kegiatan. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan indikator 8 yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: menunjukkan minat terhadap pelajaran, mempunyai inisiatif untuk belajar, ulet dalam menyelesaikan persoalan belajar, berkonsentrasi dalam belajar, perasaan setelah belajar, mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar, tertarik pada mata pelajaran (sikap), serta keinginan kuat untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.

B.Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi

Menurut Sardiman (1986: 75) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh objek belajar itu dapat percapai. Selanjutnya menurut Donald (dalam Hamalik, 2008: 158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang ditandai


(36)

dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Hal serupa juga dikemukakan Yamin (2003: 80) bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan, pengalaman.

Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat dikatakan motivasi dapat mendorong dan menggerakkan minat belajar untuk mencapai suatu tujuan. Siswa akan bersungguh-sungguh belajar karena termotivasi mencari prestasi, kedudukan, dan pemecahan masalah. Demikian juga dalam belajar, prestasi siswa akan lebih baik bila siswa memiliki dorongan motivasi untuk berhasil dibandingkan dengan siswa yang sama sekali tidak memiliki motivasi untuk berhasil.

2. Fungsi Motivasi Belajar

Menurut Nasution (1982: 77) motivasi memiliki 3 fungsi, yaitu: a. Mendorong manusia untuk berbuat.

b. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah yang hendak dicapai atau tujuan yang ingin diraih.

c. Menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Dengan kata lain, dengan motivasi seseorang akan dapat memilah tindakan yang bermanfaat untuk mencapai tujuan dan akan meninggalkan tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan itu.

Seseorang akan melakukan suatu usaha karena adanya motivasi atau dorongan. Motivasi yang lebih baik dalam belajar akan menghasilkan hasil


(37)

yang baik, dengan kata lain usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi akan menghasilkan prestasi yang baik. Hal tersebut juga disampaikan oleh Clelland dan Atkinson (dalam Esti, 1989: 161) yang berpendapat bahwa motivasi yang paling penting untuk psikologis pendidikan adalah motivasi berprestasi. Hal itu dikarenakan seseorang cenderung untuk berjuang mencapai tujuan yang diharapkan.

3. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Secara umum Prayitno (1989: 10) mengatakan motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, diantaranya:

a. Motivasi Intrinsik

Prayitno (1989: 11) mengatakan bahwa motivasi intrinsik merupakan keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri individu. Pendapat lain tentang motivasi dikemukakan oleh Thornburgh (dalam Prayitno, 1989: 10) yang berpendapat bahwa motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak disebabkan adanya faktor pendorong dari dalam diri sendiri. Dari definisi ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik yaitu dorongan dari dalam individu yang dapat menggerakkan individu tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Motivasi Ekstrinsik

Sadirman (1990: 90) memberikan definisi motivasi ekstinsik sebagai motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi karena ada perangsangan dari luar. Perangsangan dari luar tersebut yang dimaksud adalah pengaruh dari luar yang relatif berubah-ubah.


(38)

Sardiman (1990: 90) juga mengatakan bahwa motivasi ekstrinsik sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Dari pendapat Sadirman tersebut dapat dikatakan siswa yang bermotivasi intrinsik melakukan kegiatan yang tidak berhubungan dengan tujuan belajar, melainkan ingin mendapatkan pujian, hadiah, sanjungan, dan sebagainya. 4. Cara Membangkitkan Motivasi Belajar

Menurut Nasution (1982: 81) ada beberapa cara untuk membangkitkan motivasi belajar, antara lain:

a. Memberi Angka

Banyak siswa belajar untuk mencapai angka yang baik, sehingga biasanya yang dikejar oleh siswa dalam belajar adalah nilai atau angka. Oleh karena itu, langkah yang dapat ditempuh guru adalah bagaimana cara memberi angka-angka dapat dikaitkan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap materi yang diajarkan. b. Memberi Hadiah

Hadiah dapat membangkitkan motivasi belajar siswa apabila dia memiliki tujuan untuk memperolehnya. Sebagai contoh seorang siswa akan giat melakukan kegiatan belajar agar prestasinya baik dan kemudian akan mendapatkan beasiswa. Dengan kata lain dia memiliki motivasi belajar untuk mendapatkan beasiswa.


(39)

c. Hasrat untuk Belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan pada diri anak didik sehingga hasilnya akan lebih baik pula.

d. Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil belajar yang selama ini dikerjakan, maka akan bisa memotivasi siswa untuk belajar lebih giat.

e. Memberikan Pujian

Pujian yang diberikan guru dalam belajar siswa dapat memberikan motivasi bagi siswa tersebut.

f. Menumbuhkan Minat Belajar

Siswa akan merasa senang memperoleh materi pelajaran jika disertai dengan minat terhadap mata pelajaran tersebut.

g. Suasana yang Menyenangkan

Siswa akan merasa senang terhadap pelajaran yang sedang berlangsung apabila pembelajaran tersebut disertai dengan suasana yang menyenangkan. Suasana menyenangkan dalam proses belajar mengajar tersebut dapat lebih memotivasi siswa mengikuti kegiatan demi kegiatan dalam pembelajaran.

Cara membangkitkan motivasi belajar menurut Nasution tersebut dapat dijadikan referensi guru untuk lebih memotivasi siswanya dalam belajar. Siswa yang termotivasi dalam belajar akan berusaha untuk mengikuti setiap aktivitas dalam pembelajaran yang dilaksanakan.


(40)

5. Indikator Motivasi Belajar

Motivasi yang ada pada diri setiap orang pada dasarnya dapat diketahui dengan ciri-ciri atau indikasi-indikasi motivasi. Menurut Uno (2008), indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil. (b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. (c) Adanya harapan dan cita-cita masa depan. (d) Adanya penghargaan dalam belajar. (e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. (f) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Sedangkan menurut Sardiman (1992: 81), ada beberapa ciri-ciri bahwa siswa mempunyai motivasi yaitu sebagai berikut: (1) Tekun menghadapi tugas. (2) Ulet menghadapi kesulitan. (3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. (4) Lebih senang bekerja mandiri. (5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. (6) Dapat mempertahankan pendapatnya. (7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. (8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Dari kedua pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan 7 indikator motivasi yaitu: (a) Adanya hasrat untuk berhasil. (b) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. (c) Lebih senang bekerja mandiri. (d) Ketertarikan dalam belajar. (e) Dorongan dalam belajar. (f) Senang mencari dan memecahkan masalah. (g) Ulet menghadapi kesulitan.


(41)

C.Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Penilaian terhadap hasil belajar siswa dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mencapai sasaran belajar. Hasil evaluasi atau penilaian terhadap pencapaian belajar siswa disebut prestasi belajar. Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu “prestasi” dan “belajar”. Prestasi (Depdikbud, 2002: 895) adalah hasil yang telah dicapai. Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2).

Pengertian prestasi belajar menurut Winkel (1997: 168) adalah proses belajar yang dialami oleh siswa dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengatahuan dan pemahaman, nilai, sikap, dan keterampilan. Sementara Marsun dan Martaniah (dalam Tjundjing, 2000: 71), prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan dan diikuti perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik. Hal ini berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah dilaksanakannya penilaian terhadap hasil belajar siswa.

Prestasi belajar juga berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman belajar. Belajar sendiri mempunyai tujuan untuk mengubah tingkah laku siswa sehingga diperoleh kecakapan baru. Hal tersebut seperti yang dikatakan Sukirin (1978: 36) yang berpandangan


(42)

bahwa dengan belajar perilaku siswa dalam merespon menjadi baik sebaliknya jika ia tidak belajar maka responnya tidak baik.

Dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat dirumuskan bahwa prestasi belajar adalah suatu proses kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi secara aktif untuk memperoleh pengetahuan sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Shertzer dan Stone (dalam Winkle, 1997: 591) secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor Internal

Faktor internal berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar faktor ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Faktor fisiologis, adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan.

b. Faktor psikologis, faktor ini berhubungan erat dengan intelegensi, sikap, motivasi, dan minat yang timbul dari dalam siswa itu sendiri.

2) Faktor Eksternal

Selain faktor dari dalam, ada hal lain di luar diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar antara lain:


(43)

a. Faktor lingkungan keluarga antara lain sosial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, perhatian dari orang tua, suasana hubungan antara keluarga, dll.

b. Faktor lingkungan sekolah antara lain sarana prasarana, kompetensi guru, kurikulum dan metode belajar.

c. Faktor lingkungan masyarakat antara lain sosial budaya, partisipasi masyarakat pada pendidikan, dll.

Hal berbeda diungkapkan oleh Syah (2001: 132) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar.

c. Faktor internal

Faktor internal berasal dari dalam individu yang meliputi faktor atau jasmani dan faktor mental psikologis. Faktor fisik misalnya keadaan badan lemah/ sakit/ kurang fit dan sebagainya. Sedang faktor mental psikologis meliputi kecerdasan/ intelegensi, minat, konsentrasi, ingatan, dorongan, rasa ingin tahu, dan sebagainya.

d. Faktor eksternal

Faktor ini berasal dari luar individu yang belajar, meliputi faktor alam, lingkungan, masyarakat, lingkungan sekolah, dan sarana prasarana.

e. Faktor pendekatan belajar

Aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai siswa. Faktor pendekatan belajar


(44)

merupakan suatu upaya belajar siswa yang menggunakan strategi dan metode belajar. Strategi dan metode belajar digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh siswa. Dengan demikian, semakin mendalam cara belajar siswa dengan menggunakan strategi dan metode belajar maka prestasi yang diperoleh siswa akan semakin baik.

D.Karakteristik Pembelajaran IPA yang Efektif

Pembelajaran IPA pada jenjang pendidikan dan dengan menggunakan pendekatan atau metode apapun harus benar-benar efektif. Dalam buku Kegiatan Belajar mengajar yang Efektif (Depdiknas, 2003:5-6) pembelajaran yang efektif secara umum diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang memberdayakan potensi siswa (peserta didik) serta mengacu pada pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran yang efektif merupakan kegiatan belajar mengajar yang mengikutsertakan kemampuan untuk mencapai kompetensi masing-masing peeserta didik. Akan lebih baik jika guru merancang pembelajaran IPA di sekolah dasar memperhatikan tujuh ciri utama pembelajaran yang efektif yang memberdayakan potensi siswa. Menurut buku Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif (Depdiknas, 2003: 7), tujuh ciri itu adalah:

Pertama, berpijak pada prinsip konstruktifisme. Pembelajaran beranjak dari pemikiran guru yang memandang bahwa belajar bukanlah proses siswa menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru, melainkan sebagai


(45)

proses siswa membangun pemahaman terhadap informasi atau pengalaman. Proses tersebut dapat dilakukan individu maupun kelompok.

Kedua, berpusat pada siswa. Siswa memiliki perbedaan dalam hal minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Sebagai contoh siswa A akan lebih mudah belajar dengan mendengar-membaca. Siswa B akan lebih mudah belajar dengan melihat. Dan siswa C belajar dengan cara langsung memperagakannya. Oleh karena itu kegiatan belajar, materi belajar, waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian setiap siswa harus beragam sesuai dengan karakteristik siswa. Pembelajaran perlu menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Artinya pembelajaran memperhatikan bakat, minat, kemampuan, motivasi belajar, dan latar belakang sosial siswa, agar siswa mengembangkan potensinya secara optimal.

Ketiga, belajar dengan mengalami. Pembelajaran perlu menyediakan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, semua siswa diharapkan memperoleh pengalaman langsung melalui pengalaman inderawi yang memungkinkan mereka memperoleh informasi dari melihat, mendengar, meraba, merasa, dan mencium. Namun, beberapa topik tidak mungkin disediakan dengan pengalaman nyata sehingga guru dapat menggantikannya dengan model atau alat peraga.

Keempat, mengembangkan keterampilan sosial, kognitif dan emosional. Membangun pemahaman siswa akan lebih mudah melalui interaksi dengan lingkungan sosialnya. Interaksi memungkinkan terjadinya tukar informasi maupun perbaikan dalam hal pemahaman siswa melalui diskusi, saling bertanya, dan saling menjelaskan. Pembelajaran perlu mendorong siswa


(46)

mengkomunikasikan gagasan hasil temuannya terhadap siswa lain ataupun guru. Dengan demikian, pembelajaran dapat membuat siswa berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan menghargai perbedaan dengan siswa lain.

Kelima, mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan. Rasa ingin tahu dan imajinasi merupakan modal dasar untuk peka, kritis, mandiri, dan kreatif. Sementara, fitrah ber-Tuhan merupakan cara bertaqwa kepada Tuhan. Pembelajaran perlu memperhatikan ketiga aspek ini agar menjadi wahana untuk mengoptimalkan ketiga aspek tersebut.

Keenam, belajar sepanjang hayat. Siswa memerlukan belajar sepanjang hayat agar bisa bertahan hidup dan berhasil menjalani proses kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pembelajaran perlu membekali siswa dengan keterampilan belajar, yang meliputi pengembangan rasa percaya diri, keingintahuan, kemampuan memahami orang lain, kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama supaya mendorong dirinya untuk senantiasa belajar, baik secara formal di sekolah maupun secara informal di luar kelas.

Ketujuh, perpaduan kemandirian dan kerjasama. Siswa perlu berkompetisi, bekerja sama dan mengambangkan solidaritasnya. Pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri.

Dalam menyelenggarakan pembelajaran IPA dengan pendekatan dan metode apapun, guru harus tetap pro aktif sebagai fasilitator, dan memonitor seberapa besar kadar pemahaman siswa, seberapa besar keterampilan dan sikap ilmiah yang dapat dikembangkan , dan sejauh mana konsep IPA dikuasai dan diimplementasikan siswa. Jika semua itu tercapai secara optimal maka dapat


(47)

dipastikan bahwa pembelajaran IPA yang diselenggarakan guru adalah pembelajaran yang efektif.

E.Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Hal tersebut mengacu pada tahapan perkembangan anak. Anak sekolah dasar berada pada 2 masa perkembangan yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9) dan masa kanak-kanak akhir (10-12). Izzaty, dkk (2008:116) menyebutkan masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi 2 fase, yaitu:

1. Masa kelas rendah sekolah dasar yang berlangsung antara usia 6/7 tahun – 9/10 tahun, biasanya siswa duduk di kelas 1, 2, dan 3 sekolah dasar. 2. Masa kelas tinggi sekolah dasar yang berlangsung antara usia 9/10 tahun

– 12/13 tahun, biasanya siswa duduk di kelas 4, 5, dan 6 sekolah dasar. Izzaty, dkk (2008: 116) menyebutkan bahwa ciri-ciri khas siswa masa kelas rendah sekolah dasar adalah: 1) Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah. 2) Suka memuji diri sendiri. 3) Kalau tidak dapat menyelesaikkan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggapnya tidak penting. 4) Suka membandingkan dirinya dengan siswa lain, jika hal itu menguntungkan dirinya. 5) Suka meremehkan orang lain.

Izzati dkk (2008: 116) juga menyebutkan bahwa ciri-ciri khas siswa kelas tinggi sekolah dasar yaitu: 1) Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari. 2) Ingin tahu, realistis, dan ingin belajar. 3) Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus.


(48)

Piaget (dalam Bybee dan Sund, 1982) siswa kelas IV SD berada pada tahap perembangan operasional konkret. Dia mengatakan interaksi anak kelas IV sekolah dasar dengan lingkungannya sudah semakin berkembang. Cara berpikir anak masih bersifat konkret menyebabkan mereka belum mampu menangkap sesuatu yang abstrak atau dengan kata lain belum mampu mengabstraksi sesuatu yang konkret. Sebagai contoh ketika anak kelas IV belajar hasil bumi di Indonesia seperti timah, batu bara, dan batu marmer, mereka memerlukan alat bantu seperti gambar contoh timah, batubara, dan batu marmer untuk mempermudah pemahaman dan memiliki gambaran yang sebenarnya tentang materi yang sedang dipelajari.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, karakteristik perkembangan siswa kelas IV SD berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap itu siswa berpikir atas dasar pengalaman yang konkret atau nyata yang pernah dilihat dan dialami. Siswa belum mampu berpikir secara abstrak. Karakteristik yang muncul pada tahap ini dapat dijadikan landasan dalam menyiapkan dan melaksanakan pembelajaran bagi siswa SD.

Pelaksanaan pembelajaran di kelas perlu didesain menggunakan model, strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dan tepat dengan memperhatikan karakteristik perkembangan siswa kelas IV yang berada pada tahap operasional konkret. Hal tersebut memungkinkan siswa untuk dapat melihat, berbuat sesuatu, melibatkan diri dalam pembelajaran, serta mengalami langsung pada hal-hal yang dipelajari. Selain itu, diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan perubahan tingkah laku dari yang belum tahu menjadi tahu.


(49)

F. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan terhadap penelitian ini adalah penelitian dari Ulya (2012) dengan judul “Pengaruh Minat Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV dan V pada MI Riyadlotul Ulum Kunir Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2011/2012”. Populasi penelitiannya adalah 30 siswa. Hasil yang diperoleh dari penelitian itu adalah terdapat pengaruh positif yang tergolong sangat kuat sehingga ada pengaruh antara minat belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Matematika siswa kelas IV dan V di Madrasah Ibtidaiyah Riyadlotul Ulum Kunir Kecamatan Dempet Kabupaten Demak sebesar 0,84. Dari hasil perhitungan koefisien determinan diketahui bahwa pengaruh minat belajar dan motivasi belajar memberikan kontribusi sebesar 70.56% terhadap prestasi belajar Matematika siswa kelas IV dan V di Madrasah Ibtidaiyah Riyadlotul Ulum Kunir Kecamatan Dempet Kebupaten Demak.

Penulis juga menggunakan penelitian dari Amin (2008) sebagai penelitian yang relevan. Ia meneliti “Hubungan antara Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas II di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Wahid Hasyim Malang”. Hasil penelitian menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: (a) Motivasi siswa di SMP Wahid Hasyim Malang terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, menunjukkan nilai rata-rata 64.5 dengan simpangan baku 7.14532. Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam masih agak rendah. (b)


(50)

Prestasi belajar siswa untuk Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam meskipun terdistribusi normal sebesar 13.3451, namun masih kurang memuaskan. (c) Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Penelitian ini dapat dikatakan sejenis dengan penelitian-penelitian di atas karena penelitian ini juga menyajikan korelasi antara dua variabel yaitu minat, motivasi, dan prestasi belajar.

G.Kerangka Berpikir

Minat dan motivasi siswa merupakan komponen penting dalam proses belajar mengajar, maka belajar tanpa minat dan motivasi akan mendapatkan hasil yang kurang optimal. Minat dan motivasi terhadap pelajaran IPA dilakukan oleh siswa yang ditujukan dan diberikan kepada proses pembelajaran. Minat dan motivasi tersebut dapat mempengaruhi hasil yang dicapai siswa dalam mengerjakan suatu materi untuk memperoleh suatu pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan perilaku atau tingkah laku dan kemampuan berinteraksi.

Prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya minat dan motivasi siswa terhadap pelajaran. Meskipun keduanya merupakan peran yang penting dalam pelaksanaan pembelajaran, namun terkadang siswa masih belum mempunyai minat terhadap pelajaran yang sedang berlangsung. Akibatnya motivasi siswa terhadap pelajaran itupun kurang maksimal. Jika siswa sudah berminat terhadap pelajaran IPA, maka


(51)

siswa akan berusaha untuk memperhatikan setiap kegiatan dalam pembelajaran dan pada akhirnya siswa akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Namun siswa justru melakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari seperti mengobrol dengan teman, mencorat-coret buku, menggambar, dan memperhatikan aktivitas di luar kelas. Siswa tidak mau memperhatikan pelajaran karena siswa kurang memiliki minat terhadap pelajaran tersebut. Jika siswa sudah tidak mempunyai minat, maka siswa akan merasa bahwa pelajaran tersebut sulit dan bahkan tidak memiliki kemauan untuk mengikuti pelajaran. Pada akhirnya akan berdampak pada prestasi belajar siswa terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya minat dari siswa terhadap mata pelajaran IPA akan mendorongnya untuk termotivasi terhadap pelajaran tersebut dan akhirnya berdampak pada prestasi belajar IPA. Adanya minat dan motivasi dalam proses belajar ditunjukkan dengan aktivitas siswa seperti: mendengarkan, memandang, menulis, menjawab pertanyaan lisan, mencatat atau membuat ringkasan, berfikir, bertanya, dan ikut terlibat dalam pembelajaran.

H.Hipotesis

Peneliti menggunakan dua hipotesis dalam penelitian ini, diantaranya yaitu:

1. Hipotesis statistik pada variabel minat belajar terhadap prestasi IPA adalah sebagai berikut.


(52)

H1 = rhitung< 0.05 (H1 diterima apabila nilai rhitung lebih kecil dari 0.05) Berdasarkan hipotesis tersebut, dapat dijabarkan hipotesis deskrriptif tentang variabel minat belajar terhadap prestasi IPA adalah sebagai berikut. H0 : Tidak ada hubungan positif antara minat belajar dengan prestasi

IPA siswa kelas IV di SD Negeri Danurejo 1.

H1 : Ada hubungan positif antara minat belajar dengan prestasi IPA siswa kelas IV di SD Negeri Danurejo 1.

2. Hipotesis statistik pada variabel motivasi belajar terhadap prestasi IPA adalah sebagai berikut.

H0 = rhitung> 0.05 (H0 diterima apabila nilai rhitung lebih besar dari 0.05) H1 = rhitung< 0.05 (H1 diterima apabila nilai rhitung lebih kecil dari 0.05) Berdasarkan hipotesis tersebut, dapat dijabarkan hipotesis deskriptif tentang variabel motivasi belajar terhadap prestasi IPA adalah sebagai berikut. H0 : Tidak ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan

prestasi IPA siswa kelas IV di SD Negeri Danurejo 1.

H1 : Ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi IPA siswa kelas IV di SD Negeri Danurejo 1.


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar terhadap prestasi belajar IPA dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas IV di SD N Danurejo 1 tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini termasuk penelitian inferensial dengan menggunakan jenis penelitian studi korelasi dan memberikan penjelasan mengenai hubungan antara minat belajar terhadap prestasi belajar IPA dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA.

Penelitian inferensial dalam penelitian ini bertujuan menganalisis dan menyajikan data tentang variabel minat belajar dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA. Studi korelasi menurut Furchan (1982:415) adalah penelitian yang digunakan dengan tujuan menetapkan besarnya hubungan antara variabel-variabel. Studi korelasi memungkinkan peneliti memastikan sejauh mana perbedaan di salah satu variabel ada hubungannya dengan perbedaan dalam variabel lain. Besarnya hubungan itu ditetapkan dengan koefisien korelasi. Teknik korelasi Product Moment dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan minat dan motivasi belajar dengan prestasi siswa mata pelajaran IPA.


(54)

B.Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SD Negeri Danurejo 1 yang beralamat di Brontokan, Danurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan mulai dari penyusunan proposal sampai perbaikan dan revisi laporan, yaitu dimulai dari bulan Mei 2015- Januari 2016. Rincian jadwal kegiatan dapat dilihat pada lampiran 2.

C.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IVA SD Negeri Danurejo 1 tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 30 siswa.

D.Variabel Penelitian

Sugiyono (2004: 2) mengatakan bahwa variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas

Sandjaja dan Albertus (2006: 84) menyatakan bahwa variabel bebas atau disebut dengan variabel independen yaitu variabel yang diduga sebagai


(55)

penyebab timbulnya variabel lain dan biasanya variabel ini dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat belajar dan motivasi belajar siswa. Indikator dari variabel minat yang diturunkan menurut pendapat dari Slameto (2010: 57), Rasyid (2010: 31) dan Djamara (2008: 132) yang meliputi: (a) menunjukkan minat terhadap pelajaran; (b) mempunyai inisiatif untuk belajar; (c) ulet dalam menyelesaikan persoalan belajar; (d) berkonsentrasi dalam belajar; (e) perasaan hati setelah belajar; (f) mempunyai antusias tinggi dalam belajar; (g) sikap tertarik pada mata pelajaran; (h) keinginan kuat untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Untuk selengkapnya instrumen tentang minat belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 5a.

Sedangkan variabel motivasi belajar adalah pendorong atau penggerak untuk melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Indikator motivasi belajar diturunkan dari pendapat Uno (2008) dan Sardiman (1992: 81) diataranya: (a) Adanya hasrat untuk berhasil. (b) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. (c) Lebih senang bekerja mandiri. (d) Ketertarikan dalam belajar. (e) Dorongan dalam belajar. (f) Senang mencari dan memecahkan masalah. (g) Ulet menghadapi kesulitan. Untuk selengkapnya instumen tentang motivasi belajar dapat dilihat pada lampiran 5b.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel tergantung menurut Sarwono (2006: 54) adalah variabel yang variabelnya diamati dan diukur untuk menentukan


(56)

pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar IPA, meliputi nilai murni Ulangan Akhir Semester 2 mata pelajaran IPA siswa kelas IV tahun pelajaran 2014/2015.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Alfred (2011: 49) merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang dibahas dalam penelitian. Data penelitian terkumpul melalui teknik skala psikologi dan studi dokumentasi.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Skala Psikologi

Azwar (2014: 6) menyebutkan bahwa istilah skala psikologi selalu mengacu pada bentuk alat ukur atribut non-kognitif, khususnya yang disajikan dalam format tulis (paper and pencil). Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. Skor yang diberikan pada skala ini merupakan kuantitas yang mewakili indikasi adanya atribut yang diukur.

Dalam penggunaannya sebagai alat psikodiagnosa dan penelitian psikologi, skala-skala performansi tipikal digunakan untuk pengungkapan aspek-aspek afektif seperti minat, sikap, agresivitas, self-esteem, locus of control, motivasi, resiliensi, kecemasan, kepemimpinan, dan sebagainya.


(57)

1. Skala Minat Belajar

Penelitian ini menggunakan alat ukur skala psikologi untuk mengukur minat belajar siswa serta mengacu pada kerangka kuesioner milik Ulya (2012) yang berjudul “Pengaruh Minat Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV dan V pada MI Riyadlotul Ulum Kunir Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2011/2012”. Peneliti juga menggunakan kerangka skala milik Pratami (2015) dengan judul “Hubungan Minat Belajar dan Jumlah Jam Belajar di Rumah terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar”. Penelitian keduanya menuntut siswa untuk mengerti sendiri setiap butir pernyataan yang telah disediakan. Hal ini membuat sebagian siswa kurang memahami maksud dari setiap butir pernyataan. Perbaikan yang penulis lakukan yaitu membacakan setiap butir pernyataan kemudian menjelaskan maksud dari pernyataan tersebut sehingga siswa benar-benar memahami maksud dari pernyataan tersebut.

Dalam menyusun skala psikologi yang mengacu pada penelitian di atas, peneliti juga melakukan beberapa modifikasi pada beberapa item pernyataan. Modifikasi dilakukan dengan cara hanya mengambil item yang berkaitan dan peneliti anggap tepat, menyederhanakan kalimat agar mudah dipahami siswa, serta mengembangkan item dari setiap indikator serta sesuai dengan mata pelajaran terkait.

Perbaikan dilakukan pada butir pernyataan Pratami yaitu “Saya sangat senang saat belajar di dalam kelas”, dengan mengganti kata sangat


(58)

menjadi kata merasa karena peneliti menganggap kata sangat tidak tepat dalam menggiring jawaban siswa. Item pernyataan tersebut peneliti gunakan untuk butir nomor 2. Perbaikan juga dilakukan pada butir nomor 10 dengan memodifikasi pernyataan dari Ulya (2012) yaitu “Pada saat proses belajar Matematika, kalau ada hal yang kurang dimengerti maka saya menanyakannya pada guru” peneliti perbaiki dengan “Pada saat belajar IPA, ketika ada soal atau hal yang kurang dimengerti maka saya akan menanyakannya pada guru maupun orang tua”. Peneliti memodifikasi pernyataan Ulya (2012) tersebut dengan lebih baku namun tetap mudah dipahami siswa dan dimengerti siswa. Perbaikan selanjutnya dilakukan pada butir nomor 11 dengan memodifikasi pernyataan dari Pratami (2015) yaitu “Saya merasa malas jika menemukan soal yang sulit” dengan menambahkan kata mengerjakan tugas sebagai berikut “Saya merasa malas mengerjakan tugas jika menemukan soal yang sulit”. Penggantian mata pelajaran Matematika menjadi IPA, perbaikan pengembangan butir pernyataan serupa juga peneliti lakukan di nomor 17, 18, 19, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, dan 33.

Skala psikologi minat belajar siswa terdiri dari 8 indikator yang kemudian dijabarkan menjadi 36 item pernyataan. Item pernyataan tersebut terdiri dari 18 item positif dan 18 item negatif. Kisi-kisi dari instrumen minat belajar yang dibuat peneliti dapat dilihat pada Tabel 3.1.


(59)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Skala Minat Belajar Siswa

No. Indikator Item Positif Item Negatif 1. Menunjukkan

minat terhadap pelajaran.

- Saya mengikuti pelajaran sampai akhir.

- Saya merasa senang saat belajar di dalam kelas (**)

- Saya bosan ketika guru mulai memberikan materi pelajaran IPA.

- Saya berbicara dengan teman ketika guru menjelaskan materi pelajaran IPA di depan kelas.

2. Mempunyai inisiatif untuk belajar.

- Saya meminjam buku IPA di perpustakaan. - Saya belajar

kelompok agar dapat menguasai pelajaran IPA (*)

- Saya belajar jika disuruh orang tua.

- Saya belajar kalau ada PR. 3. Ulet dalam

menyelesaikan persoalan belajar

- Saya merasa senang apabila diberi PR oleh Bapak/Ibu Guru. - Pada saat belajar IPA, ketika ada soal atau hal yang kurang

dimengerti maka saya

menanyakannya pada guru

ataupun orang tua (*)

- Saya merasa malas

mengerjakan tugas jika

menemukan soal yang sulit (**) - Saya mudah

menyerah jika mengalami kesulitan mempelajari materi ataupun mengerjakan tugas yang diberikan guru. 4. Berkonsentrasi

dalam belajar

- Saya

memperhatikan guru ketika memberikan materi pelajaran IPA.

- Saya fokus saat

- Saya melakukan aktivitas/kegiata n diluar pelajaran ketika guru menjelaskan di depan kelas.


(60)

berlangsung. ketika pelajaran IPA.

5. Perasaan setelah belajar.

- Bagi saya

pelajaran IPA itu menyenangkan.(* )

- Saya senang apabila guru memberikan pelajaran IPA tambahan. (*)

- Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang sulit (**) - Mata pelajaran

IPA adalah pelajaran yang membosankan. 6. Mempunyai

antusias yang tinggi dalam belajar.

- Saya merasa semangat ketika mengikuti

pelajaran IPA (*) - Saya menyiapkan

buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai(**)

- Saya senang bermain di kelas daripada belajar IPA(**)

- Saya

menyiapkan buku pelajaran jika guru sudah menyuruh. 7. Sikap tertarik

pada mata pelajaran.

- Saya

mengerjakan soal IPA dengan tepat waktu (*)

- Saya membaca materi yang akan diajarkan

keesokan harinya (**)

- Saya senang menggambar dan mencoret-coret buku daripada mendengarkan penjelasan dari guru (**) - Saya

menunda-nunda jika guru meminta untuk mengerjakan soal.

8. Keinginan kuat untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.

- Walaupun pelajaran IPA itu sulit, saya tetap berusaha untuk mempelajarinya (*)

- Saya berusaha untuk

mendapatkan nilai yang baik dalam setiap mata pelajaran (**) - Saya

menggunakan

- Saya lebih baik diam daripada harus bertanya materi yang tidak saya pahami kepada guru.

- Saya merasa tidak mampu untuk

mendapatkan nilai yang baik dalam pelajaran IPA.


(61)

untuk belajar. - Saya mengulang

kembali materi pelajaran IPA yang sudah di dapat di sekolah (**)

mengulang materi pelajaran IPA yang sudah di dapatkan di sekolah - Saya lebih

memilih untuk bermain atau tidur daripada belajar. Keterangan:

(*) : item pernyataan dari Ulya (2011: 112) yang telah dimodifikasi

(**) : item pernyataan dari Pratami (2015: 52) yang telah dimodifikasi.

Peneliti melakukan beberapa modifikasi pernyataan item istrumen tentang minat belajar milik Ulya (2011) dengan memberi tanda (*) untuk pernyataan itemnya dan peneliti melakukan modifikasi pernyataan item instrumen tantang minat belajar milik Pratami (2015) dengan memberi tanda (**) untuk pernyataan itemnya, sedangkan pernyataan item yang dikembangkan oleh peneliti sendiri pada instrumen minat belajar tidak diberi tanda (*) maupun tanda (**).

Berdasarkan Tabel 3.1, peneliti membuat penyebaran item skala minat belajar pada Tabel 3.2 di bawah ini.


(62)

Tabel 3.2

Penyebaran Item Skala Minat Belajar Siswa No. Indikator Minat Belajar

Nomor item Skala Positif Negatif 1. Menunjukkan minat terhadap

pelajaran. 1, 2 3, 4

2. Mempunyai inisiatif untuk

belajar. 5, 6 7, 8

3. Ulet dalam menyelesaikan

persoalan belajar 9, 10 11, 12 4. Berkontrasi dalam belajar 13, 14 15, 16 5. Mempunyai antusias yang

tinggi dalam belajar. 17, 18 19, 20 6. Mempunyai antusias yang

tinggi dalam belajar. 21, 22 23, 24 7. Sikap tertarik pada mata

pelajaran. 25, 26 27, 28

8. Keinginan kuat untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.

29, 30, 31, 32

33, 34, 35, 36

Jumlah item 18 18

2. Skala Motivasi Belajar

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar pada penelitian ini adalah skala psikologi. Skala psikologi motivasi belajar siswa diturunkan menurut pendapat Sardiman (1992: 81) dan Uno (2008) yang terdiri 7 indikator diantaranya adalah: (a) Adanya hasrat untuk berhasil. (b) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. (c) Lebih senang bekerja mandiri. (d) Ketertarikan dalam belajar. (e) Dorongan dalam belajar. (f) Senang mencari dan memecahkan masalah. (g) Ulet menghadapi kesulitan. Kisi-kisi dari instrumen motivasi belajar dapat dilihat pada Tabel 3.3.


(63)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar

No. Indikator Item Positif Item Negatif 1. Adanya hasrat

untuk berhasil.

- Saya berusaha mendapatkan nilai yang bagus dalam setiap mata pelajaran. - Saya berusaha

untuk

mendapatkan nilai terbaik di kelas. - Saya

memanfaatkan waktu luang untuk mengerjakan soal-soal pelajaran IPA.

- Saya lebih memilih menghabiskan waktu untuk membaca komik daripada.

- Saya pesimis mendapatkan nilai IPA terbaik di kelas.

2. Menunjukkan minat terhadap pelajaran.

- Saya mengikuti pelajaran IPA dengan rasa senang.

- Saya membaca materi pelajaran IPA.

- Saya cenderung berbicara dengan teman saat saya merasa bosan. - Saya malas

mendengarkan penjelasan dari guru tentang pelajaran IPA. - Saya lebih suka

membolos dari pada harus dimarahi guru karena tugas yang belum dikerjakan. 3. Lebih senang

bekerja mandiri.

- Saya mampu mengerjakan tugas dengan usaha sendiri. - Jika guru

mengadakan ulangan, saya berusaha menjawabnya sendiri.

- Saya cenderung mencontek pekerjaan teman saat guru memberikan tugas atau ulangan. - Saya meminta

jawaban teman ketika guru memberikan


(64)

4. Ketertarikan dalam belajar.

- Saya meminjam buku pelajaran di perpustakaan. - Saya merasa

semangat dan antusias ketika mengikuti pelajaran IPA.

- Saya mengantuk ketika guru menjelaskan materi pelajaran IPA.

- Saya memilih untuk mencatat atau menulis daripada berpendapat saat diskusi kelompok. - Saya memilih

meminjam buku cerita daripada buku pelajaran IPA di

perpustakaan. 5. Dorongan dalam

belajar.

- Saya senang mendapat pujian jika saya berhasil menjawab

pertanyaan guru. - Saya belajar

dengan giat karena saya mempunyai cita-cita untuk sukses.

- Saya hanya akan belajar jika ayah dan ibu

memberikan hadiah kepada saya.

- Saya malas belajar karena berpikir masa depan saya masih jauh. 6. Senang mencari

dan memecahkan masalah.

- Saya akan meminjam buku dan bertanya kepada

orangtua/kakak jika menemukan soal yang sulit. - Saya sering

bertanya pada guru jika ada materi yang kurang saya mengerti.

- Saya memilih bermain jika harus

mengerjakan soal yang sulit. - Saya akan diam

jika ada materi yang tidak saya mengerti. - Saya malu jika

harus bertanya pada guru. 7. Ulet menghadapi

kesulitan.

- Saya mengerjakan soal yang mudah terlebih dahulu kemudian soal yang sulit.

- Jika menemui soal yang sulit, saya menuunda-nunda untuk mengerjakan.


(65)

mengerjakan soal yang sulit.

nyerah mengerjakan soal-soal yang sulit.

Berdasarkan Tabel 3.3, peneliti membuat penyebaran item skala motivasi belajar pada Tabel 3.4 di bawah ini.

Tabel 3.5

Penyebaran Item Skala Motivasi Belajar Siswa No. Indikator Minat Belajar

Nomor item Skala Positif Negatif 1. Adanya hasrat untuk berhasil. 1, 2, 3 4, 5 2. Menunjukkan minat terhadap

pelajaran. 6, 7 8, 9, 10

3. Lebih senang bekerja mandiri. 11, 12 13, 14 4. Ketertarikan dalam belajar. 15, 16 17, 18, 19 5. Dorongan dalam belajar. 20, 21 22, 23 6. Senang mencari dan

memecahkan masalah. 24, 25 26, 27, 28 7. Ulet menghadapi kesulitan. 29, 30 31, 32

Jumlah item 15 17

Skala minat dan motivasi belajar yang digunakan sebagai alat uji coba instrumen dapat dilihat pada lampiran 5a dan 5b. Skala disusun berdasarkan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur minat dan motivasi belajar pada mata pelajaran IPA. Pengukuran dan penskoran pada skala Likert dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini.


(66)

Tabel 3.5

Pengukuran dan Penskoran Skala Likert Minat dan Motivasi Belajar

Alternatif Jawaban Skor

Positif Negatif

Selalu (S) 4 1

Sering (SR) 3 2

Jarang (J) 2 3

Tidak Pernah (TP) 1 4

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan melihat benda-benda tertulis, seperti nilai rapor, nilai ulangan harian, nilai ujian tengah semester, yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Dokumentasi yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini adalah nilai Ulangan Akhir Semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 yang dibuat oleh para guru di masing-masing kecamatan melalui KKG.

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, sebelum skala minat dan motivasi belajar digunakan untuk penelitian, instrumen tersebut diberikan kepada responden untuk dilakukan uji coba instrumen penelitian. Arikunto (2013: 211) menuliskan bahwa tujuan dari uji coba instrumen yaitu untuk menghindari pernyataan-pernyataan yang menyulitkan siswa, dan baik-buruknya instrumen yang akan mempengaruhi data. Arikunto (2013: 211) juga menambahkan bahwa instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel.


(67)

Uji coba instrumen akan diuji cobakan pada siswa kelas V A SD N Danurejo 1 yang berjumlah 30 siswa. Siswa kelas V A digunakan sebagai uji coba validitas dan reliabilitas karena mempunyai latar belakang yang sama dengan siswa kelas IV. Pengujian validitas dan reliabilitas akan dikerjakan dengan bantuan komputer program SPSS 16.0 for windows.

1. Pengujian Validitas

Azwar (2011: 6) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.

Pengertian validitas yang lain adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Cermat berarti bahwa pengukuran itu mampu memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya diantara subjek yang satu dengan yang lain. Salah satu cara untuk menentukan validitas alat ukur adalah dengan menggunakan korelasi Product Moment. Teknik korelasi Product Moment menurut Azwar (2011: 18) adalah teknik korelasi tunggal yang digunakan untuk mencari koefisiensi korelasi antara data interval dan data lainnya. Adapun rumusnya sebagai berikut:


(68)

Keterangan:

rxy : koefisien validitas

∑X : jumlah skor dalam sebaran x ∑Y : jumlah skor dalam sebaran y

∑XY : jumlah hasil kali skor x dan skor y berpasangan ∑X2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x ∑Y2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y N : banyaknya subyek

Besarnya nilai koefisien r didapat dengan menggunakan korelasi dengan signifikan 5%. Jika rhitung lebih besar daripada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya, jika rhitung lebih kecil daripada rtabel, maka butir soal tersebut tidak valid. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science 16.0 for Windows) dengan memindahkan data pada excel ke SPSS data view, kemudian nama pada variabel view diganti dengan nomor pernyataan, pada kolom desimal diganti menjadi angka 0. Selanjutnya memilih menu analyze, kemudian sub menu correlate, selanjutnya muncul kotak baru, dari kotak Bivariate Correlations, masukkan semua variabel ke kotak Variables. Pada bagian Correlation Coefficient, centang Pearson, dan pada bagian Test of Significance pilih Two-tailed, lalu centang Flag Significant Correlations, lalu terakhir klik OK. Hasil output akan diperoleh apakah butir dari skala tersebut valid atau tidak, dengan membandingkan rhitung yang ada pada tabel output dengan rtabel (rtabel N 30 pada taraf signifikansi 5%= 0.361). Apabila


(1)

133

Lampiran 15a. Contoh Jawaban Instrumen Penelitian Minat Belajar Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

135

Lampiran 15b. Contoh Jawaban Instrumen Penelitian Motivasi Belajar Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

137

Lampiran 16. Foto Kegiatan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Indah Sulistyaningsih lahir di Magelang, 29 mei 1994. Pendidikan dasar diperoleh di SD Negeri Sirahan 1 dan lulus pada tahun 2005. Pendidikan menengah pertama ditempuh di SMP Negeri 1 Muntilan, lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2011 menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Kota Mungkid. Selanjutnya tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul Hubungan antara Minat dan Motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2015/2016.