LK 31Maret2016 PNSE
(2)
PT PUDJIADI AND SONS Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 DAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT(3)
DAFTAR ISI
Halaman
Surat Pernyataan Direksi
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian .NNNNNNNNNNNN…….……….………..……….……… 1 - 2
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian ……… 3 - 5 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian .……….NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN@@@V
Laporan Arus Kas Konsolidasian ...……….NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN@@W
(4)
(5)
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
1
Catatan 31 Maret 2016 31 Desember 2015
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2c,2r,5,34 80.106.507.249 55.168.289.510
Investasi jangka pendek 2r,6,34
Pihak ketiga 5.201.467.308 4.708.146.108
Pihak berelasi 2d,10a 51.788.000 54.377.400
Piutang usaha - pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai piutang sebesar Rp 1.352.117.295 pada tanggal 31 Maret 2016, Rp 1.352.117.295 pada tanggal
31 Desember 2015 2r,7,
20b,26,34 22.125.720.965 16.624.859.796
Piutang lain-lain 2r,34
Pihak ketiga 3.433.454.187 2.595.949.942
Pihak berelasi 2d,10b - 189.213.483
Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai persediaan dan persediaan usang sebesar Rp 1.238.291.655 pada tanggal 31 Maret 2016, Rp 1.106.727.805
pada tanggal 31 Desember 2015 2e,8,26 13.850.060.288 12.503.182.400
Uang muka dan beban dibayar di muka 2f 4.688.235.746 2.287.078.470
Jumlah Aset Lancar 129.457.233.743 94.131.097.109
ASET TIDAK LANCAR
Uang muka pembelian aset tetap dan
properti investasi 9 - 29.750.000.000
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar
Rp 213.270.973.911 pada tanggal 31 Maret 2016,
Rp 209.005.348.365 pada tanggal
31 Desember 2015 2g,2i,
11,12,20 350.637.569.408 275.686.567.443 Properti investasi - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar Rp 1.721.813.100 pada tanggal 31 Maret 2016,
Rp 1.615.351.629 pada tanggal
31 Desember 2015 2h,2i,11,12 6.337.046.430 6.443.507.901
Investasi pada Entitas Asosiasi 2j,4,13 4.320.157.205 4.156.397.193
Beban tangguhan - hak atas tanah 2g,14 5.781.495.798 5.836.021.992
Aset pajak tangguhan 2n,4,18d 10.353.019.875 9.628.828.135
Taksiran tagihan pajak penghasilan 2n,18c 4.289.879.914 4.296.823.100
Aset tidak lancar lainnya 8.847.168.231 2.180.485.708
Jumlah Aset Tidak Lancar 390.566.336.861 337.978.631.472
JUMLAH ASET 520.023.570.604 432.109.728.581
(6)
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
2
Catatan 31 Maret 2016 31 Desember 2015
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha - pihak ketiga 2r,15,34 5.728.603.644 7.190.847.832
Utang lain-lain 2r,34
Pihak ketiga 16 2.350.012.104 6.381.792.641
Pihak berelasi 2d,10c 1.787.323.279 3.740.830.281
Beban masih harus dibayar 2r,17,30,34 7.345.969.387 8.829.165.663
Utang pajak 18a 3.643.385.336 4.063.635.194
Pendapatan diterima di muka 19 13.561.787.981 12.388.887.425
Penyisihan untuk penggantian perabot
dan peralatan hotel 2k 870.517.429 536.612.018
Utang dividen - pihak ketiga 2r,34 361.490.831 363.148.331
Utang bank jangka panjang - bagian yang 2r,7,
jatuh tempo dalam satu tahun 11,20,34 24.500.000.000 12.625.000.000
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 60.149.089.991 56.119.919.385
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan 2n,18d 9.467.688 9.467.688
Liabilitas imbalan kerja karyawan 2l,21 45.363.213.092 43.483.767.709
Utang bank jangka panjang - setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo 2r,7,
dalam satu tahun 11,20,34 131.625.000.000 50.000.000.000
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 176.997.680.780 93.493.235.397
JUMLAH LIABILITAS 237.146.770.771 149.613.154.782
EKUITAS
EKUITAS YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK
Modal saham - nilai nominal Rp100 per lembar saham
Modal dasar - 2.480.000.000 lembar saham Modal ditempatkan dan disetor
penuh - 797.813.496 lembar saham 22 79.781.349.600 79.781.349.600
Tambahan modal disetor - bersih 23 17.270.084.218 17.270.084.218
Saldo Laba
Telah ditentukan penggunaannya 24 1.700.000.000 1.700.000.000
Belum ditentukan penggunaannya 108.682.095.859 108.395.979.305
Jumlah Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan
Kepada Pemilik Entitas Induk 207.433.529.677 207.147.413.123
KEPENTINGAN NONPENGENDALI 2b,31 75.443.270.155 75.349.160.676
JUMLAH EKUITAS 282.876.799.832 282.496.573.799
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 520.023.570.604 432.109.728.581
(7)
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
3
Catatan 31 Maret 2016 31 Maret 2015
PENDAPATAN DEPARTEMENTAL 2m
Kamar 29.880.168.029 25.590.711.205
Makanan dan minuman 17.707.041.895 14.097.957.873
Departemental lainnya 3.242.190.752 2.717.433.671
Jumlah Pendapatan Departemental 50.829.400.676 42.406.102.749
BEBAN DEPARTEMENTAL 2m
Beban pokok penjualan
Kamar 3.076.168.840 2.142.211.120
Makanan dan minuman 5.539.956.007 4.381.727.539
Departemental lainnya 496.068.394 190.844.575
Jumlah beban pokok penjualan 9.112.193.241 6.714.783.234
Gaji, upah dan tunjangan lainnya 10.185.601.495 8.173.820.627
Lain-lain 1.167.411.028 1.036.052.025
Jumlah Beban Departemental 20.465.205.763 15.924.655.886
LABA KOTOR 30.364.194.913 26.481.446.863
BEBAN USAHA 2m
Peralatan, pemeliharan dan energi 25 7.496.215.261 8.141.449.743
Gaji, upah dan tunjangan lainnya 6.556.970.240 5.296.345.459
Umum dan administrasi 7,8,26 2.233.619.835 1.601.819.372
Pemasaran 27 1.094.042.065 1.161.785.287
Jumlah Beban Usaha 17.380.847.401 16.201.399.861
LABA USAHA 12.983.347.513 10.280.047.002
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2m
Penyusutan aset tetap 2g,11 (2.551.689.853) (2.704.599.974)
Bunga 20d (3.056.583.332) (2.459.140.770)
Pajak Bumi dan Bangunan (510.443.329) (518.649.171)
Sewa kendaraan (183.230.683) (136.765.855)
Asuransi (530.920.276) (355.920.027)
Penyusutan properti investasi 2h,12 (144.494.747) (105.159.657)
Amortisasi beban tangguhan - hak
atas tanah 2j,14 - -
Rugi investasi jangka pendek - bersih 2r,6 - -
Rugi selisih kurs - bersih 2o (499.211.408) 182.906.982
Penghasilan bunga - -
Laba penjualan aset tetap - -
Lain-lain - bersih 231.319.583 87.586.758
Jumlah Beban Lain-Lain - Bersih (7.245.254.045) (6.009.741.715)
(8)
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4
Catatan 31 Maret 2016 31 Maret 2015
LABA SEBELUM BEBAN JASA MANAJEMEN, INSENTIF
DAN PEMASARAN 5.738.093.468 4.270.305.287
Beban Jasa Manajemen, Insentif, dan
Pemasaran 30 (1.339.675.981) (1.134.593.650)
LABA SEBELUM PENDAPATAN (BEBAN)
KANTOR PUSAT 4.398.417.487 3.135.711.637
PENDAPATAN (BEBAN) KANTOR PUSAT 2m
Gaji, upah dan tunjangan lainnya (2.661.275.098) (2.265.114.636)
Umum dan administrasi 28 (906.820.518) (621.276.109)
Penyusutan aset tetap 2g,11 (1.752.188.522) (1.139.571.585)
Pendapatan bunga 112.018.439 748.935.125
Bagian atas laba bersih Entitas Asosiasi 2j,13 151.043.390 (80.638.793)
Laba (rugi) investasi jangka pendek - bersih 2r,6 267.235.967 450.108.855
Laba (rugi) selisih kurs – bersih (7.249.031) 8.939.776
Lain-lain - bersih 341.324.439 54.324.805
Jumlah Beban Kantor Pusat - Bersih (4.455.910.934) (2.844.292.562)
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK - BERSIH (57.493.447) 291.419.076 BEBAN PAJAK - BERSIH 2n,18b
Kini - (65.377.074)
Tangguhan 18c 412.286.237 1.015.697.203
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 354.792.789 1.241.739.205 PENGHASILAN (BEBAN) KOMPREHENSIF
LAIN
Penghasilan (beban) Komprehensif Lain yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi pada periode selanjutnya:
Pengukuran kembali liabilitas imbalan
kerja - -
Bagian penghasilan komprehensif
lain dari Entitas Asosiasi 2j,4,13 12.716.622 -
Manfaat (Beban) pajak penghasilan
terkait - -
Penghasilan (beban) komprehensif lain -
setelah pajak 12.716.622 -
LABA KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN 367.509.411 1.241.739.205
(9)
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
5
Catatan 31 Maret 2016 31 Maret 2015
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik Entitas Induk 297.254.579 -
Kepentingan nonpengendali 2b,31 57.538.211 -
JUMLAH 354.792.789 -
LABA KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik Entitas Induk 279.180.214 9.276.051
Kepentingan nonpengendali 2b,31 88.329.197 1.232.463.155
JUMLAH 367.509.411 1.241.739.205
LABA PER SAHAM YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK
ENTITAS INDUK 2q,29 0,35 0,01
(10)
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
6
Catatan
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor
Penuh Modal Disetor Tambahan
Saldo Laba
Telah Ditentukan Belum Ditentukan Penggunaannya Penggunannya
Jumlah Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik
Entitas Induk Nonpengendali Kepentingan Jumlah Ekuitas Saldo, 31 Desember 2014
(Disajikan kembali -
Catatan 4) 79.781.349.600 17.270.084.218 1.600.000.000 108.281.098.739 206.932.532.557 66.893.760.036 273.826.292.593
Pendirian Entitas Anak - - - 3.000.000.000 3.000.000.000
Dividen tunai 24 - - - (7.978.134.960 ) (7.978.134.960 ) - (7.978.134.960)
Pembentukan dana
cadangan 24 - - 100.000.000 (100.000.000 ) - - -
Jumlah laba bersih tahun
2015 - - - 8.354.829.881 8.354.829.881 7.364.123.858 15.718.953.739
Penghasilan komprehensif
lain
Imbalan kerja (201.351.488 ) (201.351.488 ) 922.124.977 720.773.489
Bagian penghasilan komprehensif lain
Entitas Asosiasi - - - 39.537.133 39.537.133 11.329.355 50.866.488
Dividen Entitas Anak - - - - - (2.842.177.550 ) (2.842.177.550)
Saldo, 31 Desember 2015 79.781.349.600 17.270.084.218 1.700.000.000 108.395.979.305 207.147.413.123 75.349.160.676 282.496.573.799
Dividen tunai 24 - - - - - - -
Bagian penghasilan komprehensif lain
Entitas Asosiasi - - - 6.936.339 6.936.339 5.780.283 12.716.622
Jumlah laba bersih tahun
2016 - - - 279.180.214 279.180.214 88.329.197 367.509.411
(11)
7
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 54.501.440.063 44.043.970.127
Penghasilan bunga 325.063.022 973.501.878
Pembayaran kas kepada pemasok, pihak ketiga dan
pemerintah (23.286.151.164) (27.607.882.397)
Pembayaran kas untuk gaji, upah dan tunjangan lainnya (21.468.572.817) (22.002.968.468)
Pembayaran bunga (3.056.583.332) (2.459.140.770)
Penerimaan/(pengeluaran) untuk kegiatan usaha lainnya 7.368.301.683 3.061.439.187
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 14.383.497.456 (3.991.080.443)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan investasi jangka pendek 1.078.544.375 254.486.170
Penerimaan dividen Entitas Asosiasi -
Penjualan aset tetap -
Perolehan aset tetap (80.858.996.814) (26.384.559.578)
Pembayaran uang muka pembelian aset tetap -
Perolehan investasi jangka pendek (1.437.083.759) (13.333.251)
Pembayaran uang muka pembelian properti investasi -
Perolehan properti investasi -
Kenaikan / (penurunan) hubungan berelasi (1.764.293.519) (311.562.226)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (82.981.829.717) (26.454.968.885)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Perolehan setoran modal Entitas Anak
dari pemegang saham nonpengendali -
Perolehan dana dari utang pihak berelasi -
Perolehan dana dari utang bank jangka panjang 100.000.000.000 -
Pembayaran utang bank jangka panjang (6.500.000.000) (4.475.000.000)
Penerimaan dividen 36.550.000 -
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan 93.536.550.000 (4.475.000.000)
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 24.938.217.739 (34.921.049.328)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 55.168.289.510 113.460.482.769 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 80.106.507.249 78.539.433.441
(12)
8
a. Pendirian dan Informasi Umum Entitas Induk
PT Pudjiadi And Sons Tbk ("Entitas Induk") didirikan dalam kerangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968, juncto Undang-undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan Akta Notaris Ridwan Suselo, S.H., Notaris di Jakarta, No. 34 tanggal 17 Desember 1970. Akta pendirian
ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. Y.A.5/278/16 tanggal 2 Agustus 1973 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia N0. 67 tambahan No. 405 tanggal 20 Agustus 1974. Anggaran Dasar Entitas Induk telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir berdasarkan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 66 tanggal 14 Juni 2013 mengenai perubahan modal saham ditempatkan dan disetor penuh dan jumlah saham beredar karena pembagian dividen saham (Catatan 1b dan 24). Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-0074575.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 2 Agustus 2013 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 26 tambahan
No. 3138/L tanggal 1 April 2014.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Entitas Induk, ruang lingkup kegiatan Entitas Induk adalah di bidang perhotelan dengan segala fasilitas dan sarana penunjang lainnya, antara lain jasa akomodasi, perkantoran, perbelanjaan, apartemen, sarana rekreasi dan hiburan yang berada di lokasi hotel. Entitas Induk berkedudukan di Jakarta dan kantor berlokasi di Jalan Hayam Wuruk No. 126, Jakarta. Entitas Induk mulai melakukan kegiatan usaha secara komersial pada tahun 1970. Entitas Induk memiliki 4 (empat) unit hotel, sebagai berikut:
Nama hotel Lokasi Jumlah Kamar
The Jayakarta SP Hotel & Spa Jakarta 342
The Jayakarta Bandung Suites, Boutique Suites & Spa Bandung 211
The Jayakarta Anyer Villas Beach Resort, Boutique
Suites & Spa Anyer 48
The Jayakarta Cisarua Inn & Villas Mountain Resort & Spa Cisarua 33
Entitas induk langsung dan utama Entitas Induk adalah PT Istana Kuta Ratu Prestige, yang didirikan di Indonesia.
b. Penawaran Umum Perdana Saham Entitas Induk
Pada tanggal 8 Maret 1990, Entitas Induk memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. SI-086/SHM/MK.10/1990 untuk menawarkan 2.000.000 lembar saham kepada masyarakat melalui bursa efek di Indonesia. Harga penawaran saham perdana adalah Rp 6.800 per lembar saham. Saham-saham tersebut telah tercatat pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 1 Mei 1990.
Pada tanggal 14 Agustus 1991, Entitas Induk melakukan pencatatan parsial atas 4.000.000 lembar sahamnya, sehingga jumlah lembar saham yang beredar menjadi 6.000.000 lembar saham.
Pada tanggal 14 Februari 1992 dan 17 Desember 1994, Entitas Induk membagikan saham bonus masing-masing sebanyak 1.350.000 lembar saham dan 8.910.000 lembar saham, sehingga jumlah lembar saham yang beredar menjadi sebesar 16.260.000 lembar saham.
Pada tanggal 18 Oktober 1994 dan 19 Oktober 1994, Entitas Induk mencatatkan sisa sahamnya sebanyak 7.500.000 lembar saham pada Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta (pada tahun 2008 kedua bursa tersebut telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia), sehingga jumlah lembar saham yang beredar menjadi sebesar 23.760.000 lembar saham.
(13)
9
b. Penawaran Umum Perdana Saham Entitas Induk (lanjutan)
Pada tanggal 21 Agustus 1995, Entitas Induk membagikan saham bonus sebanyak 1.188.000 lembar saham, sehingga jumlah lembar saham yang beredar menjadi sebesar 24.948.000 lembar saham.
Pada tanggal 14 April 1997, saham beredar tersebut dipecah menjadi sebanyak 24.948.000 lembar saham, sehingga jumlah lembar saham yang beredar menjadi sebesar 49.896.000 lembar saham. Dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham, sebagaimana telah diaktakan dalam Akta
Notaris Adam Kasdarmadji, S.H., No. 51, tanggal 5 Desember 1997, para pemegang saham menyetujui Penawaran Umum Terbatas I kepada pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli saham biasa disertai dengan penerbitan waran yang terdiri dari 74.844.000 lembar saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 500 per lembar saham yang ditawarkan dengan harga Rp 500 per lembar saham, sehingga seluruhnya berjumlah sebesar Rp 37.422.000.000 dan 4.989.600 waran yang diterbitkan menyertai saham biasa atas nama tersebut yang diberikan dengan cuma-cuma bagi pemegang saham.
Waran yang diterbitkan pada Penawaran Umum Terbatas I ini diberi nama Waran Seri I yang mempunyai jangka waktu 5 (lima) tahun. HMETD tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh pada tanggal 5 Juni 1998, sebagaimana telah dinyatakan dalam Akta Notaris Adam Kasdarmadji, S.H., pada tanggal yang sama, sehingga setelah tanggal tersebut jumlah saham yang beredar menjadi sebesar 124.740.000 lembar saham.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, No. 26 tanggal 19 Agustus 1999, para pemegang saham menyetujui untuk mengeksekusi waran menjadi modal ditempatkan dan disetor penuh sebanyak
3.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 500 per lembar saham, dengan nilai sebesar Rp 1.500.000. Dengan demikian, jumlah saham beredar menjadi 124.743.000 lembar saham dengan
nilai sebesar Rp 62.371.500.000.
Pada tanggal 24 Desember 2002, Entitas Induk melakukan eksekusi waran menjadi saham sebanyak 4.982.771 lembar saham dengan nilai sebesar Rp 2.491.385.500, sehingga jumlah lembar saham beredar menjadi 129.725.771 lembar saham dengan nilai sebesar Rp 64.862.885.500. Pada tanggal 16 Juli 2012, Entitas Induk membagikan dividen saham sebanyak 25.945.154 lembar
saham dengan nilai sebesar Rp 12.972.577.000, sehingga jumlah saham beredar menjadi 155.670.926 lembar saham dengan nilai sebesar Rp 77.835.463.000. Pembagian dividen saham diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta No. 19 tanggal 9 Agustus 2012.
Pada tanggal 2 Oktober 2012, Entitas Induk melakukan pemecahan saham (stock split) untuk 1 lembar saham menjadi 5 lembar saham, sehingga jumlah saham beredar Entitas Induk menjadi
sebanyak 778.354.630 lembar saham. Pemecahan saham (stock split) diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, No.19 tanggal 9 Agustus 2012.
Pada tanggal 14 Juni 2013, Entitas Induk membagikan dividen saham sebanyak 19.458.866 lembar dengan nilai sebesar Rp 1.945.886.600, sehingga jumlah saham beredar menjadi 797.813.496 lembar dengan nilai sebesar Rp 79.781.349.600. Pembagian dividen saham diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, No. 66 tanggal 14 Juni 2013.
(14)
10
c. Struktur Entitas Induk dan Entitas Anak
Laporan keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 meliputi laporan keuangan Entitas Induk dan Entitas Anaknya (secara kolektif disebut sebagai Grup), yang dikendalikan secara langsung oleh Entitas Induk dan secara tidak langsung melalui PT Hotel Juwara Warga, Entitas Anak, dengan rincian sebagai berikut:
Jumlah Aset (dalam jutaan Rupiah)
Jumlah Pendapatan (dalam jutaan Rupiah)
Entitas Anak Kegiatan
Utama Domisili Persentase Pemilikan 31 Mar 2016
31 Des 2015
31 Mar 2016
31 Mar 2015 Langsung melalui Entitas
Induk:
PT Hotel Juwara Warga Perhotelan Jakarta 51,00% 301.722 197.097 23.555 19.810
PT Bali Realtindo
Benoa*) Real Estat Bali 99,99% 47.438 47.368 - -
PT Jayakarta Realti
Investindo*) Perhotelan Jakarta 99,99% 41.892 41.674 - -
PT Hotel Jaya Cikarang*) Perhotelan Cikarang 99,99% 15.843 15.857 - -
Tidak langsung melalui HJW, Entitas Anak: PT Hotel Jayakarta
Flores Perhotelan Flores 99,99% 49.438 49.480 2.559 1.602
PT Jayakarta
Padmatama Pengelolaan properti Bali 99,80% 2.650 3.551 1.473 1.979
PT Bali Boga Rasa Jasa boga Bali 95,00% 745 717 203 179
PT Hotel Jaya
Semarang*) Perhotelan Semarang 51,00% 9.742 9.765 - -
PT Hotel Jaya Bali Perhotelan Bali 90,00% 81.008 32.003 217 -
*) Entitas Anak belum beroperasi secara komersial.
1) Entitas Induk memiliki 51% hak kepemilikan atas PT Hotel Juwara Warga (HJW) dengan biaya
perolehan sebesar Rp 43.350.000.000 (Catatan 23). Modal dasar HJW sebesar Rp 75.000.000.000. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar
Rp 50.000.000.000. Sesuai dengan Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan HJW adalah bergerak dalam bidang perhotelan. HJW memulai operasi komersialnya pada tahun 1983. Sesuai Akta Notaris Weliana Salim, S.H., No. 08 tanggal 09 Mei 2011, HJW membagikan dividen saham sebesar 1 lembar saham kepada setiap pemilik 1 lembar saham dengan jumlah pembagian dividen saham sebesar Rp 30.000.000.000 atau 30.000.000 lembar saham. Atas dividen saham tersebut, Entitas Induk memperoleh tambahan saham sebanyak 15.300.000 lembar saham atau sebesar Rp 15.300.000.000, sedangkan persentase pemilikannya tetap sebesar 51%.
Sesuai Akta Notaris Weliana Salim, S.H., No. 18 tanggal 19 Juni 2013, HJW membagikan dividen saham sebesar 1 lembar saham kepada setiap pemilik 2 lembar saham dengan jumlah pembagian dividen saham sebesar Rp 25.000.000.000 atau 25.000.000 lembar saham, sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor HJW menjadi sebesar Rp 75.000.000.000. Atas dividen saham tersebut, Entitas Induk memperoleh tambahan saham sebanyak 12.750.000 lembar saham atau sebesar Rp 12.750.000.000, sedangkan persentase pemilikannya tetap sebesar 51%.
(15)
11
c. Struktur Entitas Induk dan Entitas Anak (lanjutan)
Sesuai Akta Notaris Weliana Salim, S.H., No. 09 tanggal 6 Juni 2014, HJW membagikan dividen saham sebesar 1 lembar saham kepada setiap pemilik 3 lembar saham dengan jumlah pembagian dividen saham sebesar Rp 25.000.000.000 atas 25.000.000 lembar saham, sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor HJW menjadi Rp 100.000.000.000. Atas dividen saham tersebut, Entitas Induk memperoleh tambahan saham sebanyak 12.750.000 lembar saham atau sebesar Rp 12.750.000.000, sedangkan persentase pemilikannya tetap sebesar 51%.
HJW memiliki tiga unit hotel sebagai berikut:
Nama hotel Lokasi Jumlah Kamar
The Jayakarta Bali Beach Resort & Spa Bali 278
The Jayakarta Lombok Hotel & Spa Lombok 171
The Jayakarta Yogyakarta Hotel & Spa Yogyakarta 129
Selain itu, HJW memiliki 21 unit serviced apartement yang dikelola oleh PT Jayakarta Padmatama (Catatan 1c.6).
2) Sesuai Akta Notaris No. 38 tanggal 7 April 1997 yang dibuat di hadapan Achmad Bajumi, S.H., pengganti Notaris Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, Entitas Induk mendirikan PT Bali Bagus Benoa. Anggaran Dasar PT Bali Bagus Benoa telah mengalami perubahan melalui Akta Notaris No. 149 tanggal 30 Juni 1997, yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan nama semula PT Bali Bagus Benoa menjadi PT Bali Realtindo
Benoa (BRB). Perubahan ini telah mendapatkan pengesahan dari MenteriKehakimanRepublik
Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-5990.HT.01.01.TH.97 tanggal 2 Juli 1997. BRB didirikan dengan modal dasar sebesar Rp 6.000.000.000. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 1.500.000.000, dengan kepemilikan Entitas Induk sebesar 99,993%. Sesuai dengan Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan BRB adalah bidang pemborongan dan pembangunan perumahan.
Sesuai Akta Notaris Adam Kasdarmadji, S.H., No. 114 tanggal 20 Juni 1998, Entitas Induk meningkatkan penyertaannya pada BRB dari sebesar 99,93% menjadi 99,99% dengan jumlah tambahan modal disetor sebesar Rp 36.499.000.000, sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor BRB menjadi sebesar Rp 38.000.000.000.
Sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 4 pada tanggal 6 Juni 2001, BRB mengeluarkan 7.000 lembar saham baru dengan nilai sebesar Rp 7.000.000.000 yang seluruhnya disetor oleh Entitas Induk, sehingga jumlah modal
ditempatkan dan disetor BRB menjadi sebesar Rp 45.000.000.000 dan jumlah kepemilikan saham Entitas Induk di BRB meningkat menjadi sebesar Rp 44.999.000.000, dengan persentase kepemilikan sebesar 99,99%. Sampai saat ini, BRB belum memulai kegiatan operasi komersialnya.
3) Sesuai Akta Notaris No. 36 tanggal 7 April 1997, yang dibuat di hadapan Notaris Achmad Bajumi, S.H., pengganti Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, Entitas Induk mendirikan PT Jayakarta Realti Investindo (JRI) yang berkedudukan di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-14452.HT.01.01.TH.98. tanggal 22 September 2000. JRI didirikan dengan modal dasar sebesar Rp 6.000.000.000. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 1.500.000.000, dengan persentase kepemilikan Entitas Induk sebesar 99,93%.
(16)
12
c. Struktur Entitas Induk dan Entitas Anak (lanjutan)
Sesuai Akta Notaris No. 04 tanggal 2 April 2013, yang dibuat dihadapan Notaris Muhammad Irsan, S.H., Notaris di Tangerang, Entitas Induk meningkatkan penyertaannya pada JRI dari sebesar 99,93% menjadi 99,99% dengan tambahan modal disetor sebesar Rp 13.500.000.000, sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor JRI menjadi sebesar Rp 15.000.000.000. Sesuai dengan Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan JRI adalah dalam bidang pariwisata dan perhotelan. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2016, JRI belum memulai kegiatan operasi komersialnya dan masih dalam tahap perencanaan pembangunan hotel dengan nama J Hotel Cengkareng dengan rencana jumlah kamar sebanyak 131 kamar.
4) Sesuai Akta Notaris No. 10 tanggal 18 Februari 2013, yang dibuat di hadapan Notaris Weliana Salim, S.H., Notaris di Jakarta, Entitas Induk mendirikan PT Hotel Jaya Cikarang (HJC) yang berkedudukan di Cikarang. Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-0023894.AH.01.09 Tahun 2013 tanggal 19 Maret 2013. HJC didirikan dengan modal dasar sebesar Rp 20.000.000.000. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 14.000.000.000, dengan persentase kepemilikan Entitas Induk sebesar 99,99%. Sesuai dengan Anggaran
Dasar, ruang lingkup kegiatan HJC adalah bidang perhotelan. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2016, HJC belum memulai kegiatan operasi komersialnya dan masih dalam tahap
perencanaan pembangunan hotel dengan nama J Hotel Cikarang dengan rencana jumlah kamar sebanyak 154 kamar.
5) Sesuai Akta Notaris No. 74 tanggal 21 Mei 2008, yang dibuat di hadapan Notaris Evi Susanti Panjaitan, S.H., HJW mendirikan PT Hotel Jayakarta Flores (HJF) yang berkedudukan di Flores. Akta pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-30932.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 6 Juni 2008. HJF didirikan dengan modal dasar sebesar Rp 10.000.000.000. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 2.500.000.000, dengan kepemilikan HJW sebesar 99,96%. Sesuai dengan Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan HJF adalah bidang perhotelan. HJF memulai kegiatan operasi komersialnya pada tahun 2011.
Sebagaimana yang dinyatakan dalam Akta Notaris Weliana Salim, S.H., No. 50 tanggal 22 Agustus 2011, HJF meningkatkan modal dasarnya menjadi Rp 20.000.000.000 dan HJW meningkatkan penyertaannya pada HJF dari sebesar 99,96% menjadi 99,99% dengan jumlah tambahan modal disetor sebesar Rp 7.500.000.000, sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor HJF menjadi sebesar Rp 10.000.000.000.
Sesuai Akta No. 19 tanggal Juni 2013, yang dibuat di hadapan Notaris Weliana Salim, S.H., HJW meningkatkan penyertaannya pada HJF dari sebesar Rp 10.000.000.000 menjadi sebesar Rp 20.000.000.000, dengan kepemilikan HJW berubah dari 99,990% menjadi 99,995%.
Dan sebagaimana yang dinyatakan dalam Akta Notaris Weliana Salim, S.H., No. 10 tanggal 6 Juni 2014, HJW meningkatkan penyertaannya pada HJF yang semula sebesar 99,995% menjadi 99,996%, dengan jumlah tambahan modal disetor sebesar Rp 10.000.000.000, sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor HJF menjadi sebesar Rp 30.000.000.000. HJF memiliki hotel dengan nama The Jayakarta Suites Komodo-Flores, Beach Resort, Diving & Spa di Flores dengan jumlah kamar sebanyak 71 kamar.
(17)
13
c. Struktur Entitas Induk dan Entitas Anak (lanjutan)
6) Sesuai Akta No. 32 tanggal 9 Februari 2001, yang dibuat di hadapan Notaris Josef Sunar Wibisono, S.H., HJW mendirikan PT Jayakarta Padmatama (Padmatama) yang berkedudukan di Bali. Akta pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C-03362.HT.01.01.HT. 2003 tanggal 17 Februari 2003. Padmatama didirikan dengan modal dasar sebesar Rp 2.000.000.000. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 500.000.000, dengan kepemilikan HJW sebesar 99,80%. Menurut anggaran dasar, ruang lingkup kegiatan Padmatama adalah bidang jasa pengelolaan properti, pembangunan, pengembangan dan perdagangan. Padmatama memulai kegiatan operasi komersialnya pada tahun 2001.
Padmatama mengelola serviced apartement dengan nama The Jayakarta Residence Bali dengan jumlah apartemen sebanyak 21 unit apartemen.
7) Sesuai Akta No. 29 tanggal 11 Maret 2011, yang dibuat di hadapan Notaris Evi Susanti Panjaitan, S.H., HJW mendirikan PT Bali Boga Rasa (BBR) yang berkedudukan di Bali. BBR didirikan dengan modal dasar sebesar Rp 300.000.000. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh seluruhnya, dengan kepemilikan HJW sebesar 95%. Sesuai dengan anggaran dasar, ruang lingkup kegiatan BBR adalah bidang perdagangan, perindustrian dan jasa. BBR memulai kegiatan operasi komersialnya pada tahun 2011.
8) Sesuai Akta No. 14 tanggal 08 Februari 2013, yang dibuat di hadapan Notaris Indah Indriani, S.H., HJW mendirikan PT Hotel Jaya Semarang (HJS) yang berkedudukan di Semarang. Akta pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-0017888.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 4 Maret 2013. HJS didirikan dengan modal dasar sebesar Rp 18.000.000.000. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 9.000.000.000, dengan kepemilikan HJW sebesar 51%. Sesuai dengan Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan HJS adalah bidang perhotelan. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2016, HJS belum memulai kegiatan operasi komersialnya dan masih dalam tahap perencanaan pembangunan hotel dengan nama J Hotel di Semarang dengan rencana jumlah kamar sebanyak 91 kamar.
9) Sesuai Akta No. 78 tanggal 26 November 2015, yang dibuat di hadapan Evi Susanti Panjaitan, S.H., HJW mendirikan PT Hotel Jaya Bali (HJB) yang berkedudukan di Bali. Akta pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia melalui surat keputusan No. AHU-2471263.AH.01.01. Tahun 2015 tanggal 10 Desember 2015. HJB didirikan dengan modal dasar sebesar Rp 40.000.000.000. Dari modal
dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 30.000.000.000, dengan kepemilikan HJW sebesar 90%. Sesuai dengan Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan HJB adalah bidang perhotelan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, HJB belum memulai kegiatan operasi komersialnya dan masih dalam proses pembelian hotel dengan nama J Hotel Bali dengan rencana jumlah kamar sebanyak 91 kamar (Catatan 36).
d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Entitas Induk pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Entitas Induk yang diaktakan masing-masing dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 7 tanggal 7 Mei 2015 dan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No 24 tanggal 8 Mei 2014, adalah sebagai berikut:
(18)
14
d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan)
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Gabriel Lukman Pudjiadi
Wakil Komisaris : Daryanto Mangun P. Yosodiningrat
Komisaris Independen : Budhi Liman
Direksi
Direktur Utama : Kristian Pudjiadi
Direktur : Ariyo Tejo
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, Grup memiliki masing-masing 828 dan 828 orang karyawan tetap (tidak diaudit).
e. Komite Audit, Internal Audit dan Sekretaris Perusahaan
Susunan Komite Audit Entitas Induk pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
Ketua : Daryanto Mangun P. Yosodiningrat
Anggota : Sri Sunarmiatun
Anggota : Sahat Erich Estrada Hutagalung
Susunan Internal Audit Entitas Induk pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
Ketua : Gatot Sanyoto
Anggota : Ammar Naim
Sekretaris Perusahaan Entitas Induk pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah Dadang Suwarsa.
f. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian
Manajemen Entitas Induk, yang diwakili oleh Direksi, bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini, yang telah diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan oleh manajemen Entitas Induk pada tanggal 27 April 2016.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian Grup disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK”) serta pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan/OJK (dahulu BAPEPAM-LK).
(19)
15
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan)
Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”, yang mengubah penyajian kelompok pos-pos dalam penghasilan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Penerapan standar tersebut tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016, kecuali bagi penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait atas laporan keuangan, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2015.
Laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, disusun berdasarkan dasar akrual dengan menggunakan dasar biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah
Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Grup.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan penggunaan estimasi dan asumsi. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area dimana asumsi dan estimasi dapat berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian (Catatan 3).
b. Prinsip-Prinsip Konsolidasian
Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK No. 65 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Konsolidasian”. PSAK 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian” mendasarkan prinsip yang telah ada dengan mengidentifikasi konsep pengendalian sebagai faktor utama dalam menentukan apakah entitas harus dimasukkan ke dalam laporan konsolidasian Entitas Induk. Standar ini memberikan petunjuk tambahan untuk membantu dalam kondisi penentuan pengendalian sulit untuk dinilai. Dalam prinsip yang baru, Grup mengendalikan suatu entitas ketika Grup terekspos terhadap, atau memiliki hak atas, pengembalian variabel dari keterlibatannya terhadap entitas dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengembalian tersebut melalui kekuasaannya atas entitas tersebut. Penerapan standar tersebut tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Entitas Induk dan Entitas Anak yang dikendalikan secara langsung maupun tidak langsung seperti yang disebutkan pada Catatan 1c. Entitas-Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal penyajian, yaitu tanggal Entitas
Induk memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Entitas Induk kehilangan pengendalian. Semua saldo dan transaksi antar perusahaan yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Grup sebagai satu kesatuan usaha.
(20)
16
b. Prinsip-Prinsip Konsolidasian (lanjutan)
Pengendalian diperoleh apabila Grup memiliki seluruh hal berikut ini: 1. Kekuasaan atas investee.
2. Eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee; dan
3. Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah
imbal hasil Grup.
Laba atau rugi dan setiap komponen atas penghasilan komprehensif lain diatribusikan pada pemegang saham Entitas Induk Grup dan pada kepentingan nonpengendali, bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit.
Perubahan dalam bagian kepemilikan Entitas Induk pada suatu Entitas Anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas.
Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan nonpengendali disesuaikan dengan nilai wajar imbalan yang diberikan dan diterima diakui secara langsung dalam ekuitas sebagai akun “Selisih atas Transaksi dengan Pihak Nonpengendali”.
Jika Grup kehilangan pengendalian atas Entitas Anak, maka Grup:
• menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak; • menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap kepentingan nonpengendali;
• menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; • mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
• mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
• mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian; dan
• mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai penghasilan komprehensif lain ke laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.
Kepentingan nonpengendali mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset bersih dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan, secara langsung maupun tidak langsung, pada Entitas Induk, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk.
Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali
Berdasarkan PSAK No. 38, pengalihan bisnis antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis yang dialihkan dan tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi Grup secara keseluruhan ataupun bagi entitas individual dalam Grup tersebut. Karena pengalihan bisnis antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi, bisnis yang dipertukarkan dicatat pada nilai buku sebagai kombinasi bisnis dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan.
Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, komponen laporan keuangan untuk periode terjadi kombinasi bisnis dan periode lain yang disajikan untuk tujuan perbandingan, disajikan sedemikian rupa seolah-olah kombinasi bisnis telah terjadi sejak awal periode terjadi sepengendalian. Selisih antara nilai tercatat transaksi kombinasi bisnis dan jumlah imbalan yang dialihkan diakui dalam akun “Tambahan Modal Disetor”.
(21)
17
c. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas di tangan dan di bank serta deposito berjangka yang tidak dibatasi penggunaannya dan tidak dijadikan jaminan.
d. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi
Grup menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Transaksi Pihak Berelasi”.
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Grup, jika pihak tersebut: a. Langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak:
(i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Grup;
(ii) memiliki kepentingan dalam Grup yang memberikan pengaruh signifikan atas Grup; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Grup.
b. Suatu pihak entitas asosiasi dengan Grup;
c. Suatu pihak adalah ventura bersama dalam hal Grup sebagai venturer; d. Suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Grup;
e. Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d);
f. Suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau
g. Suatu pihak adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari Grup atau entitas yang terkait dengan Grup.
Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak. Beberapa persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan persyaratan yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.
e. Persediaan
Grup menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan”.
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi
bersih. Biaya perolehan persediaan Grup ditentukan dengan menggunakan metode first-in,
first-out (FIFO). Nilai realisasi bersih ditentukan berdasarkan taksiran harga jual dalam kegiatan
usaha normal setelah dikurangi dengan taksiran beban yang diperlukan untuk menyelesaikan dan menjual persediaan tersebut.
Penyisihan untuk penurunan nilai persediaan dan persediaan usang ditentukan berdasarkan penelaahan atas kondisi persediaan pada akhir tahun untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi bersih.
f. Beban Dibayar di Muka
Beban dibayar di muka diamortisasi selama manfaat masing-masing beban dengan menggunakan metode garis lurus dan dibebankan selama umur manfaatnya.
(22)
18
g. Aset Tetap
Grup menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”.
Seluruh aset tetap diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen.
Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi umur masa manfaat aset tetap.
Estimasi masa manfaat aset tetap Grup adalah sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana 20 - 30
Mesin 5 - 8
Peralatan dan perabotan 4 - 8
Kendaraan 5
Ketika diperoleh pertama kali, tanah diakui sebesar biaya perolehan pada akun “Aset Tetap” dan tidak disusutkan. Biaya pengurusan legal hak atas tanah saat perolehan telah dicatat sebagai bagian dari biaya perolehan tanah, jika ada. Biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dicatat dalam akun “Beban Tangguhan - Hak Atas Tanah” dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih pendek antara umur hukum hak dengan umur ekonomis tanah.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaannya. Saat aset dijual atau dilepaskan, harga perolehan, akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai dikeluarkan dari akun. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset diakui dalam laba rugi pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada operasi pada saat terjadinya. Beban pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi kepada jumlah tercatat aset tetap terkait bila besar kemungkinan bagi Grup manfaat ekonomi masa depan menjadi lebih besar dari standar kinerja awal yang ditetapkan sebelumnya dan disusutkan sepanjang sisa manfaat aset tetap terkait.
Nilai residu, estimasi masa manfaat dan metode penyusutan direviu dan disesuaikan, setiap akhir periode, bila diperlukan.
Aset tetap dalam pembangunan
Aset tetap dalam pembangunan merupakan aset tetap dalam tahap penyelesaian, yang dinyatakan pada biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya akan direklasifikasi ke akun aset tetap yang bersangkutan dan akan disusutkan pada saat konstruksi selesai secara substansial dan aset tersebut telah siap digunakan sesuai tujuannya.
(23)
19
h. Properti Investasi
Grup menerapkan PSAK No. 13 (Revisi 2011), “Properti Investasi”.
Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, jika ada. Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi.
Penyusutan properti investasi yang terdiri atas bangunan ruko, bangunan vila dan apartemen dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat bangunan selama 20 tahun.
Properti investasi Grup terdiri dari bangunan ruko, bangunan vila dan apartemen yang dikuasai Grup untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laba rugi dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.
Untuk transfer dari properti investasi ke properti yang digunakan sendiri, Grup menggunakan metode biaya pada tanggal perubahan penggunaan. Jika properti yang digunakan sendiri oleh Grup menjadi properti investasi, Grup mencatat properti tersebut sesuai dengan kebijakan aset tetap sampai dengan saat tanggal terakhir perubahan penggunaannya.
i. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK No. 48 (Revisi 2014) “Penurunan Nilai Aset”. Perubahan PSAK 48 “Penurunan Nilai Aset” adalah tentang pengungkapan atas nilai terpulihkan untuk aset non-keuangan. Perubahan ini menghilangkan pengungkapan tertentu untuk
nilai terpulihkan atas Unit Penghasil Kas yang disyaratkan oleh PSAK 48 melalui penerbitan PSAK 68. Penerapan standar tersebut tidak berdampak material terhadap laporan keuangan
konsolidasian.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Grup membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang dilanjutkan diakui pada laba rugi sebagai rugi penurunan nilai.
(24)
20
i. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan)
Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar terkini atas nilai waktu dari uang dan risiko spesifik dari aset. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikasi nilai wajar yang tersedia.
Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang dilanjutkan, jika ada, diakui pada laba rugi sesuai dengan kategori beban yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.
Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas penurunan nilai non-keuangan pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015.
j. Investasi Pada Entitas Asosiasi
Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK No. 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. Penerapan standar tersebut tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Investasi Grup pada Entitas Asosiasi dicatat dengan mengunakan metode ekuitas. Entitas Asosiasi adalah Entitas dimana Grup mempunyai pengaruh signifikan. Dalam metode ekuitas, biaya investasi ditambah atau dikurangi dengan bagian Grup atas laba atau rugi bersih, dan dikurangi dividen yang diterima dari investee sejak tanggal perolehan.
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari Entitas Asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari Entitas Asosiasi, Grup mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika berkaitan, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Grup dengan Entitas Asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan Entitas Induk pada Entitas Asosiasi.
Laporan keuangan Entitas Asosiasi disusun dengan mengunakan periode pelaporan yang sama dengan Grup.
(25)
21
j. Investasi Pada Entitas Asosiasi (lanjutan)
Grup menentukan apakah perlu untuk mengakui tambahan penurunan nilai atas investasi Grup pada Entitas Asosiasi. Grup menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi pada Entitas Asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Grup menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi pada Entitas Asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laba rugi.
Ketika kehilangan pengaruh yang signifikan terhadap Entitas Asosiasi, Grup mengukur dan mengakui setiap investasi yang tersisa pada nilai wajar. Selisih antara nilai tercatat Entitas Asosiasi setelah hilangnya pengaruh signifikan dan nilai wajar dari investasi yang tersisa dan hasil dari penjualan diakui dalam laba rugi.
Jika bagian Grup atas rugi Entitas Asosiasi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada Entitas Asosiasi, maka Grup menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi lebih lanjut. Kepentingan pada Entitas Asosiasi adalah jumlah tercatat investasi pada Entitas Asosiasi dengan metode ekuitas ditambah dengan setiap kepentingan jangka panjang yang secara substansi, membentuk bagian investasi neto investor pada Entitas Asosiasi.
k. Penyisihan untuk Penggantian Perabotan dan Peralatan Hotel
Penyisihan untuk penggantian perabotan dan peralatan hotel ditetapkan sebesar 2% dari jumlah
service charge untuk Hotel Jayakarta Jakarta, 1% dari jumlah service charge untuk Hotel Jayakarta
Anyer dan Cisarua, dan 5% dari jumlah service charge untuk Hotel Jayakarta Bandung, Bali, Yogyakarta, Lombok dan Flores.
l. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan
Grup mengakui kewajiban imbalan kerja yang tidak didanai sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003, tanggal 25 Maret 2003. Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”. PSAK revisi ini, antara lain, menghapus mekanisme koridor, mengatur pengakuan biaya jasa lalu serta mengatur beberapa pengungkapan tambahan.
Grup mengakui kewajiban imbalan kerja yang tidak didanai sesuai dengan Undang-undang. Beban imbalan kerja ditentukan melalui perhitungan aktuaria secara periodik dengan menggunakan metode projected-unit credit dan menerapkan asumsi atas tingkat diskonto dan tingkat kenaikan manfaat pasti pensiun tahunan.
Seluruh pengukuran kembali, terdiri atas keuntungan dan kerugian aktuarial diakui langsung melalui penghasilan komprehensif lainnya dengan tujuan agar kewajiban imbalan kerja diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian untuk mencerminkan nilai penuh dari defisit dana imbalan kerja. Pengukuran kembali tidak direklasifikasi ke laba atau rugi pada periode berikutnya. Seluruh biaya jasa lalu diakui pada saat yang lebih dulu antara ketika amandemen/kurtailmen terjadi atau ketika biaya restrukturisasi atau pemutusan hubungan kerja diakui. Sebagai akibatnya, biaya jasa lalu yang belum vested tidak lagi dapat ditangguhkan dan diakui selama periode vesting masa depan.
(26)
22
l. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan (lanjutan)
Beban bunga dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto untuk mengukur kewajiban imbalan kerja pada saat awal dari tiap periode pelaporan tahunan.
Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian suatu program imbalan pasti diakui ketika kurtailmen atau penyelesaian terjadi.
m. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Grup menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”.
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh Grup dan jumlahnya
dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat, Pajak Hotel dan Restoran (PHR) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pendapatan jasa perhotelan
Pendapatan jasa perhotelan yang terdiri dari pendapatan kamar dan departmental lainnya diakui pada saat jasa diberikan. Uang jasa yang diterima di muka namun belum jatuh tempo dikelompokkan dalam akun “Pendapatan Diterima Di Muka” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Penjualan makanan dan minuman
Pendapatan dari penjualan makanan dan minuman diakui bila risiko dan manfaat yang signifikan telah berpindah kepada pembeli.
Pendapatan bunga
Pendapatan bunga merupakan pendapatan yang diperoleh Grup atas penempatan dana di bank dan deposito yang diakui pada saat diperoleh atau saat terjadinya.
Pendapatan dividen
Pendapatan dividen diakui pada saat hak Grup untuk menerima pembayaran ditetapkan. Pendapatan sewa
Pendapatan sewa diakui sesuai dengan periode yang sudah berjalan pada tahun yang bersangkutan. Pendapatan yang diterima di muka ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan secara berkala sesuai dengan kontrak yang berlaku.
Pendapatan dari investasi jangka pendek
Pendapatan dari investasi jangka pendek diakui pada saat terjadi perubahan nilai wajar investasi jangka pendek.
Beban
(27)
23
n. Pajak Penghasilan
Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2014), ”Pajak Penghasilan”, yang memberikan tambahan pengaturan untuk aset dan liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari aset yang tidak disusutkan yang diukur dengan menggunakan model revaluasi, dan yang berasal dari properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar. PSAK Revisi ini juga menghapuskan pengaturan mengenai pajak final. Penerapan standar tersebut tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Beban pajak merupakan pajak non-final, yang terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Beban pajak diakui dalam laba rugi kecuali untuk transaksi yang berhubungan dengan transaksi diakui langsung ke ekuitas, dalam hal ini diakui sebagai penghasilan komprehensif lainnya.
Grup mengakui beban pajak final dalam laba rugi sebagai bagian dari Beban Usaha. Pajak kini
Beban pajak kini dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada tanggal pelaporan keuangan, dan ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang dilaporkan di Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) sehubungan dengan situasi dimana aturan pajak yang berlaku membutuhkan interpretasi. Jika perlu, manajemen menentukan provisi berdasarkan jumlah yang diharapkan akan dibayar kepada otoritas pajak.
Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (“SKP”)
diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laba rugi tahun berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.
Pajak tangguhan
Pajak tangguhan diukur dengan metode liabilitas atas beda waktu pada tanggal pelaporan antara dasar pengenaan pajak untuk aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dengan beberapa pengecualian. Aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba kena pajak pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer dan rugi fiskal. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer dari aset dan liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal laporan. Manfaat pajak masa mendatang, seperti rugi fiskal yang dapat dikompensasi, diakui sepanjang besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan, dan mengurangi jumlah tercatat jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui dinilai kembali pada setiap akhir periode pelaporan dan diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak mendatang akan memungkinkan aset pajak tangguhan tersedia untuk dipulihkan.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif yang akan dikenakan pada periode saat aset direalisasikan atau liabilitas tersebut diselesaikan, berdasarkan undang-undang pajak yang berlaku atau berlaku secara substantif pada akhir periode laporan keuangan konsolidasian. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan dan/atau pemulihan semua perbedaan temporer selama tahun berjalan, termasuk pengaruh perubahan tarif pajak, diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
(28)
24
n. Pajak Penghasilan (lanjutan)
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan secara saling hapus saat hak yang dapat dipaksakan secara hukum ada untuk saling hapus aset pajak kini dan liabilitas pajak kini, atau aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan berkaitan dengan entitas kena pajak yang sama, atau Grup bermaksud untuk menyelesaikan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.
Pajak Final
Pada tanggal 12 Juni 2013, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46 Tahun 2013 tentang “Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diterima Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu”. Peraturan ini mengatur, sejak 1 Juli 2013 Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto dibawah Rp 4.800.000.000 dikenakan tarif pajak final sebesar 1%.
o. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Grup menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”.
Pembukuan Grup diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama periode
berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadi transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian akibat kurs yang timbul diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, kurs yang digunakan masing-masing adalah Rp 13.276 dan Rp 13.795 per 1 Dolar Amerika Serikat (USD).
p. Informasi Segmen
Grup menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”.
Segmen adalah bagian khusus dari Grup yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lain.
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Grup, dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasian.
q. Laba Per Saham
Grup menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”.
Jumlah laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Rata-rata tertimbang saham yang beredar untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 sebanyak 797.813.496 lembar saham.
r. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, PSAK No. 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Penerapan standar tersebut tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian.
(29)
25
r. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
Klasifikasi
(i) Aset keuangan
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual. Grup menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Aset keuangan Grup terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha - pihak ketiga dan piutang lain-lain - pihak ketiga dan pihak berelasi, yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, serta investasi jangka pendek yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
(ii) Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Grup menentukan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan Grup terdiri dari utang usaha - pihak ketiga, utang lain-lain - pihak ketiga dan pihak berelasi, beban masih harus dibayar, utang dividen - pihak ketiga, dan utang bank jangka panjang, yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.
Pengakuan dan pengukuran (i) Aset keuangan
Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya, dan dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.
Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan - yaitu tanggal pada saat Grup berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Keuntungan atau kerugian diakui pada laba rugi ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.
(30)
26
r. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
Pengakuan dan pengukuran (lanjutan) (i) Aset keuangan (lanjutan)
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat.
Grup mengevaluasi aset keuangan untuk diperdagangkan, selain derivatif, untuk menentukan apakah niat untuk menjualnya dalam waktu dekat masih sesuai. Ketika Grup tidak mampu untuk memperdagangkan aset keuangan karena pasar tidak aktif dan niat manajemen untuk menjualnya di masa mendatang secara signifikan berubah, Perusahaan dapat memilih untuk mereklasifikasi aset keuangan, dalam kondisi yang jarang terjadi.
Setelah pengakuan awal, aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi ditetapkan pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan diakui melalui laba rugi.
(ii) Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar, dan, dalam hal pinjaman dan utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, selanjutnya setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian diakui pada laba rugi ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.
Saling Hapus Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara bersih, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
Biaya Perolehan Diamortisasi atas Instrumen Keuangan
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
(31)
27
r. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
Penurunan Nilai Aset Keuangan
Setiap akhir periode pelaporan, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Penghentian Pengakuan (i) Aset keuangan
Grup menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Grup mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga di bawah kesepakatan pelepasan; dan (a) Grup telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Grup tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset.
Ketika Grup telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah menandatangani kesepakatan pelepasan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, maupun mentransfer pengendalian atas aset, aset tersebut diakui sejauh keterlibatan berkelanjutan Grup terhadap aset keuangan tersebut.
Dalam hal itu, Grup juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer dan liabilitas terkait diukur dengan dasar yang mencerminkan hak dan liabilitas yang masih dimiliki Grup.
Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur sebesar jumlah terendah dari jumlah tercatat aset dan jumlah maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali.
(ii) Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
Ketika liabilitas keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laba rugi.
(32)
28
s. Pengukuran Nilai Wajar
Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”, menyatakan definisi nilai wajar dan menyediakan pedoman pengukuran nilai wajar, dalam hal nilai wajar disyaratkan atau diizinkan, serta memperluas pengungkapan mengenai nilai wajar.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur di antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengukuran nilai wajar didasarkan pada asumsi bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas akan terjadi:
1. di pasar utama untuk aset atau liabilitas tersebut atau;
2. jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut.
Grup harus memiliki akses ke pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan. Nilai wajar aset atau liabilitas diukur menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomi terbaiknya.
Grup menggunakan teknik penilaian yang sesuai dalam keadaan dan dimana data yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
Seluruh aset dan liabilitas, baik yang diukur pada nilai wajar, atau dimana nilai wajar aset atau liabilitas tersebut diungkapkan, dikategorikan dalam hirarki nilai wajar, berdasarkan level input terendah yang signifikan terhadap keseluruhan pengukuran, sebagai berikut:
1. Level 1 - harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik;
2. Level 2 - teknik penilaian dimana level input terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar dapat diobservasi, baik secara langsung maupun tidak langsung;
3. Level 3 - teknik penilaian dimana level input terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar tidak dapat diobservasi.
Untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang dalam laporan keuangan konsolidasian, maka Grup menentukan apakah telah terjadi transfer di antara level hirarki nilai wajar dengan cara menilai kembali pengkategorian level nilai wajar (berdasarkan level input terendah yang signifikan terhadap keseluruhan pengukuran) pada setiap akhir periode pelaporan.
t. Standar Akuntansi Baru
Standar akuntansi revisi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015, yang relevan dan berdampak material terhadap laporan keuangan Grup adalah sebagai berikut:
PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”.
PSAK No. 24 (Revisi 2013) "Imbalan Kerja".
Standar akuntansi revisi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015, yang relevan namun tidak berdampak material terhadap laporan keuangan Grup adalah sebagai berikut:
PSAK No. 15 (Revisi 2013) "Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama".
(33)
29
t. Standar Akuntansi Baru (lanjutan)
PSAK No. 48 (Revisi 2014) "Penurunan Nilai Aset".
PSAK No. 50 (Revisi 2014) "Instrumen Keuangan: Penyajian”.
PSAK No. 55 (Revisi 2014) "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran".
PSAK No. 60 (Revisi 2014) "Instrumen Keuangan: Pengungkapan".
PSAK No. 65 "Laporan Keuangan Konsolidasian".
PSAK No. 67 "Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain".
PSAK No. 68 "Pengukuran Nilai Wajar".
ISAK No. 15, “Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”. Standar akuntansi revisi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015, yang tidak relevan terhadap laporan keuangan Grup adalah sebagai berikut:
PSAK No. 4 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri”.
PSAK No. 66 "Pengaturan Bersama".
ISAK No. 26 (Revisi 2014) "Penilaian Kembali Derivatif Melekat".
3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dan pengungkapan yang terkait, pada akhir periode pelaporan konsolidasian. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.
Pertimbangan
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Grup yang memiliki pengaruh paling signifikan dalam laporan keuangan konsolidasian:
Klasifikasi Aset dan Liabilitas keuangan
Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2014) terpenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada Catatan 2r.
Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha
Grup mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Grup mempertimbangkan berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi yang spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Grup. Provisi yang spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan penurunan nilai piutang. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 7.
(34)
30
Pertimbangan (lanjutan)
Penentuan Mata Uang Fungsional
Mata uang fungsional Grup adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer di tempat Grup beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban dari produk dan jasa yang diberikan. Berdasarkan penilaian manajemen Grup, mata uang fungsional adalah Rupiah.
Estimasi dan Asumsi
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Grup mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Grup menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Grup. Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 34.
Penurunan Nilai Aset Non-keuangan
Penelaahan atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset tertentu. Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut. Perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dapat berdampak signifikan pada nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi Grup.
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas penurunan potensial atas nilai aset non-keuangan pada tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015.
Penyusutan Aset Tetap dan Properti Investasi
Biaya perolehan aset tetap dan properti investasi disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 30 tahun dan properti investasi selama 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Grup menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 11 dan 12.
Pajak Penghasilan
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti dalam kegiatan usaha normal. Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
(35)
31
Estimasi dan Asumsi (lanjutan)
Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan
Penentuan liabilitas imbalan kerja karyawan Grup bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dan manajemen Grup dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, usia pensiun dan tingkat mortalitas. Sementara Grup berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Grup dapat mempengaruhi secara material. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 21.
Aset dan Liabilitas Pajak Tangguhan
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas seluruh beda temporer sepanjang besar kemungkinannya bahwa beda temporer kena pajak tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen diharuskan dalam menentukan jumlah aset dan liabilitas pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan.
Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan dan Persediaan Usang
Penyisihan penurunan nilai persediaan dan persediaan usang diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Penyisihan penurunan nilai persediaan dan persediaan usang dievaluasi kembali dan disesuaikan, jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 8.
5. KAS DAN SETARA KAS
Kas dan setara kas terdiri dari:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Kas
Rupiah 1.274.097.695 410.431.190
Bank Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 16.250.800.694 25.819.516.743
PT Bank Central Asia Tbk 6.136.188.136 7.523.696.711
PT Bank Mega Tbk 6.914.838.461 6.842.794.326
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 655.459.083 4.293.690.527
PT Bank CIMB Niaga Tbk 9.656.478.669 2.421.932.500
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 679.574.194 505.830.434
PT Bank Permata Tbk - 300.410.119
PT Bank Maybank Indonesia Tbk 185.593.288 185.855.226
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 453.200.618 133.418.109
PT Bank Syariah Mandiri - 72.514.995
PT Bank Panin Tbk 2.000.000 -
PT Bank Nusa Tenggara Timur 50.668.813 50.673.524
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (USD 186.354 pada tanggal 31 Maret 2016 dan USD 89.583
(36)
32
31 Maret 2016 31 Desember 2015
PT Bank Central Asia Tbk (USD 9.643 pada tanggal 31 Maret 2016 dan USD 9.655
pada tanggal 31 Desember 2015) 128.017.945 133.189.759
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (USD 5.745 pada tanggal
31 Maret 2016 dan USD 4.855
pada tanggal 31 Desember 2015 76.275.509 66.986.507
PT Bank CIMB Niaga Tbk (USD 4.390 pada tanggal 31 Maret 2016 dan USD 4.389
pada tanggal 31 Desember 2015) 58.281.494 60.550.529
Jumlah bank 43.721.409.554 49.646.858.320
Deposito berjangka Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.000.000.000 2.000.000.000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2.101.000.000 1.901.000.000
PT Bank Central Asia Tbk 510.000.000 510.000.000
PT Bank Capital Indonesia Tbk 500.000.000 500.000.000
PT Bank Permata Tbk - 200.000.000
PT Bank CIMB Niaga Tbk 30.000.000.000 -
Jumlah deposito berjangka 35.111.000.000 5.111.000.000
Jumlah kas dan setara kas 80.106.507.249 55.168.289.510
Tingkat suku bunga deposito berjangka dalam Rupiah berkisar antara 6,50% sampai dengan 8,50% dan 7,25% sampai dengan 9,50% per tahun masing-masing pada tahun 2016 dan 2015.
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, tidak ada kas dan setara kas Grup yang dibatasi penggunaannya atau ditempatkan pada pihak berelasi.
6. INVESTASI JANGKA PENDEK
Investasi jangka pendek terdiri dari efek ekuitas dan reksadana dengan rincian sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Pihak ketiga Efek ekuitas
PT ABM Investama Tbk 661.250.000 725.000.000
PT Bakrie & Brothers Tbk 500.000.000 500.000.000
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 950.000.000 437.000.000
PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk 317.500.000 317.500.000
PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk 150.000.000 150.000.000
PT Berau Coal Energy Tbk 110.700.000 110.700.000
(37)
33
31 Maret 2016 31 Desember 2015
PT Bakrieland Development Tbk 100.000.000 100.000.000
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 111.000.000 99.000.000
PT Harum Energy Tbk 105.600.000 81.000.000
PT Mustika Ratu Tbk 71.237.750 72.280.000
PT Asiaplast Industries Tbk 81.510.000 67.925.000
PT Bank Artha Graha International Tbk 34.760.000 28.160.000
PT Tempo Inti Media Tbk 37.875.000 25.875.000
PT Lippo Securities Tbk 25.250.000 22.000.000
PT Inter Delta Tbk 18.430.000 18.430.000
PT Buana Listya Tama Tbk 12.750.000 8.250.000
PT Multipolar Tbk 24.318 16.190
PT Bank Mandiri Tbk 409.063.250 -
PT Astra International Tbk 73.000.000 -
Jumlah efek ekuitas 3.879.950.318 2.868.136.190
Reksadana
PT Danareksa Investment Management 1.321.516.990 1.840.009.918
Jumlah pihak ketiga 5.201.467.308 4.708.146.108
Pihak berelasi (Catatan 10a) Efek ekuitas
PT Pudjiadi Prestige Tbk 51.788.000 54.377.400
Jumlah 5.253.255.308 4.762.523.508
Laba (rugi) atas investasi jangka pendek, baik yang sudah direalisasi dan belum direalisasi, disajikan secara bersih dalam akun ”Laba (Rugi) Investasi Jangka Pendek - Bersih” sebagai bagian dari ”Pendapatan (Beban) Lain-lain” dan “Pendapatan (Beban) Kantor Pusat” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian, dengan rincian sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Maret 2015
Rugi sudah direalisasi - -
Laba belum direalisasi 267.235.967 450.108.855
Bersih 267.235.967 450.108.855
(38)
34
Rincian piutang usaha berdasarkan jenis piutang adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
City ledger 20.343.769.025 13.739.925.501
Guest ledger 1.678.441.451 2.503.736.102
Sewa 748.585.888 738.461.667
Lain-lain 707.041.896 994.853.821
Jumlah piutang usaha 23.477.838.260 17.976.977.091
Penyisihan penurunan nilai piutang (1.352.117.295) (1.352.117.295)
Bersih 22.125.720.965 16.624.859.796
Mutasi penyisihan penurunan nilai piutang usaha adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Saldo awal tahun 1.352.117.295 899.525.725
Penyisihan tahun berjalan (Catatan 25) - 850.430.839
Pemulihan selama tahun berjalan - (397.839.269)
Saldo akhir tahun 1.352.117.295 1.352.117.295
Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Sampai dengan 1 bulan 10.565.027.217 8.348.865.957
1 bulan - 3 bulan 7.043.351.478 4.761.971.933
3 bulan - 6 bulan 3.052.118.974 2.008.623.699
Lebih dari 6 bulan 2.817.340.591 2.857.515.502
Jumlah piutang usaha 23.477.838.260 17.976.977.091
Penyisihan penurunan nilai piutang (1.352.117.295) (1.352.117.295)
Bersih 22.125.720.965 16.624.859.796
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, semua piutang usaha Grup merupakan piutang usaha dari pihak ketiga dan dalam mata uang Rupiah.
Pada tahun 2016 dan 2015, sebagian piutang usaha HJW, Entitas Anak, dengan jumlah sebesar Rp 5.800.000.000 dijadikan jaminan atas utang bank jangka panjang yang diperoleh HJW dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (Catatan 20b).
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen Grup berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha di kemudian hari.
(39)
35 Persediaan terdiri atas:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Linen in operation 8.102.163.989 6.903.716.617
China Glassware 2.879.335.072 2.860.519.285
Makanan 915.862.998 968.369.578
Minuman 546.267.312 340.161.748
Lain-lain 2.644.722.572 2.537.142.977
Jumlah persediaan 15.088.351.943 13.609.910.205
Penyisihan penurunan nilai persediaan dan
persediaan usang (1.238.291.655) (1.106.727.805)
Bersih 13.850.060.288 12.503.182.400
Persediaan lain-lain terutama merupakan persediaan untuk keperluan tamu, alat cetak dan peralatan untuk hotel dan bungalow.
Mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Saldo awal tahun 1.106.727.805 998.766.620
Penyisihan tahun berjalan (Catatan 26) 131.563.850 311.518.819
Pemulihan tahun berjalan - (203.557.634)
Saldo Akhir Tahun 1.238.291.655 1.106.727.805
Semua persediaan di atas merupakan persediaan yang dimiliki oleh Grup dan tidak terdapat persediaan yang dikonsinyasikan kepada pihak lain, serta tidak ada persediaan yang dijaminkan sehubungan dengan liabilitas apapun.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun, manajemen Grup berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan dan persediaan usang cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan.
9. UANG MUKA PEMBELIAN ASET TETAP DAN PROPERTI INVESTASI
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Uang muka pembelian aset tetap - 25.000.000.000
Uang muka pembelian properti investasi - 4.750.000.000
Jumlah - 29.750.000.000
Uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp 25.000.000.000 pada tanggal 31 Desember 2015 merupakan uang muka yang digunakan untuk uang muka pembelian bangunan serta perabotan dan peralatanJ Hotel Bali oleh PT Hotel Jaya Bali (HJB), Entitas Anak.
(40)
36
Berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli tanggal 26 November 2015, HJB, Entitas Anak, pada tanggal 28 Januari 2016 membeli sebidang tanah dengan SHM No. 2478/Kelurahan Kuta beserta bangunan dengan IMB No. 670 tahun 2012, beserta peralatan yang terdapat di dalam bangunan
tersebut sebesar Rp 75.000.000.000. Untuk pembelian tersebut, HJB, Entitas Anak, pada tanggal 27 November 2015 telah membayar uang muka pembelian sebesar Rp 25.000.000.000, serta akan
melunasi pembayaran sebesar Rp 50.000.000.000 pada saat tanggal pembelian aset tetap tersebut. Uang muka pembelian properti investasi sebesar Rp 4.750.000.000 pada tanggal 31 Desember 2015
merupakan uang muka yang digunakan untuk pembelian apartemen Cosmo Park yang terletak di Jalan K.H. Mas Mansyur, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta oleh Entitas Induk.
10. SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO PIHAK-PIHAK BERELASI
Dalam kegiatan usahanya, Grup melakukan transaksi berdasarkan harga dan persyaratan yang disepakati bersama dengan pihak-pihak berelasi. Piutang dari atau utang kepada pihak-pihak berelasi tidak dibebani bunga dan tidak memiliki jadwal pelunasan kembali yang tetap.
Rincian saldo yang timbul dari transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: a. Investasi Jangka Pendek
Akun ini merupakan investasi jangka pendek dalam bentuk efek ekuitas pada PT Pudjiadi Prestige Tbk masing-masing sebesar Rp 51.788.000 dan Rp 54.377.400 pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 (Catatan 7). Persentase nilai tercatat investasi jangka pendek terhadap jumlah aset konsolidasian masing-masing adalah 0,010% dan 0,012% pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015.
b. Piutang Lain-lain Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Jumlah %*) Jumlah %*)
PT Istana Kuta Ratu Prestige (IKRP) - - 176.213.483 0,040
Lain-lain - - 13.000.000 0,003
- - 189.213.483 0,043
*) persentase terhadap jumlah aset konsolidasian.
Piutang kepada IKRP merupakan beban operasional IKRP yang dibayarkan terlebih dahulu oleh Entitas Induk dan PT Hotel Jayakarta Flores.
c. Utang Lain-lain Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Jumlah %*) Jumlah %*)
PT Istana Kuta Ratu Prestige (IKRP) 285.152.764 0,120 1.293.773.227 0,840
PT Jayakarta Inti Manajemen (JIM) 1.394.253.820 0,588 1.212.074.653 0,787
PT Jayakarta Investindo (JI) - - 1.000.000.000 0,663
Lain-lain 107.916.695 0,046 234.982.401 0,153
1.787.323.279 0,754 3.740.830.281 2,443
(41)
37 c. Utang Lain-lain (lanjutan)
Utang kepada IKRP dan JI merupakan utang PT Hotel Jaya Bali untuk keperluan pembayaran uang muka pembelian unit Hotel Jaya Bali masing-masing sebesar Rp 1.000.000.000 pada
tanggal 31 Desember 2015. Sedangkan utang kepada IKRP masing-masing sebesar Rp 285.152.764 dan Rp 293.773.227 pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015
merupakan beban operasional PT Hotel Juwara Warga dan Entitas Induk yang dibayarkan terlebih dahulu oleh IKRP.
Utang kepada JIM merupakan beban pemasaran Grup yang dibayarkan terlebih dahulu oleh JIM.
d. Hubungan dan sifat transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
No Pihak-pihak Berelasi Sifat Hubungan Sifat Transaksi
1 PT Pudjiadi Prestige Tbk Entitas Asosiasi Investasi dalam bentuk efek ekuitas
2 PT Istana Kuta Ratu Prestige Pemegang Saham Piutang lain-lain dan utang lain-lain
3 PT Jayakarta Inti Manajemen Entitas Asosiasi Utang lain-lain
(42)
38
Rincian dan mutasi aset tetap selama tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
Penambahan / Pengurangan /
31 MARET 2016 Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Tanah 133.746.490.899 57.485.335.540 - 191.231.826.439
Bangunan dan prasarana 214.052.693.724 18.679.997.484 - 232.732.691.206
Mesin 41.802.252.064 648.247.072 - 42.450.499.076
Peralatan dan perabotan 75.036.297.770 2.367.593.430 - 77.403.891.259
Kendaraan 3.549.688.352 321.550.001 - 3.871.238.352
Jumlah 468.187.422.809 79.502.723.527 - 547.690.146.332
Aset dalam pembangunan
Bangunan dan prasarana 16.504.492.999 1.356.273.287 - 17.860.766.286
Jumlah biaya perolehan 484.691.915.808 80.858.996.810 - 565.550.912.618
Akumulasi Penyusutan
Bangunan dan prasarana 112.732.926.816 4.727.089.376 - 117.422.358.522
Mesin 32.276.737.858 813.967.352 - 31.568.756.768
Peralatan dan perabotan 60.932.624.896 293.951.576 - 62.786.182.586
Kendaraan 3.063.058.795 72.986.545 - 3.136.045.332
Jumlah akumulasi penyusutan 209.005.348.365 5.907.994.845 - 214.913.343.210
Nilai Buku 275.686.567.443 350.637.569.408
Penambahan / Pengurangan /
31 DESEMBER 2015 Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Tanah 105.922.799.899 27.823.691.000 - 133.746.490.899
Bangunan dan prasarana 208.160.641.077 5.892.052.647 - 214.052.693.724
Mesin 39.545.155.806 2.267.206.258 10.110.000 41.802.252.064
Peralatan dan perabotan 72.875.931.670 2.160.366.100 - 75.036.297.770
Kendaraan 5.257.207.452 249.700.000 1.957.219.100 3.549.688.352
Jumlah 431.761.735.904 38.393.016.005 1.967.329.100 468.187.422.809
Aset dalam pembangunan
Bangunan dan prasarana 13.699.391.745 10.093.764.224 7.288.662.970 16.504.492.999
Jumlah biaya perolehan 445.461.127.649 48.486.780.229 9.255.992.070 484.691.915.808
Akumulasi Penyusutan
Bangunan dan prasarana 104.992.297.436 7.740.629.380 - 112.732.926.816
Mesin 27.334.380.472 4.952.467.386 10.110.000 32.276.737.858
Peralatan dan perabotan 58.752.887.004 2.179.737.892 - 60.932.624.896
Kendaraan 4.708.789.770 285.133.965 1.930.864.940 3.063.058.795
Jumlah akumulasi penyusutan 195.788.354.682 15.157.968.623 1.940.974.940 209.005.348.365
Nilai Buku 249.672.772.967 275.686.567.443
Beban penyusutan yang dibebankan pada operasi dialokasikan sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Maret 2015
Beban lain-lain 2.551.689.853 2.704.599.974
Beban kantor pusat 1.752.188.522 1.139.571.585
Jumlah 4.303.878.375 3.844.171.559
(43)
39
Beberapa tanah dan bangunan milik Entitas Induk digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 20a), terdiri atas:
- Tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 146, 147 dan 211 atas nama Entitas
Induk yang terletak di Jl. Hayam Wuruk No. 126, Jakarta Pusat, berikut bangunan Hotel Jayakarta Jakarta.
- Tanah dengan SHGB No. 68 atas nama Entitas Induk yang terletak di Jl. Karang Bolong Km. 17/135, desa Bandulu, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, berikut bangunan Hotel Jayakarta Anyer.
- Tanah dengan SHGB No. 548 atas nama Entitas Induk dan AJB No. 143/Cisarua/2012 yang terletak di Jl. Sindang Subur (Jl. Raya Puncak Km. 84), desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, berikut bangunan Hotel Jayakarta Cisarua.
Beberapa tanah berikut bangunan milik HJW, Entitas Anak, masing-masing dengan Hak Guna Bangunan (HGB) No. 214, 215, 217, 220, 237 dan 296 terletak di Kabupaten Badung, Kuta Bali digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman yang diperoleh HJW dari PT Bank CIMB Niaga Tbk
(Catatan 20b), sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Putut Mahendra, S.H., No. 66 tanggal 25 September 2008.
Beberapa tanah berikut bangunan milik HJF, Entitas Anak, masing-masing dengan Hak Guna Bangunan (HGB) No. 2 terletak di Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman yang diperoleh HJF dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (Catatan 20c), sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris E. Betty Budiyanti Moesigit, S.H., No. 44 tanggal 9 Agustus 2011.
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, aset tetap dan properti investasi Grup (Catatan 12), telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu kepada PT Asuransi Sonpo Japan Nipponkoa Indonesia, PT Asuransi FPG Indonesia, PT Meritz Korindo Insurance dan PT Asuransi Tri Dharma Proteksi pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, dengan jumlah pertanggungan sebesar USD 69.340.000 (atau setara dengan Rp 969.026.500.000) yang menurut pendapat manajemen Grup, nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko-risiko tersebut.
Aset dalam pembangunan merupakan biaya pembangunan dan renovasi bangunan dan prasarana kantor pusat dan unit-unit hotel yang masih dalam tahap pengerjaan. Rincian aset dalam pembangunan sesuai lokasi unit Grup pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Tingkat Estimasi Tingkat Estimasi
Lokasi Nilai tercatat penyelesaian penyelesaian Nilai tercatat penyelesaian penyelesaian
Cisarua 4.859.567.432 60% Tahun 2017 4.859.567.432 60% Tahun 2017
Kantor pusat 4.143.928.845 10% Tahun 2017 3.950.596.250 10% Tahun 2017
Cikarang 2.482.266.993 1% Tahun 2017 2.482.266.993 1% Tahun 2017
Bandung 2.176.847.500 90% Tahun 2016 2.176.847.500 90% Tahun 2016
Bali 3.097.994.116 80% Tahun 2016 1.943.840.424 80% Tahun 2016
Semarang 652.478.400 1% Tahun 2018 652.478.400 1% Tahun 2018
Yogyakarta 183.212.000 95% Tahun 2016 174.425.000 95% Tahun 2016
Cengkareng 161.321.000 1% Tahun 2018 161.321.000 1% Tahun 2018
Jakarta 103.150.000 20% Tahun 2016 103.150.000 20% Tahun 2016
(44)
40
Rincian laba penjualan aset tetap pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Harga jual - 326.300.000
Nilai buku aset tetap yang dijual - 26.354.160
Laba penjualan aset tetap - 299.945.840
Hasil penilaian atas tanah dan bangunan Grup yang dilaksanakan tahun 2015 oleh KJPP Sugianto dan Rekan dan KJPP Andang Kosasih, Maman Firmansyah, Agus Prihatanto dan Rekan adalah sebagai berikut:
Lokasi Nama KJPP Nomor Laporan Tanggal Laporan Nilai Pasar Metode
Jakarta KJPP Sugianto dan
Rekan 263/KJPPSGR-PRO/APP/III/2015 10 April 2015 282.863.000.000 Pendekatan biaya dan pendekatan pendapatan Bali
KJPP Andang Kosasih, Maman Firmansyah, Agus Prihatanto, dan Rekan
009/LAP-PA/AMAR/PJ/I/16 19 Januari 2016 574.120.240.000 Pendekatan biaya dan pendekatan pendapatan
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap, manajemen Grup berpendapat bahwa tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015.
12. PROPERTI INVESTASI
Rincian dan mutasi properti investasi Grup selama tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Apartemen 3.311.008.880 - - 3.311.008.880
Ruko 2.997.850.650 - - 2.997.850.650
Vila 1.750.000.000 - - 1.750.000.000
Jumlah biaya perolehan 8.058.859.530 - - 8.058.859.530
Akumulasi Penyusutan
Apartemen 800.160.479 41.387.611 - 965.710.923
Ruko 749.566.150 37.482.132 - 899.494.678
Vila 65.625.000 27.591.728 - 131.250.000
Jumlah akumulasi penyusutan 1.615.351.629 106.461.471 - 1.721.813.100
Nilai Buku 6.443.507.901 6.337.046.430
31 Desember 2015 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Apartemen 3.311.008.880 - - 3.311.008.880
Ruko 2.997.850.650 - - 2.997.850.650
Villa - 1.750.000.000 - 1.750.000.000
Jumlah biaya perolehan 6.308.859.530 1.750.000.000 - 8.058.859.530
(45)
41
31 Desember 2015 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Akumulasi Penyusutan
Apartemen 634.610.035 165.550.444 - 800.160.479
Ruko 599.637.622 149.928.528 - 749.566.150
Villa - 65.625.000 - 65.625.000
Jumlah akumulasi penyusutan 1.234.247.657 381.103.972 - 1.615.351.629
Nilai Buku 5.074.611.873 6.443.507.901
Beban penyusutan properti investasi masing-masing sebesar Rp 144.494.747 dan Rp 105.159.657 untuk 31 Maret 2016 dan 2015 disajikan dalam akun ”Beban Penyusutan Properti Investasi” sebagai bagian dari “Pendapatan (Beban) Lain-Lain” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, properti investasi Grup telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran dan resiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu yang merupakan satu kesatuan dengan asuransi aset tetap (Catatan 10). Manajemen berpendapat nilai pertanggungan asuransi tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko-risiko tersebut.
Properti investasi Grup, pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, merupakan 21 unit apartemen yang terletak di Residen Jayakarta Bali, Jl. Werkudara, Legian, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, 1 unit vila yang terletak di Perumahan Kuta Palace Residance Jl. Bypass Ngurah Rai Pesanggaran, Bali dan 4 unit ruko yang terletak di Jl. Padma Utara, Legian, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, manajemen Grup berpendapat bahwa tidak ada indikasi penurunan nilai properti investasi.
Hasil penilaian atas properti investasi Grup yang dilakukan oleh Harcourts Bali Ricky & Rekan pada
tanggal 3 Maret 2016 dengan menggunakan metode harga pasar adalah sebesar Rp 22.544.830.000.
13. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI
Rincian investasi pada Entitas Asosiasi adalah sebagai berikut :
31 Maret 2016
Entitas Induk HJW Jumlah
Harga perolehan 300.000.000 250.000.000 550.000.000
Ditambah akumulasi bagian atas laba bersih dan penghasilan komprehensif lain Entitas Asosiasi:
Saldo awal 1.967.125.741 1.639.271.452 3.606.397.193
Bagian atas laba bersih 82.387.304 68.656.086 151.043.390
Bagian atas penghasilan
komprehensif lain - - -
Dividen yang diterima - - -
Saldo akhir 2.049.513.045 1.707.927.538 3.757.440.583
Nilai tercatat investasi pada Entitas
(46)
42
31 Desember 2015
Entitas Induk HJW Jumlah
Harga Perolehan 300.000.000 250.000.000 550.000.000
Ditambah akumulasi bagian atas laba bersih dan penghasilan komprehensif lain Entitas Asosiasi:
Saldo awal 1.995.005.416 1.662.504.515 3.657.509.931
Bagian atas laba bersih 169.374.968 141.145.806 310.520.774
Bagian atas penghasilan komprehensif lain 27.745.357 23.121.131 50.866.488
Dividen yang diterima (225.000.000) (187.500.000) (412.500.000)
Saldo akhir 1.967.125.741 1.639.271.452 3.606.397.193
Nilai tercatat investasi pada Entitas
Asosiasi dengan metode ekuitas 2.267.125.741 1.889.271.452 4.156.397.193
Kepemilikan Entitas Induk secara langsung dan secara tidak langsung melalui HJW terhadap Entitas Asosiasi adalah sebagai berikut:
Persentase Kepemilikan
Entitas Asosiasi Langsung Tidak langsung melalui HJW Domisili Kegiatan Pokok, Sifat dan Hubungan Entitas Asosiasi PT Jayakarta Inti Manajemen 30% 25% Jakarta PT Jayakarta Inti Manajemen menyediakan jasa pengelolaan hotel yang dimiliki oleh Grup.
Berdasarkan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 28 tanggal 18 Agustus 1998, Entitas Induk dan HJW, Entitas Anak, membeli saham PT Jayakarta Inti Manajemen (JIM) masing-masing sebanyak 300.000 dan 250.000 lembar saham dengan harga nominal sebesar Rp 1.000 per lembar saham dengan jumlah kepemilikan masing-masing sebesar Rp 300.000.000 atau 30% dan Rp 250.000.000 atau 25%.
Berikut ini adalah ringkasan informasi keuangan JIM pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas :
(47)
43
31 Maret 2016 31 Desember 2015
LANCAR
Kas dan setara kas 3.394.339.785 1.731.774.726
Aset lancar lainnya (tidak termasuk kas dan setara kas) 5.107.856.405 6.755.592.659
Total aset lancar 8.502.196.190 8.487.367.385
Liabilitas lancar
Liabilitas keuangan (tidak termasuk utang usaha) 901.150.295 598.401.936
Liabilitas lancar lainnya (termasuk utang usaha) 452.152.308 357.300.798
Total liabilitas lancar 1.353.302.603 955.702.734
TIDAK LANCAR
Aset 1.389.406.261 1.044.339.686
Liabilitas keuangan 18.743.750 18.743.750
Liabilitas lainnya 1.030.174.784 1.000.174.784
Total liabilitas tidak lancar 1.048.918.534 1.018.918.534
Aset neto 7.489.381.314 7.557.085.803
31 Maret 2016 31 Maret 2015
Pendapatan 1.694.030.050 1.257.198.696
Beban usaha (1.595.126.180) (1.419.186.465)
Pendapatan Lain-lain 106.302.577 15.371.782
Laba (rugi) sebelum beban pajak 205.206.447 (146.615.987)
Beban pajak penghasilan - -
Laba (rugi) tahun berjalan 205.206.447 (146.615.987)
Penghasilan (beban) komprehensif lain - -
Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 205.206.447 (146.615.987)
Dividen yang diterima dari perusahaan asosiasi - -
Bagian atas laba(rugi) bersih tahun berjalan JIM masing-masing sebesar Rp 151.043.390 dan Rp (80.638.793) pada 31 Maret 2016 dan 2015, disajikan dalam akun “Bagian Atas Laba Bersih
Entitas Asosiasi“ sebagai bagian dari “Pendapatan (Beban) Kantor Pusat” dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
(48)
44 Sehubungan dengan investasi pada Entitas Asosiasi:
1. Tidak terdapat pengendalian signifikan terhadap Entitas Asosiasi.
2. Tidak terdapat pembatasan signifikan atas kemampuan Entitas Asosiasi untuk mentransfer dana kepada Entitas Induk.
3. Tidak terdapat bagian atas liabilitas kontijensi asosiasi yang terjadi bersama-sama dengan investor lain.
4. Tidak terdapat liabilitas kontijensi asosiasi yang terjadi karena investor berkewajiban bersama-sama untuk semua atau sebagian liabilitas Entitas Asosiasi.
Berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap nilai realisasi bersih dari Investasi pada Entitas Asosiasi, manajemen Grup berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi pernurunan nilai terhadap investasi pada Entitas Asosiasi pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015.
14. BEBAN TANGGUHAN - HAK ATAS TANAH
Rincian beban tangguhan - hak atas tanah Grup pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Hak atas tanah berupa Hak Guna
Bangunan HJW 4.362.095.500 4.362.095.500
Hak atas tanah BRB 1.971.640.160 1.971.640.160
Dikurangi akumulasi amortisasi (552.239.862) (497.713.668)
Jumlah 5.781.495.798 5.836.021.992
Pada tanggal 23 September 2013, berdasarkan Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Badung, Bali, No. 200, 201, 203, 204, 205, 206. HJW, Entitas Anak, memperoleh perpanjangan Hak Guna Bangunan selama 20 tahun dengan harga perolehan sebesar Rp 4.362.095.500.
Amortisasi Hak atas tanah berupa Hak Guna Bangunan masing-masing sebesar Rp 54.526.194 dan Rp 54.526.195 untuk tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 disajikan dalam akun ”Amortisasi beban tangguhan - hak atas tanah” sebagai bagian dari Pendapatan (Beban) Lain-lain pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
BRB, Entitas Anak memiliki beban tangguhan - hak atas tanah di Jl. By Pass Ngurah Rai, Banjar
Pesanggaran, Desa Pundungan, Denpasar Selatan, Bali sebesar Rp 1.971.640.160 pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2016, hak atas tanah
tersebut masih dalam proses pengurusan izin.
15. UTANG USAHA - PIHAK KETIGA
Utang usaha seluruhnya merupakan utang kepada pemasok atas pembelian persediaan hotel. Rincian utang usaha berdasarkan umur utang adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Sampai dengan 1 bulan 5.155.743.280 6.745.798.702
1 bulan - 3 bulan 401.002.255 280.075.962
3 bulan - 6 bulan 171.858.109 164.973.168
Jumlah 5.728.603.644 7.190.847.832
(49)
45
Pemasok utama Grup, antara lain, adalah UD Alam Lestari, CV Patra Buana Putra, PD Sukanda Jaya, UD Indosegar, UD Sari Daging, dan CV Daya Utama Pool.
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, semua utang usaha Grup merupakan utang usaha kepada pihak ketiga dan dalam mata uang Rupiah.
16. UTANG LAIN-LAIN - PIHAK KETIGA
Utang lain-lain kepada pihak ketiga terdiri dari:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Service charge yang belum dibagikan 1.762.271.178 2.137.201.083
Lain-lain 587.740.926 4.244.591.558
Jumlah 2.350.012.104 6.381.792.641
17. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Jasa manajemen, insentif dan
pemasaran (Catatan 30) 2.477.684.745 4.493.304.971
Listrik dan air 1.762.829.412 2.060.450.550
Jasa profesional 193.000.000 386.000.000
Gaji, upah dan tunjangan lainnya 1.086.183.184 219.917.594
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 100 juta) 1.826.272.046 1.669.492.548
Jumlah 7.345.969.387 8.829.165.663
18. PERPAJAKAN
a. Utang Pajak
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Entitas Induk:
Pajak Penghasilan:
Pasal 21 832.141.517 788.953.968
Pasal 23 32.079.863 38.623.632
Pasal 25 6.943.093 6.943.186
Pajak lainnya:
Pajak Hotel dan Restoran 865.732.278 1.123.561.280
Pajak Bumi dan Bangunan 319.360.395 -
Pajak Pertambahan Nilai 41.193.457 6.145.765
Sub-jumlah 2.097.450.603 1.964.227.831
(50)
46
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Entitas Anak:
Pajak Penghasilan:
Pasal 4 ayat 2 43.129.748 28.172.572
Pasal 21 49.677.011 26.633.926
Pasal 23 41.102.641 15.578.936
Pasal 25 68.585.071 136.535.530
Pasal 29 - 50.379.132
Pasal 29 tahun sebelumnya - 11.522.742
Pajak Final - 21.060.249
Surat Ketetapan Pajak:
Pasal 4 ayat 2 - 159.248
Pasal 21 - 60.234.382
Pasal 23 - 59.189.209
Pasal 25 - 2.400.000
Pasal 26 - 121.336.035
Pasal 29 - 148.228.744
Pajak Hotel dan Restoran - 60.668.018
Pajak lainnya:
Pajak Hotel dan Restoran 1.202.245.847 1.357.308.640
Pajak Bumi dan Bangunan 141.194.415 -
Sub-jumlah 1.545.934.733 2.099.407.363
Jumlah 3.643.385.336 4.063.635.194
b. Beban pajak
Beban pajak terdiri atas:
31 Maret 2016 31 Maret 2015
Pajak kini - (65.377.074)
Pajak tangguhan 412.286.237 1.015.697.203
Jumlah beban pajak 412.286.237 950.320.130
c. Pajak kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dengan laba kena pajak (rugi fiskal) untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Maret 2015
Laba sebelum beban pajak menurut laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain konsolidasian 1.204.557.756 291.419.076
Dikurangi:
Laba sebelum beban pajak Entitas Anak (130.244.780) (1.278.966.143)
(51)
47
c. Pajak kini (lanjutan)
Beda temporer
Penyisihan imbalan kerja karyawan 895.133.767 544.422.017
Penyisihan penurunan nilai piutang - -
Penyisihan penurunan nilai persediaan - -
Pembayaran imbalan kerja karyawan - (1.790.878.987)
Penyusutan aset tetap - -
Pemulihan penurunan nilai piutang - -
Laba (rugi) belum direalisasi atas
investasi jangka pendek 34.791.847 434.031.738
Beda tetap
Kesejahteraan karyawan 373.285.465 383.100.605
Jamuan dan sumbangan 16.367.888 57.480.773
Denda atas pajak - -
Pendapatan dividen - -
Lain-lain - -
Penghasilan yang pajaknya bersifat final:
Pendapatan sewa (848.957.403 ) (803.879.774)
Pendapatan bunga (112.018.439 ) (748.935.125)
Laba (rugi) realisasi atas penjualan
investasi jangka pendek (43.306.374) (37.200.340 )
Laba kena pajak (rugi fiskal) Entitas Induk 185.051.971 (2.949.406.161)
Perhitungan beban pajak dan utang pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Maret 2015
Beban pajak kini
Entitas Induk - -
Entitas Anak - 65.377.074
Jumlah beban pajak kini - 65.377.074
Dikurangi pajak penghasilan dibayar di muka
Entitas Induk 6.943.093 -
Entitas Anak - 1.400.000.000
Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka 6.943.093 1.400.000.000
Utang pajak penghasilan
Entitas Induk - -
Entitas Anak - (1.334.622.926)
Jumlah - (1.334.622.926)
Utang pajak penghasilan tahun-tahun sebelumnya
Entitas Anak - 1.188.004.733
Jumlah utang pajak - (146.618.193)
(52)
48
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
Grup akan melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) Tahunan pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2015 berdasarkan jumlah estimasi laba kena pajak di atas, sedangkan SPT Tahunan pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2014 telah dilaporkan sesuai dengan angka di atas.
d. Pajak tangguhan
Perhitungan manfaat (beban) pajak tangguhan atas beda temporer antara pelaporan komersial dan pajak dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016
Saldo Awal
Dikreditkan (Dibebankan) pada Laporan Laba Rugi
Dikreditkan (Dibebankan)
pada Penghasilan Komprehensif
Lain Saldo Akhir
Aset pajak tangguhan Entitas Induk:
Penyisihan imbalan kerja 5.042.241.476 323.470.558 - 5.365.712.034
Penyusutan aset tetap 829.363.572 - - 829.363.572
Rugi belum direalisasi atas
investasi jangka pendek 247.958.547 2.128.632 - 250.087.179
Penyisihan penurunan nilai
persediaan 161.238.327 - - 161.238.327
Penyisihan penurunan nilai
piutang 30.385.395 - - 30.385.395
Aset pajak tangguhan
Entitas Induk - bersih 6.311.187.317 325.599.190 - 6.636.786.507
Aset pajak tangguhan Entitas
Anak 3.317.640.818 398.592.550 - 3.716.233.368
Jumlah Aset pajak
tangguhan 9.628.828.135 724.191.740 - 10.353.019.875
Liabilitas pajak tangguhan
(53)
49
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
31 Desember 2015
Saldo Awal
Dikreditkan (Dibebankan) pada Laporan Laba Rugi
Dikreditkan (Dibebankan)
pada Penghasilan Komprehensif
Lain Saldo Akhir
Aset pajak tangguhan Entitas Induk:
Penyisihan imbalan kerja 5.670.033.533 (1.014.830.130) 387.038.073 5.042.241.476
Penyusutan aset tetap 1.002.462.738 (173.279.166) - 829.363.572
Rugi belum direalisasi atas
investasi jangka pendek 273.429.927 (25.471.380) - 247.958.547
Penyisihan penurunan nilai
persediaan 143.775.875 17.462.452 - 161.238.327
Penyisihan penurunan nilai
piutang 30.385.395 - - 30.385.395
Aset pajak tangguhan
Entitas Induk - bersih 7.120.267.468 (1.196.118.224) 387.038.073 6.311.187.317
Aset pajak tangguhan Entitas
Anak 3.943.464.797 1.471.924 (627.295.903) 3.317.640.818
Jumlah Aset pajak
tangguhan 11.063.732.265 (1.194.646.300) (240.257.830) 9.628.828.135
Liabilitas pajak tangguhan
(54)
50
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, PT Bali Realtindo Benoa, PT Hotel Jaya Cikarang, PT Hotel Jaya Semarang dan PT Bali Boga Rasa, Entitas Anak, tidak menghitung aset dan liabilitas pajak tangguhan karena tidak terdapat perbedaan temporer antara pelaporan komersial dan pajak, serta tidak diakuinya aset pajak tangguhan yang berasal dari rugi fiskal karena besar kemungkinan manfaat pajak tersebut tidak dapat direalisasikan.
d. Pemeriksaan Pajak
PT Jayakarta Padmatama, Entitas Anak, menerima hasil pemeriksaan kurang bayar pajak untuk tahun buku 2011 sebesar Rp 374.403.981. Hasil pemeriksaan pajak tersebut disajikan dalam akun “Beban Usaha - Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun 2015.
Rincian hasil dari pemeriksaan kurang bayar pajak PT Jayakarta Padmatama adalah sebagai berikut:
Tanggal Surat
Tagihan Pajak Nomor Surat Tagihan Pajak Kurang Bayar
Pasal 23 28 Januari 2016 00025/203/11/904/16 2.215.215
Pasal 21 28 Januari 2016 00015/201/11/904/16 14.326.416
Pasal 29 28 Januari 2016 00011/206/11/904/16 148.228.744
Pajak Hotel dan Restoran 28 Januari 2016 00010/277/11/904/16 26.803.740
Pajak Hotel dan Restoran 28 Januari 2016 00009/277/11/904/16 27.069.690
Pajak Hotel dan Restoran 28 Januari 2016 00008/277/11/904/16 6.794.588
Pasal 4ayat 2 28 Januari 2016 00008/240/11/904/16 159.248
Pasal 26 28 Januari 2016 00004/245/11/904/16 53.607.479
Pasal 26 28 Januari 2016 00003/245/11/904/16 54.139.380
Pasal 26 28 Januari 2016 00002/245/11/904/16 13.589.176
Pasal 23 28 Januari 2016 00027/103/11/904/16 24.398
Pasal 23 28 Januari 2016 00026/103/11/904/16 100.000
Pasal 23 28 Januari 2016 00025/103/11/904/16 15.799
Pasal 23 28 Januari 2016 00024/103/11/904/16 117.979
Pasal 23 28 Januari 2016 00023/103/11/904/16 20.184
Pasal 23 28 Januari 2016 00022/103/11/904/16 11.254
Pasal 23 28 Januari 2016 00021/103/11/904/16 9.514
Pasal 23 28 Januari 2016 00020/103/11/904/16 109.373
Pasal 23 28 Januari 2016 00019/103/11/904/16 7.087
Pasal 23 28 Januari 2016 00018/103/11/904/16 6.705
Pasal 23 28 Januari 2016 00037/203/11/904/16 2.043.140
Pasal 23 28 Januari 2016 00036/203/11/904/16 3.337.320
Pasal 23 28 Januari 2016 00035/203/11/904/16 2.899.566
Pasal 23 28 Januari 2016 00034/203/11/904/16 1.151.027
Pasal 23 28 Januari 2016 00033/203/11/904/16 3.752.012
Pasal 23 28 Januari 2016 00032/203/11/904/16 4.093.023
Pasal 23 28 Januari 2016 00031/203/11/904/16 1.630.501
Pasal 23 28 Januari 2016 00030/203/11/904/16 2.814.703
Pasal 23 28 Januari 2016 00029/203/11/904/16 1.191.798
Pasal 23 28 Januari 2016 00028/203/11/904/16 2.237.227
Pasal 23 28 Januari 2016 00027/203/11/904/16 1.784.850
Pasal 23 28 Januari 2016 00017/103/11/904/16 112.845
Total hasil pemeriksaan 374.403.981
Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan No.
Pemb-00163/WPJ.17/KP.0405/RIK.SIS/2015 tanggal 21 September 2015, PT Jayakarta Padmatama, Entitas Anak, sedang dalam proses pemeriksaan pajak atas lebih bayar tahun 2014. Sampai dengan tanggal laporan keuangan diterbitkan dan diotorisasi, belum terdapat hasil atas pemeriksaan pajak tersebut.
(55)
51
e. Pemeriksaan Pajak
PT Hotel Jayakarta Flores, Entitas Anak, menerima hasil pemeriksaan kurang bayar pajak untuk tahun buku 2011 sebesar Rp 77.811.655. Hasil pemeriksaan pajak tersebut disajikan dalam akun “Beban Pajak dan Perijinan” sebagai bagian dari “Beban Usaha - Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun 2015.
Berikut hasil dari pemeriksaan kurang bayar pajak PT Hotel Jayakarta Flores:
Tanggal Surat
Tagihan Pajak Nomor Surat Tagihan Pajak Kurang Bayar
Pasal 21 9 November 2015 00050/101/13/924/15 111.547
Pasal 21 9 November 2015 00037/101/12/924/15 77.478
Pasal 21 10 November 2015 00038/101/12/924/15 57.652
Pasal 21 4 November 2015 00034/101/12/924/15 56.380
Pasal 21 5 November 2015 00036/101/12/924/15 57.182
Pasal 21 11 November 2015 00009/101/10/924/15 774.824
Pasal 21 9 November 2015 00007/101/10/924/15 65.093
Pasal 21 10 November 2015 00008/101/10/924/15 121.726
Pasal 21 5 November 2015 00008/101/10/924/15 149.983
Pasal 21 11 Desember 2014 00137/101/12/924/14 300.000
Pasal 21 24 November 2014 00012/101/10/924/15 93.049
Pasal 21 17 November 2015 00004/201/12/924/15 23.635.852
Pasal 21 17 November 2015 00005/201/11/924/15 20.407.200
Pasal 23 17 November 2015 00003/203/12/924/15 18.636.098
Pasal 23 17 November 2015 00004/203/11/924/15 10.867.591
Pasal 25 15 Desember 2014 00084/106/10/924/14 1.200.000
Pasal 25 11 Desember 2014 00045/106/11/924/14 1.200.000
Total Hasil Pemeriksaan 77.811.655
f. Administrasi perpajakan
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal Pajak (DJP) dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terutangnya pajak.
Pada tanggal 23 September 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang “Perubahan Keempat atas Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan”. Peraturan ini mengatur perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun pajak 2009 dan 25% untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya. Peraturan ini juga mengatur tentang fasilitas potongan tarif pajak sebesar
50% untuk wajib pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000 yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto
sampai dengan Rp 4.800.000.000. PT Jayakarta Padmatama merupakan Entitas Anak yang memperoleh fasilitas tersebut.
(56)
52 Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Uang muka tamu 11.790.055.154 9.052.827.654
Sewa tanah 10.416.668 294.458.333
Lain-lain 1.761.316.159 3.041.601.438
Jumlah 13.561.787.981 12.388.887.425
Uang muka tamu merupakan uang muka yang diterima oleh Grup dari pelanggan untuk sewa pakai kamar hotel.
20. UTANG BANK JANGKA PANJANG
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Entitas Induk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Kredit Investasi Refinancing 57.500.000.000 60.000.000.000
Entitas Anak
PT Hotel Juwara Warga (HJW) PT Bank CIMB Niaga Tbk
Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus I 98.625.000.000 2.625.000.000
Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus II - -
PT Hotel Jayakarta Flores (HJF) PT Bank CIMB Niaga Tbk
Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus - -
Jumlah 156.125.000.000 62.625.000.000
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Entitas Induk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Kredit Investasi Refinancing 10.250.000.000 10.000.000.000
Entitas Anak
HJW
PT Bank CIMB Niaga Tbk
Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus I 14.250.000.000 2.625.000.000
Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus II - -
HJF
PT Bank CIMB Niaga Tbk
Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus - -
Jumlah bagian yang jatuh tempo dalam
(57)
53
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Bagian jangka panjang
Entitas Induk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Kredit Investasi Refinancing 47.250.000.000 50.000.000.000
Entitas Anak
HJW
PT Bank CIMB Niaga Tbk
Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus I 84.375.000.000 -
HJF
PT Bank CIMB Niaga Tbk
Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus - -
Jumlah bagian jangka panjang 131.625.000.000 50.000.000.000
a. Pinjaman yang diperoleh Entitas Induk dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) merupakan Kredit Investasi Refinancing, yang diperoleh pada tanggal 19 Desember 2013 yang digunakan untuk keperluan pembiayaan renovasi Hotel Jayakarta Jakarta di Jl. Hayam Wuruk No. 126, Jakarta Pusat, dengan pagu pinjaman sebesar Rp 77.800.000.000. Pinjaman ini diangsur dalam
periode 3 (tiga) bulanan yang dimulai pada tanggal 23 Maret 2014 sampai dengan tanggal 23 Maret 2020 dengan rincian angsuran sebagai berikut:
a. Tahun pertama sebesar Rp 2.200.000.000 per tiga bulan. b. Tahun kedua sebesar Rp 2.250.000.000 per tiga bulan. c. Tahun ketiga sebesar Rp 2.500.000.000 per tiga bulan. d. Tahun keempat sebesar Rp 2.750.000.000 per tiga bulan. e. Tahun kelima sebesar Rp 3.000.000.000 per tiga bulan. f. Tahun keenam sebesar Rp 3.250.000.000 per tiga bulan. g. Tahun ketujuh sebesar Rp 3.500.000.000 per tiga bulan.
Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 11,75% per tahun dan dibayarkan pada tanggal 23 setiap bulannya.
Atas pinjaman ini, Entitas Induk memberikan jaminan tanah dan bangunan (Catatan 11).
Selama jangka waktu pinjaman, Entitas Induk tidak boleh melakukan aktivitas sebagai berikut, tanpa persetujuan tertulis dari Mandiri:
Memindahkan barang jaminan
(58)
54
b. Pinjaman yang diperoleh HJW, Entitas Anak, dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (Niaga) terdiri dari: i. Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus I yang diperoleh pada tanggal 25 September 2008
dengan pagu pinjaman sebesar Rp 28.000.000.000. Pinjaman ini diangsur dalam periode 3 (tiga) bulanan setiap tanggal 30 sampai dengan tanggal 30 September 2016 dengan angsuran sebesar Rp 875.000.000. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 12,5% per tahun. ii. Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus II yang diperoleh pada tanggal 25 September 2008
dengan pagu pinjaman sebesar Rp 23.000.000.000. Pinjaman ini diangsur dalam periode 3 (tiga) bulanan setiap tanggal 30 sampai dengan tanggal 30 Desember 2016 dengan angsuran sebesar Rp 1.412.500.000. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 12,5% per tahun. Untuk pinjaman-pinjaman ini, HJW, Entitas Anak, memberikan jaminan berupa fidusia atas piutang usaha serta tanah berikut bangunan Hotel Jayakarta Bali milik HJW, Entitas Anak (Catatan 7 dan
11). Untuk fasilitas pinjaman transaksi khusus II telah dilunasi oleh HJW , pada tanggal 1 Juli 2015.
Selama jangka waktu pinjaman, HJW tidak boleh melakukan aktivitas sebagai berikut, tanpa persetujuan tertulis dari Niaga:
Melakukan perubahan anggaran dasar HJW, Entitas Anak, termasuk di dalamnya pemegang
saham, pengurus, permodalan dan nilai saham.
Membagikan dividen.
Memindah tangankan barang jaminan.
Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman lain dari pihak lain, kecuali dalam rangka transaksi yang wajar.
Mengikatkan diri sebagai penjamin utang atau menjaminkan harta kekayaan HJW kepada pihak lain.
Melunasi utang HJW kepada pemilik/pemegang saham.
Mengambil bagian keuntungan atau modal untuk kepentingan di luar usaha dan kepentingan
pribadi.
Berdasarkan surat No. 089/NA/CBG-I/IV/14 tanggal 29 April 2015, Niaga telah menyetujui pembagian dividen tunai atas laba HJW tahun 2014.
Berdasarkan surat No. 155/NA/CBG-I/V/14 tanggal 7 Mei 2014, Niaga telah menyetujui pembagian dividen tunai dan dividen saham atas laba HJW tahun 2013 serta perubahan anggaran dasar HJW.
c. Pinjaman yang diperoleh HJF, Entitas Anak, dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (Niaga) merupakan Fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus I yang diperoleh pada tanggal 9 Agustus 2011 dengan pagu pinjaman sebesar Rp 10.000.000.000. Pinjaman ini diangsur dalam periode 3 (tiga) bulanan setiap tanggal 30 sampai dengan tanggal 30 Juni 2016 dengan angsuran sebesar Rp 500.000.000. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 12,5% per tahun.
Untuk pinjaman ini, HJF memberikan jaminan berupa tanah berikut bangunan Hotel Jayakarta
Flores milik HJF, Entitas Anak (Catatan 11). Pinjaman ini telah dilunasi HJF pada tanggal 20 November 2015.
(59)
55
Selama jangka waktu pinjaman, HJF tidak boleh melakukan aktivitas sebagai berikut, tanpa persetujuan tertulis dari Niaga:
Melakukan perubahan anggaran dasar HJF, Entitas Anak, termasuk di dalamnya pemegang
saham, pengurus, permodalan dan nilai saham.
Membagikan dividen.
Memindah tangankan barang jaminan.
Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman lain dari pihak lain, kecuali dalam rangka transaksi yang wajar.
Mengikatkan diri sebagai penjamin utang atau menjaminkan harta kekayaan HJF kepada pihak lain.
Melunasi utang HJF kepada pemilik/pemegang saham.
Mengambil bagian keuntungan atau modal untuk kepentingan di luar usaha dan kepentingan
pribadi.
d. Rincian beban bunga atas pinjaman Grup pada 31 Maret 2016 dan 2015, adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Maret 2015
Mandiri 1.835.166.665 2.087.250.000
Niaga 1.221.416.667 371.890.770
Jumlah 3.056.583.332 2.459.140.770
21. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN
Grup mencatat liabilitas imbalan kerja karyawan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 berdasarkan hasil perhitungan aktuarial yang dilakukan oleh
PT Pointera Aktuarial Strategis, aktuaris independen, dalam laporannya tanggal 20 Februari 2016 sehubungan dengan penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”, menggunakan metode
“Projected Unit Credit”.
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan jumlah liabilitas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
31 Maret 2015 31 Desember 2015
Tingkat diskonto 9% 9%
Tingkat kenaikan gaji tahunan 10-12% 10-12%
Tingkat pengunduran diri 1% 1%
Usia pensiun 55 Tahun 55 Tahun
Tingkat mortalitas 100 % TMI99 100 % TMI99
Metode penilaian Projected Unit Credit Projected Unit Credit
Liabilitas imbalan kerja karyawan yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian terdiri atas:
(60)
56
31 Maret 2015 31 Desember 2015
Nilai kini liabilitas imbalan kerja 45.363.213.092 43.483.767.709
Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
31 Maret 2015 31 Desember 2015
Saldo awal tahun 43.483.767.709 46.170.224.560
Beban imbalan kerja tahun berjalan 1.879.445.383 7.033.551.081
Penghasilan (beban) komprehensif lain - (961.031.319)
Pembayaran selama tahun berjalan - (8.758.976.613)
Saldo akhir tahun 45.363.213.092 43.483.767.709
Manajemen Grup berkeyakinan bahwa jumlah liabilitas imbalan kerja cukup untuk memenuhi persyaratan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015.
(61)
57
Analisis sensitivitas didasarkan pada perubahan atas satu asumsi aktuarial dimana asumsi lainnya dianggap konstan. Dalam prakteknya, hal ini jarang terjadi dan perubahan beberapa asumsi mungkin saling berkorelasi.
Dalam penghitungan sensitivitas liabilitas imbalan kerja atas asumsi aktuarial utama, metode yang sama telah diterapkan seperti dalam perhitungan liabilitas imbalan kerja yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
Jumlah jatuh tempo kewajiban manfaat pasti pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut :
Dalam waktu 1 tahun 1.729.553.544
Dalam 1 - 5 tahun 10.766.155.990
Dalam 5 - 10 tahun 13.141.156.933
Di atas 10 tahun 17.846.901.242
Jumlah kewajiban 43.483.767.709
22. MODAL SAHAM
Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Entitas Induk pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, berdasarkan catatan yang dikelola oleh PT EDI Indonesia, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015
Jumlah Saham
Ditempatkan dan Persentase
Pemegang Saham Disetor penuh Pemilikan Jumlah
PT Istana Kuta Ratu Prestige 444.396.400 55,70% 44.439.640.000
PT Jayakarta Investindo 199.707.551 25,03% 19.970.755.100
Lenawati Setiadi Pudjiadi 51.578.810 6,47% 5.157.881.000
Marianti Pudjiadi 10.403.607 1,30% 1.040.360.700
Gabriel Lukman Pudjiadi (Komisaris Utama) 10.289.955 1,29% 1.028.995.500
Kristian Pudjiadi (Direktur Utama) 10.233.129 1,28% 1.023.312.900
Ariyo Tejo (Direktur) 3.198.000 0,40% 319.800.000
Masyarakat (masing-masing kepemilikan
kurang dari 5%) 68.006.044 8,53% 6.800.604.400
Jumlah 797.813.496 100.00% 79.781.349.600
23. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, rincian akun tambahan modal disetor adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Agio saham yang berasal dari
dividen saham 57.598.243.985 57.598.243.985
Agio saham yang berasal dari
penawaran umum perdana 1.340.000.000 1.340.000.000
Pembagian saham bonus (1.188.000.000) (1.188.000.000)
Sub-jumlah 57.750.243.985 57.750.243.985
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali (40.480.159.767) (40.480.159.767)
Tambahan modal disetor - bersih 17.270.084.218 17.270.084.218
(62)
58
Berdasarkan Akta Notaris Mintarsih Natamihardja, S.H., No. 16, 17, 18, dan 19 tanggal 27 Desember 1999, Entitas Induk membeli saham PT Hotel Juwara Warga (HJW) dari pihak-pihak
yang berada dalam pengendalian yang sama.
Perhitungan selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali atas transaksi pembelian saham HJW, Entitas Anak, adalah sebagai berikut:
Harga perolehan 43.350.000.000
Dikurangi nilai buku bersih Entitas Anak:
Modal saham 20.000.000.000
Defisit (14.372.862.289 )
Nilai buku - bersih 5.627.137.711
Bagian Entitas Induk - 51%
(51% x 5.627.137.711) (2.869.840.233)
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali 40.480.159.767 24. SALDO LABA, DIVIDEN DAN DANA CADANGAN
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Entitas Induk yang diaktakan dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No 7 tanggal 7 Mei 2015, dinyatakan bahwa para pemegang saham menyetujui, antara lain, hal sebagai berikut:
1. Pembagian dividen tunai sebesar Rp 7.978.134.960 atau sebesar Rp 10 setiap lembar saham yang akan di bayarkan atas 797.813.496 lembar saham.
2. Pembentukan dana cadangan sebesar Rp 100.000.000.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Entitas Induk yang diaktakan dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 66 tanggal 08 Mei 2014, dinyatakan bahwa para pemegang saham menyetujui, antara lain, hal sebagai berikut:
1. Pembagian dividen tunai sebesar Rp 7.978.134.959 atau sebesar Rp 10 setiap lembar saham yang akan dibayarkan atas 797.813.496 lembar saham.
2. Pembentukan dana cadangan sebesar Rp 100.000.000.
25. BEBAN USAHA - PERALATAN, PEMELIHARAAN DAN ENERGI
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2016 31 Maret 2015
Listrik dan air 4.330.116.340 4.070.880.684
Bahan bakar 1.440.827.284 2.473.336.104
Perbaikan dan pemeliharaan 1.725.271.637 1.597.232.955
Jumlah 7.496.215.261 8.141.449.743
(63)
59 Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2016 31 Maret 2015
Pajak dan perijinan 280.752.314 161.364.616
Komisi kartu kredit 279.156.522 242.230.589
Transportasi 276.128.211 91.678.003
Penyisihan penurunan nilai
piutang (Catatan 7) - -
Telekomunikasi 108.264.411 132.153.473
Jamuan 93.869.022 71.490.821
Cetakan dan perlengkapan kantor 101.421.029 100.840.436
Penyisihan penurunan nilai persediaan
dan persediaan usang (Catatan 8) - -
Komputer 41.651.544 46.177.053
Pakaian seragam 32.484.941 21.120.728
Lain-lain (di bawah Rp 200 juta) 1.019.891.841 734.763.653
Jumlah 2.233.619.835 1.601.819.372
27. BEBAN USAHA – PEMASARAN
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2016 31 Maret 2015
Perjalanan 92.646.662 82.307.597
Iklan dan promosi 746.927.783 774.313.830
Jamuan 62.654.418 90.397.421
Cetakan dan perlengkapan kantor 31.501.899 26.312.923
Majalah dan koran 24.951.765 56.338.256
Lain-lain (di bawah Rp 50 juta) 135.359.538 132.115.260
Jumlah 1.094.042.065 1.161.785.287
28. BEBAN KANTOR PUSAT - UMUM DAN ADMINISTRASI
Akun ini terdiri dari:
31 Maret 2016 31 Maret 2015
Jasa profesional 293.305.116 222.883.603
Pajak dan perizinan 82.273.699 11.891.000
Perjalanan dan transportasi 160.384.740 123.503.794
Perawatan dan pemeliharaan 6.532.575 9.104.770
Jamuan 68.850.491 26.022.649
Promosi 15.000.000 -
Denda pajak - -
Listrik, air dan telepon 18.371.076 20.878.957
Lain-lain (di bawah Rp 50 juta) 262.102.821 206.991.336
Jumlah 906.820.518 621.276.109
(64)
60
Laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang ditempatkan penuh, yang beredar pada tahun bersangkutan, sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Maret 2015
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan
kepada pemilik Entitas Induk 279.180.214 9.276.051
Rata - rata tertimbang jumlah lembar saham
beredar 797.813.496 797.813.496
Laba per saham 0,35 0,01
30. IKATAN DAN PERJANJIAN PENTING
Entitas Induk, PT Hotel Juwara Warga (HJW), PT Jayakarta Padmatama (Padmatama) dan PT Hotel Jayakarta Flores (HJF) mengadakan perjanjian manajemen dengan PT Jayakarta Inti Manajemen (JIM), pihak berelasi, yang isinya menyatakan bahwa JIM bersedia untuk memberikan bantuan jasa manajemen dan keagenan dengan tugas-tugas sebagai berikut:
a. Mengelola dan mengoperasikan hotel berdasarkan prosedur operasional dan teknik manajemen yang dipergunakan oleh JIM;
b. Mengembangkan kebijakan dan program pemasaran; c. Menyusun sistem akuntansi dan pengendalian internal hotel; d. Menetapkan semua harga, daftar harga, tarif dan daftar tarif.
Sebagai imbalannya, Entitas Induk dan HJW berkewajiban membayar jasa insentif manajemen sebesar 2,5% dari laba usaha hotel, jasa manajemen sebesar 1% dari jumlah pendapatan departemental hotel dan jasa pemasaran sebesar 0,75% dari jumlah pendapatan departemental hotel. Jasa-jasa tersebut di atas diperhitungkan tiap bulannya.
Perjanjian antara Entitas Induk dengan JIM telah dimulai sejak tahun 1995 dan telah mengalami
beberapa kali perubahan dan perpanjangan perjanjian. Perubahan terakhir adalah tanggal 1 September 2015 dan akan berakhir pada tanggal 31 Agustus 2020.
Perjanjian antara HJW, Entitas Anak, dengan JIM telah dimulai sejak tahun 1995 dan telah mengalami beberapa kali perubahan dan perpanjangan perjanjian. Perubahan terakhir adalah tanggal 1 November 2015 dan akan berakhir pada tanggal 31 Oktober 2020.
Perjanjian antara Padmatama, Entitas Anak, dengan JIM telah dimulai sejak tahun 1995 dan telah mengalami beberapa kali perubahan dan perpanjangan perjanjian. Perubahan terakhir adalah tanggal 1 November 2015 dan akan berakhir pada tanggal 31 Oktober 2020.
Perjanjian antara HJF, Entitas Anak, dengan JIM telah dimulai sejak tahun 2011 dan telah mengalami
beberapa kali perubahan dan perpanjangan perjanjian. Perubahan terakhir adalah tanggal 1 April 2015 dan akan berakhir pada tanggal 31 Maret 2020.
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 2015, beban jasa-jasa tersebut di atas masing-masing sebesar Rp 1.339.675.981 dan Rp 1.134.593.650 disajikan dalam akun “Beban Jasa Manajemen, Insentif dan
Pemasaran” sebagai bagian dari laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Sampai dengan tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, beban jasa-jasa tersebut masing-masing sebesar Rp 2.477.684.745 dan Rp 4.493.304.971 terutang oleh Entitas Induk dan HJW, Entitas Anak dan disajikan dalam akun “Beban Masih Harus Dibayar” (Catatan 17) sebagai bagian dari laporan posisi keuangan konsolidasian.
(65)
61
Perubahan kepentingan nonpengendali atas aset bersih Entitas Anak yang dikonsolidasikan pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Saldo awal tahun 75.349.160.676 66.893.760.036
Bagian kepentingan nonpengendali
atas laba bersih tahun berjalan - 7.364.123.858
Bagian kepentingan nonpengendali atas penghasilan komprehensif lain
tahun berjalan 94.109.479 933.454.332
Pendirian Entitas Anak - 3.000.000.000
Dividen - (2.842.177.550)
Saldo akhir tahun 75.443.270.155 75.349.160.676
Rincian kepentingan nonpengendali atas aset bersih Entitas Anak yang dikonsolidasikan sesuai nama Entitas Anak adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Kepemilikan langsung
PT Hotel Juwara Warga 67.899.262.433 67.803.544.548
PT Bali Realtindo Benoa 4.720.761 4.727.912
PT Jayakarta Realti Investindo 3.397.722 3.368.577
PT Hotel Jaya Cikarang 995.126 992.367
Kepemilikan melalui HJW, Entitas Anak
PT Hotel Jaya Semarang 4.489.413.163 4.489.413.163
PT Hotel Jaya Bali 3.000.000.000 3.000.000.000
PT Jayakarta Padmatama 26.290.439 25.881.541
PT Bali Boga Rasa 20.427.131 22.554.340
PT Hotel Jayakarta Flores (1.236.620) (1.321.772)
Jumlah 75.443.270.155 75.349.160.676
32. INFORMASI SEGMEN
Grup mengelompokkan dan mengevaluasi usahanya secara geografis, terutama terdiri dari:
Jakarta
Bandung
Anyer
Cisarua
Bali
Lombok
Yogyakarta
(66)
62
Manajemen memantau hasil operasi dari setiap wilayah di atas secara terpisah untuk keperluan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya dan penilaian kinerja. Oleh karena itu, penentuan segmen operasi Grup konsisten dengan klasifikasi di atas.
Kinerja segmen dievaluasi berdasarkan laba atau rugi operasi dan diukur secara konsisten dengan laba atau rugi operasi pada laporan keuangan konsolidasian.
Tabel berikut ini menyajikan informasi mengenai hasil operasi, aset dan liabilitas dari segmen operasi Grup:
(67)
63
31 MARET 2016
Jakarta Bandung Anyer Cisarua Bali Lombok Yogyakarta Flores
Hotel Jayakarta
Jakarta Hotel Jayakarta Bandung Hotel Jayakarta Anyer Hotel Jayakarta Cisarua Hotel Jayakarta Bali Residence Bali Hotel Jayakarta Lombok Hotel Jayakarta Yogyakarta Hotel Jayakarta Flores Lainnya Elliminasi Konsolidasian
Pendapatan
Kamar 4.299.063.674 5.001.290.512 2.450.167.254 829.961.735 8.681.919.283 1.472.920.260 3.947.427.853 1.618.581.750 1.385.344.261 - - 29.686.676.582 Makanan dan minuman 2.556.753.204 2.859.404.191 2.878.824.743 202.279.248 5.115.171.729 - 2.214.101.638 1.410.501.836 938.974.176 - - 18.176.010.765 Departemental lainnya 1.256.856.865 428.050.727 40.817.901 16.750.138 161.577.008 - 187.222.862 219.188.214 235.177.602 203.392.549 - 2.749.033.866
Jumlah 8.112.673.743 8.288.745.430 5.369.809.898 1.048.991.121 13.958.668.020 1.472.920.260 6.348.752.353 3.248.271.800 2.559.496.039 203.392.549 - 50.611.721.213
Hasil segmen
Kamar 1.302.566.068 3.246.079.259 1.728.400.826 497.922.182 5.741.409.800 1.070.618.120 2.847.049.412 880.775.421 967.270.030 - - 18.282.091.118 Makanan dan minuman 1.620.040.160 1.739.124.203 1.742.574.552 129.925.609 3.054.852.484 - 1.434.222.915 870.666.530 555.530.053 - - 11.146.936.506 Departemental lainnya 1.211.404.039 420.651.594 40.157.401 15.623.483 152.979.758 - 179.914.314 212.353.591 96.207.685 643.156.457 - 2.972.448.322
Jumlah 4.134.010.267 5.405.855.056 3.511.132.779 643.471.274 8.949.242.042 1.070.618.120 4.461.186.641 1.963.795.542 1.619.007.768 643.156.457 - 32.401.475.946
Beban usaha (3.958.967.146) (2.364.474.269) (1.031.052.800) (399.717.024) (3.680.687.907) (950.623.449) (1.844.897.887) (1.584.178.912) (933.466.183) - (4.813.745.865) (21.561.811.442)
Laba usaha 175.043.121 3.041.380.787 2.480.079.979 243.754.250 5.268.554.135 119.994.671 2.616.288.754 379.616.630 685.541.585 643.156.457 (4.813.745.865) 10.839.664.504
Beban lainnya (1.967.513.418) (631.581.838) (347.584.839) (108.270.542) (1.756.674.557) (288.394.151) (508.558.243) (1.253.195.955) (1.291.940.075) - (12.196.877.518) (20.350.591.136)
Laba (rugi) sebelum beban pajak -
bersih (1.792.470.297) 2.409.798.949 2.132.495.140 135.483.708 3.511.879.578 (168.399.480) 2.107.730.511 (873.579.325) (606.398.490) 643.156.457 (17.010.623.383) (9.510.926.632)
Beban pajak - bersih 412.286.237
Beban yang tidak dapat
dialokasi (88.329.197)
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik
Entitas Induk (9.186.969.592)
Penghasilan
komprehensif lain -
Bagian kepentingan nonpengendali atas penghasilan
komprehensif lain -
Jumlah laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik
(68)
6
Jakarta Bandung Anyer Cisarua Bali Lombok Yogyakarta Flores
Hotel Jayakarta
Jakarta Hotel Jayakarta Bandung Hotel Jayakarta Anyer
Hotel Jayakarta
Cisarua Hotel Jayakarta Bali Residence Bali Hotel Jayakarta Lombok Hotel Jayakarta Yogyakarta Hotel Jayakarta Flores Lainnya Elliminasi Konsolidasian
Aset segmen
Kamar, makanan dan minuman 27.772.698.390 20.492.801.701 14.560.949.876 12.377.302.891 41.406.336.781 1.161.817.996 16.491.914.053 8.817.552.135 46.850.557.804 105.174.659.620 16.902.815.278 312.453.851.710
Investasi pada Entitas Asosiasi - - - 154.249.242.349 (149.929.085.143) 4.320.157.205
Aset tidak dapat dialokasi 6.077.908.932 30.812.803.874 15.122.663.765 3.023.625.338 235.070.331.031 1.489.053.023 45.780.068.267 7.461.187.551 2.587.741.661 169.243.142.968 (233.331.307.664) 283.637.993.433
Jumlah aset 33.850.607.322 51.305.605.575 29.683.613.641 15.400.928.229 276.476.667.812 2.650.871.019 62.271.982.320 16.278.739.686 49.438.299.465 428.667.044.937 (366.357.577.529) 600.412.002.348
Liabilitas segmen
Liabilitas segmen 6.024.146.114 3.651.755.501 3.568.941.671 317.265.945 4.787.521.643 684.074.392 2.579.515.169 1.940.487.966 1.871.767.390 - (188.438.906) 25.425.475.791 Liabilitas tidak dapat dialokasi 31.062.782.674 6.940.322.876 2.560.450.954 11.763.970.995 18.421.482.098 443.825.005 5.603.740.954 4.104.732.138 48.804.371.834 - (77.239.662) 129.705.679.528
Jumlah liabilitas 37.086.928.788 10.592.078.377 6.129.392.625 12.081.236.940 23.209.003.741 1.127.899.397 8.183.256.123 6.045.220.104 50.676.139.224 - (265.678.568) 155.131.155.319
Pengeluaran barang modal 584.184.595 80.274.812.219 - - - 105.112.777.814
Penyusutan aset tetap 1.090.470.000 357.544.012 217.009.674 82.827.025 772.651.234 10.911.345 360.323.945 109.108.848 1.162.395.521 110.799.282 (2.131.387.645) 2.142.653.241 Peyusutan properti investasi
Arus kas operasi
Penerimaan dari pelanggan 11.151.857.611 9.776.790.532 4.977.438.576 1.431.772.912 19.836.018.758 425.297.277 8.172.676.989 5.328.883.654 3.127.799.168 193.209.241 (29.747.271.212) 34.878.784.261 Pembayaran kepada
pemasok, pihak ketiga dan
pemerintah (1.074.565.854) (9.068.943.636) (6.210.009.492) (3.603.737.290) (9.826.889.176) (640.871.754) (4.058.839.955) (2.727.432.922) (1.503.043.750) - 7.281.340.317 (31.553.326.156)
Lain-lain - - - -
Jumlah 10.077.291.757 707.846.896 (1.232.570.916) (2.171.964.378) 10.009.129.582 (215.574.477) 4.113.837.034 2.601.450.732 1.624.755.418 193.209.241 (22.465.930.895) 3.325.458.105
Arus kas investasi
Hasil penjualan investasi
jangka pendek - - - (1.437.083.759) - (1.437.083.759)
Perolehan investasi jangka
pendek - - - (685.749.144) - (685.749.144)
Perolehan aset tetap (584.184.595) (80.274.812.219) - - - - - (105.112.777.814)
Jumlah (584.184.595) (80.274.812.219) - - - (2.122.832.903) - (107.235.610.717)
Arus kas pendanaan
Pembayaran utang bank
jangka panjang - - - (6.500.000.000) - (6.500.000.000)
Pembayaran dividen - - - -
(69)
6U
31 MARET 2015
Jakarta Bandung Anyer Cisarua Bali Lombok Yogyakarta Flores
Hotel Jayakarta
Jakarta Hotel Jayakarta Bandung Hotel Jayakarta Anyer Hotel Jayakarta Cisarua Hotel Jayakarta Bali Residence Bali Hotel Jayakarta Lombok Hotel Jayakarta Yogyakarta Hotel Jayakarta Flores Lainnya Elliminasi Konsolidasian
Pendapatan
Kamar 3.049.772.073 4.811.169.475 1.909.632.998 880.215.537 7.670.717.721 1.979.841.677 2.855.326.041 1.666.602.178 767.433.505 25.590.711.205 Makanan dan minuman 1.965.984.858 2.080.998.710 2.290.488.392 243.960.617 4.427.050.044 1.379.315.656 1.416.574.276 672.437.200 14.476.809.753 Departemental lainnya 1.137.431.460 435.062.880 13.690.667 15.916.396 157.770.462 128.568.934 108.156.461 162.816.290 179.168.241 2.338.581.791
Jumlah 6.153.188.391 7.327.231.065 4.213.812.057 1.140.092.550 12.255.538.227 1.979.841.677 4.363.210.631 3.191.332.915 1.602.686.995 179.168.241 - 42.406.102.749
Hasil segmen
Kamar 439.946.689 3.159.900.201 1.247.697.742 594.516.334 5.076.467.182 1.569.836.867 1.942.691.475 995.148.655 398.474.313 15.424.679.458 Makanan dan minuman 1.262.781.353 1.192.538.757 1.372.685.364 157.919.055 2.794.733.754 - 876.312.847 919.981.592 390.533.180 8.967.485.902 Departemental lainnya 1.096.153.676 425.385.791 13.222.167 14.635.619 138.730.685 - 125.227.240 107.349.445 81.427.084 87.149.796 2.089.281.503
Jumlah 2.798.881.718 4.777.824.749 2.633.605.273 767.071.008 8.009.931.621 1.569.836.867 2.944.231.562 2.022.479.692 870.434.577 87.149.796 0 26.481.446.863
Beban usaha (3.739.225.414) (2.371.514.800) (994.453.002) (380.412.272) (3.725.348.302) (975.689.833) (1.410.473.926) (1.497.590.209) (844.322.917) (262.369.186) (16.201.399.861)
Laba usaha (940.343.696) 2.406.309.949 1.639.152.271 386.658.736 4.284.583.319 594.147.034 1.533.757.636 524.889.483 26.111.660 87.149.796 (262.369.186) 10.280.047.002
Beban lainnya (1.626.626.997) (585.311.157) (342.331.974) (79.936.251) (1.065.701.784) (601.687.262) (378.521.458) (281.695.429) (1.447.071.860) (3.579.743.754) (9.988.627.926)
Laba (rugi) sebelum beban pajak -
bersih (2.566.970.693) 1.820.998.792 1.296.820.297 306.722.485 3.218.881.535 (7.540.228) 1.155.236.178 243.194.054 (1.420.960.200) 87.149.796 (3.842.112.940) 291.419.076
Beban pajak - bersih 950.320.130
Beban yang tidak dapat
dialokasi (1.232.463.155)
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik
Entitas Induk 9.276.051
Penghasilan
komprehensif lain -
Bagian kepentingan nonpengendali atas penghasilan
komprehensif lain -
Jumlah laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik
(70)
6V
31 DESEMBER 2015
Jakarta Bandung Anyer Cisarua Bali Lombok Yogyakarta Flores
Hotel Jayakarta
Jakarta Hotel Jayakarta Bandung Hotel Jayakarta Anyer Hotel Jayakarta Cisarua Hotel Jayakarta Bali Residence Bali Hotel Jayakarta Lombok Hotel Jayakarta Yogyakarta Hotel Jayakarta Flores Lainnya Elliminasi Konsolidasian
Aset segmen
Kamar, makanan dan minuman 26.232.234.206 20.395.303.482 11.063.492.547 12.656.512.963 41.620.800.223 1.126.155.661 16.854.650.813 10.213.551.347 47.354.638.885 117.297.269.511 - 304.814.609.638
Investasi pada Entitas Asosiasi - - - 4.156.397.193 - 4.156.397.193
Aset tidak dapat dialokasi 9.230.187.031 10.172.839.394 7.870.087.335 2.614.234.849 234.451.012.809 2.425.011.856 44.381.722.684 8.847.103.106 2.125.540.232 331.813.149.137 (530.792.166.683) 123.138.721.750
Jumlah aset 35.462.421.237 30.568.142.876 18.933.579.882 15.270.747.812 276.071.813.032 3.551.167.517 61.236.373.497 19.060.654.453 49.480.179.117 453.266.815.841 (530.792.166.683) 432.109.728.581
Liabilitas segmen
Liabilitas segmen 4.602.086.297 5.083.827.784 1.608.832.840 364.462.781 6.506.955.341 857.921.630 3.089.826.675 3.384.229.411 1.522.002.920 1.388.755.241 - 28.408.900.920 Liabilitas tidak dapat dialokasi 32.304.186.110 (12.819.413.157) (4.096.978.835) 11.722.077.450 19.809.073.197 1.001.874.785 6.165.551.137 4.569.326.134 48.589.617.466 360.555.189.712 (346.596.250.137) 121.204.253.862
Jumlah liabilitas 36.906.272.407 (7.735.585.373) (2.488.145.995) 12.086.540.231 26.316.028.538 1.859.796.415 9.255.377.812 7.953.555.545 50.111.620.386 361.943.944.953 (346.596.250.137) 149.613.154.782
Pengeluaran barang modal 847.324.327 174.318.025 426.342.900 242.378.500 6.099.775.026 114.665.000 765.869.240 146.435.000 676.088.641 31.715.670.400 - 41.208.867.059 Penyusutan aset tetap 3.419.766.964 1.451.216.256 1.043.394.610 298.280.948 2.742.435.770 42.186.309 1.096.441.151 417.591.740 4.605.894.754 40.760.125 - 15.157.968.627 Peyusutan properti investasi
Arus kas operasi
Penerimaan dari pelanggan 36.219.298.879 35.417.646.847 22.009.542.302 4.733.936.507 63.337.933.522 9.228.208.565 27.294.860.004 17.537.918.572 9.591.418.941 1.934.683.407 (1.271.428.551) 226.034.018.995 Pembayaran kepada
pemasok, pihak ketiga dan
pemerintah (18.675.745.230) (13.071.158.164) (8.955.648.018) (1.450.377.992) (25.498.416.628) (7.179.391.287) (8.336.673.231) (8.454.381.162) (5.099.943.214) (11.300.993.338) 1.271.428.551 (106.751.299.713) Lain-lain (20.230.507.213) (18.509.588.122) (7.569.711.984) (2.238.136.188) (34.856.115.961) (2.546.770.347) (21.351.489.386) (8.308.963.749) (2.466.403.778) 33.342.879.635 - (84.734.807.093)
Jumlah (2.686.953.564) 3.836.900.561 5.484.182.300 1.045.422.327 2.983.400.933 (497.953.069) (2.393.302.613) 774.573.661 2.025.071.949 23.976.569.704 - 34.547.912.189
Arus kas investasi
Hasil penjualan investasi
jangka pendek - - - 2.637.524.272 - 2.637.524.272
Penerimaan dividen Entitas
Asosiasi - - - 3.482.988.750 (3.070.488.750) 412.500.000
Penjualan aset tetap - - - 154.500.000 52.300.000 119.500.000 - - 326.300.000
Perolehan investasi jangka
pendek - - - (1.750.000.000) - (1.750.000.000)
Perolehan aset tetap (847.324.327) (174.318.025) (426.342.900) (242.378.500) (6.099.775.026) (114.665.000) (765.869.240) (146.435.000) (676.088.641) (31.715.670.400) - (41.208.867.059) Uang muka pembelian aset
tetap - - - (29.750.000.000) - (29.750.000.000)
Jumlah (847.324.327) (174.318.025) (426.342.900) (242.378.500) (6.099.775.026) (114.665.000) (611.369.240) (94.135.000) (556.588.641) (57.095.157.378) (3.070.488.750) (69.332.542.787)
Arus kas pendanaan
Pembayaran utang bank
jangka panjang 2.837.261.130 - - - (3.469.671.280) - - (1.250.000.000) (4.000.000.000) (11.837.261.130) - (17.719.671.280)
Pembayaran dividen - - - (13.858.380.133) 3.070.488.750 (10.787.891.383)
Utang piutang pihak berelasi - - - - (20.851.902.728) (126.178.990) (14.288.677.836) (3.687.859.863) 1.231.120.376 42.723.499.041 - 5.000.000.000
(71)
6W
MANAJEMEN RISIKO
Tingkat probabilitas risiko yang sangat potensial terjadi dari instrumen keuangan Grup adalah risiko pasar (yaitu risiko mata uang asing dan risiko tingkat suku bunga), risiko kredit dan risiko likuiditas. Kebijakan akan pentingnya mengelola tingkat risiko ini telah meningkat secara signifikan dengan mempertimbangkan beberapa parameter perubahan dan volatilitas pasar keuangan di Indonesia. Direksi Grup menelaah dan menyetujui kebijakan risiko yang mencakup toleransi risiko dalam strategi mengelola risiko-risiko yang dirangkum di bawah ini.
Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan harga pasar. Grup dipengaruhi oleh risiko pasar, terutama risiko tingkat suku bunga.
Risiko Mata Uang Asing
Risiko mata uang adalah risiko dalam hal nilai wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Eksposur Grup terhadap fluktuasi nilai tukar terutama berasal dari kas dan setara kas dalam mata uang asing.
Eksposur fluktuasi nilai tukar atas Grup berasal dari nilai tukar antara Dolar Amerika Serikat dan Rupiah.
Berikut adalah posisi aset moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 :
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Mata Uang Ekuivalen Mata Uang Ekuivalen
Asing Rp Asing Rp
USD USD
Aset
Kas dan setara kas 206.132 2.736.607.598 108.482 1.496.525.106
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31Desember 2015, kurs konversi yang digunakan diungkapkan pada Catatan 2o mengenai kebijakan akuntansi untuk transaksi dan saldo dalam mata uang asing.
Sensitivitas Kurs Mata Uang Asing
Berikut adalah sensitivitas terhadap perubahan yang mungkin terjadi pada nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat, dengan semua variabel lainnya tetap konstan, dengan laba sebelum taksiran beban pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016.
Jika Rupiah menguat 10% terhadap Dolar Amerika Serikat, maka jumlah laba sebelum beban pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 akan melemah sebesar Rp 273.660.759, sedangkan jika Rupiah melemah 10% terhadap Dolar Amerika Serikat, akan terjadi dampak berlawanan terhadap jumlah laba sebelum beban pajak, dengan besaran yang sama. Dampak perubahan kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat tersebut terutama berasal dari perubahan nilai wajar aset keuangan dalam Dolar Amerika Serikat.
(72)
6X
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Tingkat Suku Bunga
Risiko terhadap tingkat suku bunga merupakan risiko nilai wajar atau arus kas masa datang dari instrumen keuangan yang berfluktuasi akibat perubahan tingkat suku bunga pasar. Eksposur Grup yang terpengaruh tingkat suku bunga terutama terkait pada kas dan setara kas dan utang bank jangka panjang.
Grup memonitor secara ketat fluktuasi suku bunga pasar dan ekspektasi pasar sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang paling menguntungkan Grup secara tepat waktu. Manajemen tidak menganggap perlunya melakukan swap suku bunga saat ini.
Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan liabilitas keuangan Grup yang terkait risiko tingkat suku bunga pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31Desember 2015 :
31 Maret 2016
Rata-rata Jatuh Tempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo Suku Bunga dalam Satu Pada Tahun Pada Tahun Pada Tahun Lebih dari
Efektif Tahun Kedua Ketiga Keempat Tahun Kelima Jumlah
Aset
Kas dan setara kas 7.00%-11.00% 78.832.409.554 - - - - 78.832.409.554
Liabilitas
Utang bank jangka
panjang 11.75%-12,00% 24.500.000.000 23.750.000.000 24.750.000.000 25.750.000.000 57.375.000.000 156.125.000.000
31 Desember 2015
Rata-rata Jatuh Tempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo Suku Bunga dalam Satu Pada Tahun Pada Tahun Pada Tahun Lebih dari
Efektif Tahun Kedua Ketiga Keempat Tahun Kelima Jumlah
Aset
Kas dan setara kas 7.00%-11.00% 54.757.858.320 - - - - 54.757.858.320
Liabilitas
Utang bank jangka
panjang 11.75%-12,00% 12.625.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 20.000.000.000 62.625.000.000 Risiko kredit
Risiko kredit adalah risiko dalam hal pihak ketiga tidak akan memenuhi liabilitasnya berdasarkan instrumen keuangan atau kontrak pelanggan, yang menyebabkan kerugian keuangan. Grup dihadapkan pada risiko kredit dari kegiatan operasi dan dari aktivitas pendanaan, termasuk deposito pada bank, transaksi valuta asing, dan instrumen keuangan lainnya. Risiko kredit terutama berasal dari piutang usaha dari pelanggan dan piutang lain-lain.
Risiko kredit yang berasal dari piutang usaha dan piutang lain-lain dikelola oleh manajemen Grup sesuai dengan kebijakan, prosedur, dan pengendalian dari Grup yang berhubungan dengan pengelolaan risiko kredit pelanggan dan piutang lain-lain. Batasan kredit ditentukan untuk semua pelanggan berdasarkan kriteria penilaian secara internal. Saldo piutang pelanggan dan piutang lain-lain dimonitor secara teratur oleh manajemen Grup.
Tabel berikut ini memberikan informasi mengenai maksimum kredit yang dihadapi oleh Grup pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 :
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Piutang usaha 22.125.720.965 16.624.859.796
Piutang lain-lain 3.433.454.187 2.785.163.425
Jumlah 25.559.175.152 19.410.023.221
(73)
6Y
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Grup tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi liabilitasnya.
Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo pinjaman dan utang dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.
Tabel di bawah merupakan profil jatuh tempo liabilitas keuangan Grup berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak terdiskonto pada tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 :
31 Maret 2016
<= 1 Bulan 1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan >= 12 bulan Jumlah
Liabilitas Utang usaha -
pihak ketiga 5.270.315.352 286.430.182 171.858.109 - - 5.728.603.644
Utang lain-lain 2.350.012.104 - - 1.787.323.279 - 4.137.335.383
Beban masih harus
dibayar 7.345.969.387 - - - - 7.345.969.387
Utang dividen - - - 361.490.831 - 361.490.831
Utang bank jangka
panjang - 6.500.000.000 6.500.000.000 11.500.000.000 131.625.000.000 156.125.000.000
Jumlah liabilitas 14.966.296.844 6.786.430.182 6.671.858.109 13.648.814.110 131.625.000.000 173.698.399.245
31 Desember 2015
<= 1 Bulan 1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan >= 12 bulan Jumlah
Liabilitas Utang usaha -
pihak ketiga 6.745.798.702 280.075.962 164.973.168 - - 7.190.847.832
Utang lain-lain 6.381.792.641 - - 3.740.830.281 - 10.122.622.922
Beban masih harus
dibayar 8.829.165.663 - - - - 8.829.165.663
Utang dividen - - - 363.148.331 - 363.148.331
Utang bank jangka
panjang - 5.000.000.000 5.000.000.000 2.625.000.000 50.000.000.000 62.625.000.000
Jumlah liabilitas 21.956.757.006 5.280.075.962 5.164.973.168 6.728.978.612 50.000.000.000 89.130.784.748 PENGELOLAAN MODAL
Tujuan utama pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan pemeliharaan peringkat kredit yang tinggi dan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham. Grup tidak diwajibkan untuk memenuhi syarat-syarat modal tertentu.
Manajemen Grup mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Grup dapat memilih menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru. Tidak ada perubahan yang dibuat dalam tujuan, kebijakan, atau proses selama periode yang disajikan. Kebijakan Grup adalah untuk menjaga rasio modal yang sehat dalam rangka untuk mengamankan pembiayaan pada biaya yang wajar.
(74)
7P
PENGELOLAAN MODAL (lanjutan)
Sebagaimana praktik yang berlaku umum, Grup mengevaluasi struktur permodalan melalui rasio utang terhadap modal (gearing ratio) yang dihitung melalui pembagian antara utang bersih dengan modal. Utang bersih adalah jumlah liabilitas sebagaimana disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dikurangi dengan jumlah kas dan setara kas, sedangkan modal meliputi seluruh komponen ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Pada tanggal-tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, perhitungan rasio tersebut adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Jumlah liabilitas 237.146.770.771 149.613.154.782
Dikurangi kas dan setara kas (80.106.507.249) (55.168.289.510)
Utang bersih 157.040.263.522 94.444.865.272
Jumlah ekuitas 282.876.799.832 282.496.573.799
Rasio utang terhadap modal 0,55 0,34
34. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
Tabel dibawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Grup yang tercatat dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015.
31 Maret 2016
Nilai Tercatat Nilai Wajar
ASET KEUANGAN
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Investasi jangka pendek 5.253.255.308 5.253.255.308
Pinjaman dan piutang
Kas dan setara kas 80.106.507.249 80.106.507.249
Piutang usaha - pihak ketiga 22.125.720.965 22.125.720.965
Piutang lain-lain 3.433.454.187 3.433.454.187
Jumlah Aset Keuangan 110.918.937.709 110.918.937.709
LIABILITAS KEUANGAN
Liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan
biaya perolehan diamortisasi
Utang usaha - pihak ketiga 5.728.603.644 5.728.603.644
Utang lain-lain 4.137.335.383 4.137.335.383
Beban masih harus dibayar 7.345.969.387 7.345.969.387
Utang dividen 361.490.831 361.490.831
Utang bank jangka panjang 156.125.000.000 156.125.000.000
Jumlah Aset Keuangan 173.698.399.245 173.698.399.245
(75)
7Q
31 Desember 2015
Nilai Tercatat Nilai Wajar
ASET KEUANGAN
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Investasi jangka pendek 4.762.523.508 4.762.523.508
Pinjaman dan piutang
Kas dan setara kas 55.168.289.510 55.168.289.510
Piutang usaha - pihak ketiga 16.624.859.796 16.624.859.796
Piutang lain-lain 2.785.163.425 2.785.163.425
Jumlah Aset Keuangan 79.340.836.239 79.340.836.239
LIABILITAS KEUANGAN
Liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan
biaya perolehan diamortisasi
Utang usaha - pihak ketiga 7.190.847.832 7.190.847.832
Utang lain-lain 10.122.622.922 10.122.622.922
Beban masih harus dibayar 8.829.165.663 8.829.165.663
Utang dividen 363.148.331 363.148.331
Utang bank jangka panjang 62.625.000.000 62.625.000.000
Jumlah Aset Keuangan 89.130.784.748 89.130.784.748
Berikut ini adalah metode dan asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar masing-masing kelompok dari instrumen keuangan Grup:
1. Nilai wajar kas dan setara kas, piutang usaha - pihak ketiga, piutang lain-lain, utang usaha - pihak ketiga, utang lain-lain , beban masih harus dibayar dan utang dividen mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek dan akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan.
2. Nilai wajar investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai wajar mengacu pada harga kuotasi yang dipublikasikan pada pasar aktif.
3. Nilai tercatat utang bank jangka panjang mendekati nilai wajarnya karena suku bunga mengambang dari instrumen keuangan ini tergantung penyesuaian oleh pihak bank dan pembiayaan.
Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan didefinisikan sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur di antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
Grup menggunakan hierarki berikut ini untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan:
- Tingkat 1: Nilai wajar diukur berdasarkan pada harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas sejenis.
- Tingkat 2: Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, di mana seluruh input yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
- Tingkat 3: Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, di mana seluruh input yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar tidak dapat diobservasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
(76)
7R
Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, Grup memiliki investasi jangka pendek berupa efek ekuitas dan reksadana yang nilai wajarnya diukur berdasarkan pada harga kuotasi dalam pasar aktif.
35. PENGUNGKAPAN TAMBAHAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Pengungkapan tambahan atas laporan arus kas konsolidasian terkait aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi arus kas konsolidasian adalah sebagai berikut:
31 Maret 2016 31 Desember 2015
Reklasifikasi aset tetap dalam pembangunan
ke aset tetap - 7.277.913.170
36. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN KEUANGAN
Utang bank jangka panjang
Berdasarkan Surat Penawaran atas fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus III tanggal 21 Januari 2016,
HJW, Entitas Anak, memperoleh pinjaman pendanaan kembali Hotel Jayakarta Bali sebesar Rp 100.000.000.000 yang digunakan untuk pembelian dan renovasi bangunan dan peralatan hotel.
Pinjaman ini dikenai bunga 12% per tahun dan dibayarkan melalui angsuran sebesar Rp 3.125.000.000 per tiga bulan, sampai dengan tanggal 31 Desember 2023.
Pembukaan hotel
Sejak tanggal 29 Januari 2016, PT Hotel Jaya Bali, Entitas Anak, memulai kegiatan operasional hotel dengan nama J Hotel Bali yang terletak di Jalan Kuta Raya No. 88D, Kuta Bali.
37. STANDAR AKUNTANSI BARU
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan amandemen atas beberapa standar akuntansi yang mungkin berdampak pada laporan keuangan konsolidasian.
Standar berikut ini berlaku untuk laporan keuangan konsolidasian yang periodenya dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016:
- Amendemen PSAK 4 (2015) - “Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri”.
- Amandemen PSAK 15 (2015) - “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi”.
- Amandemen PSAK 16 (2015) - “Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi”.
- Amandemen PSAK 19 (2015) - “Aset Takberwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi”.
- Amandemen PSAK 24 (2015) - “Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja”. - Amandemen PSAK 65 (2015) - “Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi:
Penerapan Pengecualian Konsolidasi”.
- Amandemen PSAK 66 (2015) - “Pengaturan Bersama: Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama”.
- Amandemen PSAK 67 (2015) - “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain: Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi”.
(77)
WS
- PSAK 5 (Penyesuaian 2015) - "Segmen Operasi”.
- PSAK 7 (Penyesuaian 2015) - "Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”. - PSAK 13 (Penyesuaian 2015) - "Properti Investasi”.
- PSAK 16 (Penyesuaian 2015) - "Aset Tetap”. - PSAK 19 (Penyesuaian 2015) - "Aset Takberwujud”. - PSAK 22 (Penyesuaian 2015) - "Kombinasi Bisnis”.
- PSAK 25 (Penyesuaian 2015) - "Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”.
- PSAK 53 (Penyesuaian 2015) - “Pembayaran Berbasis Saham”. - PSAK 68 (Penyesuaian 2015) - "Pengukuran Nilai Wajar”.
Standar berikut ini berlaku untuk laporan keuangan konsolidasian yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2017:
- Amandemen PSAK 1 (2015) - “Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan”. - ISAK 31 - “Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi”.
Standar berikut ini berlaku untuk laporan keuangan konsolidasian yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018:
- PSAK 69 - “Agrikultur”.
- Amandemen PSAK 16 (2015) - “Agrikultur: Tanaman Produktif”.
Grup sedang menganalisa dampak penerapan standar akuntansi dan interpretasi tersebut di atas terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup.