Karakteristik PetaniPada Obyek Penelitian

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa penduduk Kecamatan Galang yang paling banyak adalah kelompok umur 04 tahun yaitu 6.845 jiwa dan penduduk paling sedikit jumlahnya adalah kelompok umur 65 – 69 tahun yaitu 1.023 jiwa.

4. 3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana di Kecamatan Galang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan pembangunan di kecamatan tersebut. Semakin baik sarana dan prasarana yang ada maka dapat mempercepat laju perkembangan kecamatan tersebut. Tabel 4.3Sarana dan Prasarana Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 No. Uraian Jumlah 1. Kantor Kecamatan 1 2. Kantor Kepala Desa Kelurahan 29 3. Sekolah TKPlay Group - 4. Sekolah Dasar SD Negeri 42 5. Sekolah Dasar Swasta 4 6. Madrasah Tsanawiyah Negeri - 7. Madrasah Tsanawiyah Swasta 6 8. Madrasah Aliyah Negeri - 9. Madrash Aliyah Swasta 3 10. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP Negeri 3 11. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP Swasta 5 12. SMU Negeri 1 13 . SMU Swasta 3 14. SMK Negeri 1 15. SMK Swasta 4 16. Mesjid 52 17. Musholla 44 18. Gereja 16 19. Klenteng 1 Sumber : Badan Pusat Statistik2013

4.4. Karakteristik PetaniPada Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah peternak yang berusaha tani selama periode perubahan harga Bahan Bakar Minyak BBM. Karakteristik yang sampel dalam Universitas Sumatera Utara penelitian ini meliputi jumlah ternak, umur peternak, dan pengalaman beternak. Tabel berikut ini merupakan uraian karakteristik peternak : Tabel 4.4 Karakteristik Sampel Peternak Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging diKec. Galang, Kab. Deli Serdang Tahun 2015 . Sampel Jumlah Ternak ekor Umur Peternak Tahun Pengalaman Beternak Tahun 1. 20.000 48 10 2. 8.000 49 15 3. 4.500 66 25 4. 4.000 40 8 5. 5.000 52 15 6. 8.000 57 20 7. 2.000 55 6 8. 2.500 46 10 9. 7.000 44 20 10. 3.000 50 30 11. 3.500 40 10 12. 4.000 58 19 13. 4.500 62 20 14. 3.000 53 6 Total 79.000 720 214 Rata-rata 5.642 51 15 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1 Dari Tabel 4.4 diketahui jumlah ternak terbesar berjumlah 20.000 ekor dan jumlah ternak terkecil berjumlah 2.000 ekor. Rata – rata jumlah ternak sebesar 5.642. Karakteristik sampel peternak memilik rata – rata umur 51 tahun dengan pengalaman beternak rata – rata 15 tahun. 4.5Karakteristik Pola UsahataniPeternakAyam Broiler di Kec. Galang, Kab. Deli Serdang Ternak Ayam Broiler yang diusahakan oleh peternak di Kecamatan Galang pada umumnya menggunakan pola usaha kemitraan sehingga umumnya peternak plasma menggunakan sistem harga kontrak, apabila menggunakan sistem harga kontrak, maka biaya variabel yang dikeluarkan seperti biaya untuk DOC ayam, pakan, vitamin, vaksin dan obat-obatan sudah terikat dengan kontrak, begitupun dengan harga jual hasil ayam peternak plasma akan di jual kembali ke perusahaan mitra penyedia DOC. 14 sampel peternak di Kecamatan Galang menggunakan pola usaha kemitraan dengan PT. atau CV. Universitas Sumatera Utara 4.6 Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak Premium dan Solar dengan Periode Masa Panen Peternak Ayam Broiler di Kecamatan Galang, Kab. Deli Serdang. Tabel 4.5 Perubahan Harga BBM Nasional Tahun 2014 - 2015 Tanggal Perubahan Jenis Bahan Bakar Premium Liter Solar Liter 22 Juni 2013 - 17 November 2014 6.500 5.500 18 November 2014 – 31 Desember 2014 8.500 7.500 1 Januari 2015 - 18 Januari 2015 7.600 7.250 19 Januari 2015 - 28 Februari 2015 6.600 6.400 1 Maret 2015 – 27 Maret 2015 6.800 6.400 28 Maret 2015 – Sekarang 7.300 6.900 Sumber : pertamina.go.id Selama masa perubahan Harga Bahan Bakar Minyak dari tanggal 18 November 2014 sampai 28 Maret 2015, terdapat 4 periode panen usaha peternakan ayam broiler. Dalam satu tahun usaha peternakan ayam broiler, masa panen terjadi selama 6 kali periode. Berikut Pola Periode Masa Panen Ayam Broiler di Kec. Galang, Kab. Deli Serdang. Gambar 4.1 Pola Periode Masa Panen Ayam Broiler di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang Bulan Tahun 2014 Bulan Tahun 2015 Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar April May Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2 Gambar 1 menunjukkan Periode Panen pertama, di bulan September sampai bulan November dengan harga BBM jenis Premium Rp 6.500 dan Solar Rp 5.500 Periode 3 Periode 2 Periode 1 Periode 4 Universitas Sumatera Utara Periode panen kedua, di bulan November setelah kenaikan harga BBM dengan BBM jenis premium Rp 8.500 dan solar Rp 7.500 sampai penurunan harga BBM jenis premium Rp 7.600 dan solar Rp 7.250 di awal bulan Januari. Periode Panen ketiga, di pertengahan bulan Januari saat harga BBM jenis premium turun menjadi Rp 6.600 dan solar Rp 6.400, sampai awal bulan Maret dimana harga BBM jenis Premium naik menjadi Rp 6.800. Periode panen keempat, di akhir bulan Maret saat harga BBM jenis premium naik menjadi Rp 7.300 dan jenis solar Rp 6.900 hingga bulan May 2015. Universitas Sumatera Utara BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Dampak Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak BBMterhadap biaya totalinput produksi ayam broiler di Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. Perubahan harga BBM dari 18 November 2014 – 28 Maret 2015 dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut : Tabel 5.1 Perubahan Harga BBM TerhadapRata – rata Total Biaya Input Produksi Per Periode Panen Periode Panen Tanggal Perubahan Harga BBM Jenis Bahan Bakar Rata-rata Total Biaya Input Rp Premium Liter Solar Liter 1. 22 Juni 2013 - 17 November 2014 6.500 5.500 134.369.000 2. 18 November 2014 –31 Desember 2014 8.500 7.500 130.580.400 1 Januari 2015 - 18 Januari 2015 7.600 5.500 3. 19 Januari 2015 - 28 Februari 2015 6.600 6.400 133.937.800 1 Maret 2015 – 27 Maret 2015 6.800 6.400 4. 28 Maret 2015 – Sekarang 7.300 6.900 135.800.000 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 35-38 5.1.1 Analisis Biaya Input Peternak Ayam Broiler di Kec. Galang, Kab. Deli Serdang

1. Biaya Investasi Awal

1. Lahan Lahan merupakan investasi yang harganya semakin lama semakin tinggi. Dari hasil penelitian, lahan yang digunakan merupakan lahan milik sendiri, dan sewa. Dari 14peternak ayam broiler yang ada di Kecamatan Galang, ada 10 peternak yang menggunakan lahan milik sendiri, dan 4 peternak yang menyewa lahan milik orang lain. 2. Kandang Dari hasil penelitian, kandang yang digunakan peternak merupakan kandang panggung. Kandang bisa terbuat dari bambu atau dari kayu kelapa. Tetapi pada umumnya di Universitas Sumatera Utara Kecamatan Galang, kandang yang digunakan terbuat dari kayu kelapa yang memiliki umur ekonomis 10 tahun. Dari 14 peternak ayam broiler yang ada di Kecamatan Galang, semua sampel peternak menggunakan kandang milik sendiri. Biaya pembangunan kandang berbeda-beda tiap peternak tergantung dari tahun pembangunannya dan bahan yang digunakan. 3. Galon otomatis Galon otomatis Nipple drinker merupakan tempat minum ternak yang memiliki sistem otomatis atau sistem tertutup. Tempat minum jenis ini bisa digunakan sejak ayam umur muda DOC hingga dewasa. Tak jarang, untuk mendapatkan performa ayam yang optimal, peternak dianjurkan menggunakan tempat minum jenis ini. Kontaminasi air pada tempat minum nipple jauh lebih rendah dibandingkan tempat minum manual maupun semi otomatis, sehingga air tetap segar dan higienis. Pemborosan air juga berkurang dan tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit. Dari hasil penelitian, semua peternak di Kecamatan Galang memiliki galon otomatis. Umur ekonomis untuk galonotomatis ini 5 tahun. 4. Tempat pakan Tempat pakan ternak terdiri dari dua jenis yaitu tempat pakan dan tempat pakan manual. Tempat pakananak ayam baby chick feeder digunakan untuk ternak usia muda atau DOC yang usianya kurang dari 2 minggu dan tempat pakan manual untuk ternak dewasa. Namun ada juga peternak yang menggunakan jenis tempat pakan manual saja. Tempat pakan berumur ekonomis 5 tahun. 5. Gasolek Gasolek merupakan alat pemanas yang umum digunakan peternak karena pemanas gas yang digunakan pun berupa bahan bakar gas elpigi dianggap paling aman dibandingkan bahan bakar gas lainnnya. Dari hasil penelitian, semua peternak di Kecamatan Galang Universitas Sumatera Utara memilih gasolek sebagai alat pemanas kandang. Umur ekonomis untuk alas pemanas gasolek adalah 5 tahun. 6. Compressor Compressor merupakan alat yang digunakan untuk mencuci kandang ketika kandang dalam keadaan kosong dan sudah dipanen. Dari hasil penelitian, 14 sampel peternak memiliki alat Compressor sendiri.Umur ekonomis untuk alat Compressor adalah 5 tahun. 7. Genset Genset keberadaannya menjadi sangat penting apabila listrik padam. Karena usaha peternakan ayam broiler membutuhkan listik untuk menggunakan pompa airsumur bor sebagai minum ternak. Kegunaan genset juga dibutuhkan sebagai penerang kandang di malam hari kettika listrik mati. Sehingga umumnya setiap peternak di Kecamatan Galang memiliki genset minimal 1 unit. Umur ekonomis genset adalah 5 tahun. 8. Pompa Air Pompa Air digunakan untuk menyalurkan air khususnya untuk air minum ternak. Selain itu air diperlukan untuk mencuci tempat pakan minum, dan segala aktivitas operasional usaha ternak ayam. Dari hasil penelitian, semua peternak memiliki mesin pompa air bermerk Sanyo dengan umur ekonomis 5 tahun. 9. Bola Lampu Bola lampu digunakan sebagai penerang kandang ternak ayam di malam hari. Bola lampu yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan kandang dan banyaknya ternak. Umumnya peternak di Kecamatan Galang menggunakan bola lampu bermerk Philips dengan kapasitas 28 watt atau 45 watt. Umur ekonomis dari bola lampu adalah 2 tahun. 10. Kipas Angin Universitas Sumatera Utara Tidak semua peternak di Kecamatan Galang menggunakan kipas angin, tetapi beberapa peternak yang menggunakan kipas angin dengan alasan bahwa pada saat siang hari suhu udara tinggi, dapat menyebabkan hewan ternak kepanasan sehingga bisa menyebabkan hewan ternak tersebut stress. Umur ekonomis dari kipas angin adalah 5 tahun. 11. Tong Tong digunakan sebagai wadah penampung air, obat, dan vitamin ketika dialirkan dengan tempat minum ternak. Selain itu tong Air juga dapat digunakan sebagai wadah penampung air untuk mencuci tempat pakan, tempat minum, membersihkan kandang atau keperluan lainnya. Umur ekonomis dari tong adalah 5 tahun. Universitas Sumatera Utara

2. Biaya Tidak Tetap Variabel Cost

1. Bibit DOC Bibit DOC Day Old Chick merupakan bibit ayam yang berumur kurang dari 2 minggu. Untuk peternak plasma, bibit DOC didapat dari perusahaan yang bermitra dengannya. 2. Pakan Jenis Pakan ternak bisa terbagi menjadi tiga jenis atau dua jenis. Umumnya pakan ternak terbagi menjadi dua yaitu pakan kecil dan pakan besar. Namun untuk peternak plasma, umumnya perusahaan mitra menyediakan tiga jenis pakan. Baik pakan kecil, pakan sedang, dan pakan besar. Untuk pakan kecil diberikan kepada bibit DOC yang berusia kurang dari 7 hari. Untuk pakan sedang dapat diberikan kepada ternak usia 8 – 15 hari. Untuk pakan besar diberikan kepada usia lebih dari 2 minggu sampai masa panen.Pemberian pakan besar, kapasitasnya tergantung dari berapa lama ternak tersebut panen. 3. Vaksin, Obat-obatan, dan vitamin Vaksin diberikan pada ternak dua kali sebelum panen. Vaksin pertama diberikan pada DOC yaitu vaksin ND. Dan vaksin kedua diberikan saat ternak beralih dari usia DOC ke dewasa yaitu vaksin GUMBORO. Obat-obatan dan vitamin yang diberikan biasanya berupa vitamin dan antibiotik, obat- obatan tersebut bersifat sebagai pencegahan dan pengobatan. Dalam beberapa perusahaan kemitraan, biaya yang ditetapkan untuk vaksin, obat-obatan, dan vitamin sudah di paketkan. Harga berbeda-beeda tergantung dari harga kontrak perusahaan mitra dan jumlah populasi ternaknya. 4. Atal Atal yang digunakan oleh peternak berasal dari sekam padi. Atal berguna untuk menyerap kotoran ayam. Setiap selesai masa panen, atal dibuang karena kandang akan Universitas Sumatera Utara dibersihkan sebelum memulai periode berikutnya. Biasanya atal dibeli peternak per motor truk dengan harga yang berbeda-beda. 5. Listrik Biaya yang dikeluarkan untuk listrik adalah listrik yang digunakan untuk bola lampu dan juga penggunaan pompa air. Biaya Listrik yang dikeluarkan berbeda-beda setiap periodenya. Tergantung dari jumlah unit, kapasitas watt, dan pemakaian listrik di setiap periodenya. 6. Minyak Pemanas Bahan Bakar Elpigi Minyak Pemanas yang digunakan berupa bahan bakar elpigi. Dimana tabung elpigi ini akan disambungkan ke alat pemanas gasolek. Umumnya, peternak menggunakan bahan bakar gas elpigi isi ulang yang kebutuhan di setiap periodenya berubah-ubah. Dengan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak di bulan November 2014, harga bahan bakar gas elpigi juga naik. Umumnya kenaikannya Rp 1.000,- per unitnya. Dan harga Gas Elpigi relatif konstan setelah kenaikan di bulan November 2014. Ada beberapa peternak yang menggunakan bahan bakar gas elpigi dalam kurun waktu kurang 2 minggu, lalu menggunakan batang kayu sebagai pemanas kandang. 7. Minyak Compressor Premium Solar Alat compressor menggunakan bahan bakar minyak jenis premium atau solar. Bahan bakar dibeli setelah terjadi masa panen. Sehingga biaya untuk bahan bakar minyak Compressor mengikuti harga Bahan Bakar Minyak saat akhir periode. Kebutuhan untuk minyak compressor selalu sama untuk tiap periodenya, karena disesuaikan dengan luas kandang. 8. Minyak Genset Premium Solar Genset menggunakan bahan bakar premium atau solar. Kebutuhan akan bahan bakar untuk genset berubah-ubah sesuai dengan intensitas pemadaman listrik. Pada musim pemadaman listrik bergilir, kebutuhan akan bahan bakar minyak untuk genset semakin Universitas Sumatera Utara besar. Bahan Bakar Minyak tersebut bisa dibeli berangsur jika kebutuhannya tinggi di periode tersebut. Tabel 5.2 Perubahan Harga BBM Terhadap Rata – rata Biaya Listrik dan Biaya Minyak Genset Per Periode Panen di Kec. Galang, Kab.Deli Serdang Periode Panen Tanggal Perubahan Harga BBM Jenis Bahan Bakar Rata-rata Biaya Listrik Rp Rata-rata Biaya Minyak Genset Rp Premium Liter Solar Liter 1. 22 Juni 2013 - 17 November 2014 6.500 5.500 201.800 97.100 2. 18 November 2014 –31 Desember 2014 8.500 7.500 172.700 183.000 1 Januari 2015 - 18 Januari 2015 7.600 5.500 3. 19 Januari 2015 - 28 Februari 2015 6.600 6.400 206.700 43.500 1 Maret 2015 – 27 Maret 2015 6.800 6.400 4. 28 Maret 2015 – Sekarang 7.300 6.900 224.600 41.800 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 26-29 Dari Tabel 5.2 diketahui bahwa intensitas pemadaman listrik tertinggi untuk Kec. Galang Kab. Deli Serdang terjadi di bulan November 2014 hingga bulan Januari 2015 periode panen 2, dimana rata - rata biaya listrik yang dikeluarkan paling rendah yaitu Rp 172.700, namun biaya yang dikeluarkan untuk rata-rata minyak genset Premium dan Solar paling tinggi yaitu Rp 183.000. Hal ini karena harga BBM yang digunakan untuk pembelian minyak genset premium sebesar Rp 8.500liter atau Rp 7.500liter. Intensitas Pemadaman Listrik terendah terjadi di bulan Maret 2014 hingga bulan May 2015 periode panen 3, dimana rata-rata biaya listrik yang dikeluarkan paling tinggi yaitu Rp 224.600, namun biaya yang dikeluarkan untuk rata-rata minyak genset Premium dan Solar paling rendah yaitu Rp 41.800. Hal ini karena harga BBM yang digunakan untuk pembelian minyak genset premium sebesar Rp 7.300liter atau solar Rp 6.900liter.Walalupun harga BBM premium dan solar tinggi, namun Universitas Sumatera Utara karena pemakaiannya yang rendah mak harga rata-rata biaya untuk minyak genset pun rendah. 9. Upah Tenaga Kerja Dalam setiap usaha peternakan ayam, dibutuhkan tenaga kerja baik dari luar keluarga ataupun dalam keluarga. Untuk tenaga kerja luar keluarga mendapatkan upah, umumnya upah yang dibayar untuk pekerja anak kandang dibayar per ekor dengan upah yang berbeda-beda. Untuk 5000 ekor peternak, menggunakan 1 orang peternak. 10. Biaya Transportasi Semua sampel peternak menggunakan pola usaha kemitraan.Sehingga pada saat awal dan akhir panen, perusahaan mitra mengantarkan ternak dan mengambil ternak ke lokasi usaha peternakan.Sehingga dalam proses usaha peternakan ayam broiler, peternak plasma tidak mengeluarkan biaya untuk transportasi. 3 Biaya Tetap 1. Biaya Pajak Bumi dan Bangunan atau Pajak Usaha Untuk biaya PBB didasarkan kepada luas kandang dan lokasi daerah dimana kandang tersebut. Di setiap daerah, biaya PBB berbeda-beda di setiap lokasinya. 2. Biaya Sewa Peternak ada yang menyewa lahan dan kandang dalam usahanya. Biaya sewa bisa dibayar per periode atau per tahun. Biaya sewa dimasukkan ke biaya tetap karena biaya sewa bersifat konstan baik di setiap periodenya atau pertahunnya. Analisis Perbedaan Biaya Input Produksi Ayam Broiler selama perubahan harga BBM 17 November 2014 – 28 Maret 2015. Analisis uji beda rata-rata Paired t – test Sample digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata total biaya input produksi periode panen 1, periode panen 2, periode panen 3, dan Universitas Sumatera Utara periode panen 4 selama perubahan harga BBM. Analisis uji beda rata- rata biaya produksi per periode ayam broiler dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Analisis Perbedaan Biaya Input Produksi di Tingkat Peternak Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 1 dan periode panen 2 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Biaya Input Produksi Rp000 Periode 1 14 134.369.000 Periode 2 14 130.580.400 T – hitung : 1,389 T - tabel :2.160 Sig : 0.188 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 35 - 36 Berdasarkan Tabel 5.3diketahui bahwa rata-rata biaya input produksi selama perubahan harga BBM di periode panen1 adalah Rp 134.369.000.Dan rata –rata biaya input produksi selama perubahan harga BBM di periode panen2 tidak jauh berbeda yaitu Rp 130.580.400. Perubahan harga BBM di periode panen 2 tidak mengubah biaya input variabel usaha peternakan ayam broiler. Hal ini dikarenakan umumnya peternak tetap membayar komponen biaya variabel seperti bibit DOC, Pakan, Vitamin, dan obat-obatan sesuai dengan harga kontrak yang berlaku. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata total biaya input peternak di periode panen 1 dengan periode panen 2, diperoleh nilai T-hitung = 1,389. Nilai T-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 13 1,389 2,160 dan nilai signifikansi 0,188 lebih besar dari ni lai α 0,05, maka keputusan hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan total biaya input produksi selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 1 Harga BBM Premium Rp 6.500 dengan periode panen 2Harga BBM Premium Rp 8.500 dan Premium Rp 7.600. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4Analisis Perbedaan Biaya Input Produksi di Tingkat Peternak Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 2 dan periode panen 3 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Biaya Input Produksi Rp000 Periode 2 14 130.580.400 Periode 3 14 133.937.800 T – hitung : 1,234 T - tabel : 2,160 Sig : 0,239 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 36 - 37 Berdasarkan Tabel 5.4diketahui bahwa rata-rata biaya input produksi selama perubahan harga BBM di Periode panen2 adalah Rp 130.580.400.Dan rata –rata biaya input produksi selama perubahan harga BBM di Periode panen3 tidak jauh berbeda yaitu Rp 133.937.800. Perubahan harga BBM di Periode panen 3 tidak mengubah biaya input variabel usaha peternakan ayam broiler. Hal ini dikarenakan umumnya peternak tetap membayar komponen biaya variabel seperti bibit DOC, Pakan, Vitamin, dan obat-obatan sesuai dengan harga kontrak yang berlaku. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata total biaya input peternak di Periode panen2 dengan Periode panen3, diperoleh nilai T-hitung =.1,234.Nilai T-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 13 1,234 2,160 dan nilai signifikansi 0,239 lebih besar dari nilai α 0,05, maka keputusan hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan total biaya input produksi selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 2 Harga BBM Premium Rp 8.500 dan Premium Rp 7.600 dengan periode panen 3 Harga BBM Premium Rp 6.600 dan Premium Rp 6.800. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5Analisis Perbedaan Biaya Input Produksi di Tingkat Peternak Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak diperiode panen3 dan periode panen4 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Biaya Input Produksi Rp000 Periode 3 14 133.937.800 Periode 4 14 135.800.000 T – hitung : 0,978 T - tabel : 2,160 Sig : 0,346 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 37 - 38 Berdasarkan Tabel 5.5diketahui bahwa rata-rata biaya input produksi selama perubahan harga BBM di periode panen3 adalah Rp 133.937.800.Dan rata –rata biaya input produksi selama perubahan harga BBM di periode panen4 tidak jauh berbeda yaitu Rp 135.800.000. Perubahan harga BBM di periode panen 4 tidak mengubah biaya input variabel usaha peternakan ayam broiler. Hal ini dikarenakan umumnya peternak tetap membayar komponen biaya variabel seperti bibit DOC, Pakan, Vitamin, dan obat-obatan sesuai dengan harga kontrak yang berlaku. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata total biaya input peternak di periode panen3 dengan periode panen4, diperoleh nilai T-hitung = 0,978.Nilai T-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 13 0,978 2,160 dan nilai signifikansi 0,346 lebih besar dari nilai α 0,05, maka keputusan hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan total biaya input produksi selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 3Harga BBM Premium Rp 6.600 dan Premium Rp 6.800 dengan periode panen 4 Harga BBM Premium Rp 7.300. Berdasarkan analisisuji beda rata -rata dari Tabel 5.3, Tabel 5.4, dan Tabel 5.5 diketahui hipotesis H0 diterima dan H1 ditolak. ArtinyaHipotesis 1 ditolak,perubahan harga Bahan Bakar Minyak Solar dan Bensin pada periode 18 November 2014 sampai dengan28 Maret Universitas Sumatera Utara 2015 tidak memberikan dampak yang nyata terhadap biaya total input produksi ayam broiler di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Untuk biaya variabel harga bibit DOC, biaya pakan, biaya vaksin vitamin dan obat-obatan sudah terikat dengan harga kontrak yang bernilai tetap.Biaya Pakan merupakan biaya terbesar dalam usahatani peternakan ayam broiler. Perbedaan nilai biaya pakan ada terdapat di jenis pakan besar, dimana kebutuhan akan pakan besar disesuaikan dengan lama ternak dipanen. Semakin lama ternak panen, maka biaya untuk pakan besar semakin besar. Biaya atal, biaya tenaga kerja merupakan biaya yang sama nilainya di setiap periode. Biaya yang mengalami perubahan di setiap periodenya adalah biaya untuk genset, biaya untuk compressor, biaya untuk pemanas kandang, dan biaya listrik.BBM hanya berdampak langsung kepada biaya untuk minyak genset dan minyak compressor. Kebutuhan untuk minyak genset dan minyak compressor tidak besar nilainya, sehingga perubahan biaya input yang terjadi di setiap periodenya tidak berdampak nyata. 5.2 Dampak Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak BBMterhadap volume produksi ayam broiler di Kec. Galang, Kab. Deli Serdang. Output Ayam Broilerterbagi menjadi dua, yaitu daging ayam broiler kg dan output kotoran sak. Kotoran feses menjadi output yang dihitung, karena semua sampel peternak di Kec. Galang, Kab. Deli Serdang mempunyai pendapatan tetap dari hasil penjualan kotoran feses. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6 Perubahan Harga BBM Terhadap Rata-rata Volume output daging ayam broiler kg per Periode panen Periode Panen Tanggal Perubahan Harga BBM Jenis Bahan Bakar Rata-rata Volume output daging Kg Premium Liter Solar Liter 1. 22 Juni 2013 - 17 November 2014 6.500 5.500 10.726 2. 18 November 2014 –31 Desember 2014 8.500 7.500 10.454 1 Januari 2015 - 18 Januari 2015 7.600 5.500 3. 19 Januari 2015 - 28 Februari 2015 6.600 6.400 10.733 1 Maret 2015 – 27 Maret 2015 6.800 6.400 4. 28 Maret 2015 – Sekarang 7.300 6.900 10.566 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 35-38 Analisis uji beda rata-rata Paired t – test Sample digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata volume output periode panen 1, periode panen 2, periode panen 3, dan periode panen 4 selama perubahan harga BBM. Analisis uji beda rata- rata biaya produksi per periode ayam broiler dapat dilihat pada Tabel 5.7. Analisis Perbedaan Output Produksi Ayam Broiler selama perubahan harga BBM 17 November 2014 – 28 Maret 2015. Tabel 5.7 Analisis Perbedaan Volume Output Daging Ayam Broiler kg di Tingkat Peternak Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak di Periode Panen 1 dan Periode Panen 2 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang . Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Produksi daging ayam broiler Kg Periode 1 14 10.726 Periode 2 14 10.454 T – hitung : 1,060 T - tabel : 2,160 Sig : 0,308 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 35 - 36 Berdasarkan Tabel 5.7diketahui bahwa rata-rata volume output produksi daging ayam kg selama perubahan harga BBM di periode panen1 adalah 10.726 kg. Dan rata – Universitas Sumatera Utara rata volume output produksi daging ayam selama perubahan harga BBM di periode panen2 tidak jauh berbeda yaitu 10.456 kg. Perubahan harga BBM di periode panen 2 tidak mengubah volume output produksi daging ayam kg usaha peternakan ayam broiler. Hal ini dikarenakan umumnya jumlah ternak dan bobot ternak relatif stabil disetiap periode. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata volume output produksi daging ayam kg di periode panen 1 dengan periode panen 2, diperoleh nilai T-hitung= 1,060.Nilai T- hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 13 1,060 2,160 dan nilai signifikansi 0.308 lebih besar dari nilai α 0,05, maka keputusan hipotesis adalahH0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan volume output produksi daging ayam kg selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 1 Harga BBM Premium Rp 6.500 dengan periode panen 2Harga BBM Premium Rp 8.500 dan Premium Rp 7.600. Tabel 5.8 Analisis Perbedaan Volume Output Daging Ayam Broiler kg di Tingkat Peternak Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak di Periode Panen 2 dan Periode Panen 3 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Produksi daging ayam broiler Kg Periode 2 14 10.454 Periode 3 14 10.733 T- hitung : 1,253 T - tabel : 2,160 Sig : 0,232 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 36 - 37 Berdasarkan Tabel 5.8diketahui bahwa rata-rata volume output produksi daging ayam kg selama perubahan harga BBM di periode panen2 adalah 10.454 kg. Dan rata –rata volume output produksi daging ayam selama perubahan harga BBM di periode panen3 tidak jauh berbeda yaitu 10.733 kg. Perubahan harga BBM di Periode panen 3 tidak mengubah volume output produksi daging ayam kg usaha peternakan ayam broiler. Hal ini dikarenakan umumnya jumlah ternak dan bobot ternak relatif stabil disetiap periode. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata volume output produksi daging ayam kg di periode panen2 dengan periode panen 3, diperoleh nilai T-hitung = 1,253.Nilai T- hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 13 1,253 2,160 dan nilai signifikansi 0,232 lebih besar dari nilai α 0,05, maka keputusan hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan volume output produksi daging ayam kg selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 2Harga BBM Premium Rp 8.500 dan Premium Rp 7.600 dengan periode panen 3 Harga BBM Premium Rp 6.600 dan Premium Rp 6.800. Tabel 5.9 Analisis Perbedaan Volume Output Daging Ayam Broiler kg di Tingkat Peternak Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak di Periode Panen3 dan Periode Panen4 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Produksi daging ayam broiler Kg Periode 3 14 10.733 Periode 4 14 10.566 T- hitung : 0,915 T - tabel : 2,160 Sig : 0,377 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 37 - 38 Berdasarkan Tabel 5.9diketahui bahwa rata-rata volume output produksi daging ayam kg selama perubahan harga BBM di periode panen3adalah 10.733 kg. Dan rata –rata volume output produksi daging ayam selama perubahan harga BBM di periode panen4 tidak jauh berbeda yaitu 10.566 kg. Perubahan harga BBM di Periode panen 4 tidak mengubah volume output produksi daging ayam kg usaha peternakan ayam broiler. Hal ini dikarenakan umumnya jumlah ternak dan bobot ternak relatif stabil disetiap periode. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata volume output produksi daging ayam kg di periode panen3 dengan periode panen 4, diperoleh nilai T-hitung= 0,915.Nilai T- hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95 Universitas Sumatera Utara dengan df = 13 0,915 2,160 dan nilai signifikansi 0,377 lebih besar dari nilai α 0,05, maka keputusan hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan volume output produksi daging ayam kg selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 3 Harga BBM Premium Rp 6.600 dan Premium Rp 6.800 dengan periode panen 4 Harga BBM Premium Rp 7.300. Tabel 5.10Analisis Perbedaan Volume Output Kotoran sak di Tingkat Peternak Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak di Periode Panen 1 dan Periode Panen 2 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Produksi kotoran ayam broiler Sak Periode 1 14 474 Periode 2 14 454 T – hitung : 0,742 T - tabel : 2,160 Sig : 0,471 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 35-36 Berdasarkan Tabel 5.10diketahui bahwa rata-rata volume outputkotoran ayam sak selama perubahan harga BBM di periode panen1 adalah 474 sak. Dan rata –rata volume output produksi daging ayam selama perubahan harga BBM di periode panen2 tidak jauh berbeda yaitu 454 sak. Perubahan harga BBM di periode panen 2 tidak mengubah volume output kotoran ayam broiler sak usaha peternakan ayam broiler. Hal ini dikarenakan umumnya jumlah ternak dan masa panen ternak relatif stabil disetiap periode. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata volume output kotoran ayam sak di periode panen 1 dengan periode panen 2, diperoleh nilai T-hitung= 0,742.Nilai T-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 13 0,742 2,160 dan nilai signifikansi 0,471 lebih besar dari nilai α 0,05, maka keputusan hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan volume output kotoran ayam sak selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di Periode Universitas Sumatera Utara panen 1 Harga BBM Premium Rp 6.500 dengan periode panen 2Harga BBM Premium Rp 8.500 dan Premium Rp 7.600. Tabel 5.11Analisis Perbedaan Volume Output Kotoran sak di Tingkat Peternak Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak di Periode Panen2 dan Periode Panen3 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Produksi kotoran ayam broiler Sak Periode 2 14 454 Periode 3 14 473 T – hitung :0,071 T - tabel : 2,160 Sig : 0,944 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 36 -37 Berdasarkan Tabel 5.11diketahui bahwa rata-rata volume outputkotoran ayam sak selama perubahan harga BBM di periode panen2 adalah 454 sak. Dan rata –rata volume output kotoran ayam selama perubahan harga BBM di periode panen3 tidak jauh berbeda yaitu 473 sak. Perubahan harga BBM di periode panen 3 tidak mengubah volume output kotoran usaha peternakan ayam broiler. Hal ini dikarenakan umumnya jumlah ternak dan masa panen ternak relatif stabil disetiap periode. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata volume output kotoran ayam kg di periode panen2 dengan periode panen 3, diperoleh nilai T-hitung= 0,071.Nilai T-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 13 0,071 2,160 dan nilai signifikansi 0,944 lebih besar dari nilai α 0,05, maka keputusan hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan volume output kotoran ayam sak selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di Periode panen 2Harga BBM Premium Rp 8.500 dan Premium Rp 7.600 dengan periode panen 3 Harga BBM Premium Rp 6.600 dan Premium Rp 6.800. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.12Analisis Perbedaan Volume Output Kotoran sak di Tingkat Peternak Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak di Periode Panen3 dan Periode Panen4 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Produksi kotoran ayam broiler Sak Periode 3 14 473 Periode 4 14 468 T – hitung :1,445 T - tabel : 2,160 Sig : 0, 172 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 37 - 38 Berdasarkan Tabel 5.12diketahui bahwa rata-rata volume outputkotoran ayam sak selama perubahan harga BBM di periode panen3 adalah 473 sak. Dan rata –rata volume output kotoran ayam selama perubahan harga BBM di periode panen4 tidak jauh berbeda yaitu 468 sak. Perubahan harga BBM di periode panen 4 tidak mengubah volume output kotoran usaha peternakan ayam broiler. Hal ini dikarenakan umumnya jumlah ternak dan masa panen ternak relatif stabil disetiap periode. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata volume output kotoran ayam kg di periode panen3 dengan periode panen 4, diperoleh nilai T-hitung= 1,445.Nilai T-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 13 1,445 2,160 dan nilai signifikansi 0,172 lebih besar dari nilai α 0,05, maka keputusan hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan volume output kotoran ayam sak selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 3Harga BBM Premium Rp 6.600 dan Premium Rp 6.800 dengan periode panen 4 Harga BBM Premium Rp 7.300. Berdasarkanhasil analisisuji beda rata -rata dari Tabel 5.7, Tabel 5.8, Tabel 5.9. Tabel 5.10, Tabel 5.11, dan Tabel 5.12 diketahui hipotesis H0 diterima danH1 ditolak. ArtinyaHipotesis 2 ditolak,perubahan harga Bahan Bakar Minyak Solar dan Bensin pada periode 18 Universitas Sumatera Utara November 2014 sampai dengan28 Maret 2015 tidak memberikan dampak yang nyata terhadap volume output produksi ayam broiler di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Volume Output daging ayam broiler sangat bergantung kepada rata-rata bobot ternak dikalikan dengan jumlah ternak afkir, kualitas bibit, dan kualitas pakan. Umumnya ayam broiler panen setelah berumur 35 – 40 hari.Perbedaan hari lama panen di setiap periodenya hanya berjarak 1 – 3 hari. Jumlah ternak dari bibit DOC umumnya sama di setiap periodenya, namun kematian ternak bisa berfluktuasi walaupun angka kematian tidak berbeda jauh disetiap periode. Kematian tenak disebabkan ternak stres, kualitas bibit ternak, dan virus dari ayam besar. Tidak adanya virus flu burung dalam 4 periode panen selama masa perubahan harga BBM menyebabkan output ayam broiler relatif stabil sehingga perubahan volume output ayam broiler di setiap periodenya tidak memberikan dampak yang nyata. 5.3. Dampak Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak BBM Terhadap Penerimaan dan Pendapatan Peternak ayam broiler di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Tabel 5.13 Perubahan Harga BBM Terhadap Rata-rata Penerimaan Peternak Rp Per Periode Panen Periode Panen Tanggal Perubahan Harga BBM Jenis Bahan Bakar Rata –rata Penerimaan Peternak Premium Liter Solar Liter 1. 22 Juni 2013 - 17 November 2014 6.500 5.500 178.192.000 2. 18 November 2014 –31 Desember 2014 8.500 7.500 173.617.700 1 Januari 2015 - 18 Januari 2015 7.600 5.500 3. 19 Januari 2015 - 28 Februari 2015 6.600 6.400 177.167.500 1 Maret 2015 – 27 Maret 2015 6.800 6.400 4. 28 Maret 2015 – Sekarang 7.300 6.900 175.319.900 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 35-38 Universitas Sumatera Utara Untuk peternak plasma, bobot ayam panen umumnya 1,8 kg. Tergantung daripada permintaan perusahaan mitra tersebut. Harga yang diterima peternak pun sudah tertulis di harga kontrak. Umumnya pada usia ternak 30 hari, ternak ayam tersebut sudah memiliki bobot 1,8 kg. Bila kondisi ternak ayam sakit, maka panen yang dilakukan semakin cepat. Namun, adakalanya saat ternak ayam sudah mempunyai bobot yang diinginkan, pemanenan pun dilakukan walaupun umur ternak masih kurang dari 35 hari.Untuk harga jual daging ayam kg, umumnya per kg nya dikalikan dengan harga yang sudah tertulis dikontrak. Tabel 5.14Analisis Penerimaan Peternak Ayam Broiler Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak di Periode Panen 1 dan Periode Panen 2 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Penerimaan peternak ayam broiler Rp000 Periode 1 14 178.192.000 Periode 2 14 173.617.700 T – hitung : 1,151 T - tabel : 2,160 Sig : 0,270 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 35 - 36 Berdasarkan Tabel 5.14diketahui bahwa rata-rata penerimaan peternak ayam broiler Rp selama perubahan harga BBM di periode panen1 adalah Rp 178.192.000. Dan rata –rata penerimaan peternak ayam broiler Rp selama perubahan harga BBM di periode panen2 tidak jauh berbeda yaitu Rp 173.617.700 Perubahan harga BBM di periode panen 2 tidak mengubah penerimaan peternak ayam broiler di lokasi penelitian. Hal ini dikarenakan umumnya volume output ayam broiler relatif stabil di setiap periodenya dan harga jual output ayam bernilai tetap. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata penerimaan peternak ayam broiler di periode panen 1 dengan periode panen 2, diperoleh nilai T-hitung= 1,151.Nilai T-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 13 Universitas Sumatera Utara 1,151 2,160 dan nilai signifikansi 0,270 lebih besar dari nilai α 0,05, maka keputusan hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan penerimaan peternak ayam broiler selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 1 Harga BBM Premium Rp 6.500 dengan periode panen 2Harga BBM Premium Rp 8.500 dan Premium Rp 7.600. Tabel 5.15Analisis Penerimaan Peternak Ayam Broiler Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak di Periode Panen 2 dan Periode Panen 3 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Penerimaan peternak ayam broiler Rp000 Periode 2 14 173.617.700 Periode 3 14 177.167.500 T – hitung : 0,999 T - tabel : 2,160 Sig : 0,336 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 36 - 37 Berdasarkan Tabel 5.15diketahui bahwa rata-rata penerimaan peternak ayam broiler Rp selama perubahan harga BBM di periode panen2 adalah Rp 173.617.700. Dan rata –rata penerimaan peternak ayam broiler Rp selama perubahan harga BBM di Periode panen3 tidak jauh berbeda yaitu Rp 177.167.500 Perubahan harga BBM di Periode panen 3 tidak mengubah penerimaan peternak ayam broiler di lokasi penelitian. Hal ini dikarenakan umumnya volume output ayam broiler relatif stabil di setiap periodenya dan harga jual output ayam bernilai tetap. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata penerimaan peternak ayam broiler di periode panen2 dengan periode panen 3, diperoleh nilai T-hitung= 0,999.Nilai T-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 13 0,999 2,160 dan nilai signifikansi 0,336 lebih besar dari nilai α 0,05, maka keputusan hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan penerimaan peternak Universitas Sumatera Utara ayam broiler selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 2Harga BBM Premium Rp 8.500 dan Premium Rp 7.600 dengan periode panen 3 Harga BBM Premium Rp 6.600 dan Premium Rp 6.800. Tabel 5.16Analisis Penerimaan Peternak Ayam Broiler Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak di Periode Panen3 dan Periode Panen4 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Penerimaan peternak ayam broiler Rp000 Periode 3 14 171.167.500 Periode 4 14 175.319.900 T – hitung : 0,668 T - tabel : 2,160 Sig : 0,516 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 37 - 38 Berdasarkan Tabel 5.16diketahui bahwa rata-rata penerimaan peternak ayam broiler Rp selama perubahan harga BBM di periode panen3 adalah Rp 171.167.500. Dan rata –rata penerimaan peternak ayam broiler Rp selama perubahan harga BBM di periode panen4 tidak jauh berbeda yaitu Rp 175.319.900 Perubahan harga BBM di periode panen 3 tidak mengubah penerimaan peternak ayam broiler di lokasi penelitian. Hal ini dikarenakan umumnya volume output ayam broiler relatif stabil di setiap periodenya dan harga jual output ayam bernilai tetap. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata penerimaan peternak ayam broiler di periode panen3 dengan periode panen 4, diperoleh nilai T-hitung= 0,668.Nilai T-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 13 0,668 2,160 dan nilai signifikansi 0,516 lebih besar dari nilai α 0,05, maka keputusan hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan penerimaan peternak ayam broiler selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 3 Universitas Sumatera Utara Harga BBM Premium Rp 6.600 dan Premium Rp 6.800 dengan periode panen 4 Harga BBM Premium Rp 7.300. Setelah mengetahui biaya input produksi dan penerimaan usahatani ayam broiler, maka dapat dihitung pendapatan peternak usahatani ayam broiler di 4 periode panen selama masa perubahan harga BBM dari bulan September 2014 hingga bulan May 2015. Pendapatan peternak ayam broiler di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, dapat diperlihatkan pada Tabel 5.17. Tabel 5.17 Perubahan Harga BBM Terhadap Rata-rata Pendapatan Peternak Rp Per Periode Panen Periode Panen Tanggal Perubahan Harga BBM Jenis Bahan Bakar Rata –rata Pendapatan Peternak Premium Liter Solar Liter 1. 22 Juni 2013 - 17 November 2014 6.500 5.500 43.823.000 2. 18 November 2014 –31 Desember 2014 8.500 7.500 43.037.300 1 Januari 2015 - 18 Januari 2015 7.600 5.500 3. 19 Januari 2015 - 28 Februari 2015 6.600 6.400 43.229.700 1 Maret 2015 – 27 Maret 2015 6.800 6.400 4. 28 Maret 2015 – Sekarang 7.300 6.900 39.519.900 Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 35-38 Tabel 5.18Analisis Pendapatan Peternak Ayam Broiler selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak Periode Panen 1 dan Periode Panen 2 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Pendapatan peternak ayam broiler Rp000 Periode 1 14 43.823.000 Periode 2 14 43.037.300 T – hitung : 0,341 T - tabel : 2,160 Sig : 0,738 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 35 - 36 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 5.18diketahui bahwa rata-rata pendapatan peternak ayam broiler Rp selama perubahan harga BBM di periode panen1 adalah Rp 43.823.000. Dan rata –rata pendapatan peternak ayam broiler Rp selama perubahan harga BBM di Periode panen2 tidak jauh berbeda yaitu Rp. 43.037.200. Perubahan harga BBM di Periode panen 2 tidak mengubah pendapatan peternak ayam broiler di lokasi penelitian. Hal ini dikarenakan umumnya total biaya input dan penerimaan peternak relatif stabil di setiap periodenya. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata pendapatan peternak ayam broiler di periode panen 1 dengan periode panen 2, diperoleh nilaiT-hitung= 0,341.Nilai T-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 13 0,341 2,160 dan nilai signifikansi 0,738 lebih besar dari nilai α 0,05, maka keputusan hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan pendapatan peternak ayam broiler selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 1 Harga BBM Premium Rp 6.500 dengan periode panen 2Harga BBM Premium Rp 8.500 dan Premium Rp 7.600. Tabel 5.19Analisis Pendapatan Peternak Ayam Broiler selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak Periode 2 dan Periode 3 diKecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Pendapatan Peternak ayam broiler Rp000 Periode 2 14 43.037.300 Periode 3 14 43.229.700 T – hitung : 0,066 T - tabel : 2,160 Sig : 0,949 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 36 - 37 Berdasarkan Tabel 5.19diketahui bahwa rata-rata pendapatan peternak ayam broiler Rp selama perubahan harga BBM di periode panen2 adalah Rp 43.037.300. Dan rata –rata pendapatan peternak ayam broiler Rp selama perubahan harga BBM di periode Universitas Sumatera Utara panen3 tidak jauh berbeda yaitu Rp. 43.229.700. Perubahan harga BBM di periode panen 3 tidak mengubah pendapatan peternak ayam broiler di lokasi penelitian. Hal ini dikarenakan umumnya total biaya input dan penerimaan peternak relatif stabil di setiap periodenya. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata pendapatan peternak ayam broiler di periode panen2 dengan periode panen 3,diperoleh nilaiT-hitung= 0,066.Nilai T-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 13 0,066 2,160 dan nilai signifikansi 0,949 lebih besar dari nilai α 0,05, maka keputusan hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan pendapatan peternak ayam broiler selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 2Harga BBM Premium Rp 8.500 dan Premium Rp 7.600 dengan periode panen 3 Harga BBM Premium Rp 6.600 dan Premium Rp 6.800. Tabel 5.20Analisis Pendapatan Peternak Ayam Broiler selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak Periode 3 dan Periode 4di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Pendapatan Peternak ayam broiler Rp000 Periode 3 14 43.229.700 Periode 4 14 39.519.900 T – hitung : 2,014 T - tabel : 2,160 Sig : 0,065 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 37 - 38 Berdasarkan Tabel 5.20diketahui bahwa rata-rata pendapatan peternak ayam broiler Rp selama perubahan harga BBM di periode panen3 adalah Rp 43.229.700. Dan rata –rata pendapatan peternak ayam broiler Rp selama perubahan harga BBM di periode panen4 tidak jauh berbeda yaitu Rp. 39.519.000. Perubahan harga BBM di periode panen 4 tidak mengubah pendapatan peternak ayam broiler di lokasi penelitian. Hal Universitas Sumatera Utara ini dikarenakan umumnya total biaya input dan penerimaan peternak relatif stabil di setiap periodenya. Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata pendapatan peternak ayam broiler di periode panen3 dengan periode panen 4,diperoleh nilaiT-hitung= 2,014.Nilai T-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 13 2,014 2,160 dan nilai signifikansi 0,065 lebih besar dari nilai α 0,05, maka keputusan hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan pendapatan peternak ayam broiler selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 3 Harga BBM Premium Rp 6.600 dan Premium Rp 6.800 dengan periode panen 4 Harga BBM Premium Rp 7.300. Berdasarkan hasil analisisuji beda rata -rata dari Tabel 5.13 - Tabel 5.16dan Tabel 5.18 – Tabel 5.20 diketahui hipotesis H0 diterima dan H1 ditolak. ArtinyaHipotesis 3 ditolak,perubahan harga Bahan Bakar Minyak Solar dan Bensin pada periode 18 November 2014 sampai dengan28 Maret 2015 tidak memberikan dampak yang nyata terhadap penerimaan dan pendapatan peternak ayam broiler di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Harga jual ternak sudah terikat kontrak di perusahaan kemitraan, sehingga adanya perubahan harga Bahan Bakar Minyak tidak membuat harga yang sudah tertulis di kontrak berubah. Penerimaan dari daging ayam broiler didapat dari total bobot ayam afkir dikalikan dengan harga daging ayam per kg nya. Jumlah total bobot ternak ayam broiler yang tidak berbeda jauh di setiap periodenya, membuat penerimaan peternak di setiap periodenya relatif stabil. Pendapatan yang didapat peternak bergantung dari penerimaan dengan total biaya. Perubahan harga Bahan Bakar Minyak, tidak memberikan dampak yang nyata terhadap pendapatan ternak hal ini dikarenakan jumlah penerimaan dan total biaya input yang dikeluarkan Universitas Sumatera Utara peternak relatif stabil disetiap periode panen, sehingga jumlah pendapatan bersih peternak tidak berbeda jauh di setiap periode panennya. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan