Analisis Interaksi Sosial Dua kelompok Siswa dalam Novel Grotesque Karya Natsuo Kirino

BAB III ANALISIS INTERAKSI SOSIAL DUA KELOMPOK SISWA DALAM

NOVEL GROTESQUE KARYA NATSUO KIRINO

3.1. Analisis Interaksi Sosial Dua kelompok Siswa dalam Novel Grotesque Karya Natsuo Kirino

Berikut adalah cuplikan-cuplikan yang menunjukkan interaksi antara kelompok orang dalam dan kelompok orang luar atau golongan atas dan golongan bawah. Cuplikan halaman 66-67 Di hari-hari sesudah upacara matrikulasi, semakin banyak gadis mulai muncul di sekolah dengan rok pendek. Kazue termasuk yang pertama. Namun sepatu dan tas bukunya sama sekali tidak serasi dengan panjang roknya dan menandainya sebagai orang-luar. Siswa dari kelompok orang-dalam, tidak membawa tas siswa model standar. Mereka dating ke sekolah dengan kantong nilon ringan menggantung pada pundak mereka, atau kalau tidak, mereka menenteng tas bermalam mewah yang di masa itu masih tidak umum. Analisis Interaksi yang terlihat dalam cuplikan diatas adalah interaksi yang terjadi secara tidak langsung. Dari cuplikan dapat dilihat bahwa siswa di kelompok orang dalam sangat memberi pengaruh terhadap siswa lain. Gaya berpakaian mereka Universitas Sumatera Utara menjadi salah satu yang menarik perhatian siswa lain. Salah satunya Kazue sato. Setelah masuk sekolah dia mulai meniru gaya berpakaian siswa dari kelompok orang dalam. Tetapi itu tidak membuat dia terlihat seperti siswa dari kelompok orang dalam karena tas yang dia gunakan bukan merupakan jenis tas yang digunakan siswa di kelompok orang dalam. Interaksi sosial yang dapat dilihat di sini adalah bahwa perilaku dari siswa di kelompok orang dalam mempengaruhi siswa di kelompok orang luar. Banyak siswa dari kelompok orang lusr yang meniru perilaku siswa kelompok orang luar, terutama cara berpakaian siswa kelompok orang dalam. Cuplikan halaman 69 “ Nah, coba lihat Lihat” Bunyi tawa memenuhi ruangan. Gadis-gadis lain menghampirinya untuk melihat, membentuk lingkaran di seputar pemegang kaus kaki itu. “Wah, rupanya di sulam” “Mahakarya hebat” Pemilik kaus kaki rupanya membeli kaus kaki biru tua biasa dan menyulam pinggiran atasnya dengan benang merah agar tampak seperti logo Ralph Lauren. Gadis yang menemukan kaos kaki itu bukan mencari pemiliknya karena upaya bermurah hati mempertemukan kembali si pemilik dengan barangnya yang hilang. Ia hanya ingin tau kaus itu milik siapa. Karena itu ia berteriak seperti itu. Tidak ada yang maju mengakui kaus kaki itu sebagai miliknya. Semua orang-luar berganti pakaian sambil membisu, dan para orang-dalam juga tidak bicara. Universitas Sumatera Utara Tetapi wajah-wajah mereka menunjukkan kegembiraan yang mereka rasakan sementara menanti-nanti adegan yang pasti akan terjadi pada saat pelajaran berikutnya di mulai. Analisis Dari cuplikan di atas terlihat bahwa siswa dari kelompok orang dalam sangat senang mempermalukan orang lain. Hal ini terlihat dari kebahagiaan mereka saat melihat kaus kaki yang memakai merek palsu yang di sulam. Mereka penasaran ingin tahu siapa pemilik kaus kaki ini bukan untuk mengembalikannya tetapi mereka memikirkan kesenangan yang akan mereka dapat apabila tahu siapa pemilik kaus kaki itu. Siswa kelompok orang dalam tampak tidak sabar masuk pelajaran berikutnya karena saat itu mereka bisa mengetahui siapa pemilik kaus kaki. Setelah itu mereka akan mengejeknya dan mempermalukannya. Interaksi sosial yang dapat dilihat adalah siswa di kelompok orang luar mendapat pengaruh dari sikap siswa di kelompok dalam sehingga menyulam kaus kakinya dengan merek palsu agar terlihat sama seperti yang digunakan oleh siswa di kelompok orang dalam. Dan reaksi yang ditunjukkan siswa di kelompok orang dalam menunjukkan bahwa mereka akan menjadikan itu sebagai alasan baru untuk mengejek siswa dari kelompok orang luar. Cuplikan halaman 70 Karena sudah lolos dari keadaan yang sulit tadi, ekspresi muka Kazue acuh tak acuh. Hari itu, seperti biasanya, ia mengangkat tangannya dan dipanggil untuk berdiri dan membaca dari buku pelajaran dengan suara keras. Ada siswa-siswa yang pernah tinggal di luar negeri dan banyak siswa di kelas Universitas Sumatera Utara yang unggul dalam bahasa Inggris. Tetapi hal itu tidak menghentikan Kazue. Dengan percaya diri, ia mengangkat tangannya tanpa berpikir panjang. Analisis Dari cuplikan di atas terlihat bahwa Kazue tidak terlalu peduli dengan pembagian kelompok yang ada di sekolah. Dia ingin belajar dan berkompetisi sebagaimana sekolah pada umumnya tanpa harus memikirkan tanggapan orang lain, terutama tanggapan dari siswa dari kelompok orang dalam yang pasti akan merasa tidak senang atas sikap percaya diri Kazue. Dari analisis diatas interaksi sosial yang dapat dilihat menunjukkan bahwa ada sebuah reaksi yang ditunjukkan oleh Kazue yang berasal dari siswa kelompok orang luar terhadap ketidaksetujuannya dengan pembedaan siswa. Siswa di kelompok orang dalam selalu dianggap paling hebat sehingga dia berusaha menunjukkan bahwa ada siswa di kelompok orang luar juga memiliki kemampuan yang sama dengan siswa di kelompok orang dalam. Cuplikan halaman 71 Aku mengerti bahwa Kazue menyulam kaus kakinya bukan karena keluarganya terlalu miskin untuk membeli barang asli tetapi karena pendirian yang rasional. Namun menurutku, jenis rasionalitas Kazue, yang mencoba menyesuaikan diri dengan kemewahan sekolah, konyol sekali. Kazue mempunyai kepicikan watak yang sudah tertanam dalam dirinya. Karena itulah tidak ada yang menyukainya. Universitas Sumatera Utara Analisis Dari cuplikan di atas terlihat bahwa Kazue tidak setuju dengan adanya pembedaan siswa di sekolah. Sehingga dia berusaha menyesuaikan diri dengan kemewahan yang ditunjukkan siswa kelompok orang dalam tetapi tidak ingin mengeluarkan uangnya untuk membeli barang asli karena berpikir tidak harus dengan barang-barang seperti itu maka dia bisa sama seperti siswa di kelompok orang dalam. Interaksi sosial yang dapat dilihat di sini adalah bahwa Kazue selalu berusaha masuk dan menyesuaikan diri dengan siswa di kelompok orang dalam, dan itu membuat siswa kelompok orang dalam tidak menyukainya. Cuplikan halaman 72 Satu bulan sesudah aku masuk sekolah itu, kami mendapat ujian pertama kami. Para siswa orang-luar bertekad untuk tidak kalah dalam pelajaran. Mereka sudah cukup sengsara akibat tekanan terus-menerus dari kelompok orang-dalam. kelompok yang rajin belajar-yang nonstop mengerjakan pekerjaan sekolah dan bercita-cita melebihi para orang-dalam-yang terutama bertekad kuat, tetapi mereka tidak sendirian semua orang luar dengan semangat besar mengerahkan diri untuk persiapan ujian. Analisis Dari cuplikan di atas siswa-siswa yang ada di kelompok orang luar, sangat berusaha keras untuk melakukan perlawanan kepada siswa-siswa di kelompok orang dalam. Cara yang dapat mereka lakukan adalah dengan mengalahkan siswa dari kelompok dalam saat ujian. Oleh karena itu saat ujian pertama semua siswa dari kelompok orang luar belajar keras dengan semangat besar mempersiapkan Universitas Sumatera Utara diri. Interaksi sosial yang dapat dilihat di sini adalah adanya bentuk perlawanan yang dilakukan siswa dari kelompok orang luar terhadap tekanan yang dilakukan oleh siswa dari kelompok orang dalam. Cuplikan halaman 78 “Oke. Akan kubeberkan yang sebenarnya-tetapi aku hanya cerita kepadamu. Sebenarnya, rumahku juga di Distrik P. Ibuku bilang agar jangan memberitahu siapa pun, dan ia menyewa apartemen di Distrik Minato-hanya untukku. Tentu saja, kami berpura-pura memilikinya. Ibuku datang setiap hari dan membersihkan, memasak makananku, dan mencuci.” “Kenapa kalian lakukan itu?” “karena jika tidak, aku akan digertak.” Analisis Cuplikan di atas adalah percakapan antara tokoh aku dengan Mitsuru. Di dalam cuplikan Mitsuru menceritakan bahwa dia merahasiakan dia tinggal di Distrik P dan menyewa apartemen di Distrik Minato hanya untuk menghindari penggertakan yang dilakukan oleh siswa dari kelompok orang dalam. Apartemen yang ada di Distrik Minato adalah apartemen mewah sedangkan rumah yang ada di Distrik P adalah perumahan pemerintah yang sangat biasa. Interaksi sosial yang dapat di lihat disini adalah adanya usaha dari siswa kelompok orang luar untuk selamat dari penggertakan siswa kelompok orang dalam dengan berusaha menyembunyikan dimana tempat tinggalnya sebenarnya, dan berusaha menyesuaikan diri dengan siswa kelompok orang dalam tinggal di rumah mewah. Universitas Sumatera Utara Karena bila siswa kelompok orang dalam tahu dia adalah orang miskin maka dia akan digertak. Cuplikan halaman 79 Kazue tidak akan pernah berbaur dengan lingkaran dalam, tetapi Kazue tidak menyadari hal ini. Kalau para siswa mengusik Kazue, mereka mengusiknya gara-gara ketidak mampuannya menyadari tempatnya. Mereka bukan mengusiknya karena tempat lahirnya, atau bagaimana ia menghayati pandangannya tentang nilai-nilai. Analisis Dari cuplikan di atas dapat terlihat alas an siswa kelompok orang dalam mengusik atau mengganggu Kazue. Mereka tidak melakukannya bukan karena tempat lahirnya atau bagaimana ia menghayati pandangannya tentang nilai-nilai tetapi karena Kazue tidak menyadari posisinya ada di kelompok mana. Kazue yang tidak bisa menerima dia berada di kelompok siswa orang luar dan selalu berusaha masuk ke kelompok siswa orang dalam. Interaksi sosial yang dapat dilihat disini adalah bahwa Kazue siswa yang berasal dari kelompok orang luar tidak bisa terima begitu saja di tempatkan di kelompok orang luar yang sering mendapatkan diskriminasi. Dia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan siswa dari kelompok orang dalam untuk mendapatkan hak yang sama. Atas sikapnya itu siswa dari kelompok orang dalam selalu mengusiknya. Universitas Sumatera Utara Cuplikan halaman 84 “ Yang ingin kukatakan adalah, kenapa sekolah harus tidak adil begitu? Sembunyi-sembunyi begitu Mereka sudah memilih pemenang sebelum permainan dimainkan” “ Apa yang kau bicarakan?” sekarang giliranku bertanya. “Begini, aku ingin ikut tim pemandu sorak. Aku memasukkan permohonanku dan sebelum mereka membacanya mereka sudah menolakku, begitu saja. Bukankah menurutmu itu salah?” Analisis Dari cuplikan di atas dapat di lihat bahwa siswa yang berasal dari kelompok orang luar tidak bisa dengan mudah masuk ke kelab yang mereka sukai. Dalam cerita kelab pemandu sorak adalah kelab yang paling di sukai semua siswa sehingga yang masuk ke sana hanyalah siswa-siswa yang berasal dari kelompok orang dalam. Kazue yang berasal dari siswa kelompok orang luar langsung ditolak tanpa melihat surat permohonannya lebih dulu. Interaksi sosial yang dapat dilihat di sini adalah menunjukkan siswa yang ada di kelompok orang luar merasa kecewa atas sikap siswa orang dalam yang mengatur siapa yang bisa masuk kelab sesuka hati mereka. Siswa dari kelompok orang luar tidak mendapatkan hak yang sama seperti yang didapatkan siswa-siswa dari kelompok orang dalam. Cuplikan halaman 101 “Tunggu.” Aku memegang blusnya. Ia membalik untuk memandangku. “waktu kau digertak, kata ibumu kau mempersenjatai dirimu sendiri. Bagaimana?” Universitas Sumatera Utara “Nah”- Mitsuru memberi isyarat kepada temannya untuk jalan lebih dulu agar ia bisa bicara denganku-“aku membiarkan mereka memakai catatanku.” “Tetapi kalau begitu kau membiarkan mereka memanfaatkanmu, bukan? Bagaimana kau bisa berbaik hati kepada anak-anak yang mengganggumu?” Mitsuru mengetuk gigi depannya yang besar dengan jarinya. “Aku hanya cerita ini kepadamu, oke ? catatan yang kupinjamkan kepada mereka bukan catatanku yang sebenarnya.” “apa maksudmu?” “Aku punya dua set. Catatanku yang sebenarnya jauh lebih teliti dan detail daripada set yang kutunjukkan kepada mereka. Set itu punya beberapa poin penting, maka mereka tidak tahu. Tetapi catatan itu kupalsukan.” Analisis Dari cuplikan di atas terlihat bahwa siswa dari kelompok orang luar tidak menerima semua perlakuan dari siswa dari kelompok orang dalam. Mitsuru menyelamatkan diri dari penggertakan dengan meminjamkan catatannya kepada siswa dari kelompok dalam tetapi dia tidak ingin dimanfaatkankan secara keseluruhan oleh sisiwa dari kelompok dalam. Dia memalsukan catatannya dan memberikannya ke siswa dari kelompok orang dalam. Dengan demikian Mitsuru bisa selamat dari penggertakan dan tidak memberikan semua yang dia tahu pada siswa dari kelompok orang dalam. Interaksi sosial yang dapat dilihat adalah bahwa siswa di kelompok orang luar berusaha mencari bentuk perlawanan terhadap siswa dari kelompok orang dalam tetapi tidak akan membahayakan dirinya. Siswa di kelompok orang luar tahu mereka dimanfaatkan dan ingin Universitas Sumatera Utara memberikan perlawanan. Bentuk perlawanan itu dapat dilihat dari tindakan memalsukan catatan yang akan diberikan kepada siswa kelompok orang dalam. Cuplikan halaman 101-102 Karena aku membolehkan mereka menyalin catatanku, mereka berhenti menggertakku; begitulah tukar-menukar yang kami sepakati. Gadis-gadis itu cepat mengerti. Mereka langsung tahu bahwa aku lebih dari sekedar anak lemah yang bisa mereka permainkan. Aku bisa bermanfaat untuk mereka, maka mereka mengalihkan penjajahan mereka kepada siswa lain.” Analisis Dari cuplikan di atas terlihat bahwa siswa dari kelompok orang dalam hanya akan melepaskan orang yang bisa mereka manfaatkan. Mereka menukarkan kenyamanan dengan sesuatu yang bisa menguntungkan mereka. Setelah itu mereka akan mencari orang yang bisa mereka gertak lagi, tentunya siswa yang berasal dari kelompok orang luar. Interaksi sosial yang dapat dilihat disini adalah adanya tukar menukar antara siswa dari kelompok orang dalam dan siswa kelompok orang luar. Siswa kelompok orang dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dari siswa kelompok orang luar dan siswa kelompok orang luar dilepaskan dari penggertakan. Cuplikan halaman 220 “Yang kumaksud, siswa-siswa orang-dalam begitu kejam sampai mereka tidak mengijinkanmu masuk kelab-kelab yang kau ingini, bukan?” Universitas Sumatera Utara Kazue mendeham panjang-lebar, berusaha menghindari kesinisanku. Ia sudah bergabung dengan kelab ice-skating. Tetapi aku dengar yang lainnya bergunjing bahwa ia kesulitan untuk membayar biaya tempat skating. Analisis Dari cuplikan di atas dapat di lihat bahwa siswa dari kelompok orang dalam mengatur semua siapa bisa masuk ke sebuah kelab. Kazue tidak diijinkan masuk ke kelab yang dia inginkan karena dia berasal dari kelompok orang luar, sementara kelab yang dia ingin masuki adalah kelab fevorit dan hanya bisa dimasuki oleh siswa dari kelompok orang dalam. Tetapi kazue tidak menyerah dia tetap ingin masuk ke kelab yang cukup favorit yaitu kelab ice-skating, meskipun dia kesulitan membayar biaya tempat skating, dia tetap ingin masuk ke sana karena ingin mendapatkan hak yang sama dengan siswa dari kelompok orang dalam. Interaksi sosial yang terlihat disini adalah bahwa ada siswa di kelompok orang luar yang berusaha menyesuaikan diri dengan siswa di kelompok orang dalam dengan cara memaksakan diri masuk ke kelab yang biayanya tidak mampu dia bayar. Cuplikan halaman 221 “Menurutku mereka hanya membiarkan kau membersihkan tempat dan merawat sepatu mereka. Mungkin mereka menyebutnya pelatihan fisik, tetapi sebenarnya lebih seperti perpeloncoan. Dan berapa kali kau harus lari keliling lapangan waktu itu ketika suhu lebih dari 95 derajat Fahrenheit? Kau kelihatan seperti akan mati Apakah kau jenis hiburan yang cocok untuk seorang putri?” Universitas Sumatera Utara Analisis Cuplikan di atas merupakan percakapan antara tokoh aku dengan Kazue. Kazue yang masuk ke kelab skating dan di suruh melakukan sesuatu yang dianggap sebagai pelatihan fisik tetapi itu semua hanyalah alasan untuk menyiksanya. Siswa dari kelompok orang dalam menyuruhnya membersihkan tempat, membersihkan sepatu-sepatu mereka dan juga berlari keliling lapangan pada suhu yang panas. Interaksi sosial yang dapat dilihat disini adalah siswa di kelompok orang dalam tidak menyukai siswa dari kelompok orang luar ada di kelab mereka. Sehingga saat siswa dari kelompok orang luar masuk ke kelab mereka maka mereka akan menyuruhnya melakukan hal-hal yang berat dengan alasan latihan. Cuplikan halaman 241 “Tim sudah menunjuk komite peninjauan tengah semester, dan kami yang ditugaskan. Aku sungkan bertanya sebenarnya, tetapi bolehkah kami menyalin catatn bahasa Inggris dan sastra klasikmu? Kau murid terbaik di tim” “Tentu saja”, jawab Kazue, berseri-seri dengan bangga. “kalau begitu, kau keberatan tidak kalau kami juga pinjam catatan ilmu sosial dan geografimu? Semuanya akan sangat berterima kasih.” “Tidak jadi masalah.” Mereka bergegas keluar ruangan. Aku yakin mereka sedang tertawa histeris di lorong. “Kau tolol sekali” aku berkata. “Tidak ada yang namanya komite peninjauan tengah semester.” Universitas Sumatera Utara Analisis Dari cuplikan di atas terlihat siswa dari kelompok orang dalam yang berada dalam kelab yang sama dengan Kazue, mencoba memanfaatkan Kazue. Mereka berpura-pura menjadi tim komite peninjauan tengah semester dan memuji Kazue sebagai siswa terbaik di kelab agar bisa meminjam catatan kazue. Tetapi meskipun Kazue mengetahui hal itu, dia tetap meminjamkannya karena dia menganggap itu akan bisa membuat dia diakui di kelab dan siswa dari kelompok orang dalam akan berhenti mengusiknya. Interaksi sosial yang dapat dilihat disini adalah bahwa siswa dari kelompok orang luar berusaha untuk bisa mendapatkan kenyamanan yang di tukar dengan sesuatu yang bisa berguna bagi siswa di kelompok orang dalam. Cuplikan halaman 263 Kudengar reputasinya di kelab skating benar-benar buruk. Tak peduli berapa surat tagihan yang di terimanya, ia tidak pernah membayar sewa tempat. Ia memakai seragam kompetisinya bahkan selama latihan dan meluncur sekeliling gelanggang tanpa mempedulikan apa pun. Kelihatannya tinggal masalah waktu saja sebelum ia diminta keluar dari tim, tetapi toh anehnya itu tidak pernah terjadi. Itu karena Kazue berguna kalau datang saatnya meminjam catatannya untuk ujian. Analisis Dari cuplikan di atas terlihat bahwa Kazue tidak sanggup membayar sewa tempat di kelab skating. Itu karena biaya tersebut terlalu mahal. Kelab skating di penuhi siswa dari kelompok orang dalam sehingga fasilitas yang mereka gunakan Universitas Sumatera Utara tentunya harus mewah. Tetapi dia tidak mempedulikan itu semua. Dia tetap ingin berada di sana sama seperti siswa dari kelompok orang dalam lainnya. Tim skating tidak mengeluarkannya dari tim karena mereka masih membutuhkan catatan Kazue saat ujian tiba. Interaksi sosial yang dapat dilihat disini adalah bahwa siswa dari kelompok orang dalam akan mempertahankan siswa dari kelompok orang luar, selama siswa tersebut bisa mereka manfaatkan. Siswa dari kelompok orang dalam tidak akan memberikan reaksi negatif atas sikap siswa dari kelompok orang luar yang tidak mereka suka selama mereka masih membutuhkan siswa tersebut. Cuplikan halaman 272 Waktu murid-murid lain masuk ke kelas dan melihat Kazue, kebanyakan kelihatan gelisah dan cepat-cepat membuang muka seperti baru saja melihat sesuatu yang mestinya tidak mereka lihat. Tetapi Kazue yang tidak menyadari itu semua, melenggang ke salah satu gadis yang masuk tim skating yang pernah meminjam catatannya. “Kazue, apa yang terjadi denganmu?” Kazue memandang murid itu seperti linglung, malu. “Kau tidak bisa begitu saja tidak muncul sebelum tes” “Maaf.” “Setidaknya kau bisa meminjamiku catatan Inggris dan sastra klasikmu.” Kazue mengangguk takut, berulang kali. Universitas Sumatera Utara Analisis Cuplikan di atas adalah cuplikan cerita setelah Kazue tidak masuk sekolah karena memiliki masalah dengan orang yang di sukainya. Cuplikan di atas menunjukkan bahwa siswa dari kelompok orang dalam yang pernah meminjam catatan kazue tidak benar-benar peduli terhadap keadaan Kazue. Siswa dari kelompok orang dalam tersebut hanya ingin memanfaatkan Kazue. Interaksi sosial yang dapat dilihat disini adalah bahwa siswa di kelompok orang dalam selalu berusaha memanfaatkan siswa di kelompok orang luar tanpa mempedulikan keadaan siswa kelompok luar tersebut. Dan siswa dari kelompok orang luar berusaha memenuhi keinginan siswa dari kelompok orang dalam agar tidak digertak. Cuplikan halaman 264 Aku juga melihat bahwa kazue juga memberondong guru-gurunya dengan rentetan pertanyaan selama pelajaran. Guru-guru segera menjadi tidak sabar. “Oke, mari kita beralih ke pertanyaan berikutnya,” kata mereka, sambil melirik jam tangan mereka, hanya mengakibatkan Kazue mengeluh, dengan suara terisak,”Tetapi, Profesor, aku masih belum mengerti.” Meskipun semua siswa di kelas memutar-mutar bola mata mereka penuh frustasi, ia tidak acuh. Kukira Kazue tidak pernah memperhatikan reaksi orang-orang di sekitarnya. Lambat- laun ia kehilangan kesadaran terhadap realitas masa sekarang. Setiap kali guru mengajukan pertanyaan yang jawabannya diketahui Kazue, ia menjadi yang pertama mengangkat tangannya, dengan ekspresi kemenangan pada wajahnya. Dan kalau ia menulis jawaban atas pertanyaan, ia selalu menutupi kertasnya Universitas Sumatera Utara dengan tangannya-seperti kembali ke masa waktu ia menjadi murid yang bersaing di sekolah dasar. Oh, ya tak diragukan lagi, ia begitu ganjil, bertingkah laku begitu aneh sehingga tidak ada yang mau bergaul dengannya. Analisis Dari cupliakan di atas Kazue semakin tidak mempedulikan di kelompok mana dia berada. Dia berusaha menarik perhatian siswa lain dan guru. Dia selalu berusaha terlihat lebih pintar dan lebih aktif dari pada siswa lain pada saat pelajaran. Dia tidak peduli dengan rasa tidak suka yang ditunjukkan siswa-siswa lainnya. Dia merasa sangat senang apabila bisa menjawab pertanyaan, dan tidak membiarkan orang lain mengetahui jawaban yang dia tulis. Interaksi sosial yang dapat dilihat disini adalah bahwa ada siswa dari kelompok orang luar yang berusaha menyaingi siswa dari kelompok orang dalam semakin kuat. Sebagai bentuk balasan dari semua tekanan yang dia dapatkan, dia ingin menunjukkan dirinya yang berasal dari kelompok orang luar bisa bersaing dengan siswa dari kelompok orang dalam. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN