PT PUDJIADI AND SONS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan
Tanggal 31 Desember 2016 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
57
17. PERPAJAKAN lanjutan e. Pemeriksaan Pajak lanjutan
Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB No. 000052011192415 tanggal 17 November 2015, PT Hotel Jayakarta Flores, Entitas Anak, menerima hasil pemeriksaan kurang
bayar pajak untuk tahun buku 2011 sebesar Rp 77.811.655. Hasil pemeriksaan pajak tersebut disajik
an dalam akun “Beban Usaha - Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun 2015. Kurang bayar tersebut telah dibayar
pada tanggal 14 Desember 2015. Berikut hasil dari pemeriksaan kurang bayar pajak PT Hotel Jayakarta Flores:
Tanggal Surat Tagihan Pajak
Nomor Surat Tagihan Pajak Kurang Bayar
Pasal 21 9 November 2015
000501011392415 111.547
Pasal 21 9 November 2015
000371011292415 77.478
Pasal 21 10 November 2015
000381011292415 57.652
Pasal 21 4 November 2015
000341011292415 56.380
Pasal 21 5 November 2015
000361011292415 57.182
Pasal 21 11 November 2015
000091011092415 774.824
Pasal 21 9 November 2015
000071011092415 65.093
Pasal 21 10 November 2015
000081011092415 121.726
Pasal 21 5 November 2015
000081011092415 149.983
Pasal 21 11 Desember 2014
001371011292414 300.000
Pasal 21 24 November 2014
000121011092415 93.049
Pasal 21 17 November 2015
000042011292415 23.635.852
Pasal 21 17 November 2015
000052011192415 20.407.200
Pasal 23 17 November 2015
000032031292415 18.636.098
Pasal 23 17 November 2015
000042031192415 10.867.591
Pasal 25 15 Desember 2014
000841061092414 1.200.000
Pasal 25 11 Desember 2014
000451061192414 1.200.000
Total Hasil Pemeriksaan 77.811.655
f. Administrasi Perpajakan
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Grup menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal Pajak
DJP dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang
diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak
saat terutangnya pajak. Pada tanggal 23 September 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia menandatangani Undang-undang
No. 36 Tahun 2008 tentang “Perubahan Keempat atas Undang-
undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan”. Peraturan ini mengatur perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak
bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28 untuk tahun pajak 2009 dan 25 untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya. Peraturan ini juga mengatur tentang fasilitas potongan tarif pajak sebesar
50 untuk wajib pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000 yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto
sampai dengan Rp 4.800.000.000. PT Jayakarta Padmatama merupakan Entitas Anak yang memperoleh fasilitas tersebut.
PT PUDJIADI AND SONS Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan
Tanggal 31 Desember 2016 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
58
17. PERPAJAKAN lanjutan
g. Pengampunan pajak
Entitas Induk
Pada bulan November 2016, Entitas Induk berpartisipasi dalam Program Pengampunan Pajak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016
“UU Pengampunan Pajak”. Entitas Induk memperoleh Surat Keterangan Pengampunan Pajak SKPP tertanggal 1 Desember 2016, dengan
jumlah yang diakui sebagai aset pengampunan pajak sebesar Rp 450.000.000. Entitas Induk membayar uang tebusan sebesar Rp 13.500.000 pada November 2016, yang dibebankan pada laba
rugi tahun berjalan. Entitas Induk juga telah menghapus bukukan taksiran pajak penghasilan untuk tahun 2015 sebesar Rp 454.516.056, yang juga dibebankan
“Lain-lain - bersih” sebagai bagian dari akun “Pendapatan Beban kantor pusat” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.
Entitas Anak
PT Bali Realtindo Benoa BRB Pada bulan November 2016, BRB berpartisipasi dalam Program Pengampunan Pajak sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 “UU Pengampunan Pajak”. BRB memperoleh
Surat Keterangan Pengampunan Pajak SKPP tertanggal 28 Desember 2016, dengan jumlah yang diakui sebagai aset pengampunan pajak sebesar Rp 15.000.000. BRB membayar uang tebusan
sebesar Rp 450.000 pada November 2016, yang dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.
PT Jayakarta Realti Investindo JRI Pada bulan November 2016, JRI berpartisipasi dalam Program Pengampunan Pajak sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 “UU Pengampunan Pajak”. JRI memperoleh Surat
Keterangan Pengampunan Pajak SKPP tertanggal 28 November 2016, dengan jumlah yang diakui sebagai aset pengampunan pajak sebesar Rp 20.000.000. JRI membayar uang tebusan sebesar
Rp 600.000 pada November 2016, yang dibebankan pada laba rugi tahun berjlan. PT Hotel Juwara Warga HJW
Pada bulan November 2016, HJW berpartisipasi dalam Program Pengampunan Pajak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016
“UU Pengampunan Pajak”. HJW memperoleh Surat Keterangan Pengampunan Pajak SKPP tertanggal 13 Desember 2016, dengan jumlah yang
diakui sebagai aset pengampunan pajak sebesar Rp 304.000.000. HJW membayar uang tebusan sebesar Rp 9.120.000 pada November 2016, yang dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.
PT Jayakarta Padmatama Padmatama Pada bulan November 2016, Padmatama berpartisipasi dalam Program Pengampunan Pajak sesuai
dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2016 “UU Pengampunan Pajak”. Padmatama
memperoleh Surat Keterangan Pengampunan Pajak SKPP tertanggal 9 Januari 2017, dengan jumlah yang diakui sebagai aset pengampunan pajak sebesar Rp 10.000.000. Padmatama
membayar uang tebusan sebesar Rp 300.000 pada November 2016, yang dibebankan pada laba rugi tahun berjalan. Padmatama juga telah menghapus bukukan taksiran pajak penghasilan sebesar
Rp 113.748.406, yang juga dibebankan pada
akun “Lain-lain - bersih” sebagai bagian dari “Pendapatan Beban lain-lain” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.