8. Model Teoritis 9. Operasional Variabel 11. Hipotesis

33

I. 8. Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut : Gambar 3. Model Teoritis

I. 9. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang ada diatas, maka dibuat operasional variabel untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian, yaitu : Tabel 1.1 Variabel Teoritis Variabel Operasional Anteseden 1. Variabel Individual  Jenis Kelamin 2. Variabel Lingkungan  Departemen  Stambuk Angkatan 3. Preferensi Citra Capres RI Motif 1. Orientasi Kognitif  Informasi – edukasi  Surveillence pengawasan  Eksplorasi Menghasil- kan Citra Capres RI Efek Pengetahua n lain yang tidak diinginkan Penggunaan Media -macam isi -hubungan dengan isi Motif -Orientasi Kognitif -Personal Diversi -Personal Identity Anteseden: - Variabel Individu -Variabel Lingkungan -Preferensi Citra Capres RI Universitas Sumatera Utara 34 2. Personal Diversi Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan akan hiburan 3. Personal Identity Penggunaan Media - Macam isi - Hubungan dengan isi Efek 1. Gratifikasi Citra Capres RI 2. Pengetahuan

I. 10. Defenisi Variabel Operasional

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel- variabel. Defenisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang amat membantu penelitian lain yang akan menggunakan variabel yang sama Singarimbun, 2006 : 46. Defenisi operasional variabel-variabel dalam peneltian ini adalah : Anteseden: 1. Variabel Individu Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin responden yang mengisi kuesioner 2. Variabel Lingkungan  Departemen, yaitu departemen responden  Stambuk, yaitu tahun angkatan masuk mahasiswa. 3. Preferensi Citra Capres RI, yaitu bagaimana citra Capres di kalangan mahasiswa FISIP USU sebelum menonton tayangan Debat Capres. Universitas Sumatera Utara 35 Motif: 1. Orientasi Kognitif adalah kebutuhan mahasiswa akan informasi dan pemahaman akan suatu kondisi atau keadaan.  Informasi – edukasi yaitu informasi yang didapat mahasiswa setelah menonton tayangan.  Surveillence pengawasan, yaitu informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau memastikan karakter Capres RI tertentu.  Eksplorasi selektivitas, yaitu khalayak dianggap aktif menyeleksi tayangan yang diinginkannya. 2. Personal Diversi, yakni kebutuhan akan pelepasan dari tekanan akan hiburan 3. Personal Identity, yakni penguatan nilai atau penambah pemahaman kepada diri sendiri mengenai citra yang dibuat Capres Penggunaan Media: 1. Macam isi, yakni isi media yang dikonsumsi. Media itu adalah Tayangan Debat Capres. Faktor-faktor pada setiap tayangan, sebagai berikut: - Pemirsa adalah khalayak yang mempunyai akses untuk menonton televisi. Kelompok pemirsa dalam Tayangan Debat Capres biasanya adalah khalayak dewasa yang menyukai hal-hal pada bidang politik. - Waktu Penayangan adalah jadwal penayangan acara tersebut. Waktu penayangan Debat Capres yaitu debat pada 18 Juni akan digelar di Trans 7, 25 Juni digelar di Metro TV, dan 2 Juli di RCTI pada pukul 19.00 WIB. - Durasi adalah berapa lama jumlah menit dalam setiap penayangan acara. Tayangan Debat Capres berdurasi dua 2 jam tiga puluh 30 menit. Universitas Sumatera Utara 36 - Metode Penyajian adalah bagaimana bentuk suatu acara dikemas. Tayangan Debat Capres dikemas dalam bentuk penyampaian visi-misi, pendalaman, diskusi dengan kesempatan calon menanggapi pandangan calon lain, serta penutup. 2. Hubungan dengan isi, yakni keterkaitan antara individu konsumen dengan isi media yang dikonsumsi. Dalam hal ini khalayak aktif mempunyai hubungan dengan tayangan Debat Capres. Efek: 1. Gratifikasi Citra Capres RI , yakni kemampuan media untuk memberikan kepuasan. Dalam hal ini, Dramatistic Pentad merupakan bagian dari retorika yang menjadi variabel pada Citra Capres. Dengan menggunakan retorika akan dilihat bagaimana Capres RI mengungkapkan pandangannya. Dramatistic Pentad terdiri dari beberapa bagian, yakni: - Act, yaitu tindakan apa yang dilakukan oleh Aktor dalam situasi tertentu. Tindakan yang dilakukan Capres adalah menyampaikan gagasannya tentang materi apa yang dibahas dalam setiap perdebatan. - Scene, yaitu situasi atau konteks setting dimana tindakan act dilakukan. Situasi pada saat tayangan ini adalah situasi menyampaikan pesan pada khalayak agar pemirsa dapat dengan jelas mengetahui karakter masing- masing capres - Agent, yaitu aktor yang melakukan tindakan. Aktornya ada tiga kandidat, yakni Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Jusuf Kalla. Ketiganya berperan sebagai Capres RI. - Agency, yaitu alat atau cara-cara yang dilakukan oleh actoragent untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan. Universitas Sumatera Utara 37 - Purpose, yaitu alasan atau latar belakang yang menyebabkan sebuah tindakan act harus dilakukan dan hasil atau efek apa yang diharapkan dari tindakan itu. Efek yang diharapkan dari ketiga capres ini adalah pencitraan yang positif.

2. Pengetahuan, yakni apa yang diketahui mahasiswa perihal persoalan tertentu.

Universitas Sumatera Utara 38

I. 11. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian Bungin, 2005 : 75. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ho : Tidak terdapat hubungan antara Pengaruh Tayangan Debat Capres terhadap Peningkatan Citra Capres RI pada Masa Pemilihan Umum Presiden 2009 di Kalangan Mahasiswa FISIP USU. Ha : Terdapat hubungan antara Pengaruh Tayangan Debat Capres terhadap Peningkatan Citra Capres RI pada Masa Pemilihan Umum Presiden 2009 di Kalangan Mahasiswa FISIP USU. Universitas Sumatera Utara 39

BAB II URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi Massa

Liliweri 1991 : 1 , menjelaskan bahwa di dalam kehidupan setiap hari semua orang selalu berbicara tentang komunikasi atau paling tidak menggunakan kata komunikasi. Namun demikian tidak banyak yang benar-benar mengerti makna kata-kata komunikasi yang selalu dibicarakan atau bahkan pernah dilaksanakan.

II. 1. 1. Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasl dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” to make common. Istilah pertama communis adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama Mulyana, 2005 : 4. Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tal langsung melalui media Effendy, 2004 : 5. Pengertian komunikasi memang sangat sederhana dan mudah dipahami, tetapi dalam pelaksanaannya sangat sulit dipahami, terlebih lagi bila yang terlibat komunikasi memiliki referensi yang berbeda, atau di dalam komunikasi berjalan satu arah misalnya dalam media massa, tentunya untuk membentuk persamaan ini akan mengalami banyak hambatan Wahyudi, 1986: 29. Universitas Sumatera Utara