2. 2. Tayangan Televisi 3. Citra URAIAN TEORITIS

50

II. 2. 2. Tayangan Televisi

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada tayangan televisi adalah pemirsa, waktu, durasi, dan metode penyajian. 5. Pemirsa Sesungguhnya dalam setiap bentuk komunikasi dengan menggunakan media apapun, komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Namun untuk komunikasi melalui media elektronik, khususnya televisi, faktor pemirsa perlu mendapat perhatian lebih. Dalam hal ini komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik yang termasuk kategori anak-anak, remaja, dewasa maupun orang-orang. Jadi, setiap acara yang ditayangkan benar-benar berdasarkan kebutuhan pemirsa, bukan acara yang dijejalkan begitu saja. 6. Waktu Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar setiap acara ditayangkan secara proporsional dan dapat diterima oleh khalayak sasaran atau khalayak yang dituju. Bagi semua stasiun, antara pukul 19.30 sampai pukul 21.00 WIB dianggap sebagai waktu utama prime time, yakni waktu yang dianggap paling baik untuk menayangkan acara pilihan, karena pada waktu itulah seluruh anggota keluarga berkumpul dan punya waktu untuk menonton televisi. Karenanya tidak heran pada acara tersebut selalu dipenuhi oleh iklan. 7. Durasi Durasi berkaitan dengan waktu, yaitu jumlah menit dalam setiap penayangan acara. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran karena durasi terlalu singkat atau terlalu lama. 8. Metode Penyajian Universitas Sumatera Utara 51 Telah kita ketahui bahwa fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Dengan pesan informatif, selain melalui acara siaran berita, dapat dikemas dalam bentuk wawancara, panel diskusi, reportase, obrolan, dan sejenisnya, bahkan dalam bentuki sandiwara sekalipun. Ardianto, 2004: 131

II. 3. Citra

Lawrence L. Steinmetz, penulis buku Managing Small Business mengartikan citra sebagai “Pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perorangan, benda atau organisasi”. Menurut beliau bagi perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan Sutojo, 2004 : 1 Menurut Bill Clinton, citra merupakan kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi Elvinaro Soemirat, 2003:112. Citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif, citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi. Pengertian citra itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian, penerimaan, kesadaran, dan pengertian baik semacam tanda respek dan rasa hormat, dari publik sekelilingnya atau masyarakat luas terhadap perusahaan sebagai sebuah badan usaha ataupun terhadap personelnya dipercaya, profesional, dan dapat diandalkan dalam pemberian pelayanan yang baik Ruslan, 1998: 50. Citra merupakan tujuan pokok perusahaan. Dalam penelitian ini, suatu perusahaan atau organisasi merupakan partai politik yang mendukung kandidat Universitas Sumatera Utara 52 Capres RI. Terciptanya suatu citra perusahaan yang baik di mata khalayak atau publiknya akan menguntungkan, terutama menguntungkan bagi produk atau jasa yang dihasilkan.

II. 3. 1. Metode Rhetorical Analysis dari Kenneth Burke