Tinjauan Pustaka Aspek Hukum Internasional Dalam Perlindungan Hak-Hak Anak.

D. Keaslian Penulisan

Skripsi ini berjudul “Aspek Hukum Internasional Dalam Perlindungan Hak-Hak anak”. Di dalam penulisan skripsi ini dimulai dengan mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan perlindungan hak-hak anak, baik melalui literatur yang diperoleh dari perpustakaan maupun media cetak dan elektronik. Dan sehubungan dengan keaslian judul skripsi ini penulis melakukan pemeriksaan pada perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara untuk membuktikan bahwa judul skripsi tersebut belum ada terdapat di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Bila di kemudian hari ternyata terdapat judul yang sama atau telah ditulis oleh orang lain dalam bentuk skripsi sebelum skripsi ini dibuat, maka hal itu menjadi tanggung jawab penulis sendiri.

E. Tinjauan Pustaka

Pengertian tentang anak sangatlah luas. Dalam berbagai kesempatan pertemuan, formal maupun informal, mulai dari pertemuan-pertemuan resmi di hotel-hotel atau di kantor-kantor, balai-balai pertemuan, ataupun obrolah-obrolan santai di warung kopi atau di teras rumah, orang dewasa dapat dengan mudah mencurahkan pemahamannya tentang anak. Semua pemahaman ini baik dan hampir semuanya menaruhkan harapan terbaiknya pada anak-anak. Berikut ini adalah beberapa pemahaman tersebut. Pemahaman pertama, merupakan pemahaman yang paling sering diungkapkan, bersifat rohaniah. Anak dimaknai sebagai anugerah atau karunia Tuhan, titipan Universitas Sumatera Utara ilahi, amanah Tuhan yang harus dijaga, dilindungi, diperhatikan, dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Pemahaman kedua, adalah pemahaman tentang anak ketika berhadapan dengan orang tua sebagai penerus keturunan. Anak adalah penerus keluarga, melanjutkan garis keturunan dari orang tua. Hingga kapan pun dan dimanapun, status sebagai anak dari orang tua tidak bisa dihilangkan. Meskipun sudah menjadi nenek dan kakek, status sebagai anak dari ayah dan ibu, tidak akan bisa dilepaskan. Pemahaman ketiga merupakan pemahaman yang paling sering luput dari perhatian. Yaitu anak sebagai manusia yang mempunyai hak yang sama dengan orang dewasa lainnya. Sebagai manusia, anak dilahirkan merdeka dan mempunyai hak asasi. Sama dengan manusia lainnya, anak dikarunia akal budi dan hati nurani. Anak adalah individu unik yang memiliki kekhasannya sendiri. Hanya kematangan fisik dan mental yang membedakan anak-anak dengan orang dewasa. Perbedaan inilah yang membuat anak-anak bergantung pada orang dewasa. Namun, perbedaan ini tidak membuat anak-anak menjadi “bukan manusia” atau “setengah manusia”. Anak-anak dengan segala kekurangan dan ketidakmampuannya, adalah manusia yang memiliki hak. Bahkan para ahli pun punya pendapat yang berbeda- beda. Seorang psikolog akan berbeda pendapat dengan seorang ahli hukum. Seorang sosiolog akan memiliki pendapat yang berbeda dengan seorang ahli kesehatan. Namun demikian, upaya untuk mendefinisikan pengertian anak tidaklah berhenti. Universitas Sumatera Utara Hasil Simposium Bahasa Indonesia dinyatakan, anak adalah: 3 1. Keturunan 2. Manusia yang kecil 3. Binatang yang masih kecil 4. Pohon kecil yang tumbuh pada umbi atau rumpun tumbuhan besar 5. Orang yang berassal dari,atau dilahirkan di suatu negeri atau daerah 6. Orang yang termasuk suatu golongan pekerjaan, keluarga 7. Bagian yang kecil pada sesuatu benda 8. Yang lebih kecil daripada yang lain Berdasarkan Konvensi Hak-hak anak, “Untuk tujuan Konvensi ini, seorang anak berarti setiap manusia di bawah usia 18 tahun, kecuali apabila menurut hukum yang berlaku bagi anak tersebut ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal.” 4 Pengertian ini membatasi definisi anak berdasarkan tingkat umur. Ini adalah definisi yang paling umum dan diakui secara internasional. Pembatasan usia hingga 18 tahun tidak mengikat semua negara. Hal ini dapat kita lihat perbedaan dalam hukum di beberapa negara penetapan batasan umur seorang anak tidak sama. Konvensi Hak-hak anak memberi ruang bagi tiap negara untuk membuat aturan khusus tentang pembatasan usia. Itulah sebabnya tiap-tiap negara mempunyai batasan usia yang berbeda.Seperti di Korea dan Jepang misalnya, batasan usia anak adalah 20 tahun. Di Inggris, Australia, 3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia:Edisi Ketiga Jakarta: Penerbit Balai Pustaka, 2007, hlm. 41 4 Konvensi Hak Anak, Pasal 1. Universitas Sumatera Utara Srilanka dan beberapa negara lain batasan usia anak ditetapkan 16 tahun. Kebanyakan negara mengikuti pembatasan usia anak 18 tahun seperti negara Amerika Serikat, Belanda, Malaysia, Filipina, Taiwan, Iran, Kamboja, dan lain- lain. 5 Di Indonesia, pembatasan usia anak diatur dalam UU RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Secara resmi, berdasarkan UU ini, “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.” 6 Hak berarti : 7 1. Benar 2. Milik, kepunyaan 3. Kewenangan 4. Kekuasaan untuk berbuat sesuatu karena telah ditentukan oleh Undang-Undang 5. Kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu 6. Derajat atau martabat 7. Wewenang menurut hukum Hak-hak anak adalah hak asasi yang dimiliki oleh setiap anak di dunia. Hak ini melekat dalam diri anak dan tidak ada seorang pun yang boleh merampasnya. Hak-hak anak merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia HAM 5 Disadur dari Buku Sri Widoyati Wiratmo Soekito dalam Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia:Pengembangan Konsep Diversi dan Restorative Justice Bandung: Refika Aditama, 2009, hlm. 73-74 6 Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2002 , Pasal 1 ayat 1, batasan usia ini diadopsi dari KHA. 7 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia:Edisi Ketiga Jakarta: Penerbit Balai Pustaka, 2007, hlm.381-382. Universitas Sumatera Utara yang secara khusus memperhatikan anak yang wajib dijamin, dilindungi,dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara. 8 Secara internasional, perhatian terhadap Hak-hak anak dituangkan dalam perjanjian kesepakatan internasional yang bernama Convention on the Rights of Child. Indonesia adalah salah satu negara yang menyepakati dan ikut menandatangani hasil konvensi ini. Indonesia meratifikasi Konvensi Hak-hak anak ini ke dalam hukum nasional melalui Keppres No. 36 Tahun 1990 dan kemudian mengaturnya dalam Undang-undang No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Perhatian khusus pada Hak-hak anak muncul karena banyaknya anak yang hidup dalam keadaan sulit di berbagai belahan dunia. Misalnya; anak yang hidup dalam situasi perang dan konflik, anak yang hidup dalam situasi miskin makanan, gizi dan sanitasi yang buruk, dan lain-lain. Pengakuan atas Hak-hak anak menegaskan besarnya perhatian masyarakat dunia atas kelangsungan hidup, keselamatan, perkembangan, dan kesejahteraan anak di seluruh dunia. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 9 Dalam pengertian ini tersirat bahwa anak terlindungi dari segala bentuk kekerasan, perlakuan salah, penelantaran, dan eksploitasi. 8 KHA.Op. cit, Pasal 1 Angka 12. 9 Ibid, Pasal 1 Angka 2. Universitas Sumatera Utara Namun, melihat fakta akhir-akhir ini, anak menghadapi berbagai permasalahan yang serius. Untuk itu dituntut kesadaran semua pihak akan tanggung jawabnya masing-masing terhadap perlindungan hak-hak anak ini dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

F. Metode Pengumpulan Data