Buah Potensi Hasil Hutan Non Kayu Jenis Anggrek (Studi Kasus Hutan Produksi Terbatas (HPT) Desa Sihombu, Kecamatan Tarabintang, Kabupaten Humbang Hasundutan

Gambar 1. Struktur bunga cattleya Keterangan : a. Bunga Cattleya, b. Tugu Bunga 1. Kelopak Dorsal, 2. Mahkota Corolla, 3. Kelopak Lateral 4. Bibir Labellum, 5. Tugu, 6. Kepala Sari, 7. Rostellum, 8. Kepala Putik Stigma 9. Bakal Buah Colum tugu yang terdapat di bagian tengah bunga merupakan tempat alat reproduksi jantan dan alat reproduksi betina. Pada ujung colum terdapat anter kepala sari yang merupakan gumpalan serbuk sari atau pollinia. Pollinia tertutup dengan sebuah cap anther cap. Stigma kepala putik terletak di bawah rostellum dan menghadap ke labellum. Ovarium bersatu dengan dasar bunga dan terletak di bawah colum, sepal dan petal Latif, 1960.

e. Buah

Buah anggrek merupakan buah capsular yang berbelah enam. Biji di dalam buah sangat banyak. Biji-biji anggrek ini tidak mempunyai endosperm yaitu cadangan makanan seperti biji tanaman lain. Cadangan makanan ini diperlukan dalam perkecambahan dan pertumbuhan awal biji. Oleh karena itu, untuk perkecambahannya dibutuhkan gula dan persenyawaan-persenyawaan lain dari luar atau dari lingkungan sekelilingnya Latif, 1960. Bakal biji anggrek anatrop dan sangat kecil. Buah biasanya berupa buah kendaga membuka ke samping dengan 3-6 celah-celah membujur. Biji banyak, Universitas Sumatera Utara sangat kecil seperti serbuk, memanjang pada 2 ujung atau jarang sekali bersayap, endosperm belum terdiferensiasi Tjitrosoepomo, 1993. Menurut Sumartono 1981 buah anggrek mengandung ribuan sampai jutaan biji yang sangat halus, berwarna kuning sampai cokelat. Pembiakan dengan biji lebih sukar dibandingkan dengan cara-cara lainnya karena biji anggrek sangat kecil dan mudah diterbangkan angin. Selain itu biji anggrek keadaannya tidak sempurna karena tidak mempunyai lembaga atau cadangan makanannya. Pembiakan dengan biji yang dilakukan orang bertujuan untuk mendapatkan jenis baru. Biji diperoleh dari penyerbukan serbuk sari pada putik. Di hutan penyerbukan terjadi dengan bantuan serangga, namun kita dapat melakukan penyerbukan sendiri dengan mengambil serbuk sari menggunakan alat kemudian diletakkan pada kepala putik sehingga terjadi pembuahan. Taksonomi Anggrek Menurut Jones dan Luchsinger 1979 tumbuhan anggrek termasuk ke dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga indah dari sekian banyak tumbuhan berbunga yang terdapat di alam ini. Klasifikasinya adalah sebagai berikut : Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Liliopsida Sub kelas : Lilidae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Universitas Sumatera Utara Genus : Lebih dari 735 genera seperti Dendrobium, Spathoglottis, Cymbidium dan lain-lain. Spesies : Lebih dari 25.000 jenis seperti Calanthe triplicate, Ascocentrum miniatum, Arachnis flos-aeris dan lain-lain. Habitat Anggrek Anggrek dapat tumbuh diberbagai tempat yang memungkinkan untuk tumbuh seperti sampah, tanah yang berhumus, tanah rawa- rawa, batu cadas, pasir, pohon dan akar tumbuhan lain. Daerah penyebarannya meliputi seluruh dunia, dari daerah tropis hingga kutub pada ketinggian nol di atas permukaan laut hingga 4000 m lebih di pegunungan. Varietas paling luas dan jumlah terbanyak berada di daerah panas. Mayoritas anggrek memang merupakan tanaman bunga tropis dan sebagian besar adalah subtropis Gunadi, 1985. Anggrek dapat hidup pada berbagai ketinggian tempat. Jenis anggrek ada yang hidup di semak – semak atau pohon – pohon yang disebut anggrek liar, ada yang hidup dibatuan dan disebut litofit, ada yang hidup di tanah disebut teresterial, ada yang hidup disisa-sisa tanaman yang disebut epifit, sedangkan yang tumbuh liar di air disebut semi akuatik. Tanaman anggrek tidak bersifat parasit, sehingga tidak merugikan tanaman lainnya. Tanaman ini mencukupi kebutuhan makanan untuk dirinya sendiri dari proses fotosintesis Ashari, 1995. Sifat Tumbuh Anggrek Tanaman anggrek berdasarkan sifat tumbuhnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu anggrek epifit dan anggrek teresterial. Anggrek epifit adalah anggrek yang tumbuhnya menumpang atau menempel pada tumbuhan lain, namun tidak merugikan tanaman yang ditumpanginya. Alat yang digunakan untuk menempel Universitas Sumatera Utara adalah akarnya. Golongan anggrek epifit antara lain genus Aerides, Angraecum, Oncidium, Dendrobium, Phalaeonopsis dan Vanda. Anggrek teresterial adalah anggrek yang seluruh perakarannya berkembang di dalam tanah, rawa atau daratan. Genus anggrek tanah yang mempunyai nilai penting diantaranya Arachnis, Arundina dan Spathoglottis Ashari, 1995. Anggrek epifit mempunyai akar yang menempel pada batang atau dahan tanaman lain. Akar yang menempel pada batang umumnya berbentuk agak mendatar mengikuti bentuk permukaan batang, sedangkan rambut akarnya pendek–pendek. Akar ini mempunyai jaringan velamen yang memudahkan akar menyerap air hujan yang jatuh pada kulit pohon inang. Menurut Gunadi 1977 velamen berfungsi sebagai alat pernafasan. Velamen terdiri dari jaringan bunga karang dengan selubung luar berupa selaput berwarna putih dan keadaan sel- selnya hanya berisi udara. Adanya keanekaragaman anggrek epifit pada berbagai jenis pohon, tingkat pertumbuhan dan bagian-bagian pohon yang menjadi inang karena ketergantungannya pada kondisi iklim mikro tegakan hutan. Hal itu menyebabkan keberadaan sejumlah koloni anggrek epifit hanya dapat dijumpai pada jenis pohon tertentu atau pada bagian pohon tertentu saja, sebaliknya koloni epifit lainnya dapat dijumpai pada setiap jenis pohon dan pada setiap bagian pohon. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman anggrek epifit dan pohon inangnya serta distribusinya pada bagian-bagian pohon inangnya Sujalu, 2008. Universitas Sumatera Utara Kondisi Umum Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Desa Sihombu merupakan salah satu desa terpencil di Sumatera Utara yang terletak di Kecamatan Tarabintang, Kabupaten Humbang Hasundutan yang terdiri atas empat dusun yaitu ; Dusun Sampetua, Simatabo, Buluampa dan Hutarambi. Daerah tersebut terletak pada garis ± 98° 27 40 BT - 98° 31 20 BT dan ± 02° 13 58,8 LU - 02° 16 34 LU.

b. Luas dan Batas Wilayah