3. Parameter Kimia TINJAUAN PUSTAKA

2. 3. 2. Parameter Kimia Ada banyak parameter kimia yang menentukan kualitas air, namun yang umum ada beberapa parameter, diantaranya: a. pH pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan melalui konsentrasiaktifitas ion hidrogen H + . Secara matematis dinyatakan sebagai: pH = - log H + . H + selalu ada dalam keseimbangan yang dinamis dengan airH 2 O yang membentuk suasana untuk semua reaksi kimiawi yang berkaitan dengan masalah pencemaran air, dimana sumber ion hidrogen tidak pernah habis. H + tidak hanya merupakan unsur molekul H 2 O saja, tetapi juga merupakan unsur banyak senyawa lain. Dalam air murni, banyaknya molekul H 2 O yang terionkan ada sebanyak 10 -7 , sehingga pH air dikatakan 7. Bila konsentrasi ion hidrogen bertambah, maka nilai pH akan turun dan larutan disebut bersifat asam. Sebaliknya, jika konsentrasi ion hidrogen berkurang, menyebabkan nilai pH naik dan larutan disebut bersifat basa. pH yang ideal bagi kehidupan biota air adalah antara 6,8 sampai 8,5. pH yang sangat rendah, menyebabkan kelarutan logam-logam dalam air makin besar, yang bersifat toksik bagi organisme air, sebaliknya pH yang tinggi dapat meningkatkan konsentrasi amoniak dalam air yang juga bersifat toksik bagi organisme air. pH air biasanya ditentukan langsung di lapangan dengan alat pH-meter, atau dapat juga dengan kertas pH. Universitas Sumatera Utara b. Oksigen terlarut DO Adanya oksigen terlarut dalam air adalah sangat penting untuk kelangsungan kehidupan ikan dan organisme air lainnya yaitu untuk proses respirasi. Kemampuan air untuk membersihkan pencemaran secara alamiah banyak tergantung pada cukup tidaknya kadar oksigen terlarut. Adanya oksigen terlarut dalam air berasal dari udara dan dari proses fotosintesa tumbuh-tumbuhan air. Kelarutan oksigen dalam air, tergantung pada temperatur, tekanan atmosfer dan kandungan mineral dalam air. Kelarutan maksimum oksigen dalam air, pada suhu 0 C yaitu sebesar 14,16 mgL. Sejalan dengan meningkatnya suhu, maka konsentrasi oksigen dalam air akan berkurang. Ada dua metode yang umum digunakan untuk analisa oksigen terlarut dalam air yaitu dengan metode titrasi cara Winkler dan metode elektrokimia dengan alat DO-meter. c. BOD Angka BOD Biochemical Oxygen Demand atau disebut juga Kebutuhan Oksigen Biokimiawi adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses-proses mikrobiologis yang sebenarnya terjadi di dalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme aerobik untuk menguraikan hampir semua zat organik yang terlarut maupun yang tersuspensi di dalam air. Pengukuran BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan penduduk ataupun industri dan untuk mendesain sistim pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut. Penguraian zat organik adalah proses alamiah, yang kalau suatu badan air dicemari oleh zat organik maka selama proses penguraiannya mikroorganisme dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air Universitas Sumatera Utara tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air. Disamping itu kehabisan oksigen dapat mengubah keadaan menjadi anaerobik sehingga dapat menimbulkan bau busuk. Pengukuran BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat organik oleh oksigen dalam air, dan proses tersebut berlangsung disebabkan adanya bakter aerobik. Menurut penelitian, untuk supaya 100 bahan organik terurai, diperlukan waktu kira-kira 20 hari. Namun dalam waktu 5 hari, pada temperatur inkubasi 20 C, bahan organik yang dapat diuraikan mencapai 75, sehingga waktu ini sudah dianggap cukup. Maka timbullah istilah BOD 5 20 dapat ditentukan dengan mencari selisih antara harga DO - DO 5 dengan metode Azida modifikasi. d. COD Angka COD Chemical Oxygen Demand atau Kebutuhan Oksigen Kimiawi adalah jumlah O 2 mg yang dibutuhkan untuk mengoksidasi total zat-zat organik yang terdapat dalam 1 liter sampel air. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh total zat-zat organik baik yang dapat diuraikan secara biologis, maupun yang hanya dapat diuraikan dengan proses kimia. Analisa COD berbeda dengan analisa BOD, namun perbandingan antara angka COD dengan angka BOD dapat ditetapkan. Secara umum perbandingan BOD 5 COD = 0,40 – 0,60. Pengukuran COD dilakukan dengan metode refluks – titrimtri.

2. 4. Tawas