kehidupan bekerja dengan emotional focused coping terhadap organisasi. Berdasarkan tujuan penelitian, maka dilakukan analisa statistik dengan
menggunakan uji Pearson Correlation, Hasil uji statistik ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 15 Korelasi antara kualitas kehidupan bekerja dengan
emotional focused coping terhadap organisasi
Analisis Pearson Correlation r
Signifikansi p
Korelasi 0.056
0.648
Kedua variabel dikatakan memiliki hubungan signifikan jika p0.05. Berdasarkan hasil pengujian statistik yang tertera pada tabel 15 di atas, didapat
korelasi sebesar r= 0.056 dengan p=0.648. Hasil ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak, dengan menunjukkan tidak adanya hubungan antara kualitas kehidupan
bekerja dengan emotional focused coping terhadap organisasi secara signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kualitas
kehidupan bekerja dengan emotional focused coping terhadap organisasi.
C. HASIL TAMBAHAN PENELITIAN
Terdapat beberapa hasil tambahan dalam penelitian ini yang diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian yaitu : kategorisasi skor penelitian kualitas kehidupan
bekerja, problem focused coping dan emotional focused coping . 1. Kategorisasi Skor Penelitian
Gambaran skor kualitas kehidupan bekerja, problem focused coping dan emotional focused coping diperoleh dengan perhitungan statistik dengan perintah
descriptive pada program SPSS version 17.0 for windows. Kategorisasi skor kualitas
Universitas Sumatera Utara
kehidupan bekerja, problem focused coping dan emotional focused coping diperoleh dengan perhitungan standard error of measurement dengan rumus :
S
e
= S
x
√ 1- r
xx’
Dimana: S
e
= Eror standar dalam pengukuran S
x
= Deviasi standar skor r
xx’
= Koefisien reliabilitas
a. Kategorisasi skor kualitas kehidupan bekerja.
Kategorisasi skor skala kualitas kehidupan bekerja pada subjek penelitian, dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empiris dan mean
skor teoritik. Skala kualitas kehidupan bekerja terdiri dari 50 aitem dengan empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4.
Tabel 18. Perbandingan
Mean Hipotetik dan Mean Empirik Kualitas Kehidupan Bekerja
Variabel Empirik
Hipotetik Min
Max Mean
SD Min
Max Mean
SD Kualitas
Kehidupan Bekerja
81 130
102.49 12.689
50 200
125 25
Tabel di atas menunjukkan bahwa mean empirik untuk variabel kualitas kehidupan bekerja lebih rendah dari pada mean hipotetiknya X
e
X
h
. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum kualitas kehidupan bekerja yang dimiliki subjek
penelitian memiliki skor lebih rendah dibandingkan skor populasi berdasarkan skala kualitas kehidupan bekerja yang disusun oleh peneliti.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data pada tabel 18. dapat dibuat kategorisasi skor dengan perhitungan sebagai berikut :
S
e
= S
x
√ 1- r
xx’
S
e =
25 √ 1-0,966
S
e =
4 Standar eror pengukuran yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 4,
sehingga untuk menghindari fluktuasi skor kualitas kehidupan bekerja maka dilakukan pemisahan kategori baik dan buruk dengan menggunakan batas kisaran
skor mean sebesar ± 4. Berdasarkan perhitungan standar eror pengukuran ini maka diperoleh kategorisasi skor kualitas kehidupan bekerja seperti terlihat pada tabel 19.
Tabel 19. Kategorisasi Data Variabel Kualitas Kehidupan Bekerja
Variabel Rentang nilai
Kategori Jumlah
Persentase Kualitas
kehidupan bekerja
X 125 Rendah
61 89.7
125 X 175 Sedang
7 10.3
X 175 Tinggi
- -
Total 68
100
Berdasarkan mean empirik 102.49, secara umum subjek penelitian berada pada kategori rendah. Berdasarkan kategorisasi data variabel kualitas kehidupan
bekerja, sebanyak 61 orang 89.7 memiliki kualitas kehidupan kerja yang rendah dan sebanyak 7 orang 10.3 memiliki kualitas kehidupan kerja yang sedang.
b. Kategorisasi skor problem focused coping.
Kategorisasi skor skala problem focused coping pada subjek penelitian, dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empiris dan mean skor
Universitas Sumatera Utara
teoritik. Skala problem focused coping terdiri dari 27 aitem dengan empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4.
Tabel 20. Perbandingan
Mean Hipotetik dan Mean Empirik Problem Focused Coping
Variabel Empirik
Hipotetik Min
Max Mean
SD Min
Max Mean
SD
Problem Focused
Coping
40 85
54.84 11.627
27 108
67.5 13.5
Tabel di atas menunjukkan bahwa mean empirik untuk variabel problem focused coping lebih rendah dari pada mean hipotetiknya X
e
X
h
. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum problem focused coping yang dimiliki subjek
penelitian memiliki skor lebih rendah dibandingkan skor populasi berdasarkan skala problem focused coping yang disusun oleh peneliti.
Berdasarkan data pada tabel 20. dapat dibuat kategorisasi skor dengan perhitungan sebagai berikut :
S
e
= S
x
√ 1- r
xx’
S
e =
13.5 √ 1-0,902
S
e =
4 Standar eror pengukuran yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 4,
sehingga untuk menghindari fluktuasi skor problem focused coping maka dilakukan pemisahan kategori baik dan buruk dengan menggunakan batas kisaran skor mean
sebesar ± 4. Berdasarkan perhitungan standar eror pengukuran ini maka diperoleh kategorisasi skor problem focused coping seperti terlihat pada tabel 21.
Tabel 21. Kategorisasi Data Variabel
Problem Focused Coping
Variabel Rentang nilai
Kategori Jumlah
Persentase Problem focusd
coping X 67.5
Rendah 59
86.8 67.5 X 94.5
Sedang 9
13.2
Universitas Sumatera Utara
X 94.5 Tinggi
- -
Total 68
100
Berdasarkan mean empirik 54.84, secara umum subjek penelitian berada pada kategori rendah. Berdasarkan kategorisasi data variabel problem focused coping,
sebanyak 59 orang 86.8 memiliki problem focused coping yang rendah dan sebanyak 9 orang 13.2 memiliki problem focused coping yang sedang.
c. Kategorisasi skor emotional focused coping.
Kategorisasi skor skala emotional focused coping pada subjek penelitian, dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empiris dan mean
skor teoritik. Skala problem focused coping terdiri dari 12 aitem dengan empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4.
Tabel 22. Perbandingan
Mean Hipotetik dan Mean Empirik Emotional Focused Coping
Variabel Empirik
Hipotetik Min
Max Mean
SD Min
Max Mean
SD
Emotional Focused
Coping
30 45
35.40 4.388
12 48
30 6
Tabel di atas menunjukkan bahwa mean empirik untuk variabel problem focused coping lebih tinggi dari pada mean hipotetiknya X
e
X
h
. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum emo
tional focused coping yang dimiliki subjek penelitian memiliki skor lebih tinggi dibandingkan skor populasi berdasarkan skala emotional focused coping yang
disusun oleh peneliti. Berdasarkan data pada tabel 22. dapat dibuat kategorisasi skor dengan
perhitungan sebagai berikut : S
e
= S
x
√ 1- r
xx’
Universitas Sumatera Utara
S
e =
6 √ 1-0,876
S
e =
2 Eror standar pengukuran yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 2,
sehingga untuk menghindari fluktuasi skor emotional focused coping maka dilakukan pemisahan kategori baik dan buruk dengan menggunakan batas kisaran skor mean
sebesar ± 2. Berdasarkan perhitungan eror standar pengukuran ini maka diperoleh kategorisasi skor emotional focused coping seperti terlihat pada tabel 23.
Tabel 23. Kategorisasi Data Variabel
Emotional Focused Coping
Variabel Rentang nilai
Kategori Jumlah
Persentase Emotional
focused coping X 30
Rendah -
- 30 X 36
Sedang 42
61.8 X 36
Tinggi 26
38.2 Total
68 100
Berdasarkan mean empirik 35.40, secara umum subjek penelitian berada pada kategori sedang. Berdasarkan kategorisasi data variabel emotional focused
coping, sebanyak 42 orang 61.8 memiliki emotional focused coping yang sedang dan sebanyak 26 orang 38.2 memiliki emotional focused coping yang tinggi.
D. PEMBAHASAN