Batas Waktu Penyampaian SPT Wajib Pajak

40 2 Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak danatau melalui pihak lain dala satu masa pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Sedangkan bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi surat pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan.

3. Jenis SPT

Secara garis besar Surat Pemberitahuan SPT dibedakan menjadi dua, yaitu SPT Masa dan SPT Tahunan, diamana penjelasannya sebagai berikut: a. SPT Masa adalah SPT yang digunakan untuk melakukan pelaporan atas pembayaran pajak yang terutang dalam suatu masa pajak. SPT Masa terdiri dari SPT Masa pph, SPT Masa PPN, dan SPT Masa PPN untuk Pemungut Pajak Pertambahan Nilai. b. SPT Tahunan adalah SPT yang digunakan untuk melakukan pelaporan atas pembayaran pajak yang terutang dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak. SPT Tahunan ini hanya ada untuk Pajak Penghasilan saja.

4. Batas Waktu Penyampaian SPT

41 Batas waktu penyampaian SPT Tahunan, ada dua kategori, yaitu: a. SPT Tahuanan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi, paling lama 3 bulan setelah akhir tahun pajak. b. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan, paling lama 4 bulan setelah akhir tahun pajak.

5. Wajib Pajak

Pengertian Wajib Pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang ketentuan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah: “Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.” Pengertian tersebut menjelaskan bahwa setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jendral Pajak yang wajib pajak. Persyaratan subjektif adalah persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Tahun 1984 dan perubahannya. Sedangkan persyaratan objektif atau memperoleh penghasilan. 42 Dalam Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor SE- 89PJ2009 Tentang Tata Cara Penanganan Wajib Pajak Non Efektif, Wajib Pajak yang terdaftar dapat diadministrasikan ke dalam dua jenis wajib pajak, yaitu: a Wajib Pajak Efektif yaitu Wajib Pajak yang melakukan pemenuhan kewajiban perpajkan baik berupa pembayaran pajak maupun penyampaian Surat Pemberitahuan SPT Masa danatau Tambahan sesuai dengan ketentuan perundang- undangan perpajakan. b Wajib Pajak Non Efektif adalah Wajib Pajak yang tidak melakukan pemenuhan kewajiban baik berupa pembayran pajak maupun penyampaian Surat Pemberitahuan SPT Masa danatau Tambahan sesuai dengan ketentuan perundang- undangan perpajakan, yang nantinya dapat diaktifkan kembali. Wajib Pajak dinyatakan sebagai Wajib Pajak Non Efektif apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1 Selama 3 tiga tahun berturut-turut tidak pernah melakukan kewajiban perpajakan baik berupa pembayaran pajak maupun penyampaian SPT Masa danatau Tahuanan. 2 Tidak diketahuiditemukan lagi alamatnya 3 Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah meninggal dunia tetapi belum diterima pemberitahuan tertulis secara resmi dari ahli warisnya atau belum mengajukan penghapusan NPWP 43 4 Wajib Pajak Bdan yang telah bubar tetapi belum ada akte pembubarannya atau belum ada penyelesaian likuidasi bagi badan yang sudah mendapat pengesahan dari instansi yang berwenang 5 Wajib Pajak Orang Pribadi yang bertempat tinggal atau berada atau bekerja diluar negeri lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan. Dalam hal perubahan status Wajib Pajak Efektif menjadi Non Efektif atau sebaliknya, dierktorat bagian Informasi Perpajakan harus melakukan pemantauan terhadap perubahan status wajib pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak KPP.

6. Wajib Pajak Badan

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Baru Atas Keputusan Menteri Keuangan No. 84/KMK.03/2002 Pada KPP Pratama Medan Belawan

1 55 84

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Pengetahuan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Badan Di KPP Pratama Bandung Cicadas)

3 75 107

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN PENGETAHUAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN (STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA MEDAN KOTA).

0 2 19

HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DAN PEMERIKSAAN PAJAK DENGAN PENINGKATAN Hubungan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dan Pemeriksaan Pajak Dengan Peningkatan Penerimaan Pajak Pada KPP Pratama Pati.

0 1 14

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Boyolali).

0 5 17

ANALISIS PENERAPAN E-NOFA (ELECTRONIC NOMOR FAKTUR) TERHADAP JUMLAH PELAPORAN WAJIB PAJAK BADAN DI KPP BEKASI SELATAN

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Penerapan E-Nofa (Electronic Nomor Faktur) Terhadap Jumlah Pelaporan Wajib Pajak Badan di KPP Bekasi Selatan - Ubharajaya Repository

0 0 7