Pelaksanaan Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran Pendidikan

39 Sesuai dengan uji tes ulangan harian tersebut, jika hasilnya terisi maksimal maka metode diskusi di kelas telah memberikan efektifitas yang nyata, namun apabila hanya beberapa ulangan harian yang terisi, maka metode diskusi tidak dapat memperlihatkan efektifitasnya yang nyata. Di akhir penelitian, penulis akan mewawancarai kepala sekolah, guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dan salah satu siswa mengenai metode diskusi ini di kelas. Setelah data terkumpul maka penulis akan memberikan interpretasi terhadap data tersebut. b. Analisis dan Interpretasi Data Dari hasil penelitian selama dua bulan di SMP YAPIA Ciputat, dan dari data yang terkumpulkan maka data- data itu diperiksa, diedit, dan dianalisis yang kemudian hasilnya dapat dideskripsikan dalam sebuah kesimpulan dan diinterpretasikan sesuai dengan data yang terkumpul.

2. Pelaksanaan Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP YAPIA Ciputat Model metode diskusi yang diamati oleh penulis dalam pelaksanaan penelitian ini ada dua model yaitu model diskusi debat aktif dan diskusi lepas. Kedua model diskusi tersebut beberapa kali digunakan guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, namun yang paling sering digunakan oleh guru adalah model diskusi debat aktif. Hasil pengamatan penulis pada pengamatan pertama masih belum menunjukkan hasil karena pada saat itu masih penyampaian materi. Baru kemudian pada pengamatan kedua dan setarusnya guru menggunakan metode diskusi. Pada pengamatan III, IV, dan V diskusi masih dikuasai oleh guru artinya murid masih enggan mengeluarkan pendapatnya. Meskipun ada 40 namun masih beberapa siswa saja. Hal itu berbeda dengan pengamatan yang dilakukan penulis pada pengamatan VI, VII dan VIII siswa sudah banyak yang ikut berpartisipasi dalam diskusi. Dalam penggunaan metode diskusi oleh guru tersebut, ada dua aspek yang penulis anggap penting untuk diangkat dalam penulisan skripsi ini. Kedua aspek tersebut yaitu aspek guru dan aspek siswa. Aspek- aspek tersebut penulis anggap penting karena dalam melakukan penelitian ini yang penulis temukan dilapangan adalah kedua aspek tersebut. a. Aspek Guru 1 Aspek guru berarti melihat penggunaan metode diskusi dari sisi guru yang menggunakan metode ini sebagai salah satu metodenya dalam pengajaran. Ketika diskusi dilihat dari aspek guru, terutama diskusi yang berlangsung di SMP YAPIA Ciputat yaitu pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam hal ini Sulha Saidah, S.Ag sebagai guru mata pelajarannya, maka akan dapat penulis tampilkan sebagaimana berikut: 1 Kemampuan guru dalam memberikan stimulus diskusi Kemampuan ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam rangka menghidupkan kelas sehingga siswa mempunyai semangat untuk belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari: a Memberikan tema- tema kontekstual dan kekinian Kemampuan guru dalam memberikan stimulus diskusi kaitannnya dengan memberikan tema- tema kontekstual dan kekinian ditunjukkan dengan memberikan contoh yang sesuai dengan konteks kekinian. Seperti pada pembahasan iman kepada Rasul Allah guru memberi contoh pada saat ini telah terdapat Rasul palsu. 1 Observasi dan wawancara guru Pendidikan Agama Islam 19 Maret 2010 41 b Membangkitkan minat belajar siswa Dalam membangkitkan minat siswa untuk belajar guru biasanya menunjuk salah satu dari siswa untuk menjawab atau mengemukakan pendapatnya sesuai dengan tema yang telah dilontarkan. c Memberikan statemen yang kontraversi Statemen atau pendapat yang kontraversi dilontarkan guru agar siswa dapat meresponnya dengan positif. Tujuannya adalah agar siswa berani mengemukakan ketidaksepakatannya. 2 Kemampuan guru dalam mengaktifkan siswa dan mengelola kelas Kemampuan ini ditunjukkan oleh guru dengan banyak cara sesuai dengan kreatifnya. Kemampuan ini sangat dibutuhkan agar kelas tidak monoton dan membosankan. Kemampuan-kemampuan tersebut diantaranya adalah: a Memberikan kesempatan kepada siswa yang tidak aktif untuk mengemukakan pendapat mereka. Dengan cara menunjuk salah satu dari siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Dengan secara acak atau menurut absensi kelas. b Tidak membiarkan diskusi dikuasai oleh sebagian orang Apabila diskusi dikuasai oleh satu orang atau beberapa orang, guru mengambil alih diskusi dan mempersilahkan kepada yang lain. Namun apabila tetap saja tidak ada yang berpendapat guru menyuruh murid tersebut untuk melanjutkan. 3 Kemampuan guru dalam menyimpulkan hasil diskusi Setelah diskusi usai, materi yang telah dibahas disimpulkan oleh guru berdasarkan pendapat yang tidak terbantahkan atau berdasarkan suara terbanyak. Bila pendapat itu salah menurut guru, ia membenarkannya. 42 b. Aspek Siswa Aspek siswa juga penting diperhatikan untuk menentukan apakah diskusi dapat berjalan dengan baik sehingga dapat ditentukan bahwa metode diskusi ini dapat diandalkan. Aspek siswa yang diperhatikan oleh penulis dalam penelitian ini antara lain adalah: 1 Keberanian siswa untuk bertanya, ditunjukkan dengan: a Keberanian untuk mengangkat tangan untuk mengajukan pertanyaan atau sanggahan. Tidak setiap diskusi yang berlangsung di kelas dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Menurut pengamatan penulis apabila guru memberikan stimulus yang membangkitkan siswa dalam belajar diskusi pun akan hidup. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan atau mengangkat tangan. Hampir seluruh siswa mengangkat tangan apabila diberi kesempatan bertanya meskipun pada akhirnya hanya dipilih beberapa saja. b Keberanian untuk menyangkal pendapat yang tidak sesuai dengan pemahaman siswa. Ditunjukkan oleh beberapa orang saja apabila temannya kurang menarik seperti pada pembahasan iman kepada Rasul Allah. Namun pada pembahasan binatang yang halal dan haram banyak siswa yang mengutarakan pendapatnya yang tidak sesuai dengan pendapat yang ada. Meskipun demikian ada juga siswa yang sama sekali tidak berpendapat. Keadaan demikian sering terjadi mungkin karena jam pelajaran yang diletakkan di jam terakhir sehingga siswa hanya memikirkan pulang saja. 2 Keaktifan siswa dalam diskusi Sebagus apapun tema yang diangkat oleh guru dalam diskusi tidak akan menciptakan diskusi yang aktif apabila tidak adanya peran langsung dari siswa. 43 Keaktifan siswa dalam diskusi menurut penulis dapat diketahui melalui beberapa hal berikut ini, yaitu: a Mengutarakan pendapatnya Meskipun kadang harus ditunjuk terlebih dahulu oleh guru agar siswa mau mengutarakan pendapatnya namun menurut penulis hal itu sudah merupakan salah satu bentuk keikutsertaan siswa atau keaktifan mereka dalam diskusi. b Mengungkapkan keberatannya Ketika diskusi berlangsung biasanya keberatan-keberatan muncul setelah dilontarkan pendapat yang kontraversi. Seperti ketika menurut siswa pendapatnya benar namun disalahkan oleh peserta diskusi yang lain. c Mengungkapkan pembelaannya Siswa berani mengungkapkan pembelaannya ketika pendapatnya disalahkan. 3 Pemahaman siswa terhadap materi Pemahaman siswa terhadap materi diperlukan untuk mengetahui sejauh manakah pemahaman mereka terhadap materi yang baru saja didiskusikan bersama. Hal itu untuk mengetahui apakah materi yang disampaikan kepada mereka telah tercerna sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi, hal-hal yang diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut: a Argumen yang digunakan siswa untuk mempertahankan pendapatnya. Apakah argumen tersebut berdasarkan atas referensi yang ada atau pengalaman, atau bahkan merupakan argumen yang tidak berlandaskan apapun juga. Rata-rata pada setiap diskusi pendapat yang dilontarkan oleh siswa merupakan argumen lepas, meskipun kadang- 44 kadang ada sebagian siswa yang menyertakan referensi yang diperolehnya. Hal tersebut biasanya dilakukan oleh siswa yang berprestasi seperti Ajeng Kartini dan lain-lain. 2 b Argumen siswa untuk mengalahkan pendapat yang tidak sesuai dengan pemahamannya. Hampir sama dengan argumen siswa yang dipergunakan dalam rangka mempertahankan pendapatnya, kebanyakan siswa berpendapat tidak sesuai dengan referensi yang ada atau tidak memiliki rujukan. c Kemampuan untuk menjawab pertanyaan atau sanggahan dari peserta diskusi. Sama seperti argumen-argumen mereka, kemampuan untuk menjawab pertanyaan atau sanggahan dari peserta diskusi ditunjukkan berdasarkan pengalaman para siswa. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode diskusi yang diterapkan di SMP YAPIA Ciputat pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam telah memberikan efektifitasnya yang nyata yaitu sudah dapat mengaktifkan siswa dalam belajar dan lain-lain yang termasuk ke dalam kriteria siswa aktif. Meskipun kadang diskusi masih dikuasai oleh beberapa siswa atau salah satu dari mereka namun dengan keterampilan yang telah dimiliki oleh guru sudah dapat mengatasi masalah ini.

C. Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Diterapkan Metode Diskusi