Sosial ekonomi Pendidikan dan Sosial Ekonomi Variabel Bebas

80

5.3.2. Sosial ekonomi

Tabel 20 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 PNS Petani Pedagang Bengkel Serabutan 2 35 17 4 9 2,98 52,24 25,38 5,97 13,43 Jumlah 67 100 Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 20 dapat kita ketahui bahwa 35 orang atau 52,24 adalah seorang petani. Sedangkan 17 orang atau 25,37 adalah seorang pedagang. Selanjutnya 9 orang atau 13,43 memiliki pekerjaan serabutan. Dan 4 orang atau 5,97 memiliki pekerjaan seorang bengkel. Sisa 2 orang atau 2,98 adalah seorang PNS. Kita dapat melihat dari pendidikan responden yang sebagian besar rendah akan mempengaruhi pekerjaan responden, dan hal tersebut telah dibuktikan pada tabel 20 diatas. Mayoritas pekerjaan responden sebagai petani. Tidak heran bila ekonomi yang rendah akan menimbulkan pertengkaran dalam rumah tangga. 81 Tabel 21 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Tanaman yang Dikerjakan No Jenis tanaman Frekuensi Persentase 1 2 3 Sawit Padi Jagung 13 11 12 37,14 31,42 34,28 Jumlah 35 100 Data yang disajikan pada tabel 21 menunjukkan bahwa 13 orang atau 37,14 jenis tanaman yang dikerjakan oleh petani adalah sawit. Sedangkan 12 orang atau 34.28 jenis tanaman yang dikerjakan adalah jagung. Selanjutnya 11 orang atau 31,42 jenis tanaman yang dikerjakan adalah padi.. Data tersebut juga menyimpulkan aktivitas pertanian di Desa Saribu Asih terdiri dari tanaman sawit, jagung dan padi. Tabel 22 Distribusi Responden Berdasarkan Luas Tanah yang Digarap No Luas Tanah Rante Frekuensi Persentase 1 2 3 4 21 – 25 16 – 20 11 – 15 6 – 10 1 14 11 9 1,50 20,89 16,42 14,92 Jumlah 35 100 82 Data yang disajikan pada tabel 22 menunjukkan bahwa sebanyak 31 orang atau 46,27 tidak memiliki luas tanah untuk digarap atau pekerjaannya bukan sebagai petani, sebanyak 14 orang atau 20,89 menggarap sekitar 16 – 20 rante tanah, sebanyak 11 orang atau 16,42 menggarap sekitar 11 – 15 rante tanah, sebanyak 10 orang atau 14,92 menggarap sekitar 6 – 10 rante tanah dan hanya 1 orang atau 1,50 yang menggarap sekitar 21 – 25 rante tanah. Tabel 23 Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Sebagai PNS No Golongan Frekuensi Persentase 1 2 Golongan II Golongan I 1 1 1,50 1,50 Jumlah 2 100 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 23 menunjukkan bahwa sebanyak 65 orang atau 97,00 tidak memiliki golongan karena tidak berprofesi sebagai PNS, sedangkan 1 orang atau 1,50 masing-masing memiliki golongan II dan I. Responden dalam penelitian ini hanya 5 orang saja yang mengecap pendidikan hingga ke perguruan tinggi, namun hanya 2 responden saja yang berprofesi sebagai PNS, meskipun golongan masih rendah. Menurut responden sangat sulit untuk menaikkan golongan karena harus menempuh pendidikan lagi, sedangkan disisi lain responden mengatakan gaji sebagai PNS saja masih kurang dalam memenuhi kebutuhan keluarga setiap harinya. Tidak heran bila tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi seseorang. Dan usia responden 83 untuk naik golongan pun tidak memungkinkan lagi karena usia responden sudah mulai memasuki masa pensiun. Tabel 24 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Dagangan No Jenis Dagangan Frekuensi Persentase 1 2 Grosir Eceran 4 13 23,52 76,48 Jumlah 17 100 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 24 dapat diketahui bahwa 13 orang atau 76,48 memiliki jenis dagangan eceran. Sedangkan 4 orang atau 523,52 memiliki jenis dagangan grosir. Untuk memiliki dagangan grosir harus memiliki modal yang besar karena jenis yang dijual berjumlah besar, berbeda dengan jenis dagangan eceran yang bisa dijual dalam jumlah berskala besar atau pun kecil. Menurut responden, untuk memilih barang yang akan dijual pun sangat sulit karena keadaan jalan di Kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun sangat baik sehingga akses untuk keluar-masuk tidaklah sulit, jadi masyarakat bisa keluar ke daerah lain untuk membeli barang yang diperlukan. Jenis grosiran yang dijual yaitu sembako, sedangkan jenis ecerannya berbagai macam seperti sembako atau disebut biasanya kedai sampah, yang menjual banyak jenis dagangan. 84 Tabel 25 Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Memilih Pekerjaan Serabutan No Alasan Frekuensi Persentase 1 2 3 Tidak punya pekerjaan tetap Tidak ada keahlian untuk bekerja Tidak sanggup untuk mengerjakan pekerjaan berat 2 2 5 22,22 22,22 55,56 Jumlah 9 100 Data yang disajikan pada tabel 25 menunjukkan bahwa 5 orang atau 55,56 memilih alasan karena tidak sanggup mengerjakan pekerjaan berat. Sedangkan 2 orang atau 22,22 memilih alasan tidak punya pekerjaan tetap dan tidak ada keahlian untuk bekerja. Untuk menemukan keahlian skill dalam diri diakui responden sangat sulit. Meskipun sudah mencoba banyak pekerjaan lain, namun responden mengaku tidak dapat bertahan lama dengan pekerjaan tersebut. Responden mengatakan pengaruh pendidikan terhadap skill yang dimiliki sangat berkaitan. Sangat disayangkan saat masa mudanya responden lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain daripada mencari skill dalam dirinya. Hal ini pun diakui oleh responden alasan penyebab susahnya mencari uang. 85 Tabel 26 Distribusi Responden Berdasarkan PendapatanBulan No GajiBulan Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Rp. 4.500.000,- – Rp. 5.400.000,- Rp. 3.500.000,- – Rp. 4.400.000,- Rp. 2.500.000,- – Rp. 3.400.000,- Rp. 1.500.000,- – Rp. 2.400.000,- Rp. 500.000,- – Rp. 1.400.000,- 1 1 4 17 44 1,50 1,50 5,97 25,38 65,67 Jumlah 67 100 Data yang disajikan pada tabel 26 menunjukkan bahwa 44 orang atau 65,67 memiliki gaji Rp. 500.000,- – Rp. 1.400.000,-bulan. Sedangkan 17 orang atau 25,38 memiliki gaji Rp. 1.500.000,- – Rp. 2.400.000,-bulan. Selanjutnya 4 orang atau 5,97 memiliki gaji Rp. 2.500.000,- – Rp. 3.400.000,-bulan dan masing- masing 1 orang atau 1,50 memiliki gaji sebesar Rp. 4.500.000,- – Rp. 5.400.000,- bulan dan Rp. 3.500.000,- – Rp.4.400.000,-bulan. Hampir setengah keseluruhan jumlah responden memiliki gaji yang tergolong masih rendah bahkan tidak bisa mencukupi kehidupan keluarga setiap bulannya, disisi lain istri responden pun tidak semuanya memiliki pekerjaan tetap. Menurut responden untuk memenuhi kebutuhan sekolah anakorang saja gajinya masih kurang, apalagi untuk kebutuhan lainnya. Jaman yang semakin canggih memaksa masyarakat untuk semakin giat mencari uang dengan pendidikan rendah dan tidak memiliki skill. Hal inilah yang diakui responden menjadi penyebab terjadinya KDRT. 86 Tabel 27 Distribusi Responden Berdasarkan Perkumpulan Adat Punguan Marga No Jawaban Responden Frekuensi Persentase 1 2 Ya Tidak 55 12 82,09 17,91 Jumlah 67 100 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 27 dapat diketahui bahwa 55 orang atau 82,09 menjawab bahwa responden sudah terdaftar atau aktif sebagai salah satu anggota punguan marga di desanya. Sedangkan sebanyak 17 lebih memilih tidak terdaftar ke dalam punguan marga dengan alasan tidak mengerti adat dan malas mengikuti acara-acara adat. Responden yang kebanyakan suku batak toba ini menyatakan bahwa dirinya sudah terdaftar ke dalam Perkumpulan Adat Punguan Marga. Sudah menjadi kewajiban bagi orang suku batak toba masuk ke dalam perkumpulan marganya karena bila tidak terdaftar maka masyarakat khususnya di lingkungan batak akan menilai negatif terhadap orang tersebut. 87 Tabel 28 Distribusi Responden Berdasarkan Keaktifan di Organisasi Masyarakat No Keaktifan di organisasi masyarakat Frekuensi Persentase 1 2 Ya Tidak 54 13 80,59 19,41 Jumlah 67 100 Data yang disajikan pada tabel 28 menunjukkan bahwa 54 orang atau 80,59 jawaban responden mengatakan aktif dalam organisasi masyarakat karena menurut responden sebagian besar warga di lingkungan tempat tinggalnya merupakan orang pribumi penduduk asli yang sudah dikenal dari kecil. Sedangkan 13 orang atau 19,41 memilih tidak ingin aktif ke dalam organisasi masyarakat dengan alasan tidak punya waktu bergaul dengan warga lainnya, baru pindah ke lingkungan tersebut dan sebagainya. Sifat gotong royong atau saling membantu sesama yang sudah mulai pudar seiring dengan berkembangnya jaman dimana sifat egois dan acuh tak acuh masyarakat pada masyarakat lainnya semakin jelas terasa. Namun, di pedesaan atau pelosok sifat gotong royong atau saling membantu masih terjalin meskipun sedikit mulai berkurang dibanding dengan jaman nenek moyang dulu. Sifat inilah yang menumbuhkan rasa kekeluargaan diantara warga di tempat tinggal sehingga jarang kita temukan ada perkelahian atau tindak criminal yang terjadi diantara warga. Hal tersebut dapat kita lihat dimana saat ada warga mengalami kemalangan, maka warga lain datang membantu memberikan dukungan moril dan lainnya. 88 Tabel 29 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan TanahLahan No Jawaban Responden Frekuensi Persentase 1 2 Milik sendiri Sewa 19 16 54,29 45,71 Jumlah 35 100 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 29 dapat diketahui bahwa bahwa 19 responden atau 54,29 memiliki tanah sendiri untuk dikerjakandigarap sebagai sumber mata pencaharian.sedangkan 16 orang atau 45,71 adalah sewa. Meskipun memiliki tanah sendiri, namun hasil yang diperoleh tidak banyak karena menurut responden biaya untuk lahan ini besar. Menyewa tanah menurut responden menjadi pilihan baik karena tidak mampu membeli tanah sendiri, dan harus mau berbagi hasil dengan di pemilik lahan. Tabel 30 Distribusi Responden Berdasarkan Kedudukan di Masyarakat No Kedudukan di Masyarakat Frekuensi Persentase 1 2 3 Pemuka Desa Perangkat Desa Anggota Biasa 4 5 58 5,98 7,46 86,56 Jumlah 67 100 89 Data yang disajikan pada tabel 30 menunjukkan bahwa 86,56 atau 58 berstatus sebagai anggota biasa. Sedangkan 5 orang atau 7,46 adalah sebagai perangkat desa. Selanjutnya 4 orang atau 5,98 memiliki kedudukan sebagai pemuka desa. Menurut responden, warga yang memiliki intelektual tinggi dan kecakapan tertentu yang mampu menduduki posisi di masyarakat. Mereka dianggap cerdas serta bijaksana serta keluarganya sangat dihormati. Biasanya orang tua lanjut usia yang berpengalaman ditunjuk warga mampu mempimpin mereka.

5.4. Kekerasan Dalam Rumah Tangga Variabel Terikat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sosial Ekonomi Terhadap Tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Kelurahan Durian Kecamatan Medan Timur Kota Medan

10 114 91

Pengaruh Sosial Ekonomi Rumah Tangga Terhadap Kenakalan Remaja Di Desa Sidodadi Kecamatan Birubiru Kabupaten Deli Serdang

7 84 114

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya, Di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Tahun 2009

3 76 66

Pengaruh Pendidikan Dan Sosial Ekonomi Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Desa Saribu Asih Kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun

1 5 113

Pengaruh anemia, norma budaya, sosial ekonomi, gender dan kekerasan dalam rumah tangga terhadap fungsi seksua AWAL

0 0 14

Tingkat Kesuburan Tanah Pada Lahan Agroforestri Karet di Desa Marjanji Asih, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara

0 1 10

Cover Pengaruh Pendidikan Dan Sosial Ekonomi Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Desa Saribu Asih Kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun

0 0 13

Chapter I Pengaruh Pendidikan Dan Sosial Ekonomi Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Desa Saribu Asih Kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun

0 0 10

Chapter II Pengaruh Pendidikan Dan Sosial Ekonomi Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Desa Saribu Asih Kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun

0 0 31

Reference Pengaruh Pendidikan Dan Sosial Ekonomi Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Desa Saribu Asih Kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun

0 0 2