Program Rujuk Balik Bagi Pasien BPJS Belum Berjalan Dengan Baik

2014. Selain diperlukan dalam penambahan SDM juga perlu peningkatan mutu SDM yang dapat dicapai dengan membuat pelatihan Abdullah Ali 2014 melalui penelitiannya menyebutkan bahwa ketersediaan fasilitas alat kesehatan yang memadai dapat meningkatkan kinerja Puskesmas dalam melakukan pemeriksaan kepada pasien dan merupakan suatu keharusan untuk proses rujukan yang dilakukan akibat keterbatasan sarana tersebut, jika fasilitas dan sarana penunjang kesehatan kurang lengkap maka proses mendiagnosis apa pasien akan terganggu dan hal ini menyebabkan petugas kesehatan harus merujuk pasien kerumah sakit sehingga akan berdampak pada meningkatnya terjadi rujukan di rumah sakit.

5.2. Program Rujuk Balik Bagi Pasien BPJS Belum Berjalan Dengan Baik

Diakui oleh para dokter yang melayani para pasien di Puskesmas Kebun Lada, staf Dinas Kesehatan Kota Binjai serta BPJS Kota Binjai sendiri bahwa selain mindset masyarakat yang masih terbiasa dan menganggap bahwa Puskesmas merupakan tempat untuk mengambil rujukan juga selama ini terjadi tidak adanya rujuk balik pasien yang datang dari wilayah kerja Puskesmas Kebun Lada, yang mana bentuknya sebagai berikut : a. Dokter spesialis rumah sakit yang memberikan layanan dan resep obat juga tidak memberikan nasehat maupun saran kepada pasien untuk kontrol berikutnya cukup konsul dan mengambil obat di Puskesmas Kebun Lada, sehingga pengobatan berikutnya si pasien meminta ulang surat rujukan kembali dari Puskesmas Kebun Lada. Universitas Sumatera Utara b. Karena tidak adanya koordinasi yang baik antara pihak rumah sakit rujukan dengan Puskesmas Kebun Lada, maka pengobatan berulang si pasien tetap meminta rujukan dari Puskesmas, padahal dokter jaga Puskesmas bisa melakukan pemeriksaan, memberi obat atau resep yang sama dengan yang biasa diminum oleh si pasien. Sebagai salah satu program unggulan dan guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan serta memudahkan akses pelayanan kesehatan kepada peserta penderita penyakit kronis, maka dilakukan optimalisasi implementasi Program Rujuk Balik. Pelayanan Program Rujuk Balik diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan penderita penyakit kronis, khususnya penyakit diabetes melitus, hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis PPOK, epilepsy, stroke, schizophrenia, Systemic Lupus Erythematosus SLE yang sudah terkontrolstabil namun masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan dalam jangka panjang. Pelayanan Obat Rujuk Balik adalah pemberian obat-obatan untuk penyakit kronis di Faskes Tingkat Pertama sebagai bagian dari program pelayanan rujuk balik. Filosofi Program Rujuk Balik yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Pelayanan Rujuk balik adalah Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita di Fasilitas Kesehatan atas rekomendasirujukan dari Dokter SpesialisSub Spesialis yang merawat. b. Pelayanan Program Rujuk Balik adalah Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan Universitas Sumatera Utara pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di Faskes Tingkat Pertama atas rekomendasirujukan dari Dokter SpesialisSub Spesialis yang merawat. Adapun jenis penyakit yang termasuk Program Rujuk Balik adalah: a. Diabetus Mellitus b. Hipertensi c. Jantung d. Asma e. Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK f. Epilepsy g. Schizophrenia h. Stroke i. Systemic Lupus Erythematosus SLE Sesuai dengan rekomendasi Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia dan Komite Formularium Nasional, penyakit sirosis tidak dapat dilakukan rujuk balik ke Faskes Tingkat Pertama karena : a. Sirosis hepatis merupakan penyakit yang tidak curabel b. Tidak ada obat untuk sirosis hepatis c. Setiap gejala yang timbul mengarah kegawatdaruratan misal : eshopageal bleeding yang harus ditangani di Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan d. Tindakan-tindakan medik untuk menangani gejala umumnya hanya dapat dilakukan di Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan. Universitas Sumatera Utara Jenis obat yang termasuk dalam Obat Rujuk Balik adalah: 1. Obat Utama, yaitu obat kronis yang diresepkan oleh Dokter SpesialisSub Spesialis di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dan tercantum pada Formularium Nasional untuk obat Program Rujuk Balik. 2. Obat Tambahan, yaitu obat yang mutlak diberikan bersama obat utama dan diresepkan oleh dokter SpesialisSub Spesialis di Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan untuk mengatasi penyakit penyerta atau mengurangi efek samping akibat obat utama. Menurut Taher 2013 dalam Abdullah Ali 2014, masih ada masyarakat yang belum tahu teknis mendapatkan pelayanan sesuai dengan aturan BPJS Kesehatan. Masyarakat yang akan berobat ke rumah sakit umum pemerintah dengan kartu BPJS harus mendapat rujukan dari dokter, klinikpuskesmas, atau rumah sakit umum daerah. Masyarakat yang datang ke rumah sakit sekunder, akan dilayani jika sudah mendapatkan rujukan dari pelayanan kesehatan primer, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 0012012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan. Aturan ini diterbitkan agar Program Jaminan Kesehatan Nasional JKN dapat berjalan baik.

5.3. Pengadaan Obat di Puskesmas di Era JKN