Tujuan dan Manfaat Penelitian

Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta 1434 H 2013 M. 2. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk Berita Tentang Calon Presiden RI 2009 Partai Keadian Sejahtera di Harian Republika, Mochamad Arifin 105051102020, Konsentrasi Jurnalistik Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta 1430 H 2009 M. 3. Studi Analisis Wacana Terhadap Pemberitaan Partai Nasdem di Harian Media Indonesia, Isnaanto Achmad Maulana 207051000662, Konsentrasi Jurnalistik Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta 1434 H 2013M. 4. Wacana Kekerasan Oknum Aparat Terhadap Wartawan Pada Harian Republika Edisi 17 Oktober 2012. Ana Aryati 109051100005,Konsentrasi Jurnalistik Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta 1434 H 2013M. Setelah peneliti melihat beberapa penelitian dan skripsi yang terkait teori maupun tema mengenai permasalahan yang peneliti angkat, maka peneliti memutuskan menggunakan Analisis Wacana konsep Teun A. Van Dijk sebagai metode penelitian. Dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian lainnya, karena pada skripsi ini peneliti menggunakan situs berita Merdeka.com seputar berita keterlibatan anak-anak dalam kampanye PKS jelang pemilu 2014 sebagai objek penelitian. Sedangkan untuk teknis penulisan hasil penelitian ini mengacu pada buku pedoman penulisan karya ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi karya Hamid Nasuhi Dkk, diterbitkan oleh CeQDA Center for Quality Development Assurance Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007. Maka dari tinjauan pustaka ini, peneliti yakin apa yang akan diteliti belum ada sebelumnya. Untuk itu peneliti yakin mengajukan penelitian tersebut sebagai awal untuk mengajukan skripsi.

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Dalam penelitian pemberitaan ini, peneliti menggunakan paradigma kritis. Paradigma kritis melihat bahwa media bukanlah saluran yang bebas dan netral. Media justru dimiliki oleh kelompok tertentu dan digunakan untuk mendominasi kelompok yang tidak dominan. Paradigma kritis mempunyai pandangan tersendiri terhadap berita, yang bersumber pada bagaimana berita tersebut diproduksi dan bagaimana kedudukan wartawan dan media bersangkutan dalam keseluruhan proses produksi berita. Paradigma pluralis percaya bahwa wartawan dan media adalah entitas yang otonom, dan berita yang dihasilkan haruslah menggambarkan realitas yang terjadi di lapangan. Sementara paradigma kritis mempertanyakan posisi wartawan dan media dalam keseluruhan struktur sosial dan kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat. Pada