Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
sehingga pembaca bisa membaca berulang-ulang hingga meresapi. Oleh karena itu tidak berlebihan jika dikatakan media cetak memiliki kekuatan besar dalam
mempengaruhi sekaligus mengubah pola pikir, sikap dan perilaku public. Sejalan dengan kemajuan teknologi dan media informasi, maka media
penyampaian Dakwah Islam pun semakin luas dan berkembang baik berupa elektronik maupun cetak. Berbagai pihak berusaha menjadikan media cetak
sebagai peluang untuk berdakwah Islam, sehingga kemudian menambah khasanah keislaman dalam dunia tulis menulis.
Dewasa ini
para penulis—juga
wartawan—Muslim yang
mampu melakukan Dakwah Islam bil qalam melalui media massa. Telah banyak para ahli
agama Islam ulama, kyai, mubaligh yang mampu melakukan Dakwah Islam bil lisan ceramah, tabligh, khotbah sekaligus mampu menulis Dakwah Islam bil
qalam untuk media cetak. Padahal menurut Ali bin Abi Thalib, “tulisan adalah tamannya para ulama.”
Para ulama melalui buku-buku, kitab-kitab atau tulisan-tulisannya “mengabadikan” dan menyebarluaskan ilmu-ilmu, pemikiran dan pandangan-
pandangan keislamannya. Sebagaimana telah disebut pada Q.S al-Qalam:1 yang artinya “Nun, perhatikanlah al-Qalam dan apa yang dituliskannya.”
Media cetak pada dasarnya merupakan media komunikasi yang mampu mengadakan perubahan dalam masyarakat baik pola pikir maupun perilakunya.
Perkembangan media cetak telah mencuat kepermukaan, karena media salah satu yang bisa diperoleh siapa saja yang membutuhkan. Penerapan media cetak dalam
berdakwah Islam berarti berdakwah Islam melalui tulisan maupun media gambar agar lebih menyakinkan sasarannya.
Dalam tahun-tahun belakangan ini tubuh telah muncul dalam perdebatan teoritis, terutama dalam sosiologi. Peningkatan perhatian sosiologi terhadap tubuh
ini diawali antara lain oleh munculnya budaya konsumsi dalam paruh kedua abad ke-20, yang menyoroti tubuh sebagai objek pameran, suatu tampilan untuk
dirancang, dipahat, dan dibentuk melalui aturan-aturan ‘kecantikan’, pakaian dan gaya hidup. Dua aspek penting hubungan yang baru antara tubuh dan diri ini
adalah penampilan tubuh: suatu ekspresi individualitas dan indentitas pribadi; dan aturan-aturan
tubuh: strategi
yang digunakan
untuk mempertahankan,
menciptakan dan mengendalikan penampilan tubuh seperti diet, latihan olahraga, pakaian dan pembedahan kosmetik. Kaum perempuan dihadapkan atau diterpa
oleh citra-citra tubuh ideal seperti yang digambarkan dalam majalah atau iklan televisi.
3
Ada kesepakatan bahwa sebuah citra tubuh perempuan yang diulang-ulang dalam media. Mereka menganggap tubuh perempuan sebagai komoditas yang
digunakan oleh para pengiklan untuk menjual produk: Mengiklankan sebuah mobil yang mereka miliki…seorang perempuan
cantik di atas mobil, yang sebetulnya tidak berhubungan dengan mobil yang mereka jual.
4
Konstruksi media tentang tubuh ideal perempuan. Mayoritas perempuan dalam
setiap kelompok
mempersepsikan media
sebagai terlibat
dalam menciptakan tubuh ideal demikian. Media dilihat sebagai sesuatu yang
memberikan resep ketimbang netral dalam menggambarkan tubuh perempuan, dan dilukiskan oleh sebagian kaum perempuan sebagai manipulator atau
perekayasa suatu citra yang harus dipatuhi oleh kaum perempuan: Gambar apapun yang Anda peroleh mengenai perempuan melalui media
pada dasarnya memberi pesan kepada Anda bahwa seharusnya Anda terlihat seperti itu.
5
Kaum perempuan mempersepsikan media sebagai mengkonstruksi tubuh ideal ini pertama-tama melalui iklan yang mengasosiasikan perempuan yang
3
Dedi Mulyana dan Solatun, Metode Penelitian Komunikasi PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta 2007 h.317
4
Ibid, h.317
5
Ibid, h.329
ramping dan cantik dengan produk glamour; kedua, melalui gambar-gambar perempuan dalam majalah-majalah perempuan; dan ketiga melalui kerja sama
media dengan dunia fesyen yang mempromosikan model-model dan supermodel- supermodel sebagai tubuh-tubuh di dunia fesyen; dan terakhir, melalui proses
kerja media yakni dengan mempekerjakan perempuan-perempuan yang menarik dan ramping untuk tampil dihadapan public.
6
Dari kutipan tersebut menerangkan bahwa semiotik adalah suatu penelitian tentang hakikat keberadaan suatu tanda. Persepsi yang digunakan dalam penulisan
analisis iklan ini adalah mengenai iklan yang mengandung unsur-unsur religi yang melihat pembentukan realitas dari fakta mengenai iklan bertajuk religi tersebut.
Dengan demikian dari penulisan analisis iklan ini dapat diketahui Kosmetika Wardah mengkonstruksi iklan yang bertajuk religi.
Berdasarkan hal tersebut Penulis berkeinginan mengadakan penelitian
skripsi dengan judul “Iklan sebagai Media Dakwah Islam Analisis Semiotik pada Iklan Kosmetik Wardah dalam Majalah NooR”
Penelitian ini menggunakan Analisis Semiotik sebagai instrument untuk analisis iklan.
“Semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan tanda.”
7
6
Ibid, h.309
7
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004 h.87