Kestasioneran dan Faktor Musiman .1
Bentuk umum model ARIMA berordo p,d,q yang mengkombinasikan proses autoregressive berodo p, dan proses rataan bergerak berordo q pada deret waktu yang sudah di
transformasikan dengan pembedaan ordo ke-d atau biasa ditulis dengan ARIMAp,d,q adalah sebagai berikut :
t q
q t
p p
e B
B W
B B
θ θ
δ φ
φ −
− −
+ =
− −
− ...
1 ...
1
1 1
2-11 Dengan :
1
φ
= parameter autoregressive ke-i
B
= operator penggerak mundur backward shift operator
t
W
= deret yang sudah dideferensi dengan ordo d
δ
= konstanta
t
e
= sisaan residu ke – t Dalam praktek, nilai p,d,q yang biasa digunakan adalah 0,1,2. Meskipun demikian
dengan nilai p,d,q yang seperti itu dapat dibuat banyak variasi model yang cukup berguna. Persamaan model yang sederhana, ARIMA 1,1,1 adalah sebagai berikut :
1 1
2 1
1 1
1
− −
−
− +
+ −
− =
t t
t t
t
e e
Y Y
Y θ
δ φ
φ
2-12 Dengan :
=
t
Y
Data aktual
1
φ
= parameter autoregressive ke-i
δ
= konstanta
t
e
= sisaan residu ke – t
2.5 Kestasioneran dan Faktor Musiman 2.5.1
Kestasioneran
Kestasioneran data dapat diperiksa dengan analisa autokorelasi dan autokorelasi
Universitas Sumatera Utara
Parsial. Data yang dianalisa dalam model ARIMA adalah data yang bersifat stasioner, yaitu data yang rata-rata dan variansinya relative konstan dari satu periode ke periode selanjutnya.
Autokorelasi-autokorelasi dari data yang tidak stasioner berbeda secara signifikan dari nol dan mengecil secara perlahan membentuk garis lurus sedangkan autokorelasi-autokorelasi
dari data stasioner mengecil secara drastis membentuk garis lengkung ke arah nol setelah periode kedua atau ketiga. Jadi bila autokorelasi pada periode satu, dua maupun periode ketiga
tergolong signifikan sedangkan autokorelasi-autokorelasi pada periode lainnya tergolong tidak signifikan, maka datanya bersifat stasioner.
Menurut Box-Jenkins deret data yang tidak stasioner dapat ditransformasikan menjadi deret data yang stasioner dengan melakukan pembedaan diferensi pada data aktual.
Pembedaan ordo pertama dari data aktual dapat dinyatakan sebagai berikut :
1 −
− =
t t
t
Y Y
W
2-13 Dengan :
t
W
= deret yang sudah dideferensi dengan ordo d
=
t
Y
Data aktual Biasanya dengan melakukan pembedaan pertama dan kedua data akan menjadi data
yang stasioner dengan melihat koefisien autokorelasi data pembedaan akan turun mendekati nol setelah lag ke-2 atau lag ke-3.