82
Dari Tabel IV.16 menjelaskan bahwa 16 orang 64 mengatakan struktur birokrasi Dinas Kebersihan Kota Pematangsiantar memadai.
Tetapi ada juga 9 orang 32 mengatakan kurang memadai.
IV. 2 Deskripsi hasil wawancara tentang Implementasi Kebijakan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah SAKIP pada Dinas Kebersihan
Kota Pematangsiantar
Selama kurang lebih 3 bulan melakukan penelitian ini, secara khusus setelah mewawancarai beberapa orang informasi akan beberapa factor yang
diperhatikan dalam pengimplementasian SAKIP ini anatara lain :
IV.1.1 Komunikasi
Komunikasi yang diteliti dalam permasalahan ini meliputi transmisi atau kecukupan informasi yang diterima oleh setiap bidang Dinas Kebersihan Kota
Pematangsiantar, kejelasan dan konsistensi ketetapan dalam menyampaikan informasi mengenai pelaksanaan SAKIP Dinas Kebersihan Kota Pematangsiantar.
a. Transmisi Penyaluran Komunikasi Kepada Impelementor Tentang Penyusunan LAKIP
Proses Pelaksanaan SAKIP di Dinas Kebersihan Kota Pematangsiantar tidak lepas dari koordinasi dengan bagian Administrasi
Pemerintahan Umum Sekretariat Kota Pematangsiantar yang memberikan tugas dan tangguungjawab kepada seluruh jajaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah SKPD. Dalam pelaksanaan SAKIP berdasarkan ketentuan yang diberikan oeh Peraturan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis
Universitas Sumatera Utara
83
dan Tata Cara Review Atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum
Sekretariat Kota Pematangsiantar tidak ada melakukan sosialisasi kepada seluruh SKPD untuk proses penyusunan LAKIP tersebut dan hanya
memberikan contoh format penyusunan LAKIP. LAKIP merupakan hasil laporan pertanggungjawaban keseluruhan atas realisasi program dan
anggaran yang telah disusun dan dilaksanakan oleh SKPD sesuai denga Rencana Kerja Renja.
Berkaitan dengan hal tersebut , Bapak Prasizu Minly Harahap selaku Kepala Sub Bagian Otonomi Daerah dan Pertanahan yang lulusan
dari Sarjanan Ilmu Terapan Pemerintahan menyatakan “Benar, kami tidak ada melakukan sosialisasi. Langsung saja kami
kasih proses penyusunan LAKIP itu kepada setiap SKPD dengan dilampirkan surat pemberitahuan dan ikut formatnya. Untuk mengisinya
kami rasa SKPD sudah tau mengerjakannya. Untuk sosialisasi itu kita gak ada anggaran”Wawancara pada tanggal 25 Februari 2016
Surat edaran tersebut yang didisposisikan ke kepala dinas, maka Kepala Dinas Kebersihan menginstruksikan secara langsung kepada
bagian penyusunan pelaporan dan pemograman untuk merampungkan pengerjaan LAKIP. Bentuk intruksi dari kepala dinas yaitu berupa surat
edaran ataupun langsung secara lisan kepada kepala bidang penyusunan pemograman dan pelaporan. Berkaitan dengan LAKIP, setiap bidang di
Dinas Kebersihan saling berkoordinasi supaya proses penyusunan LAKIP bisa terimplementasi. Di mana kriteria dominan dalam penyusunan
LAKIP meliputi keuangan dan sarana-prasarana. Oleh karena itu setiap bidang maupun bagian terlibat dalam hal menyerahkan laporan
Universitas Sumatera Utara
84
pertanggungjawaban realisai kinerja dan program yang akan diakumulasikan dalam LAKIP.
Bidang Penyusunan dan Pelaporan yang bertanggungjawab menyusunan LAKIP dikerjakan oleh beberapa seksi dan saling
berkoordinasi. Secara khusus pengerjaan LAKIP dilaksanakan oleh Seksi Monitoring dan Pelaporan karena sudah merupakan bagian dari tugas
pokok dan fungsinya. Berkaitan dengan hal tersebut, Ibu Susanna S.P selaku Kepala
Bidang Penyusunan Program dan Pelaporan dan sekaligus penanggungjawab penyusunan LAKIP ,
“Kita dapat surat dari Pemerintah kota yaitu bagian Administrasi Pemerintahan Umum bagian dari sekretariat untuk menyusunan LAKIP
yang asalnya dari intruksi presiden dan tidak ada sosialisasi gitu dan langsung kita kerjakan sesuai dengan format yang dikasih dari
mereka”Wawancara pada tanggal 18 Februari 2016
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa Dinas Kebersihan dan Kota
Pematangsiantar tidak mendapatkan sosialisasikan kebijakan SAKIP dan langsung mengerjakan LAKIP sesuai dengan Inpres Nomor 7 tahun 1999.
b. Kejelasan Pengetahuan Implementor Tentang SAKIP