kerugian sebesar Rp 7.332.361.516,00 berdasarkan perhitungan BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan No. S-1911PW.1652008 dan PT. Bank Mandiri,
Tbk sebesar Rp 199.536.064.675,65. Jaksa penuntut umum dalam perkara tersebut membuat surat dakwaan
yang disusun secara subsidiaritas. Dakwaan primernya melanggar Pasal 2 ayat 1 jo Pasal 18 jo Pasal 20 UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun
2001 jo Pasal 64 ayat 1 KUHP. Dakwaan subsidernya melanggar pasal Pasal 3 jo Pasal 18 jo Pasal 20 UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001
jo Pasal 64 ayat 1 KUHP.
b. Dakwaan
Jaksa penuntut umum dalam perkara tersebut membuat surat dakwaan yang disusun secara subsidiaritas. Dakwaan primernya melanggar Pasal 2 ayat
1 jo Pasal 18 jo Pasal 20 UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 64 ayat 1 KUHP. Dakwaan subsidernya melanggar pasal Pasal 3
jo Pasal 18 jo Pasal 20 UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 64 ayat 1 KUHP.
Sementara Dakwaan Subsidiair melanggar Pasal 3 jo. Pasal 18 jo. Pasal 20 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP.
Universitas Sumatera Utara
c. Fakta Hukum
Berdasarkan hasil pemeriksaan di persidangan, telah terungkap fakta-fakta hukum sebagai berikut:
1. Pada tanggal 11 Juli 1998 pimpinan DPRD Kotta Banjarmasin telah
mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 19 Tahun 1998 tentang Persetujuan terhadap Pembangun Pasar Induk Antasari dengan
mengadakan kerja samaPemerintah Kota Banjarmasin dengan Pihak ketiga;
2. Pada tanggal 13 Juli 1998 Walikota Banjarmasin telah mengeluarkan Surat
Keputusan Nomor 008Prog1998 tentang penunjukan Perseroan Terbatas PT Giri Jaladhi Wana terdakwa sebagai mitra kerja dalam pelaksanaan
kerjasama kontrak bagi tempat usaha untuk pembangunan Pasar Induk Antasari;
3. Pada tanggal 14 Juli 1998 bertempat di Kantor Walikota Banjarmasin
Stevanus Widagdo bin Suraji Sastrodiwiryo Direktur Utama PT.Giri Jaladhi Wana PT.GJW yang dalam hal ini bertindak mewakili terdakwa
dalam perkara ini telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama Nomor 664I548Prog-Nomor 003GJWVII1998 tentang Kontrak Bagi Tempat
Usaha Dalam Rangka Pembangunan Pasar Induk Antasari Kota Banjarmasin dengan H.Sadjoko selaku Walikota Banjarmasin;
4. Pada tanggal 15 Agustus 2000 telah dilakukan Addendum Kerja Sama
Nomor 664I548Prog – Nomor 003GJWVII1998 yang ditandatangani
Universitas Sumatera Utara
oleh Drs. H. Sofyan Arpan sebagai pihak pertama bertindak selaku Walikota Banjarmasin dan terdakwa PT. Giri Jaladhi Wana;
5. Untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan Pasar Sentra Antasari
tersebut terdakwa bekerjasama dengan PT.UE Sentosa sebagai kontraktor pelaksana dengan surat perjanjian kerja No. 094GJWSPBII01 tanggal 1
Februari 2001 yang ditandatangani oleh ST.Widagdo selaku Dirut PT.GJW dan Dominic Tan selaku Presiden Direktur PT.UE Sentosa
dengan Niai Rp 137.842.690,00, dengan sistem PT.UE Sentosa melaksanakan pembangunan dan membiayai pelaksanaan pembangunan
tersebut dimana setiap kemajuan fisik proyek sudah mencapai 30 maka terdakwa akan membayarnya;
6. Pelaksanaan pembangunan Pasar Sentra Antasari sampai dengan bulan
Desember 2002 ternyata belum selesai, sehingga Drs. H. Sofyan Arpan selaku Walikota Banjarmasin pada tanggal 13 Januari 2003 dengan surat
nomo 23Ditakot 32003 memberikan batas waktu penyelesaian pembanguan Pasar Induk Antasari hingga 10 Februari 2003;
7. Sampai bulan Agustus 2003, ternyata pekerjan pembangunan Pasar Sentra
Antasari belum juga selesai sehingga Walikota Banjarmasin H.Sofyan Arpan mencabut Surat Keputusan Walikota Banjarmasin Nomor:
088Prog1998 tanggal 13 Juli 1998 tentang Penunjukan PT Giri Jaladhi Wana terdakwa sebagi mitra kerja dalam pelaksanaan kerjasama kontrak
bagi tempat usaha, untuk pembangunan Pasar Induk Antasari, dengan SK. No.117 tahun 2003 tanggal 13 Agustus 2003 dan membatalkan kerja sama
Universitas Sumatera Utara
tentang kontrak bagi tempat usaha dalam rangka pembangunan Pasar Induk Antasari Kotamadya Banjarmasin, yang ditadatangani oleh H.
Sadjoko sebagai pihak pertama bertindak selaku Walikota Banjarmasin dan ST. Widagdo sebagai pihak kedua bertindak mewakili terdakwa PT.
GJW; 8.
Walikota Banjarmasin Drs. H. Sofyan Arpan membentuk Tim Percepatan Penataan dan Pembangunan Pasar Sentra Antasari P3SA Banjarmasin
dengan Surat Keputusan Walikota banjarmasin No.119 tahun 2003 tanggal 13 Agustus 2003 dengan susunan tim sebagai berikut:
a Drs. H. Edwan Nizar, Msi sebagai Ketua
b Drs. Tjiptomo sebagai Wakil Ketua
c Drs. Akhmad Yani sebagai Sekretaris
d Ir. Heri Purnomo, MBA sebagai Bendahara
9. Pada tanggal 23 Agustus 2003 Walikota Banjarmasin Drs. H. Sofyan
Arpan meninggal dunia, selanjutnya urusan pemerintahan dilaksanakan Wakil Walikota Banjarmasin Drs. H. Midpai Yabani MM;
10. Terdakwa dalam melaksanakan pembangunan dan pengelolaan Pasar
Induk Antasari telah melakukan penyimpangan-penyimpangan sebagai berikut:
a Terdakwa tanpa persetujuan DPRD Kota Banjarmasin telah
membangun 6.045 unit terdiri dari toko, kios, los, lapak, dan warung, sehingga terjadi penambahan 900 unit bangunan.
Penambahan 900 unit tersebut dijual dengan harga sebesar Rp
Universitas Sumatera Utara
16.691.713.166,00, dan hasil penjualan tersebut tidak disetorkan ke kas daerah Kota Banjarmasin;
b Berdasarkan Addendum Perjanjian Kerja Sama Nomor
664I548Prog – Nomor 003GJWVII1998, terdakwa mempunyai
kewajiban kepada Pemerintah Kota Banjarmasin untuk membayar retribusi sebesar Rp 500.000.000,00; membayar penggantian uang
sewa Rp 2.500.000.000,00 dan membayar pelunasan Kredit Inpres Pasar Antasari Rp 3.750.000.000,00, sehingga jumlah yang harus
dibayar sebesar Rp 6.750.000.000,00, tetapi terdakwa hanya membayar sebesar Rp 1.000.000.000,00 sehingga terdapat
kekurangan sebesar Rp. 5.750.000.000,00 Terdakwa tidak membayar sebesar Rp 5.750.000,00
11. Untuk mendukung pekerjaan pembangunan Pasar Sentra Antasari
Banjarmasin tersebut terdakwa mengajukan permohonan kredit dengan surat permohonan kredit No. 066GJWBVII2001 tanggal 16 Juli 2001
perihal Permohonan Fasilitas Kredit Modal Kerja KMK sebesar 25.000.000,00 untuk cadangan pembayaran melalui PT. United Engineers
Sentosa selaku Main Contractor pembangunan Pasar Induk Sentra Antasari Hub Banjarmasin kepada PT. Bank Mandiri dan disetujui oleh PT.Bank
Mandiri dengan Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit SPPK Nomor 9.Hb.BLM. CO12292001 tanggal 19 Desember 2001, kemudian ditindak
lanjuti dengan penanda tangan Perjanjian Kredit PK No. 048011KMK- CO2001 tanggal 19 Dember 2001 dengan jangka waktu kredit selama 9
Universitas Sumatera Utara
bulan sejak tanggal penandatangan perjanjian kredit sampai dengan 19 September 2002;
12. Berdasarkan Perjanian Kredit Modal Kerja Nomor 048001KMK-
CO2001 tanggal 19 Desember 2001 akte notaris Nomor 69 tahap I pemberian fasilitas kredit sebesar Rp 25.000.000.000,00 untuk tujuan
penambahan pendanaan pembanguan Pasar Induk Sentra Antasari sebesar Rp 25.000.000.000,00 dengan syarat-syarat dan ketentuan yang telah
diatur dalam Perjanjian Kerja tersebut. Bahwa berdasarkan perjanjian modal kerja tersebut diatur mekanisme escrow account. Namun sampai
jatuh tempo kreditnya yaitu tanggal 19 September 2002 terdakwa tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pelunasan kreditnya dan hanya
membayar sebagian hutang pokoknya sebesar Rp 1.450.000.000,00 sehingga terdakwa masih mempunyai kewajiban hutang pokoknya sebesar
Rp 23.550.000.000,00 dan hutang bunga sebesar Rp 3.452.000.000,00 dengan lama tunggakan 8 delapan bulan shingga tingkat kolektibilitas
atau pengembalian kredit terdakwa masuk golongan 4 empat yaitu diragukan, dari 5 lima kolektibilitas yaitu lancar, dalam perhatian khusus,
kurang lancar, diragukan dan macet; 13.
Terdakwa tidak menyetorkan seluruh hasil penjualan kios secara tunai maupun uang muka kredit sebagaimana diperjanjikan dalam perjanjian
kredit tersebut maka PT. Bank Mandiri, Tbk menunjuk Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat dan Rekan untuk melakukan pemeriksaan
penerimaan dan penggunaan dana terdakwa atas fasilitas kredit;
Universitas Sumatera Utara
14. Hasil audit tanggal 26 September 2003 perihal laporan hasil pemeriksaan
penerimaan dan penggunaan dana PT. GJW untuk periode 1 Januari 2000 s.d 30 Juni 2003 terdapat penggunaan dana yang berasal dari kredit PT.
Bank Madiri, Tbk. Telah dipergunakan untuk kepentingan lain dari terdakwa selain untuk pembiayaan pembangunan Rp 39.179.924.284,00;
15. Berdasarkan Addendum 11 Perjanjian kredit modal kerja No. 048011
KMK-CO2001 tanggal 8 Januari 2004 akte notaris nomor 5 tahap III penjadwalan ulang, fasilitas kredit disetjui untuk dilakukan penjadwalan
kembali dengan syarat dan ketentuan yang telah diatur. Tetapi pada kenyataannya terdakwa sama sekali tidak dapat mengembalikan kredit
modal kerja yang telah diterima dari PT. Bank Mandiri, Tbk sesuai jadwal yang telah ditentukan, malah terdakwa meminta PT. Bank Mandiri, Tbk
untuk mencairkan fasilitas Bank Garansi sebesar Rp 25.000.000.000,00; 16.
Berdasarkan Perjanjian Kredit Modal Kerja No. 048032KMK-CO2004 tanggal 21 Desember 2004 akte notaris No. 81 tahap V pemberian
fasilitas modal kerja ex. Bank garansi sebesar Rp 25.000.000.000,00 diberikan fasilitas kredit kepada terdakwa untuk pencairan fasilitas Bank
Garansi sebesar Rp 25.000.000.000,00; 17.
Jatuh tempo pembayaran kewajiban terdakwa atas kredit-kredit tersebut berdasarkan perjanjian kredit modal kerja No. 048011KMK-CO2001
tanggal 19 Desember 2001 akte notaris No. 69 berikut addendumnya dan No. 048032KMK-CO2004 tanggal 21 Desember 2004 akta notaris No.
81 adalah tanggal 30 Juni 2005 dan ternyata sampai dengan umur
Universitas Sumatera Utara
tunggakan tersebut 180 hari tidak dilakukan angsuran oleh Terdakwa PT. GJW sehingga sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia maka kredit
tersebut dinyatakan macet; 18.
Terdakwa dalam penggunaan fasilitas kredit modal kerja dari PT. Bank Madiri telah melakukan penyimpangan-penyimpangan sebagai berikut:
a Berdasarkan perjanjian kredit Modal Kerja Nomor 048001KMK-
CO2001 tanggal 19 Desember 2001 akte notaris Nomor 69 kredit yang diajukan oleh Terdakwa PT GJW yaitu kredit modal kerja untuk
tujuan penambahan pendanaan pembangnan Pasar Induk Sentra Antasari sebesar rp 25 milyar dengan jangka waktu 9 bulan sejak
tanggal penandatanganan kredit namun sampai jatuh tempo kreditnya yaitu tanggal 19 September 2002 terdakwa tidk dapat memenuhi
kewajiban pembayaran pelunasan kreditnya dan hanya membayar sebagian hutang Rp 1.450.000.000,00 sehingga terdakwa masih
mempunyai kewajiban
hutang pokoknya
sebesar Rp
23.550.000.000,00 dan hutang bunga sebesar Rp 3.452.000.000,00 dengan lama tunggakan 8 bulan;
b Berdasarkan addendum I Perjanjian Kredit Modal Kerja No.
048011KMK-CO2001 tanggal 9 Oktober 2002 akte notaris No. 24 kredit diberikan kredit tambahan sebesar Rp 50 milyar untuk tujuan
penambahan pendanaan pembangunan Pasar Induk Sentra Antasari dengan jangka waktu sejak penandatangannan addendum perjanjian
kredit s.d tanggal 31 Oktober 2003, ternyata terdakwa hanya
Universitas Sumatera Utara
membayar Rp 5.720.000.000,00 dan hanya menyetorkan sebagian hasil penjualan ke rekening escrow I;
c Berdasarkan addendum II Perjanjian Kredit Modal Kerja No.
048001KMK-CO2001 tanggal 8 Januari 2004 Akta Notaris Nomor 5 dimana fasilitas kredit disetujui untuk dilakukan penjadwalan
kembali dengan limit kredit turun menjadi Rp 67.830.000.000,00 dan jangka waktu sejak penanda tanganan addendum perjanjian kredit s.d
tanggal 30 September 2004. Pada kenyataannya terdakwa hanya membayar sebesar Rp 1.030.000.000,00 Bahwa perbuatan terdakwa
tidak melaksanakan kewajiban terhadap kredit modal kerja yang telah diterima dari PT Bank Mandiri, TBk;
d Berdasarkan addendum III Perjanjian Kredit Modal Kerja No.
048011KMK-CO2001 tanggal 2 Agustus 2004 fasilitas kredit disetujui untuk dilakukan penjadwalan kembali dengan limit kredit
turun menjadi Rp 66.800.000.000,00 dan jangka waktu sejak tanggal 1 Oktober 2004 s.d 30 Juni 2005. Pada kenyataannya terdakwa sama
sekali tidak dapat mengembalikan kredit modal kerja yang sama sekali tidak dapat mengembalikan kredit modal kerja yang telah diterima
dari PT. Bank Mandiri Tbk sesuai jadwal yang telah ditentukan, malah terdakwa meminta PT. Bank Mandiri, Tbk untuk mencairkan fasilitas
Bank Garansi sebesar Rp 25.000.000.000,00. 19.
Pada tanggal 16 Desember 2009 telah dilaksanakan lelang terhadap angunan tambahan berupa sebidang tanah SHM No.2411Pegadungan
Universitas Sumatera Utara
seluas 2.684 m
2
. SHM No. 2412 Pegadungan seluas 2.355 m
2
, SHM No. 2413Pegadungan seluas 1.812 m
2
, SHM No. 2414Pegadungan seluas 2558 m
2
dan SHM No. 2415 seluas 2266 m
2
keseluruhan atas nama Stephanus Widagdo terletak di Kel.Pegadungan Kec. Kalideres Kodya
Jakarta Barat Prov. DKI Jakarta dengan hasil bersih lelang sebesar Rp 8.370.930.000,00.
20. Jumalah kewajiban pebayaran terdakwa yang tidak dipenuhi tanggal 19
Februari 2010 adalah: a
Kewajiban pokok sebesar Rp 83.429.070.000,00 b
Kewajiban bunga sebesar Rp 63.732.298.096,66 c
Kewajiban denda sebesar Rp 52.374.696.578,99 Sehingga total kewajiban terdakwa adalah sebesar Rp 199.536.064.675,65.
21. PT.GJW tersebut telah merugikan Keuangan Negara cq. Pemerintah Kota
Banjarmasin sebesar Rp 7.332.361.516,00 berdasarkan perhitungan BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan dan PT. Bank Mandiri, Tbk.
sebesar Rp 199.536.064.675,65; 22.
Stevanus Widagdo bin Suraji Sastrodiwiryo selaku Direktur Utama PT.GJW telah dipidana berdasarkan putusan Pengadilan Negeri
Banjarmasin; 23.
Dengan terungkapnya kasus ini kondisi Pasar sentra Antasari menjadi tidak jelas lagi siapa pengelolanya.
Universitas Sumatera Utara
d. Tuntutan