2.2 Teknik Perbanyakan Kultur Jaringan
2.2.1 Pengertian Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan teknik mengisolasi bagian-bagian tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ, serta menumbuhkan bagian-bagian
tersebut dalam media buatan aseptik dengan tujuan agar bagian-bagian tersebut memperbanyak diri dan beregenerasi kembali menjadi tanaman lengkap
Gunawan 1995. Menurut Zulkarnain 2009, kultur jaringan merupakan suatu upaya mengisolasi bagian-bagian tanaman protoplas, sel, jaringan, dan organ,
kemudian mengkulturkannya pada nutrisi buatan yang steril di bawah kondisi lingkungan terkendali sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat
beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap kembali. Menurut Gamborg dan Shyluk 1981 yang diacu dalam Zulkarnain 2009, tipe-tipe kultur berdasarkan
macam eksplan yang digunakan dalam sistem kultur jaringan tanaman yaitu kultur organ pucuk, meristem, potongan daun, akar, tunas, kultur kalus, kultur sel dan
kultur protoplas.
2.2.2 Prinsip Dasar Kultur Jaringan
Kultur jaringan mengandung dua prinsip dasar yaitu bahan tanam yang bersifat totipotensi dan budidaya yang terkendali Santoso dan Nursandi 2003.
Totipotensi sel merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa setiap sel hidup memiliki potensi genetik untuk menghasilkan organisme yang lengkap Hartman
et al. 1990. Menurut Asnawati et al. 2002, totipotensi sel merupakan kemampuan setiap sel untuk tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang
sesuai dengan membawa karakter masing-masing yang independen. Setiap sel yang diisolasi dari tanaman dan diregenerasikan pada media yang sesuai maka
akan diperoleh tanaman baru yang membawa karakter dari masing-masing sel tersebut. Santoso dan Nursandi 2003 mengemukakan bahwa sel, jaringan atau
organ yang digunakan akan dapat berkembang sesuai arahan dan tujuan budidaya in vitro yang dilakukan dengan adanya sifat totipotensi ini. Sifat totipotensi lebih
banyak dimiliki oleh bagian tanaman yang masih juvenile muda dan banyak dijumpai pada daerah-daerah meristem tanaman.
2.2.3 Manfaat Kultur Jaringan
Zulkarnain 2009 menyatakan bahwa aplikasi teknik kultur jaringan tanaman memiliki manfaat utama yaitu perbanyakan klon atau perbanyakan
massal dari tanaman. Adapun manfaat-manfaat lain dari kultur jaringan dalam beberapa hal khusus yaitu:
1. Perbanyakan klon secara cepat yang pada prinsipnya setiap sel dapat diinduksi
untuk beregenerasi menjadi individu tanaman lengkap. Dalam waktu singkat dapat dihasilkan individu tanaman dalam jumlah yang besar.
2. Kondisi aseptik kultur jaringan tanaman mampu menyediakan bahan tanaman
yang bebas patogen dalam jumlah yang besar. Melalui kultur meristem, dapat diregenerasikan tanaman yang bebas virus.
3. Produksi tanaman pada teknik kultur jaringan tidak tergantung pada musim
sehingga melalui teknik ini terbuka peluang untuk memperbanyak tanaman di sepanjang tahun.
4. Pelestarian plasma nutfah menggunakan ruang yang kecil dan mudahnya
menciptakan kondisi yang sesuai, menjadikan kultur jaringan sebagai suatu cara praktis untuk menyimpan bahan tanaman dari genotipe terpilih baik
tanaman pertanian maupun tanaman langka yang terancam punah. 5.
Memperbanyak tanaman yang sulit diperbanyak secara vegetatif konvensional, dapat dilakukan dengan manipulasi terhadap lingkungan kultur
perlakuan hormon, cahaya, suhu atau dengan menggunakan bahan eksplan yang memiliki daya meristematik tinggi.
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Teknik Kultur Jaringan
2.2.4.1 Pemilihan Bahan Tanaman Eksplan
Jaringan sumber eksplan dapat berupa sel meristematik dan embrio yang belum mengalami perubahan bentuk dan kekhususan fungsi. Selain itu, juga dapat
digunakan tunas, bunga, daun muda, akar, umbi bagian embrio dan sebagainya. Bagian tanaman yang lebih muda seringkali merupakan sumber eksplan yang
lebih baik pada banyak spesies Conger 1981. Soeryowinoto 1977 yang diacu dalam Parera 1997 mengemukakan bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk
kultur jaringan diambil dari jaringan yang diperkirakan dapat tumbuh dan