kemandirian emosional menuju ke arah kesempurnaan menjadi sangat penting untuk dilakukan secara serius, tertata dan terprogram.
8. Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan Kemandirian Emosional
pada Remaja
Kemandirian emosional merupakan kecakapan yang berkembang sepanjang rentang kehidupan individu yang sangat dipengaruhi oleh faktor
pengalaman dan pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan khususnya di sekolah perlu melakukan upaya-upaya pengembangan kemandirian
emosional remaja salah satunya dengan melakukan bimbingan Ali, 2005:
119 antara lain :
a. Penciptaan partisipasi dan keterlibatan remaja dalam keluarga. Ini
dapat diwujudkan dalam bentuk : 1
Saling menghargai antar anggota keluarga. 2
Keterlibatan dalam memecahkan masalah remaja atau keluarga. b.
Penciptaan keterbukaan. Ini dapat diwujudkan dalam bentuk: 1
Toleransi terhadap perbedaan pendapat 2
Memberikan alasan terhadap keputusan yang diambil bagi remaja. 3
Keterbukaan terhadap minat remaja. c.
Memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan dan mendorong rasa ingin tahu mereka. Ini dapat diwujudkan dalam
bentuk : 1
Mendorong rasa ingin tahu remaja
2 Adanya jaminan rasa aman dan kebebasan untuk mengeksplorasi
lingkungan. 3
Adanya aturan tetapi tidak cenderung mengancam bila ditaati. d.
Penerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain. Ini dapat diwujudkan dalam
bentuk : 1
Menerima apa pun kelebihan maupun kekurangan yang ada pada diri anak.
2 Tidak membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lain.
3 Menghargai ekspresi potensi remaja dalam bentuk kegiatan
produktif apapun meskipun sebenarnya hasilnya kurang memuaskan.
e. Empati terhadap remaja. Ini dapat diwujudkam dalam bentuk:
1 Memahami dan menghayati pikiran dan perasaan remaja.
2 Melihat berbagai persoalan remaja dengan menggunakan
perpekstif atau sudut pandang remaja. 3
Tidak mudah mencela karya remaja betapa pun kurang bagusnya karya itu.
f. Menjalin hubungan yang akrab dengan yang lain. Ini dapat
diwujudkan dalam bentuk : 1
Interaksi secara akrab tetapi saling menghargai. 2
Menambah frekuensi interaksi dan tidak bersikap dingin terhadap remaja.
3 Membangun suasana humor dan komunikasi ringan dengan
remaja. Menurut Stone dalam Winkel Hastuti 2010: 1 bimbingan adalah
suatu proses membantu orang-perorangan untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungannya. Menurut Winkel, 1997: 520 menyatakan bahwa
bimbingan klasikal adalah suatu bimbingan yang diberikan kepada kelompok siswa yang tergabung dalam satu-satuan kelas dalam tingkat
tertentu pada suatu jenjang pendidikan, pada waktu yang diterapkan pada jadwal
bimbingan. Kegiatan-kegiatan
dalam bimbingan
klasikal dilaksanakan sejalan dan disepakati oleh pihak-pihak terkait.
Menurut Winkel dan Hastuti 2010: 565-566 bimbingan klasikal bermanfaat bagi tenaga bimbingan dan juga para siswa. Manfaat bimbingan
klasikal bagi siswa antara lain : a.
Menjadi lebih sadar akan tantangan yang dihadapi sehingga mereka memutuskan untuk berwawancara secara pribadi dengan konselor.
b. Lebih rela menerima dirinya sendiri, setelah menyadari bahwa teman-
temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan dan tantangan yang kerap kali sama.
c. Lebih berani mengemukakan pandanganya sendiri bila berada dalam
kelompok. d.
Diberi kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu bersama dan dengan demikian mendapat latihan untuk bergerak dalam suatu kelompok, yang
akan dibutuhkan selama hidupnya.
e. Lebih bersedia menerima suatu pandangan atau pendapat bila
dikemukakan oleh seorang teman daripada pendapat hanya diketengahkan oleh seorang konselor saja.
f. Tertolong untuk mengatasi suatu masalah yang dirasa sulit untuk
dibicarakan secara langsung dengan konselor karena malu atau bersifat tertutup.
B. Kajian Penelitian yang Relevan