Faktor-Faktor Penentu Kebijakan Kebijakan-Kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid
Dalam usaha mereformasi militer dan mengeluarkan militer dari ruang sosial-politik, Abdurrahman Wahid menemukan sekutu, yaitu Agus
Wirahadikusumah, yang diangkatnya menjadi Panglima Kostrad pada bulan Maret 2000. Pada Juli 2000, Agus Wirahadikusumah mulai membuka
skandal yang melibatkan Dharma Putra, yayasan yang memiliki hubungan dengan Kostrad. Melalui Megawati Soekarnoputri, anggota TNI mulai
menekan Abdurrahman Wahid untuk mencopot jabatan Agus Wirahadikusumah. Abdurrahman Wahid mengikuti tekanan tersebut, tetapi
berencana menunjuk Agus Wirahadikusumah sebagai Kepala Staf Angkatan Darat. Petinggi TNI merespon dengan mengancam untuk pensiun, sehingga
Abdurrahman Wahid kembali harus menurut pada tekanan.
63
Sidang Umum MPR 2000 hampir tiba, popularitas Abdurrahman Wahid masih tinggi. Sekutu Abdurrahman Wahid seperti Megawati
Soekarnoputri, Akbar Tanjung dan Amien Rais masih mendukungnya meskipun terjadi berbagai skandal dan pencopotan menteri. Pada Sidang
Umum MPR, pidato Abdurrahman Wahid diterima oleh mayoritas anggota MPR. Selama pidato, Abdurrahman Wahid menyadari kelemahannya
sebagai pemimpin dan menginginkan sebagian tugas kepresidenan diwakilkan kepada Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri. Anggota MPR
setuju dan mengusulkan agar Megawati Soekarnoputri menerima tugas tersebut. Pada awalnya MPR berencana menerapkan usulan ini sebagai TAP
63
Ibid, hlm. 61-62
MPR, akan tetapi Keputusan Presiden dianggap sudah cukup. Pada 23 Agustus 2000, Abdurrahman Wahid mengumumkan kabinet baru meskipun
Megawati Soekarnoputri ingin pengumuman tersebut ditunda. Megawati Soekarnoputri menunjukan ketidaksenangannya dengan tidak hadir pada
pengumuman kabinet. Kabinet baru lebih kecil dan meliputi lebih banyak non-partisan. Tidak terdapat anggota Golkar dalam kabinet baru
Abdurrahman Wahid.
64
Pada akhir tahun 2000, terdapat banyak elit politik yang kecewa dengan Abdurrahman Wahid. Orang yang paling menunjukan
kekecewaannya adalah Amien Rais. Ia menyatakan kecewa mendukung Abdurrahman Wahid sebagai presiden tahun lalu karena gaya
kepemimpinan Abdurrahman Wahid yang spontan dan menimbulkan kontroversi. Amien Rais juga berusaha mengumpulkan oposisi dengan
meyakinkan Megawati Soekarnoputri dan Abdurrahman Wahid untuk merenggangkan otot politik mereka. Namun Megawati Soekarnoputri tetap
mendukung Abdurrahman Wahid, sementara Akbar Tanjung menunggu pemilihan umum legislatif tahun 2004. Pada akhir November 2000, 151
anggota DPR menandatangani petisi yang meminta pemakzulan Abdurrahman Wahid.
65
Abdurrahman Wahid lalu mengunjungi Afrika Utara dan juga Arab Saudi untuk naik haji. Abdurrahman Wahid melakukan kunjungan
64
Ibid, hlm. 62-63
65
Ibid, hlm. 63-64