Kelebihan Kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid Kelemahan Kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid

53

BAB III KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dari bab II, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Latar belakang kehidupan Abdurrahman Wahid adalah ia lahir di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 7 September 1940. Ia merupakan anak dari K.H. Wahid Hasyim dan Hj. Sholehah. Ia belajar di SD KRIS dan SD Matraman Perwari lalu Ia juga belajar di Pesantren Tegalrejo dan Pesantren Tambakberas. Abdurrahman Wahid pun melanjutkan belajar di beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Al Azhar di Mesir, dan Universitas Baghdad di Irak. Abdurrahman Wahid pun menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat putri. Abdurrahman Wahid menjabat sebagai ketua Nahdlatul Ulama sebanyak tiga kali dan ia menyetujui pembentukan Partai Kebangkitan Bangsa yang berbasis anggota NU. Abdurrahman Wahid pun menjadi Presiden Indonesia ke-4 menggantikan Presiden B. J. Habibie. 2. Kebijakan-kebijakan politik, ekonomi, sosial dan budaya Presiden Abdurrahman Wahid yang dilakukannya adalah untuk mereformasi pemerintahan Indonesia menjadi lebih baik dari pemerintahan Orde Baru. Dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya, Abdurrahman Wahid juga tak lepas dari kontroversi. Salah satu kontroversi yang besar adalah ketika ia mengumumkan dekrit pada 23 Juli 2001 yang berisi 1 Membekukan Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat. 2 mengembalikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kedaulatan ke tangan rakyat dan mengambil tindakan serta menyusun badan yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemilu dalam waktu satu tahun. 3 menyelamatkan gerakan reformasi total dari unsur-unsur Orde Baru dengan membekukan Partai Golongan Karya sambil menunggu keputusan Mahkamah Agung, untuk itu kami memerintahkan seluruh jajaran TNI dan Polri untuk mengamankan langkah penyelamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tetap tenang serta menjalankan kehidupan sosial ekonomi seperti biasa. Namun dekrit tersebut tidak mendapat dukungan, sehingga ia dilengserkan pada tanggal 23 Juli 2001 dalam Sidang Istimewa MPR dan menggantikannya dengan Megawati Soekarnoputri. 3. Jasa-jasa dari Presiden Abdurraman Wahid bagi Indonesia saat ini nampak pada penegakkan nilai-nilai demokrasi seperti mereformasi departemen- departemen yang korupsi dan berkinerja tidak baik, melindungi budaya kelompok minoritas, menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia serta menjunjung pluralisme. Jasanya yang sangat nampak adalah kebijakannya mengeluakan PP. no. 6 tahun 2000 tentang pemulihan hak warga keturunan Tionghoa dalam hal keyakinan, tradisi dan budaya. Dan pada tanggal 9 April 2001 mengeluarkan Keputusan Presiden Nomer 192001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur Fakultatif hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI