2.6.1 Penentuan Kapabilitas Proses Untuk Data Atribut
Data Atribut Attributes Data merupakan data kualitatif yang dihitung menggunakan daftar pencacahan atau tally untuk keperluan pencatatan dan
analisis. Data atribut bersifat diskrit. Contoh data atribut karakteristik kualitas adalah : ketiadaan label pada kemasan, banyaknya jenis cacat pada produk, dan
lain-lain. Langkah-langkah untuk menentukan kapabilitas proses untuk data atribut adalah sebagai berikut :
1. Menentukan proses yang ingin diketahui kapabilitasnya
2. Menghitung banyak unit transaksi yang dikerjakan melalui proses
3. Menghitung banyak unit transaksi yang gagal
4. Menghitung tingkat cacat kesalahan berdasarkan langkah 3 dengan membagi
langkah 3 dengan langkah 2 5.
Menentukan banyaknya karakteristik kualitas CTQ potensial yang dapat mengakibatkan cacat kesalahan
6. Menghitung peluang tingkat cacat kesalahan per karakteristik kualitas CTQ
dengan membagi langkah 4 dengan langkah 5
7. Menghitung kemungkinan cacat per satu juta kesempatan DPMO dengan
mengalikan langkah 6 dengan 1 juta.
8. Mengkonversikan cacat per satu juta kesempatan DPMO ke dalam nilai
sigma, kemudian membuat kesimpulan. CTQ
x diproduksi
yang unit
Banyaknya cacat
unit Banyaknya
DPO
000 .
000 .
1 x
CTQ x
diproduksi yang
unit Banyaknya
cacat unit
Banyaknya DPMO
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.6.2 Penentuan Kapabilitas Proses Untuk Data Variabel
Data Variabel Variables Data merupakan data kuantitatif yang diukur menggunakan alat pengukuran tertentu untuk keperluan pencatatan dan analisis.
Contoh dari data variabel karakteristik kualitas adalah data diameter pipa, ketebalan produk, ukuran-ukuran berat, panjang, lebar, tinggi, diameter, volume
merupakan data variabel. Langkah-langkah untuk menetukan kapabilitas proses untuk data variabel
adalah sebagai berikut : 1.
Menentukan proses yang ingin diketahui kapabilitasnya 2.
Menentukan nilai batas spesifikasi atas Upper Spesification LimitUSL 3.
Menentukan nilai batas spesifikasi bawah Lower Spesification LimitLSL 4.
Menentukan nilai spesifikasi target 5.
Menghitung nilai rata-rata mean dari proses
6. Menghitung nilai standar deviasi dari proses
7. Menghitung kemungkinan cacat yang berada di atas nilai batas spesifikasi atas
atau Upper Spesification LimitUSL per satu juta kesempatan atau cacat per satu juta kesempatan DPMO.
8. Menghitung kemungkinan cacat yang berada di bawah nilai batas spesifikasi
bawah atau Lower Spesification LimitLSL per satu juta kesempatan atau cacat per satu juta kesempatan DPMO.
n X
X
1
2 2
N N
x x
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9. Menghitung kemungkinan cacat per satu juta kesempatan DPMO yang
dihasilkan oleh proses dengan menambahkan langkah 7 dan langkah 8. 10.
Mengkonversikan Defect Per Million Opportunity DPMO langkah 9 ke dalam nilai sigma.
11. Menghitung kemampuan proses di atas dalam ukuran sigma.
12. Menghitung kapabilitas proses dalam indeks kapabilitas proses.
Dalam program peningkatan kualitas Six Sigma, biasanya dipergunakan kriteria rule of thumb sebagai berikut:
Cpm 2,00; maka proses dianggap mampu dan kompetitif perusahaan berkelas dunia.
Cpm antara 1,00-1,99; maka proses dianggap cukup mampu, namun perlu upaya-upaya giat untuk peningkatan kualitas menuju target perusahaan
berkelas dunia yang memiliki tingkat kegagalan nila Cpm yang berada di antara 1,00-1,09 memiliki kesempatan terbaik dalam melakukan program
peningkatan kualitas Six Sigma. Cpm 1,00; maka proses dianggap tidak mampu dan tidak kompetitif untuk
bersaing di pasar global. Indeks kapabilitas proses Cpm digunakan untuk mengukur tingkat pada
mana suatu output proses berada pada nilai spesifikasi target kualitas T yang diinginkan oleh pelanggan. Semakin tinggi nilai Cpm menunjukkan bahwa output
proses itu semakin mendekati nilai spesifikasi target kualitas T yang diinginkan oleh pelanggan, yang berarti pula bahwa tingkat kegagalan dari proses semakin
6
LSL USL
Cp
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berkurang menuju target tingkat kegagalan nol zero defect oriented. Dengan demikian indikator keberhasilan program peningkatan kualitas Six Sigma dapat
dilihat melalui indeks nilai kapabilitas proses Cpm yang semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Sumber : Gaspersz, 2002
2.7 Lean Six Sigma