Koherensi Tidak Berpenanda Pemakaian Kohesi dan Koherensi

Antonius Nesi 2011 menemukan dua jenis kohesi yaitu kohesi leksikal dan gramatikal. Jenis kohesi leksikal yang ditemukan yaitu pengulangan, sinonimi, antonimi, hiponimi, ekuivalensi, dan kolokasi. Jenis kohesi gramatikal yang ditemukan yaitu referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Data penelitian Antonius Nesi diperoleh dari wacana dalam surat kabar. Dengan demikian terlihat adanya perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian terdahulu yang relevan. Perbedaan tersebut terlihat pada hasil temuan dan sumber darimana data diperoleh. Posisi peneliti dalam hal ini yaitu mengukuhkan dan melengkapi penelitian terdahulu. Berdasarkan hasil analisis, peneliti juga menemukan jenis koherensi yang menandai karangan para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu. Peneliti menemukan dua jenis koherensi yang terdiri atas koherensi berpenanda dan tidak berpenanda. Koherensi berpenanda yang ditemukan yaitu koherensi kausalitas, kontras, aditif, rincian, temporal, dan kronologis. Koherensi tidak berpenanda yang ditemukan yaitu koherensi perurutan. Penelitian ini relevan dengan teori yang dikemukakan oleh Baryadi 2002, hanya saja ada dua jenis koherensi tidak berpenanda yang tidak ditemukan oleh peneliti. Menurut Baryadi 2002 ada enam jenis koherensi berpenanda yaitu koherensi kausalitas, kontras, aditif, rincian, temporal, dan kronologis. Koherensi tidak berpenanda ada tiga jenis yaitu koherensi perurutan, perian, dan dialog. Dari perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu dapat menguasai penanda-penanda yang membangun kekoherensian kalimat dalam wacana. Namun, peneliti hanya menemukan satu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI jenis koherensi tidak berpenanda yaitu koherensi perincian. Peneliti berpendapat bahwa guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu cukup kesulitan untuk membangun makna yang diungkapkan secara implisit, sehingga hanya satu jenis koherensi tidak berpenanda yang ditemukan oleh peneliti. Berkaitan dengan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, ada tiga jenis penelitian yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Agnes Dyah Purnamasari 2009, Yunita Christantri 2011, dan Antonius Nesi 2011. Posisi peneliti dalam penelitian ini yaitu mengukuhkan dan melengkapi penelitian yang terdahulu. Agnes Dyah Purnamasari 2009 menemukan dua jenis koherensi yaitu koherensi berpenanda dan tidak berpenanda. Jenis koherensi berpenanda yang ditemukan yaitu kausalitas, aditif, temporal, kronologis, perurutan, dan intensitas. Jenis koherensi tidak berpenanda yang ditemukan yaitu perian dan dialog. Data penelitian Agnes Dyah Purnamasari diperoleh dari karangan siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Srumbung Magelang. Yunita Christantri 2011 menemukan dua jenis koherensi yaitu koherensi berpenanda dan tidak berpenanda. Jenis koherensi berpenanda yang ditemukan yaitu kausalitas, kronologis, dan intensitas. Jenis koherensi tidak berpenanda yang ditemukan yaitu perincian dan perian. Data penelitian Yunita Christantri diperoleh dari karangan siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu. Antonius Nesi 2011 menemukan tiga jenis koherensi yaitu koherensi kontekstual, ko-tekstual, dan logis. Jenis koherensi kontekstual yang ditemukan yaitu wacana promotif, dan normatif. Jenis koherensi ko-tekstual yang ditemukan yaitu ko-tekstual endofora anaforis dan endofora kataforis. Jenis koherensi logis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang ditemukan yaitu kausalitas, pengontrasan, definisi, dan simpulan. Data penelitian Antonius Nesi diperoleh dari wacana dalam surat kabar. Dengan demikian terlihat adanya perbedaan dalam hal hasil temuan dan sumber darimana data diperoleh. Oleh karena itu, perbedaan tersebut dapat dikatakan mengukuhkan dan melengkapi penelitian terdahulu

4.3.2 Pemakaian Kohesi dan Koherensi dalam Karangan Guru-guru SD