Manfaat Penulisan Batasan Istilah

Koherensi berpenanda meliputi, koherensi kausalitas, koherensin kronologis, dan koherensi intensitas. Koherensi tidak berpenanda meliputi, koherensi perincian, dan koherensi perian. Hubungan antara penelitian yang dilakukan oleh Yunita Christantri 2011 dengan penelitian ini yaitu bahwa keduanya memiliki kesamaan dalam menganalisis penanda kohesi dan koherensi dalam suatu karangan. Sedangkan perbedaannya terletak pada sumber data, penelitian yang dilakukan oleh Yunita Christantri sumber datanya yaitu karangan deskripsi yang ditulis oleh siswa. Dalam penelitian ini sumber datanya tidak hanya karangan deskripsi, tetapi ada juga karangan narasi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi yang disusun oleh guru SD. Antonius Nesi 2011 melakukan penelitian yang berjudul Kohesi dan Koherensi Wacana Bahasa Indonesia dalam Surat Kabar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi dan catat, teknik tersebut diwujudkan dengan cara melakukan inventarisasi wacana, klasifikasi wacana, dan identifikasi kohesi dan koherensi. Sumber data yang diperoleh untuk penelitian yaitu dari wacana dalam surat kabar. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian yang diperoleh yaitu 1 kohesi leksikal dan kohesi gramatikal ditemukan dalam wacana surat kabar, dan 2 koherensi kontekstual, ko-tekstual, dan logis ditemukan dalam wacana surat kabar. Hubungan antara penelitian Antonius Nesi 2011 dengan penelitian ini yaitu bahwa keduanya membahas mengenai penanda-penanda kohesi dan koherensi. Namun perbedaannya terletak pada sumber data, penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Antonius Nesi membahas kohesi dan koherensi dalam surat kabar. Sedangkan penelitian ini membahas kohesi dan koherensi dengan memfokuskan pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Karangan

Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca Gie, 2002: 3. Ide atau gagasan merupakan hal utama yang dibutuhkan penulis untuk kemudian dituangkan dalam sebuah karangan. Karangan itu sendiri ada lima jenis yaitu karangan narasi, deskripsi, persuasi, argumentasi, dan eksposisi. Masing-masing dari karangan tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan mempunyai fungsi yang berbeda-beda juga. Gie 2002 memaparkan bahwa setiap butir ide perlu dilekatkan pada suatu kata, kata-kata dirangkai menjadi ungkapan atau frasa, beberapa frasa digabung menjadi anak kalimat, sejumlah anak kalimat membangun sebuah kalimat, serangkaian kalimat membentuk alinea, alinea-alinea akhirnya mewujudkan sebuah karangan. Itu merupakan alur ketika seseorang berusaha untuk menuangkan idenya menjadi sebuah karangan yang utuh. Pada awalnya bermula dari ide yang kemudian terbentuk menjadi sebuah karangan. Seperti yang telah dipaparkan pada paragraf sebelumnya bahwa karangan dibagi menjadi lima jenis yaitu karangan narasi, deskripsi, persuasi, argumentasi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan eksposisi. Berikut ini akan dijabarkan kelima jenis karangan berdasarkan karakteristik dan fungsinya.

2.2.1.1 Karangan Narasi

Menurut Gorys Keraf 2007: 135-136, narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan. Di samping itu, harus ada unsur lain yang perlu diperhitungkan, yaitu unsur waktu. Dengan demikian, pengertian narasi itu mencakup dua unsur dasar, yaitu perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Berdasarkan hal itu, Keraf 2007 membatasi pengertian narasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Karangan narasi biasanya menjelaskan suatu kisah atau peristiwa baik yang benar-benar terjadi maupun yang hanya rekayasa. Banyak orang yang masih sukar membedakan mengenai karangan yang bersifat narasi atau deskripsi. Beberapa orang mengatakan bahwa kedua karangan tersebut memiliki perbedaan yang sangat tipis. Namun, pada dasarnya karangan narasi dan karangan deskripsi sangatlah berbeda. Karangan deskripsi sifatnya menggambarkan sesuatu, dalam hal ini penulis berusaha supaya pembaca bisa membayangkan apa yang digambarkan melalui kata-kata yang dirangkai dalam suatu karangan. Karangan narasi sifatnya menjelaskan atau