BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan mata pelajaran yang sering menjadi momok bagi sebagian besar siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti rumus yang
terlalu banyak, kalimat yang susah diterjemahkan, dan guru yang tidak enak dalam mengajar. Metode pembelajaran dari guru yang tidak berubah yaitu
menggunakan metode konvensional ceramah sehingga siswa merasa bosan dengan matematika. Sebenarnya banyak metode pembelajaran yang dapat
digunakan guru sehingga pembelajaran matematika menjadi menarik dan menyenangkan. Sejak kecil sebagian orang menganggap matematika itu susah.
Hal ini menjadi turun-temurun dan membuat setiap orang berpendapat bahwa matematika itu susah.
Melihat fenomena di atas, guru mendapat tantangan untuk memberikan variasi dalam proses pembelajaran supaya pembelajaran tidak terasa bosan tetapi dapat
menjadi sebuah keinginan siswa untuk selalu belajar. Salah satu cara untuk memberikan variasi dalam proses pembelajaran adalah penggunaan media
pembelajaran. Sebagian besar guru menggunakan media belajar hanya sebatas alat tulis atau Microsoft Power Point yang berisi ringkasan dari materi yang diberikan.
Alat-alat elektronik yang semakin maju juga membuat rasa malas yang dirasakan oleh siswa meningkat. Penghitungan sederhana menggunakan
kalkulator atau penggunaan Microsoft Excel yang berlebihan terutama saat ujian adalah salah satu bukti bahwa sebagian besar siswa di saat ini mulai bermalas-
2 malasan. Penggunaan alat elektronik yang tidak pada tempatnya merupakan bukti
lain yang membuat siswa merasa matematika tidak perlu dipelajari. Dengan adanya alat elektronik tersebut, motivasi belajar siswa menjadi
rendah. Siswa menjadi ketergantungan pada alat-alat yang telah dirancang sedemikian sehingga lebih mudah dan praktis dalam menggunakan. Rasa malas
inilah yang selalu menghantui sebagian besar siswa di jenjang pendidikan, terutama siswa sekolah menengah.
SMK Putra Tama Bantul merupakan salah satu sekolah yang sebagian besar siswanya mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Kesulitan yang dialami
oleh siswa-siswa di sekolah tersebut sangat mendasar, seperti operasi hitung dan menterjemahkan bahasa sehari-hari menjadi bahasa matematika. Dari kesulitan
tersebut siswa mengalami kesulitan pula untuk melanjutkan materi berikutnya. Hal itu terbukti pada hasil ulangan atau ujian akhir semester siswa yang kurang
memuaskan. Sebagian besar siswa mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sehingga harus melakukan remidi.
Sebagian besar siswa merasa malas ketika mata pelajaran yang akan diterima matematika. Siswa cenderung untuk menghindari mata pelajaran matematika
dengan cara tidur di kelas, memilih pergi ke kantin atau ijin untuk istirahat di UKS. Dengan perilaku siswa semacam ini akan menghambat proses pembelajaran
karena beberapa materi yang mundur dari target yang telah ditentukan. Selama proses belajar mengajar berlangsung, guru sering mengalami kesulitan
karena sebagian besar siswa sudah lupa dengan materi belajar yang telah disampaikan. Materi yang dilupakan oleh siswa bukan hanya materi yang sudah
3 lama disampaikan oleh guru melainkan materi yang baru saja diberikan. Oleh
karena itu, guru diharapkan untuk mengulang kembali materi tersebut. Teori peluang merupakan salah satu materi yang susah dipelajari. Untuk memudahkan
memahami teori peluang, perlu ada metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Pada pembelajaran di SMK Putra Tama, siswa diajak untuk dapat belajar secara mandiri dengan cara memahami referensi yang telah diberikan oleh guru
seperti buku paket yang tersedia di sekolah. Hambatan yang terjadi adalah keterbatasan buku paket di sekolah. Oleh karena keterbatasan tersebut, guru dapat
mengantisipasi dengan cara pembuatan modul. Modul tersebut berisi materi yang akan dibahas dalam kelompok kecil yang dibagi secara acak. Pembelajaran
menggunakan modul yang berturut-turut membuat siswa merasa bosan sehingga kurang bersemangat dalam pembelajaran.
Untuk mengatasi kebosanan tersebut, guru memberikan tantangan kepada siswa dengan menggunakan permainan kode pada kunci gembok. Dalam
kehidupan sehari-hari, kunci gembok tidak asing karena sangat bermanfaat untuk mengamankan barang seperti koper, kotak, atau rumah. Gembok terdiri dari 2
macam menurut cara membukanya yaitu gembok dengan kunci dan gembok kombinasi. Gembok dengan kunci dapat diartikan bahwa cara membuka gembok
dengan menggunakan kunci yang masing-masing gembok memiliki ukuran dan kunci yang berbeda sedangkan gembok kombinasi adalah gembok yang cara
membukanya dengan menggunakan kombinasi angka yang masing-masing terdiri dari angka 0
–9.
4 Salah satu materi dalam peluang adalah kombinasi. Kombinasi juga digunakan
dalam kunci gembok. Sebagian besar anak sangat senang dengan permainan dalam bentuk apapun. Dengan bermain, anak-anak terpacu untuk memperoleh
suatu kejuaraan melalui kecepatan dan ketangkasan pemain. Sehingga dalam membuka gembok kombinasi untuk memperoleh kode gembok dipandang sebagai
sebuah permainan. Kelas Akuntansi dipandang guru sebagai kelas yang cocok untuk pelaksanaan penelitian. Terkait dengan latar belakang tersebut maka
peneliti akan melakukan penel itian, dengan judul “Penggunaan Modul dan
Permainan Kode pada Kunci Gembok Sebagai Media Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi Pada Pokok Bahasan
Peluang di SMK Putra Tama Bantul Tahun Ajaran 20152016 ”.
B. Identifikasi Masalah