4. LSM dan pencinta lingkungan semakin vokal dalam mengkritik
perusahaan-perusahaan yang kurang peduli terhadap lingkungan.
C. Teori Legitimasi Legitimacy Theory
Teori legitimasi menyatakan bahwa organisasi tidak hanya memperhatikan kepentingan investor, tetapi juga secara umum harus
memperhatikan kepentingan publik Deegan dan Rankin, 1997. Teori legitimasi pun menyatakan bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari
konteks sosial; perusahaan memiliki kontrak sosial dengan lingkungan di sekitarnya Holder-webb et.al, 2009.
O’Donovan 2002 menjelaskan agar organisasi dapat melanjutkan kegiatan operasinya, mereka harus bertindak
sesuai dengan norma sosial yang diterima oleh masyarakat di sekitarnya. Menurut Deegan et.al 2002, teori legitimasi meyakini suatu
gagasan bahwa terdapat ”kontrak sosial” antara organisasi dengan lingkungan, dimana organisasi tersebut beroperasi. Hal ini juga sejalan
dengan teori legitimasi yang menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-
nilai keadilan dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan Tilt, 1994.
D. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance CG
Tujuan utama pelaksanaan mekanisme tata kelola perusahaan adalah peningkatan kinerja perusahaan melalui pemantauan kinerja manajemen dan
adanya akuntabilitas manajemen terhadap pemangku kepentingan lain, berdasarkan aturan yang berlaku Kaihatu, 2006. Menurut OECD 2004
tata kelola perusahaan merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk mengendalikan
dan mengarahkan
perusahaan supaya
dapat mendistribusikan hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat dengan
perusahaan sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi pihak-pihak yang berkepentingan stakeholder.
Pedoman Nasional GCG menyebutkan asas tata kelola perusahaan yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk mencapai kesinambungan
usaha sustainability perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan. Asas tata kelola perusahaan tersebut yaitu transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan KNKG, 2006.
Menurut OJK 2014 komite audit dapat didefinisikan sebagai
komite yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris untuk
membantu Dewan Komisaris dalam memantau dan memastikan efektifitas sistem pengendalian internal dan pelaksanaan tugas auditor internal dan auditor
independeneksternal.
Komite audit dituntut untuk bertindak secara independen karena komite audit merupakan pihak yang menjembatani antara
auditor eksternal dan perusahaan dan juga menjembatani antara fungsi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI