38
Inisial Responden
Waktu Tempat
Keterangan
Teman Wati N
pengasuh Tria
Selasa, 13 Juni 2017 14.15-15.30 WIB
Panti Asuhan Wawancara
responden significant other.
Pengasuh, tentang Tria.
O pengasuh
Wati Selasa, 13 Juni 2017
15.30-16.00 WIB Panti Asuhan
Wawancara responden
significant other. Pengasuh, tentang
Wati.
1. Deskripsi Umum Responden
a. Responden 1
Nama : Tria nama samaran
Alamat : Panti Asuhan di Yogyakarta
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 16 tahun
Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
Agama : Islam
Penampilan : Rambut sebahu, berperawakan sedang,
kulit sawo matang, bentuk wajah lonjong, hidung sedang, berbadan sedang dan tinggi.
Ciri-ciri kepribadian : Banyak bicara, suka mendekati orang yang baru dikenal, baik.
39
b. Responden 2
Nama : Wati nama samaran
Alamat : Panti Asuhan di Yogyakarta
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 19 tahun
Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
Agama : Islam
Penampilan : Rambut panjang, berperawakan sedang,
kulit sawo matang, bentuk wajah lonjong, hidung sedang, berbadan sedang.
Ciri-ciri kepribadian : Ramah, suka bergaul, sopan, terkadang suka menyendiri.
2. Hasil Penelitian
Dari hasil observasi, dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap kedua responden diperoleh hasil yang berkaitan dengan pola
ekspresi emosi anak yatim piatu. a.
Cara anak yatim piatu mengekspresikan emosi positif. Kedua responden memiliki beberapa cara mengekspresikan
emosi positif yang beragam. Ketika mengalami kejadian yang menyenangkan, responden Tria cenderung tertawa, senyum-
senyum, mengajak temannya bermain kemudian mengajak temannya jajan, dan berani mengungkapkan rasa sayang ke
40
kakaknya dengan memeluk sang kakak. Seperti yang diutarakan oleh responden:
“Saya cuma berdoa dan diam mba”. TWHP1A01_140 “Kalo aku senang aku senyum-senyum, aku ngajak teman-
teman kayak maen gitu”. TWHT1A04_449-450 “Ya aku kadang pegang tangan mbak, trus aku peluk dia.
Aku juga pernah bilang kalo aku sayang dia.” TWHK1A03_306-308
Ketika responden Wati mengeskpresikan emosi positif dengan menenangkan diri ketika ada masalah tertentu, ketika bahagia
responden tertawa, berdoa, bersikap lebih baik kepada temannya bahkan sama orang yang tidak dikenal. Ketika ada masalah dengan
temannya, responden menenangkan diri beberapa saat. Setelah responden tenang dan merasa siap untuk menyelesaikan
masalahnya kemudian baru responden membicarakan baik-baik kepada temannya. Seperti yang diutarakan oleh responden:
“Ya aku gak ngomong sama dia sekitar tiga bulanan. Pokoknya tak diamin terus selama tiga bulan. Tunggu hatinya
benar-benar siap buat ngobrol lagi tak tanya ngapa bisa bilang
kayak gi
tu, nanti ya akrab lagi kok.” WWHP1A01_099-103
Dan ketika
bahagia, responden
Wati mampu
mengeskpresikan kebahagiaanya dengan tertawa bersama teman- temannya dan tersenyum kepada orang yang dijumpai responden.
Seperti yang diutarakan oleh responden: “Kalo bahagia ya aku lebih ke tertawa kalo lagi main sama
teman, terus kalo ketemu orang yang dikenal aku senyumin dan aku salim, ya aku berdoa juga mbak”.
WWHK1A02_271-274 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
“Aku ketawa-ketawa nggak jelas, trus bersikap lebih baik sama orang bahkan yang bukan teman aku. Kadang nyanyi-
nyanyi ”. WWHT1A03_385-387
Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga dilihat dalam hasil significant other. Responden Tria lebih ceria,
dan bermain bersama temannya. Sesuai dengan wawancara terhadap responden Tria. Seperti yang diutarakan oleh significant
other: “Dia ketawa-ketawa trus lebih girang atau semangat sih
mbak”. WTT1A01_011-012 “Trus kalo dia senang gitu ya lebih ceria dan jadi baik sama
teman- temannya”. WTT1A02_035-036
“Kalo lagi senang dia main-main gitu sama temannya trus lebih ceria mbak”. WPTT1A01_007-008
Responden Wati juga mengekspresikan emosi positif dengan lebih ceria dari biasanya dan tertawa bersama teman-temannya.
Sesuai dengan hasil wawancara terhadap responden Wati. Seperti yang diutarakan oleh significant other:
“Kalo lagi senang gitu dia senyum-senyum trus lebih ceria mbak”. WTW1A01_010-011
“Kalo dia lagi senang gitu ya ketawa-ketawa trus lebih ceria mbak”. WPTW1A01_005-006
dan kutipan hasil observasi: Responden Tria mau bermain dengan siapa saja ketika
suasana hatinya bahagia. Seperti hasil kutipan observasi berikut: “Ketika senang responden mau bermain dengan siapa saja”.
OT0072017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Responden Wati sangat senang mengikuti kegiatan menari. Responden mengekspresikan kebahagiaanya dengan menari salah
satunya. Seperti hasil kutipan observasi berikut: “Sangat senang mengikuti kegiatan menari meskipun
sedang berpuasa”. OW0052017 Dari hasil wawancara, dan observasi dapat dipahami bahwa
kedua responden memiliki cara mengekspresikan emosi positif yang berbeda. Responden Tria cenderung bersikap lebih baik
kepada temannya, mau memberi senyum kepada orang lain, dan mengajak
temannya bermain.
Responden Tria
juga mengekspresikan emosi positif secara tertutup seperti berdoa.
Sedangkan responden Wati cenderung melakukan hobinya yaitu menari,
dan menenangkan
diri sebelum
menyelesaikan masalahnya.
b. Cara anak yatim piatu mengekspresikan emosi negatif.
Responden Tria cenderung mengekspresikan emosi negatif dengan menjauhi temannya, ketakutan saat kondisi tertentu,
memiliki pikiran irasional seperti marah kepada Tuhan, menangis, diam, dan murung. Seperti yang diutarakan oleh responden:
“Iya mba kesal. Jadinya aku menjauh dari dia”. TWHP2B01_034
“Yang dipikirkan Cuma pingin marahin mba”. TWHP2B02_036
“Iya kayak gak mau dekat lagi sama dia dan menjauh dari dia”. TWHP2B03_039-040
“Menjauhi dia mba dan gak mau dekat-dekat sama dia”. TWHP2B04_046-047
43
“Saya ketakutan mba dan saya berpikir gak ada lagi yang sayang sama saya”. TWHP2B05_131-132
“Saya sedih dan merasa kehilangan”. TWHP2B06_136 “Saya merasa kesepian mba dan marah sama Tuhan”.
TWHP2B07_138 Ketika kakak responden menasehati responden untuk
memaafkan temannya, responden tetap menjauhi temannya dan tidak memaafkan temannya tersebut. Seperti yang diutarakan oleh
responden: “Mbak aku bilangin ke aku kalo jangan kayak gitu, mereka
nggak akan merebut mbak dari kamu. Kata mbak aku gitu. Tapi aku tetap menjauh dari dia”. TWHK2B08_271-273
“Saya nangis, murung, diam, trus marah-marah mbak. Tapi waktu saya marah, mbak saya suka menahan saya”.
TWHK2B09_314-316
Pernah juga responden Tria mengekspresikan emosi negatif dengan tindakan seperti mendorong temannya dan berbicara kasar
kepada temannya. Seperti yang diutarakan oleh responden: “Saya pukul meja dikelas, waktu teman saya gangguin saya.
Trus saya pernah dorong teman saya yang mau merebut mbak saya
dari saya”. TWHK2B10_318-320 “Kayak pengen mukul gitu”. TWHT2B11_396
“Ya cuman itu, ntar kayak bicara yang nggak-nggak”. TWHT2B12_398
“Kayak bicara kasar mbak”. TWHT2B13_400 “Kalo sedih aku diam, kalo ada yang tanya kamu kenapa
aku cuman diam nggak mau jawab. Ntar juga ada yang ngerti kalo aku sedih trus diem. Kalo marah aku biasa cuma
tak pendam, kalo nggak tahan baru aku luapkan dengan marah-
marah, nangis”. TWHT2B14_452-457 Responden Wati dalam mengekspresikan emosi negatif
dengan menyendiri, menangis, menjawab temannya dengan nada yang sinis, dan ada rasa ingin memarahi temannya dan berbicara
kasar. Seperti yang diutarakan oleh responden: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
“Iya mbak. Paling kalo menyendiri itu cuma bentar, abis itu reda”. WWHP2B01_081-082
“Iya mbak soalnya kalo sedihkan susah. Aku kalo sedih banget pasti nangis.” WWHP2B02_151-152
“Ya cara aku mbak, nangis, nulis diari, berdiam diri, kadang tidur.” WWHK2B03_266-267
“Cuma diem sih, kalo ditanya nggak jawab. Jawab ya sekali-sekali
tapi sinis”. WWHT2B04_354-355 “Aku diem, nangis diam-diam, trus berdoa sih mbak”.
WWHT2B05_383 Ketika responden ingin marah dan berbicara kasar kepada
temannya, responden bisa mengendalikan keinginannya tersebut dan memendam amarahnya. Sepreti yang dikatakan oleh
responden: “Ya kadang pengen marah-marah dan ngomong kasar ke
temanku yang buat aku kesal. Tapi aku sadar di panti, harus jaga sikap. Nggak enak sama teman-teman lain dan suster
disini”. WWHT2B06_390-393 Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga
dilihat dalam
hasil significant
other. Responden
Tria mengekspresikan emosi negatif dengan raut wajah yang murung
dan menjauhi temannya. Seperti yang diutarakan oleh significant other:
“Dia kalo ada masalah biasanya diam mbak trus sama mbaknya terus. Dia mukanya murung gitu kalo lagi punya
masalah”. WTT2B01_003-005 “Gak ada sih mbak. pokoknya dia itu kalo sedih atau ada
masalah lebih ke diam dan menjauh dari temannya yang bermasalah sama dia”. WTT2B02_031-034
“Oh iya mbak. kalo dia lagi sedih gitu ya dia lebih diem dan menyendiri mbak. trus nempel terus sama mbaknya disini”.
WPTT2B01_004-006 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Responden Wati mengekspresikan emosi negatif dengan raut wajah yang murung, dan menangis. Seperti yang diutarakan
oleh significant other: “Yang Wati lakukan kalo lagi ada masalah itu mbak diem
dan murung. Pernah juga dia nangis waktu ibuknya meninggal. Soalnya pas dia di panti kan waktu itu. Dia kalo
lagi sedih juga lebih suka menyendiri”. WTW2B01_005- 009
dan kutipan hasil observasi: Responden Tria menjauhi temannya ketika ada masalah
dengan temannya. Seperti hasil kutipan observasi berikut: “Responden tidak menyukai salah satu temannya dan
cenderung menjauhinya”. OT0022017 Responden Wati menyendiri dan menangis ketika
mengekspresikan emosi negatif. Seperti hasil kutipan observasi berikut:
“Ketika sedih responden menyendiri, menangis” OW0072017
Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa responden Tria cenderung mengekspresikan emosi negatif
dengan menjauhi teman yang tidak disukainya, memiliki raut wajah yang murung, pernah mendorong teman yang mengganggu
responden, dan adanya ketakutan dalam diri saat ibu responden meninggal.
Sedangkan responden
Wati cenderung
mengekspresikan emosi negatif dengan menangis, menyendiri, dan berbicara dengan nada tinggi kepada temannya.
46
c. Pola-pola ekspresi emosi positif anak yatim piatu.
Responden Tria dan responden Wati memiliki pola ekspresi emosi beragam. Responden Tria berpikir bahwa temannya baik
karena mau berteman dengannya, ketika responden Tria berpikir bahwa temannya baik, responden Tria merasa senang, kemudian
yang responden Tria lakukan saat itu adalah berperilaku baik juga kepada temannya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan hasil
wawancara dengan responden. “Yang saya pikirkan tentang mereka itu, mereka baik sama
saya dan mereka mau juga berteman sama saya”. TWHK3C01_205-207
“Ya baik mbak, mau nemenin saya, mau menjadikan saya teman. TWHK3C02_209-210
Responden Tria merasa senang karena memiliki teman, merasa senang ada yang peduli kepadanya, dan merasa dicintai.
Ketika tidak ada orang tua lagi kasih sayang dan perhatian yang responden Tria harapkan. Seperti yang dikatakan oleh responden:
“Ya yang saya rasakan tentang mereka itu senang. Saya merasa senang bisa punya teman, senang bisa punya orang
lain yang masih peduli dan sayang sama saya. Saya merasa dicintai juga mbak. Apalagi setelah bapak pergi dan ibu
meninggal, saya jadi yatim piatu dan hanya punya kakak,
simbah”. TWHK3C03_213-218 “Aku merasa lega dan senang mbak”. TWHK3C04_311
“saya berpikir kalo mereka baik dan mau menerima saya walaupun saya sederhana. Dan mereka mau main kerumah
saya”. TWHT3C05_344-346 “Aku merasa senang karena mereka baik dan mau
menerima aku mbak. ya bahagia mbak mereka udah mau berkunjung kerumah aku”. TWHT3C06_348-350
“Saya juga baik sama mereka mbak”. TWHT3C07_353 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Responden Wati berpikir bahwa responden harus mengembangkan bakat dan responden merasa percaya pada
kemampuan dirinya, yang responden Wati rasakan saat itu adalah senang, kemudian yang responden Tria lakukan saat itu adalah
terus mengemangkan bakatnya. Responden Wati sangat senang ketika mampu melakukan hal yang disukai seperti menari dan
berpikir untuk terus mengambangkan bakatnya. Seperti yang dikatakan oleh responden:
“Merasa senang mbak”. WWHP3C01_033 “Ya terharu kok bisa, padahal dari SD saya tu paling benci
dengan nari”. WWHP3C02_035-036 “Yang saya pikirkan saat itu. Kok bisa ya saya sering dan
bisa menari padahal dulu saya gak suka nari. Nggak nyangka aja mbak
”. WWHK3C03_170-172 “Saya merasa bangga sama diri saya dan saya senang mbak
bisa nari itu hehe. Saya juga merasa teman-teman saya mau mendukung saya dan itu membuat saya senang”.
WWHK3C04_174-177 “aku harus semangat dan harus bisa mengembangkan bakat
nari aku mbak”. WWHK3C05_182-183 Selain itu, responden juga merasa disayang dan
diperhatikan oleh orang-orang disekitarnya, dan responden berpikir bahwa temannya baik, kemudian yang responden lakukan adalah
bersikap baik juga kepada temannya, menjaga perasaan temannya, dan tidak mau membuat temannya sedih, mencoba untuk jujur,
saling menjaga rahasia, saling mengerti dan tidak cemburu. Seperti yang dikatakan oleh responden:
“Ya aku merasa disayang mbak. Aku merasa diperhatiin sama mereka”. WWHK3C06_199-200
48
“Aku berpikir kalo mereka teman yang baik mbak. mereka juga mau berteman sama aku bukan karena ada maunya
”. WWHK3C07_202-204
“Yang mereka lakukan ya itu mbak mau menerima saya sebagai teman mereka”. WWHK3C08_208-209
“Ya aku juga baik sama mereka mbak. Aku juga bakalan nolong mereka kalo mereka butuh bantuan aku”.
WWHK3C09_212-214 “Ya saya merasa senang berteman sama mereka, asik, trus
bangga bisa punya teman baik”. WWHT3C10_313-314 “Menjaga perasaaanya”. WWHT3C11_317
“Ya aku nggak mau buat mereka sedih atau kecewa sama aku. Aku juga harus baik sama mereka. Mencoba untuk
jujur, saling menjaga rahasia, saling mengerti, tidak c
emburu”. WWHT3C12_318-321 Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga
dilihat dalam hasil significant other. Responden Tria menyapa temannya sambil tersenyum dan tertawa bersama temannya.
Seperti yang diutarakan oleh significant other: “Ya kalo berpas-pasan dia menyapa sambil senyum, trus
ketawa- ketawa sama temannya mbak”. WPTT3C01_013-
014 dan responden Wati mampu menyalurkan bakat yang
dimiliki. Seperti yang diutarakan oleh significant other: “Bahagia sih mbak, soalnya kan dia suka nari jadi dia paling
sering ikut acara gitu trus ikut ngisi acara dengan nari ”.
WTW3C01_020-022 dan kutipan hasil observasi:
“Ketika senang responden mau bermain sama siapa saja”. OT0072017
“Sangat senang mengikuti kegiatan menari meskipun sedang berpuasa”. OW0052017
“semangat menjalankan aktivitas sehari-hari dan mau bergaul dengan siapa saja”. OW0022017
49
Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa responden Tria merasa senang ketika orang sekitarnya
memperhatikan dan menyayanginya, responden berpikir bahwa orang sekitarnya baik dan peduli, yang responden Tria lakukan
adalah bersikap baik kepada mereka dan menyayangi mereka. Sedangkan responden Wati merasa senang ketika mampu
melakukan kegiatan yang disenanginya yaitu menari, responden berpikir bahwa dengan menari responden lebih bahagia, kemudian
yang dilakukan responden Wati adalah berusaha mengembangkan bakatnya. Selain itu, Responden Wati sangat senang memiliki
banyak teman yang perhatian kepadanya, responden berpikir bahwa temannya baik, kemudian yang responden lakukan adalah
bersikap baik juga kepada temannya, menjaga perasaan temannya, dan tidak mau membuat temannya sedih, mencoba untuk jujur,
saling menjaga rahasia, saling mengerti dan tidak cemburu. d.
Apa dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi positif anak yatim piatu.
Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi positif kedua responden beragam. Ketika suasana hati positif, responden Tria
lebih bahagia, terkadang responden Tria mengajak temannya jajan, mengucapkan terimakasih kepada orang yang baik kepadanya,
mendoakan orang yang berperilaku baik kepada responden. Hal ini dapat dilihat dari kutipan hasil wawancara dengan responden.
50
“Ketika dapat kiriman uang dari rumah, terus aku beli mie ayam sama mba, trus kalo minta apa diturutin”.
TWHP4D01_058-060 “Ketika senang dapat kiriman uang itu aku ajak teman jajan
atau makan mie ayam”. TWHP4D02_069-070 Responden Tria juga mengucapkan terimakasih kepada
orang terdekatnya dan mendoakan. Seperti yang diutarakan oleh responden:
“Saya bahagia terus saya mengucapkan terimakasih sama orang tua angkat saya karena udah baik”.
TWHP4D03_119-120 “saya mendoakan mereka dan mengucapkan makasih
karena mau berteman sama saya dan saya selalu menuruti nasihat
mbak saya
dan nasihat
simbah”. TWHK4D04_228-231
Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi positif pada responden Wati yaitu semakin bisa menerima diri, semakin mampu
mengetahui bakat yang dimiliki, lebih semangat dalam menjalankan aktifitas, teman responden Wati juga memberi
semangat dan dukungan kepada responden. Hal ini dapat dilihat dari kutipan hasil wawancara dengan responden. Responden Wati
memiliki semangat untuk mengembangkan bakat menarinya. Responden juga mendapat dukungan dan motivasi dari orang
terdekatnya. Seperti yang diutarakan oleh responden: “Berusaha lebih baik lagi, sekarang kan sudah SMK. Di
sekolah kan gak ada ekstra nari, kalo pulang kebetulan SMP ada nari pasti saya ikut biar tau lagi dan gak lupa”.
WWHP4D01_043-046 “Lebih bisa menerima diri, lebih bisa dan mengetahui apa
bakatnya dan
pengen mengembangkan
dan lebih
bersemangat jalani hari- hari”. WWHP4D02_128-131
“Orang lain bangga dan senang dan mereka lebih menyemangati dan memotivasi”. WWHP4D03_133-134
51
Selain itu, responden Wati lebih bersemangat sekolah dan semangat dalam melakukan aktifitas. Seperti yang diutarakan oleh
responden: “Ya lebih semangat mbak kalo kesekolah dan melakukan
aktivitas”. WWHT4D04_323-324 “Mereka juga lebih semangat lebih deket lagi”.
WWHT4D05_326 Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga
dilihat dalam hasil significant other. Dampak bagi teman responden Tria yaitu temannya senang bermain bersama Tria
ketika Tria bersikap baik kepada temannya. Seperti yang diutarakan oleh significant other:
“Dampaknya, ya temannya senang dan mau main sama dia mbak”. WPTT4D01_060-061
“Ya jadi punya teman, bukan hanya sama mbaknya aja terus
”. WPTT4D02_063-064 Dampak bagi responden Wati yaitu responden lebih ceria
dan bercanda bersama temannya. Seperti yang diutarakan oleh significant other:
“Dia ya kalo lagi senang gitu dia lebih ceria itu mbak, trus bercanda-bercanda sama teman-teman disini. Jadi makin
baik mbak”. WTW4D01_037-039
dan kutipan hasil observasi: “Ketika senang responden mau bermain sama siapa saja”.
OT0072017 Responden Wati lebih bersemangat menjalankan aktifitas
dan mau bergaul dengan siapa saja. Seperti kutipa hasil observasi: “semangat menjalankan aktifitas sehari-hari dan mau
bergaul dengan siapa saja”. OW0022017
52
Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa dampak internal yang ditimbulkan dari ekspresi emosi
positif pada responden Tria adalah lebih bahagia dan bersikap lebih baik kepada temannya, dampak eksternal yang ditimbulkan adalah
teman Tria lebih senang ketika berada didekat Tria. Pada responden Wati dampak internal yang ditimbulkan dari ekspresi
emosi positif yaitu responden lebih bersemangat terutama dalam mengembangkan bakat yang dimiliki. Sedangkan dampak eksternal
yang ditimbulkan dari ekspresi emosi positif yaitu teman responden Wati memberi dukungan dan motivasi kepada
responden. e.
Pola-pola ekspresi emosi negatif anak yatim piatu. Pola-pola ekspresi emosi negatif pada dua responden yaitu
responden Tria merasa kehilangan, sedih, galau dan merasa takut. Responden Tria berpikir sudah tidak ada lagi yang sayang
kepadanya, dan responden Tria berpikir akan kesepian nantinya. Tindakan yang responden Tria lakukan adalah curhat kepada sang
kakak. Hal ini dapat dilihat dari kutipan hasil wawancara dengan responden.
“Merasa kehilangan, terpukul, sedih, galau, sama takut mba”. TWHP5E01_086-087
“Yang dipikirkan udah gak ada mama, trus kesepian, terus papa juga kan udah gak ada”. TWHP5E02_092-093
“Saya curhat sama mba, terus nangis”. TWHP5E03_095 Selain itu, responden merasa tidak suka ketika ada orang
lain yang lebih dekat dengan sang kakak. Responden Tria tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
suka kasih sayang sang kakak dibagi kepada orang lain. Responden berpikir bahwa temannya mau merebut sang kakak dan berpikir
bahwa temannya jahat, responden merasa benci, kesal dan marah, yang responden lakukan saat itu adalah menjauhi temannya.
Seperti yang diutarakan oleh responden: “Ada mbak. Aku paling nggak suka kalo ada orang yang
mendekati mbak aku di panti ini. Mereka nggak boleh lebih deket sama mbak aku. Hanya aku yang boleh lebih deket”.
TWHK5E04_238-241 “Aku merasa kesal dan marah mbak. Kok mereka tega sih
sama aku”. TWHK5E07_262-263 “Ya marahin mereka, trus bilang jangan terlalu dekat sama
mbak aku. Kalo mereka nggak dengar ya aku jauhin”. TWHK5E08_265-267
“Yang aku pikirkan tentang dia, L itu kayak jadi orang yang jahat, perebut milik orang lain, yang aku pikirkan cuma
nggak mau temenan lagi sama L udah males mau deket sama dia. Saya juga mau dia cepat-
cepat keluar dari panti”. TWHT5E09_374-378
“Yang pertama aku lakukan itu bilang sama dia pelan-pelan, tapi kalo dia nggak dengerin aku marah”.
TWHT5E12_392-394 Sedangkan responden Wati merasa tidak ada gunanya lagi
sekolah jika yang dibanggakan sudah tidak ada lagi, responden Wati berpikir bahwa Tuhan tega mengambil orang yang dia
sayang, yang responden lakukan hanya diam, menangis dan terkadang merenung. Hal ini dapat dilihat dari kutipan hasil
wawancara dengan responden. “Buat apa saya sekolah kalo yang dibanggain aja udah gak
ada”. WWHP5E01_060-061 “Ya cuma diam, nangis, kadang merenung”.
WWHP5E03_066 “Saya berpikir kok Tuhan tega ambil mama dari kami.
Nanti siapa lagi yang sayang sama aku dan adek”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
WWHK5E04_225-227 “Saya merasa sedih dan kecewa”. WWHK5E05_229
“Ya kecewa mbak, belum sempat minta maaf dan ngomong sama mama”. WWHK5E06_231-232
“Saya nangis dan murung aja mbak. Masih nggak nyangka kok cepet banget. Aku kan belom sempet baha
giain mama”. WWHK5E07_234-236
“Ya jelek-jelekin aku mbak, padahal apa yang dia ceritain gak benar. Aku kan nggak suka“. WWHK5E08_243-244
Selain itu, responden merasa sakit hati, kesal, kecewa dan marah ketika bermasalah dengan temannya. yang responden
lakukan saat itu adalah tidak berbicara dengan temannya beberapa waktu, dan curhat kepada teman dekatnya tentang masalah yang
responden Wati alami. Seperti yang diutarakan responden: “Saya merasa kesal dan marah mbak. sakit hati aja digituin
mbak ”. WWHK5E09_249-251
“Aku diemin dan menjauh beberapa minggu. Trus waktu agak tenang, aku tanyain kok koe tega sih kayak gituin aku.
Trus akhirnya kita baika n sih mbak”. WWHK5E11_256-
259 “Kecewa berat, dan rasanya malas sama dia”.
WWHT5E12_337 “Mmmmm campur aduk tidak menentu, ada rasa kecewa
juga ada rasa kayak nggak pernah dihargai, kenapa kok bisa dia kayak gitu padahal itu semua tulisan ditonton orang
lain. Aku kan jadi merasa ma
lu juga”. WWHT5E13_339- 343
“Diem, trus cerita sama temen-temen sekolah maksudnya sahabat dekat. Kenapa dia bisa nulis seperti itu, kan dibaca
banyak orang. Trus dia nggak merasa bersala h”.
WWHT5E14_347-350 Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga
dilihat dalam hasil significant other. Responden Tria terlihat murung dan tidak banyak bicara ketika ada masalah, dan menjauhi
teman yang bermasalah dengannya. Terkadang responden Tria PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
memarahi temannya seperti berbicara dengan nada tinggi. Seperti yang diungkapkan significant other:
“Iya mbak, murung gitu. Diam dan gak banyak bicara kayak biasanya. Diajak ngomong gak mau”. WTT5E01_007-008
“Dia kalo nggak suka atau benci sama temannya dia lebih menjauh mbak. pernah sih liat dia marahin temannya tapi
cuma ngomong gitu, gak sampai mukul mbak”. WTT5E02_015-018
“Ya nggak mau gabung sama teman-temannya kayak biasa. Dia jadi murung gitu mbak kalo
ada masalah”. WPTT5E01_010-011
“Nggak mbak, soalnya ada mbaknya disini. Paling kalo dia nggak suka sama temannya dia jauhin trus diemin”.
“Dia marahin, dia bilang jangan gangguin dia. Pakai nada yang agak tinggi gitu mbak”. WPTT5E03_049-050
Responden Wati ketika bermasalah dengan temannya juga menjauhi temannya beberapa waktu dan lebih diam dari biasanya.
Seperti yang diungkapkan significant other: “Ya menjauh dari temannya dan lebih diam dari biasanya.
Nggak ngomong sama temannya”. WPTW5E01_016-017 dan kutipan hasil observasi:
“Responden tidak menyukai salah satu temannya dan cenderung menjauhinya”. OT0022017
“Ketika sedih responden menyendiri, menangis, menulis diari. Dengan begitu responden menjadi lebih
tenang”. OW0072017 Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan
bahwa responden Tria cenderung memiliki pola ekspresi emosi negatif seperti merasa tidak suka jika temannya ada yang
mendekati sang kakak, tidak mau kasih sayang sang kakak diberikan kepada orang orang lain, menjauhi teman yang tidak
disukai, sulit memaafkan teman yang bermasalah dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
responden. Sedangkan responden Wati memiliki pola ekspresi emosi negatif seperti merasa kecewa kepada temannya sehingga
yang responden Wati lakukan menjauhinya beberapa waktu, responden Wati terkadang menangis, dan berdiam diri dan tidak
mau bergabung dengan temannya yang lain. f.
Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi negatif anak yatim piatu.
Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi negatif kedua responden beragam. Responden Tria curhat atau menceritakan
masalahnya kepada sang kakak, ketika mengalami kejadian yang menyedihkan reesponden Tria menjadi lebih pendiam dan
terkadang iri melihat teman-temannya yang masih memiliki orang tua,
setelah memarahi
temannya responden
menyesali perbuatannya dan meminta maaf. Hal ini dapat dilihat dari kutipan
hasil wawancara dengan responden. “Iyalah mba, males. Terus aku kan curhat sama mba aku.
Dia suruh aku memaafkan L, kalo dimaafin dia masih kayak gitu didiemin aja kata mba aku”. TWHP6F01_049-052
“Efeknya apa ya. Efeknya aku jadi pendiam waktu itu mba, dan aku kadang iri melihat teman-temanku masih punya
orang tua”. TWHP6F02_107-109 “Aku menjauh dari mereka maksudnya mbak”.
TWHK6F03_269 “Aku kadang menyesal karena marahin temanku. Jadi
kadang aku minta maaf”. TWHK6F04_323-324 “Iya mbak, kalo dia masih bersikap baik ke aku ya aku
minta maaf sama dia”. TWHK6F05_326-327 Responden Tria merasa bersalah setelah memarahi
temannya. seperti yang diutarakan oleh responden: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
“Dampaknya ya setelah marah-marah itu kayak, apa ya saya tu kayak orang jahat. Tega banget, tapi sebenarnya aku
nggak tega. Aku terpaksa. Aku merasa bersalah sih mbak”. TWHT6F06_407-410
“Ya dia cuma diam, takut trus nanti ngadu sama mbak- mbaknya. Trus ntar mbak-
mbaknya juga marahin aku”. TWHT6F07_412-414
Dampak terhadap responden Wati yaitu sering menangis, tidak bersemangat melakukan aktifitas ketika kehilangan orang tua,
dari kejadian yang membuat responden Wati sedih membuatnya semakin kuat, dampak bagi temannya yaitu terkadang kesal dengan
sikap responden Wati yang tiba-tiba berdiam diri. Hal ini dapat dilihat dari kutipan hasil wawancara dengan responden.
“Mereka jadi kebingungan ngeliat saya trus mereka menjauh dulu tapi ada juga yang mendekat, menghibur, ada
juga yang sebal sama saya karena perub ahan sikap”.
WWHP6F03_141-144 “Dampaknya kalo aku diam atau nangis buat aku lebih
tenang. Abis itu kejadian sedih itu buat aku makin kuat mbak
”. WWHK6F04_286-288 “Dampaknya buat orang lain mereka kadang kesal sama
saya kalo saya tiba-tiba diamin, tapi kadang ada juga yang meng
hibur saya”. WWHK6F06_293-295 “Pengen emosi terus kalo liat orangnya. Intinya udah males
sama dia. Pokoknya udah berpikir yang negatif-negatif sama dia”. WWHT6F07_357-359
“Ya masih ada rasa kecewa walaupun sedikit mbak. soalnya kejadian itu buat aku malu dan sakit hati”.
WWHT6F09_371-372 Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga
dilihat dalam hasil significant other: “Dampaknya ya temannya kesal mbak kalo dia diemin gitu.
Apalagi kalo murung, temannya jadi takut mendekati dia. Cuma kadang ada yang usil gangguin dia pas lagi murung”.
WPTT6F01_043-046 “Ya dia dijauhi temannya mbak”. WPTT6F02_052
58
“Dampaknya kita jadi takut buat dekat sama dia jadi didiemin aja. Nanti juga kalo dia mulai baikan ya kayak
biasa lagi”. WTW6F01_015-017 “Ya kalo sedih kan dia murung trus diem aja. Ya mereka
juga bingung trus diemin dia juga mbak. kayak nggak mendekati dia dulu. Tapi ada juga yang me
nghibur dia”. WPTW6F01_026-029
dan kutipan hasil observasi: “Teman responden terlihat kurang nyaman ketika
responden bersikap kurang baik kepadanya”. OT0052017 “Ketika sedih responden menyendiri, menangis,
menulis diari. Dengan begitu responden menjadi lebih tenang”. OW0072017
Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi negatif
responden Tria adalah responden lebih menjauhi teman yang tidak disukainya, ada juga teman yang menajuhi responden Tria karena
sikapnya, terkadang responden merasa bersalah atas perbuatan yang dilakukannya, responden pernah merasa iri kepada teman-
temannya yang masih memiliki orang tua. Sedangkan responden Wati lebih menyendiri, menangis, terkadang teman responden
merasa kesal terhadap sikap responden Wati, responden Wati juga memiliki pikiran yang negatif tentang temannya karena perbuatan
temannya tersebut. g.
Cara mengatasi dampak negatif dari pola ekspresi emosi negatif. Cara responden mengatasi dampak negatif dari pola ekspresi
emosi negatif beragam. Responden Tria mencoba memaafkan temannya, responden Tria juga berusaha menghibur diri ketika
59
sedang sedih, responden juga menceritakan masalahnya kepada sang kakak agar responden mendapat solusi. Hal ini dapat dilihat
dari kutipan hasil wawancara dengan responden. “Iya mba. Aku coba memaafkan”. TWHP7G01_054
“Ya aku diajak kepantai mbak sama temanku waktu aku sedih itu. Ngilangin rasa marah dan sedih”.
TWHP7G02_145-146 “Ya paling aku diem aja mba, trus kekamar yang lain cari
temen yang lain, atau beli ekrim, jajan”. TWHP7G03_152- 153
“Ya susah mbak. Aku menjauh dari mereka, trus aku diemin juga mereka. Waktu itu mulai berkurang waktu mereka
minta maaf, trus mbak aku kasi nasehat sama aku”. TWHK7G04_277-280
Responden mulai mampu memaafkan temannya dan menceritakan masalahnya kepada sang kakak dan mendengarkan
saran dari sang kakak. Seperti yang diutarakan oleh responden: “Awalnya susah mbak. Tapi lama-lama aku mulai
memaafkan mereka”. TWHK7G05_282-283 “Awalnya aku curhat sama mbak M, bilang kalo aku nggak
suka si L udah merebut dia dari aku. Trus mbak M suruh diemin trus suruh aku minta maaf aja walaupun yang salah
bukan aku tapi aku suruh minta maaf biar akur jadi teman. Tapi udah minta maaf dan jadi teman to, trus dia ntar
ngulangin lagi mbak. aku udah mencoba baikan sama dia
tapi dianya kayak gitu lagi”. TWHT7G06_421-428 Responden Wati lebih mendoakan orang tuanya yang sudah
tidak ada walaupun responden merasa kehilangan dan sangat bersedih, responden berusaha memaafkan temannya. seperti yang
diutarakan oleh responden: “Iya mbak, saya juga mendoakan biar tenang”.
WWHP7G01_072 “Kalo marah bisa dikontrol, tapi kalo sedih masih sedikit.
Untuk yang sedih belom bisa mbak perlu latihan”. WWHP7G03_147-149
60
“Iya mbak aku maafkan, karena dia juga udah minta maaf sama aku”. WWHK7G04_261-262
“Biar bisa maafin dia itu, aku diam dulu. Ntah berapa lamanya pokoknya diam dulu trus kalo udah siap baru
ngobrol lagi. Ngobrol itu kok bisa kayak gini. Kan dia jelasin, yaudah aku bisa maafin. Walaupun belum
sepenuhnya”. WWHT7G06_365-369 Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga
dilihat dalam hasil significant other: “Dia biasanya curhat dulu sama mbaknya trus baru dia
selesain masalahnya”. WTT7G01_021-022
“Ya setau aku mbak dia curhat sama teman dekatnya yang disekolah, trus dia lebih menyendiri biar menenangkan diri
kalo lagi sedih gitu”. WTW7G01_026-028 “Ya nari juga kayaknya mbak, dia isi kegiatan nari biar dia
gak terlalu sedih”. WTW7G02_030-031 “Dia biasanya curhat sama pengasuh, trus tulis di buku diari
atau nggak isi kegiatan menari di sekolah”. WPTW7G01_032-034
dan kutipan hasil observasi:
“Responden mulai memaafkan teman yang dijauhinya”. OT0092017
“Ketika sedih responden menyendiri, menangis, menulis diari. Dengan begitu responden menjadi lebih
tenang”. OW0072017 Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan
bahwa cara responden mengatasi dampak negatif dari pola ekspresi emosi negatif berbeda. Responden Tria menghibur diri dengan
bermain bersama temannya ketika responden sedang sedih, responden mencoba memaafkan temannya walaupun awalnya
sedikit sulit, responden juga selalu menceritakan masalahnya kepada sang kakak agar mendapat solusi. Sedangkan responden
Wati mengatasi dampak negatif dari pola ekspresi emsoi negatif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dengan berdoa, berdiam diri, mencoba memaafkan temannya yang berbuat salah kepada responden.
h. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi anak yatim
piatu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi anak
yatim piatu beragam. Pada responden Tria memiliki banyak teman membuatnya lebih senang, berada dirumah membuat responden
lebih senang karena bisa dekat dengan keluarga, tetapi di panti responden juga senang karena bisa dekat dengan sang kakak. Ada
salah satu faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi negatif responden Tria yaitu ketika salah satu temannya yang responden
anggap selalu berusaha mendekati orang-orang terdekat responden, perasaan tidak suka muncul. Hal ini dapat dilihat dari kutipan hasil
wawancara dengan responden. “Dirumah mba. Banyak temen, deket sama orang tua, bisa
jalan kemana- mana, kalo di panti agak terbatas”.
TWHP8H01_002-004 “Di panti itu senang karena bisa dekat sama mba aku, bisa
dekat sama mba-mba yang baik disini, yang paling dekat kayak mba Siska, mba Amel, mba Lia. Itu yang aku paling
deket dan buat aku senang disini”. TWHP8H02_020-024 “Ada mba, jadi si L itu emang banyak musuhnya dan
banyak yang ga suka sama dia. Soalnya dia suka merebut milik orang lain. Misalnya aku dekat sama mba Siska, trus
dia ikut-
ikutan dekat sama mba Siska”. TWHP8H03_028- 032
Faktor lain yang mempengaruhi pola ekspresi emosi responden Tria yaitu ketika kehilangan orang yang disayang yaitu
orang tua responden. Seperti yang diutarakan oleh responden: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
“Yang dirumah ada mba. Ketika saya SD kelas tiga saya ditinggal mama meninggal. Sedih banget. Biasanya ada
yang manjain, terus ada yang ajak jalan kemana-mana terus
gak ada”. TWHP8H04_081-084 “Ya waktu mama meninggal mbak menyedihkan sekali. aku
merasa nggak ada lagi yang sayang sama aku. Tapi waktu aku sedih teman-teman aku ngajak kepantai jadinya sedih
aku hilang. Trus akhirnya aku merasa masih ada yang
sayang sama aku”. TWHT8H16_357-361 Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi positif
responden juga ketika memiliki teman dan bisa bermain bersama teman-teman, ketika diperhatikan oleh orang terdekat. Seperti yang
diutarakan oleh responden: “Di rumah, banyak teman, terus bisa kemana-mana”.
TWHP8H07_161 “Iya mba senang banget, itu terakhir kali dirayakan bareng
temen- temen. Trus didoakan juga waktu itu”.
TWHP8H08_183-184 “Yang buat aku senang? Itu ketika aku main sama teman-
teman aku kepantai trus disini aku bisa dekat sama mbak- mbak di panti. Itu tu buat aku ki bahagia mbak. Bisa dekat
sama orang
aku merasa disayang”. TWHK8H09_190-194 “Yang buat aku senang ketika aku sama teman-teman
piknik ke pantai baron setelah menang lomba terus mampir kerumah aku trus tak kenalin sama keluargaku. Trus aku
senang karena teman-teman pada tau sama suster dengan
keluarga aku”. TWHT8H15_337-341 Ketika orang terdekat responden lebih dekat dengan orang
lain maka responden merasa tidak suka dan ketika responden mendapat nilai sekolah yang rendah dan merasa sedih karena
belum bisa membahagiakan orang terdekat karena nilai rendah. Seperti yang diutarakan oleh responden:
“Karena hanya aku yang boleh diperhatiin sama mbak aku. Kan aku cuma punya dia, mereka punya keluarga banyak.
Aku nggak ada lagi. Kalo mbak aku dekat sama mereka
nanti aku sama siapa?”. TWHK8H10_245-248 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
“Iya punya mbak, tapi kan mbak aku gak boleh lebih deket sama orang lain. Kan beda mbak”. TWHK8H11_251-252
“Ya yang saya punya cuma dia, yang ngerti dan sayang sama saya juga Cuma dia. Apalagi setelah saya tidak punya
orang tua lagi, hanya mbak yang saya punya”.
TWHK8H13_300-303 “Dia suka mau merebut orang-orang yang dekat sama aku
mbak. jadi kalo aku dekat sama mbak ini dia juga mau dekat-dekat. Benci deh pokoknya mbak. ntar aku dekat
sama mbak M dia juga dekat-dekat trus ntar kalo aku dekat
orang lain dia ikutan terus”. TWHT8H17_367-371 Responden Wati senang ketika bisa berada di panti karena
belajar menghargai orang lain, bisa bergabung dengan berbagai agama, dan bisa ketemu teman-teman berbagai daerah. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pola ekspresi positif responden Wati juga ketika bisa menyalurkan bakat yang dimilki seperti menari,
responden senang ketika memiliki banyak teman. Ada salah satu faktor yang mempengaruhi pola ekspresi negatif responden Wati
yaitu ketika kehilangan orang yang disayang atau kehilangan orang tua dan responden Wati merasa sedih. Hal ini dapat dilihat dari
kutipan hasil wawancara dengan responden. Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi responden Wati ketika bisa
tinggal di panti dan banyak hal yang responden dapatkan, ketika responden mampu menyalurkan bakat yang dimiliki, ketika
responden memiliki banyak teman membuat responden senang. Seperti yang diutarakan oleh responden:
“Kalo kejadian yang menyenangkan waktu disini tu, waktu SMP ya nari di pernikahan bu Nana trus nari di Gunung
Gambar, abis nari di Gunung Gambar dapat job lagi tu main
jatilan”. WWHP8H02_011-014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
“Kalo kejadian yang sedih itu waktu sudah di panti itu kelas satu SMP, mama meninggal terus belum sempat minta
maaf. Itu yang paling menyedihkan”. WWHP8H03_056-
058 “Yang buat saya bahagia mbak? Ya itu, saya bisa ikut nari
mbak dan mengisi acara dengan menari. Senang deh mbak”. WWHK8H06_159-161
“Ya baik mbak. Mau berteman sama aku. Jadi kalo aku tu ada masalah mereka bantuin. Misalnya aku berantem sama
teman panti, mereka yang dengerin curhatan aku ”.
WWHK8H08_193-196 “Kejadian senang sih pasti nari mbak. Bisa
mengembangkan bakat
nari itu
senang banget
”. WWHT8H14_378-380
Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi negatif saat kehilangan orang tua, dan kejadian yang responden tidak suka
ketika ada masalah dengan temannya. seperti yang diutarakan oleh responden:
“Kalo kejadian yang sedih itu waktu sudah di panti itu kelas satu SMP, mama meninggal terus belum sempat minta
maaf. Itu yang paling menyedihkan”. WWHP8H03_056-
058 “Waktu teman ada ngomong yang enggak-enggak tentang
aku”. WWHP8H04_096-097 “Sedih kan waktu mama meninggal mbak. udah nggak ada
lagi orang tua. Waktu itu sedih banget mbak”. WWHK8H09_221-223
“Buat marah ada mbak. waktu temenku menceritakan tentang
aku ke
orang lain
yang jelek-
jelek”. WWHK8H10_239-241
“Kalo yang kesal itu pada saat ada acara sama frater itu, suruh menulis pendapatnya itu teman-temannya itu gimana.
Lah saat itu temenku bilang kalo aku omong kosong padahal kalo dia curhat itu sama aku terus dari awal sampai
akhir kok bisa bilang kayak gitu. Itu paling kesel”. WWHT8H13_330-335
Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga dilihat dalam hasil significant other. Menurut significant other
yang merupakan teman dan pengasuh, repsonden Tria cenderung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
tidak suka ketika orang yang dekat dengannya lebih dekat dengan orang lain, dan ketika diganggu oleh temannya. responden Tria
senang ketika temannya dekat dengannya dan memiliki teman baru, responden Tria juga senang ketika bisa dengan dengan sang
kakak di panti. Seperti yang diungkapkan oleh significant other: “Ya yang aku tau mbak dia gak suka ada orang lain yang
dekat sama mbaknya. Hanya dia doang yang boleh dekat s
ama mbaknya”. WTT8H01_027-029 “Nggak ada sih mbak. ya yang paling dia nggak suka itu
kalo orang yang dia dekat trus didekati sama orang lain mbak. trus kaya
k iri gitu”. WPTT8H01_024-026 “Siapa yang dia sayang nggak boleh didekati sama orang
lain”. WPTT8H02_028-029 “Apa ya mbak. kayaknya sih ya Cuma itu. Orang yang dia
sayang nggak boleh diambil orang atau didekati orang melebihi dia yang dekat sama mbaknya misalnya. Trus dia
nggak
suka digangguin”.
WPTT8H03_032-037 “Ya di gangguin waktu belajar atau diajak bicara waktu lagi
sedih mbak”. WPTT8H04_039-040 Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi positif
responden Wati ketika mampu menyalurkan bakat yang dimiliki, dan faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emsoi negatif saat
responden mengingat orang tua yang sudah tidak ada. Seperti yang diungkapkan oleh significant other:
“Yang buat senang kayaknya nari gitu mbak, trus nggak tau mbak. kalo nilai dia bagus dia senang
mbak”. WTW8H01_042-044
“Yang buat dia senang setau aku ya mbak, kalo ikut tampil nari trus ngisi acara
”. WPTW8H01_008-009 “Yang aku tau sih, yang buat dia sedih kalo ingat-ingat
orang tuanya yang udah meninggal”. WPTW8H02_020- 021
dan kutipan hasil observasi: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
“Responden tidak menyukai salah satu temannya dan cenderung menjauhinya”. OT0022017
“Sangat senang mengikuti kegiatan menari meskipun sedang berpuasa”. OW0052017
Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi kedua
responden beragam. Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi positif responden Tria ketika memiliki teman dan bisa
bermain bersama teman-teman, ketika diperhatikan oleh orang terdekat. Responden Tria senang ketika memilki teman dan
diperhatikan orang-orang terdekatnya. Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi negatif responden Tria ketika orang terdekat
lebih dekat dengan temannya atau orang lain, ketika kehilangan orang tua, hal tersebut yang mempengaruhi pola ekspresi emosi
responden Tria. Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi positif responden Wati ketika bisa tinggal di panti dan banyak hal
yang responden dapatkan, ketika responden mampu menyalurkan bakat yang dimiliki, ketika responden memiliki banyak teman
membuat responden
senang. Sedangkan
faktor yang
mempengaruhi pola ekspresi emosi negatif responden saat kehilangan orang tua dan ketika ada masalah dengan temannya. hal
tersebut yang mempengaruhi pola ekspresi emosi responden. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
67
B. Pembahasan